Anda di halaman 1dari 24

Bahasa Indonesia

Dr. Subardi Agan, M.Pd


Email:
subardiagan@gmail.com
subardiagan@yahoo.co.id
(bisa jg dg fb, wa, twitter, web)

Masalah dalam
Ber-bahasa Indonesia

Adakah kesulitan yang kita hadapi


dalam berbahasa Indonesia?

Mengapa kesulitan itu muncul?

Bagaimana kita menghadapi


kesulitan itu?

Perkembangan Bahasa Indonesia


• Bahasa Melayu adalah bahasa yang kemudian
diangkat dan dinamakan sebagai bahasa
Indonesia. Sejak abad VII, bahasa Melayu
telah berpengaruh luas sampai ke tingkat Asia
Tenggara seiring dengan kejayaan kerajaan
Sriwijaya. Sekitar abad XIV bahasa Melayu
juga berkembang bersamaan dengan
penyebaran agama Islam dan juga Nasrani di
wilayah Nusantara.
Perkembangan Bahasa Indonesia
• Juga kolonialis Belanda, tidak dapat
menghindari penggunaan bahasa Melayu
karena sudah digunakan secara luas. Antara
lain melahirkan Ejaan van Ophuysen tahun
1901 sebagai ejaan resmi bahasa Melayu.
Tahun 1908 juga penting bagi perkembangan
bahasa Melayu terutama dengan ditandai
didirikannya Komisi Bacaan Rakyat (Dr. GAJ
Hazeu) serta berdirinya Boedi Oetomo

Perkembangan Bahasa Indonesia


• Puncak dari itu semua adalah peristiwa
Kongres Pemuda yang melahirkan Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Pada
pernyataan yang ketiga disebut bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Perubahan eksplisit dari bahasa Melayu
menjadi bahasa Indonesia ini disebut juga
sebagai kelahiran bahasa Indonesia.

Perkembangan Bahasa Indonesia


• Pada masa pendudukan Jepang dengan
dilarangnya penggunaan bahasa Belanda,
lebih memposisikan bahasa Indonesia. Antara
lain dengan didirikannya Komisi Bahasa
Indonesia yang tugas utamanya menyusun
norma-norma bahasa Indonesia. Sampai
akhirnya ketika merdeka, dalam UUD 45 pasal
36 bab XV ditegaskan bahasa Indonesia
adalah bahasa Negara.
Pengguna Bahasa Indonesia
• Situasi penutur bahasa di Indonesia adalah
dwibahasawan, yaitu orang yang menguasai dua
bahasa atau lebih. Hal ini menyebabkan variasi
penggunaan bahasa Indonesia. Latar belakang
bahasa daerah mempengaruhi penggunaan bahasa
Indonesia, bahasa daerah di Indonesia jumlahnya
ratusan memiliki ciri khasnya masing-masing.
Penggunaan bahasa Indonesia menjadi beragam
sesuai dengan latar belakang bahasa ibu.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa

• Bahasa memiliki kedudukan & fungsi dalam


masyarakat. Bahasa merupakan sarana komunikasi.
Antar manusia berkomunikasi dengan bahasa:
1) untuk bertukar informasi dan juga
2) untuk memelihara dan memantapkan hubungan
sosial.
• Dalam skala luas sebagai sarana penting ekspresi
budaya. Budaya diciptakan dengan bahasa, ilmu
pengetahuan direkam dan dikembangkan
menggunakan bahasa. Bahasa: salah satu bagian inti
kebudayaan.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa

• Bahasa dan pikiran sering identik. Bahasa


cermin ide masyarakat yang bersangkutan.
Secara individu, penggunaan bahasa
mencerminkan pola pemikiran seseorang.
Bahasa yang mudah dipahami = pemikiran juga
mudah dipahami. Kenyataannya kita berpikir
pun menggunakan bahasa!
Kedudukan dan fungsi bahasa
Indonesia
• B. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, berfungsi:
• 1) sebagai bahasa resmi kenegaraan,
• 2) sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan;
• 3) sebagai bahasa perhubungan formal tingkat
nasional;
• 4) sebagai alat pengembangan budaya dan
IPTEKS.

Kedudukan dan fungsi bahasa


Indonesia
• B. Dalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, berfungsi:
• 1) sebagai bahasa resmi kenegaraan,
• 2) sebagai bahasa pengantar di lembaga
pendidikan;
• 3) sebagai bahasa perhubungan formal tingkat
nasional;
• 4) sebagai alat pengembangan budaya dan
IPTEKS.

