Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN NIFAS DI RUANG OBSTETRI

RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR

DI SUSUN OLEH :
AYU APRY MULIYANTY
1901060251

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
LAPORAN PENDAHULUAN NIFAS DI RUANG OBSTETRI
RUMAH SAKIT UMUM Dr. SAIFUL ANWAR

Nama Mahasiswa : Tanggal Praktik :

NIM : Ruangan :

A. Definisi Nifas

Masa nifas adalah suatu periode pertama setelah kelahiran, periode ini
tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 minggu sampai 6 minggu.
walaupun merupakan masa yang relatif tidak kompleks dibandingkan dengan
kehamilan, nifas ditandai oleh banyak perubahan fisiologis. Beberapa dari
perubahan tersebut dapat menyebabkan komplikasi yang serius (Cunningham
Gary, 2012).

Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu


kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (Mitayani, 2011).

Masa puerpenium (nifas) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
kira-kira 6-8 minggu. Akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya ada kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sitti saleha, 2009). Masa nifas
/ puerpenium dibagi menjadi 3 periode :

1. Puerpenium dini : Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan


berjalan-jalan.

2. Puerpenium intermedial : kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang


lamanya 6-8 minggu.

3. Remote puerpenium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat


sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi : waktu sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
B. Etiologi

Menurut (Dewi Vivian, Sunarsih, 2013), Etiologi post partum dibagi


menjadi dua, yaitu :

1. Post partum dini

Post partum dini adalah atonia uteri, laserasi jalan lahir, robekan jalan
lahir dan hematoma.

2. Post partum lambat

Post partum lambat adalah tertinggalnya sebagian plasenta, ubinvolusi


didaerah insersi plasenta dari luka bekas secsio sesaria.

C. Perubahan Fisiologis

1. Involusi Uterus

Involusi adalah proses kembalinya uterus kedalam keadaan sebelum


hamil setelah melahirkan. Proses ini segera setelah pascapartum, berat uterus
menjadi 1.000 gr. Selama masa nifas, dua hari setelah melahirkan uterus
mulai berinvolusi. Sekitar 4 minggu setelah melahirkan uterus kembali ke
ukuran sebelum hamil (Dewi Vivian & Sunnarsih, 2013). Proses involusi
uterus adalah sebagai berikut :

a. Iskemia miometrium

Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus.

b. Autolisis

Autolisis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang


terjadi didalam otot uterus.

c. Efek oksitosin

Oksitosisn menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi


otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang
mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus.
Tabel Involusi uterus

No Waktu TFU Konsistensi After Pain Kontraksi


1 Segera setelah lahir Pertengahan simpisis Terjadi
dan umbilikus
2 1 jam setelah lahir Umbilikus Lembut
3 12 jam setelah lahir 1 cm diatas pusat
4 setelah 2 hari Turun 1 cm/hari Berkurang

2. Involusi Tempat Plasenta

Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan


permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan
cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2 sebesar 3-4 cm dan pada
akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas. Pada permulaan
nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh trombus (Sitti saleha, 2009).

Pengeluaran lengkap tempat perlekatan plasenta memerlukan waktu


sampai 6 minggu. Jika terjadi gangguan pada proses ini, dapat terjadi
perdarahan pada puerperal awitan lambat. Segera setelah melahirkan,
kemudian ukuranya mengecil dan secara cepat dalam waktu satu jam
(Cunningham Gary, 2012).

3. Perubahan Pada Servik dan Vagina

Pada servik terbentuk sel-sel otot terbaru, karena adanya kontraksi dan
retraksi, segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa
hari , struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar
dan tampak bercelah. Vagina meregang pada waktu persalinan namun lambat
laun akan mencapai ukuran yang normal. Nampak berubah kembali pada 3
minggu, kembali mendekati ukuran seperti tidak hamil dalam 6-8 minggu,
bentuk ramping lebar dan produksi mukus normal dengan ovulasi

4. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan


mempunyai reaksi basa, lochea mempunyai bau amis meskipun tidak
terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita.
Komposisi lochea adalah jaringan endometrial, darah dan limfe. Lochea
mengalami perubahan karena proses involusi. Tahap lochea yaitu :

a. Loche rubra (Merah)


Lochea ini muncul pada hari pertama hingga hari ketiga masa
post partum. Warnanya merah dan mengandung darah dari luka
plasenta dan serabut.

b. Lochea sanguinolenta (merah kuning)

Lochea ini berwarna kuning berisi darah dan lendir,


pengeluaranya pada hari ketiga sampai kelima post partum.

c. Lochea serosa (Pink kecoklatan)

Lochea ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan.


Warnanya kekuningan atau kecoklatan terdiri atas sedikit darah dan
lebih banyak serum.

d. Lochea alba (Kuning putih)

Lochea ini muncul lebih dari hari ke 10. warnanya lebih pucat,
putih kekuningan, lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir
servik dan serabut jaringan yang mati.

Lochea terus keluar sampai 3 minggu. Bau normal seperti menstruasi,


jumlah meningkat saat berdiri. Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

5. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada ibu menyusui dimulai 12 minggu rata-rata 18


minggu postpartum. Menstruasi pada ibu post partum tergantung dari
hormon prolaktin. Apabila ibu tidak menyusui menstruasi mulai pada
minggu ke 6 sampai dengan minggu ke 8. Menstruasi mungkin tidak
terlambat, dibutuhkan salah satu jenis kontrasepsi untuk mencegah
kehamilan.

6. Perubahan Pembuluh Darah Rahim

Dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh darah yang


besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah
yang banyak, maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.

7. Dinding Perut dan Peritonium

Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena tegang begitu lama,
tetapi biasanya pulij kembali dalam waktu 6 minggu.

8. Nyeri Setelah Melahirkan


Setelah melahirkan uterus tetap berkontraksi dengan kuat pada interval
dan menimbulkan nyeri, yang mirip dengan nyeri pada saat persalinan.

9. Saluran Kencing

Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi


dan menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pylem kembali normal
dalam 2 minggu.

10. Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran


seperti tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar,
produksi mukus normal dengan ovulasi.

11. Perineum

Episiotomi Penyembuhan dalam 2 minggu. Laserasi

TK I : Kulit dan strukturnya dari permukaan sampai dengan otot

TK II : Meluas sampai dengan otot perineal

TK III : Meluas sampai dengan otot spinkter

TK IV : Melibatkan dinding anterior rektal

12. Laktasi

Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum.
Colostrum adalah cairan kuning yang mengandung banyak protein dan
garam.

13. Sistem Endokrin

a. Hormon Plasenta

HCG (-) pada minggu ke-3 post partum, progesteron plasma tidak
terdeteksi dalam 72 jam post partum normal setelah siklus menstruasi.

b. Hormon pituitari

Prolaktin serum meningkat terjadi pada 2 minggu pertama, menurun


sampai tidak ada pada ibu tidak menyusui FSH, LH, tidak ditemukan
pada minggu I post partum.

14. Sistem Kardiovaskuler


a. Tanda-tanda vital

Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena


dehidrasi pada awal post partum terjadi bradikardi.

b. Volume darah

Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4


minggu Persalinan normal : 200 – 500 cc, sesaria : 600 – 800 cc.

c. Perubahan hematologik

Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.

d. Jantung

Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.

15. Sistem Respirasi

Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan


asambasa kembali setelah 3 minggu post partum.

16. Sistem Gastrointestinal

a. Mobilitas lambung menurun sehingga timbul konstipasi.

b. Nafsu makan kembali normal.

c. Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.

17. Sistem Muskuloskeletal

Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.

D. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologi masa nifas menurut Reva- Rubin terbagi menjadi dalam
3 tahap yaitu:
1. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal ini
dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak memerlukan hal-
hal yang romantis, masing-masing saling memperhatikan bayinya dan
menciptakan hubungan yang baru.
2. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk menguasai
ketrampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu berkosentrasi pada
pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air kecil atau buang air
besar.
3. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu
mengambil tanggung jawab terhadap bayi. Sedangkan stres emosional
pada ibu nifas kadang-kadang dikarenakan kekecewaan yang berkaitan
dengan mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola
tidur terganggu. Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana
terjadi pada hari ke 3-5 post partum.

E. Tujuan Perawatan Masa Nifas

Dalam masa nifas ini penderita memerlukan perawatan dan


pengawasan yang dilakukan selama ibu tinggal di rumah sakit maupun setelah
nanti keluar dari rumah sakit. Adapun tujuan dari perawatan masa nifas adalah
(Doenges, M.E. 2010):
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehrnsif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan
perawatan bayi sehat.