Catatan
• Bangsa kita patut bersyukur memiliki bahasa nasional
sebagai bahasa pemersatu. (bangsa dengan berbagai
latar belakang suku, memiliki ratusan bahasa daerah)
• Pada mulanya pengguna bahasa Jawa termasuk yang
paling banyak, tetapi sebarannya lebih luas bahasa
Melayu. Pemilihan dan persetujuan penggunaan
bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu
adalah jiwa besar semangat persatuan bangsa.
Bandingkan dengan Filipina atau India! (Bahasa Melayu
lebih simpel).
Ragam Bahasa

Ragam: Macam (-Macam)

Realitas dan Penyebab


 Kenyataan: dalam penggunaan sebuah bahasa
selalu terdapat perbedaan. Sebuah bahasa
memunculkan penggunaan yang bermacam-
macam. Bahkan perbedaan itu bisa muncul
karena setiap individu sebagai penggunanya
memiliki ciri khas berbahasa.
 Penyebab ragam bahasa, antara lain perbedaan:
1) usia, 4) profesi,
2) wilayah, 5) individu,
3) suasana, 6) media penyampai

A. Ragam Bahasa Berdasar Usia


1. Ragam Bahasa Anak: terutama ditandai
kosa kata, bunyi serta struktur kalimat
2. Ragam Bahasa Remaja: terutama
diwarnai penggunaan kosa kata (yang
dianggap menyimpang oleh orang dewasa)
3. Ragam Bahasa Dewasa: penggunaan
bahasa yang konvensional sebagaimana
digunakan dalam kehidupan sehari-hari pada
umumnya
B. Ragam Bahasa Berdasar Wilayah

 Dialek adalah penyebutan penggunaan


bahasa yang khas dalam lingkup wilayah
tertentu. Dialek ini terutama ditandai
dengan kosa kata dan intonasi.

C. Ragam Bahasa Berdasar Suasana


Suasana antara lain disebabkan hubungan
antar pengguna bahasa. Ragam bahasa ini
terutama ditandai dengan kelengkapan
unsur-unsur atau kebakuan bahasanya.
* Ragam Bahasa Akrab
1. Ragam Bahasa Santai
2. Ragam Bahasa Casual
3. Ragam Bahasa Resmi
* Ragam bahasa Beku

D. Ragam Bahasa Berdasar Profesi


1. Ragam Bahasa Militer
2. Ragam Bahasa Olah raga
3. Ragam Bahasa Seni
4. Ragam Bahasa Kesehatan
5. Ragam Bahasa Akademik
6. … dan yang lain
Ragam bahasa ini terutama ditandai dengan
penggunaan kosa kata yang kadang hanya
dipahami di kalangan profesi tersebut.
E. Ragam bahasa Berdasar Individu
 Ideolek adalah ciri khas penggunaan oleh
individu. Ragam bahasa ini terutama ditandai
dengan:

1. Intonasi
2. Kosa kata
3. Gestrure dan Ekspresi

F. Ragam Bahasa Berdasar Media Penyampai

Media penyampai yang dimaksud adalah: alat ucap


manusia atau lambang-lambang visual … Ragam
ini terutama dibedakan menjadi dua:
1. Ragam Bahasa Lisan
2. Ragam Bahasa Tulis
Pembeda utamanya adalah kelengkapannya. Bahasa
lisan cenderung singkat dan tidak lengkap.
Sedangkan bahasa tulis dituntut lengkap karena
tidak didukung intonasi, ekspresi, dan gesture,
sebagaimana dalam bahasa lisan.

Ragam Bahasa Indonesia


 Berbahasa termasuk berbahasa Indonesia tidak
harus selalu menggunakan bahasa baku. Dalam
banyak situasi penggunaan bahasa dituntut
dengan ragam bahasa yang sesuai.
 Bahasa Indonesia memiliki ragam yang kaya
terutama karena perbedaan wilayah dan latar
belakang suku yang memiliki bahasa daerah
masing-masing. Ini menyebabkan keragaman
penggunaan bahasa Indonesia.
Keterampilan Berbahasa
• Di tengah masyarakat, orang belajar bahasa=
1) belajar tentang bahasa (teori, kaidah);
2) belajar ber-bahasa (untuk memperoleh atau
meningkatkan keterampilan berbahasa)
Sebagai keterampilan, berbahasa pun pada
dasarnya orang akan terampil bila
dipraktikkan atau dilatihkan secara memadai.

Empat Keterampilan Berbahasa


1) menyimak,
2) berbicara,
3) membaca, dan
4) menulis.
• Empat tahap dari keterampilan berbahasa itu
merupakan urutan:
• a) tahap pemerolehan
• b) banyaknya waktu
• c) tingkat kesulitan,

Keterampilan Berbahasa
Reseptif Ekspresif

Lisan
Menyimak Berbicara

Tulis
Membaca Menulis
Keterampilan
Membaca
Pengertian: Membaca adalah kegiatan untuk
memahami dan atau menghayati makna/arti
ungkapan dari lambang-lambang tertulis.

Jenis Membaca
M. Ekstensif
Membaca
Dalam Hati
M. Intensif

Hiburan

Serius

Membaca
Bersuara Indah

Teknis

Jenis Membaca

1. a) membaca dalam hati (juga disebut membaca


pemahaman)
b) membaca bersuara (melafalkan lambang-lambang
tertulis)

2. a) membaca ekstensif (membaca suatu materi secara


global, tidak terlalu detail)
b) membaca intensif (membaca suatu materi secara
detail/ teliti)
Jenis Membaca
3. a) membaca untuk memperoleh hiburan,
(misalnya untuk mengisi waktu luang)
b) membaca serius (membutuhkan konsentrasi
lebih dengan tujuan terkait dengan pengetahuan)

4. a) membaca indah (yang melibatkan rasa atau


emosi misal membaca puisi)
b) membaca teknis (yang sifatnya netral-rasional)

Langkah dalam Membaca


1. observasi untuk mencari informasi tentang bacaan
(antara lain judul bacaan, garis besar, kata pengantar
dst.)
2. menandai dan atau mencatat ide-ide pokok
dari bacaan
3. membuat pertanyaan untuk tiap bagian/ bab dari
bacaan untuk melatih/ membiasakan sikap kritis
terhadap bacaan
4. membuat ikhtisar atau rangkuman bacaan berisi
ide-ide pokok yang runtut

Syarat sebagai Pembaca


1. Bekal pengetahuan yang relevan dengan materi
bacaan, akan membantu proses pemahaman. Bila
tidak atau kurang memiliki bekal pengetahuan yang
relevan ini akan memperlambat atau sulit memahami
bacaan
2. Penguasaan bahasa: kosa kata, ungkapan, dan tata
bahasa harus dikuasai/ dipahami agar dapat
memahami isi bacaan dengan baik
3. Motivasi dan aspek psikologis lainnya: misal
kemampuan berkonsentrasi dsb
4. Kondisi fisik dan kecepatan pandangan mata
karena secara fisik membaca melibatkan kegiatan
mata.
Membaca sesuai tujuan
• Ada hubungan signifikan: tujuan membaca - teknik
membaca - hasil pemahaman.
• Tingkatkan kemampuan membaca:
a) sadari macam2 tujuan dan rumuskan;
b) sadari jenis bacaan;
c) tentukan strategi membaca.

Tingkatkan kecepatan Membaca:


1) biasakan membaca pada kelompok kata
2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca
3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau
kalimat
4) Cari kata-kata kunci
5) Abaikan kata tugas yang berulang
6) Bacaan berupa kolom: gerak mata ke bawah

Yang menghambat kecepatan


membaca

1) Menyuarakan yang dibaca, bergumam,


bersenandung
2) Membaca kata demi kata (bahkan huruf atau suku
kata
3) Menelusuri baris dengan alat tertentu
4) Menggerak-gerakkan anggota tubuh
5) Tidak konsentrasi
6) Berhenti lama di awal baris, kalimat, paragraf.
7) Meng-ulang2 bagian tertentu
Cara Cermat Menemukan Ide Pokok

• Paragraf terdiri dari kalimat-kalimat yang


lazimnya terdiri dari kalimat utama dan kalimat
penjelas.

• Ide pokok terdapat dalam kalimat utama setiap


paragraf.

• Letak ide pokok: a) di awal, b) di akhir, c) di awal


dan akhir, d) ide pokok secara implisit

Ide Pokok dalam Paragraf