4. Untuk mendapatkan kesehatan emosi.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Kondisi uterus: palpasi fundus, kontraksi, TFU.


2. Jumlah perdarahan: inspeksi perineum, laserasi, hematoma.
3. Pengeluaran lochea.
4. Kandung kemih: distensi bladder.
5. Tanda-tanda vital: Suhu 1 jam pertama setelah partus, TD dan Nadi terhadap
penyimpangan cardiovaskuler.

G. Penatalaksanaan

Pada post partum normal dengan bayi normal tidak ada penatalaksanaan
khusus. Pemberian obat obatan hanya diberikan pada ibu yang melahirkan
dengan penyulit, terutama pada ibu anemia dan resiko infeksi dengan pemberian
anti biotic dan obat-obat roboransia seperti suplemen vitamin, demikian juga
pada bayi obat-obatan biasanya diberikan untuk tindakan profolatif, misalnya vit
K untuk mencegah perdarahan, antibiotik untuk mencegah infeksi.

H. Tanda – Tanda Bahaya

Ibu nifas dan keluarga harus mendatangi tenaga kesehatan jika


ditemukan tanda – tanda bahaya masa nifas seperti berikut ini (Winkjosastro,
2011) :
1. Perdarahan Pervaginam.
2. Sakit kepala yang hebat
3. Pembengkakan di wajah, tangan dan kaki
4. Payudara yang berubah merah, panas, dan terasa sakit
5. Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami
infeksi.
6. Infeksi Bakteri
7. Demam, muntah dan nyeri berkemih.
8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
9. Kram perut dan rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.
10. Merasa sangat letih atau napas terengah – engah.
I. Masalah Pada Masa Nifas

1. After pain/ kram perut


Rasa nyeri/mules pada perut akibat kontraksi uterus yang terjadi setelah
plasenta
2. Nyeri perineum
Rasa nyeri pada perineum akibat trauma pada persalinan pervaginm atau
karena adanya jahitan robekan perineum
3. Gangguan BAB
Gangguan BAB dapat terjadi selama kehamilan mengalami hemoroid
karena mengalami konstipasi dan pengeluran cairan saat persalinan terlalu
banyak sehingga cairan dalam tubuh berkurang yang dapat menyebabkan
kekurangan cairan/serat dalam proses pencernaan sehingga mengganggu
proses BAB.
4. Nyeri pada payudara
Nyeri pada payudara disebabkan karena adanya pembesaran payudara
akibat adanya produksi Asi dan disebabkan karena malas menyusui sehingga
payudara terasa penuh dan tegang
5. Gangguan BAK
Gangguan BAK dapat teratasi karena kepala bayi terlalu lama menekan
PBP (pintu Bawah Panggul) kandung kemih dan adanya trauma jalan lahir.

J. Kunjungan Pada Masa Nifas

1. Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk:


a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b. Medeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan merujuk apabila
perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia.
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau sampai
ibu dan bayi dalam keadaan stabil 2.
2. Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk:
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan ke-3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan ke-4 (6 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk:
a. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
b. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.

K. Perawatan Masa Nifas

1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan
kiri untuk mencegah terjadinya thrombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperboleh duduk, hari ke-3 jalan-jalan dan hari 4-5 sudah diperbolehkan
pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, beergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-
makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-
buahan.
3. Miksi
Hendaknya kencing dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung
kemih penuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Buang air besar, harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit
buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berat leras dapat diberikan
laksan peroral atau per rektal
5. Perawatan payudara
- Dimulai sejak wanita hamil supaya paling susu lemas, tidak keras dan
kering sebagai persiapan untuk menyusui bayi
- Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan bayinya karena sangat baik
untuk kesehatan bayinya.
6. Laktasi
Disamping ASI merupakan makanan utama bayi yang tidak ada
badingannya, menyusun bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih
sayang antara ibu dan anak.
Daftar Pustaka

Cunningham Gary, 2012. Obstetri Williams. Jakarta: Buku Kedokteran : EGC

Cardenito, L.J. 2012. Buku Saku Doagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.

Dewi Vivian N.L & Sunarsih, Tri. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta:
Selemba Medika

Doenges, M.E. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan Maternal Edisi 3.Jakarta : EGC

Helen Farrer, 2011. Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC

Mitayani. (2011). Asuhan keperawatan maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Saleha, Siti. 2009. Asuhan kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai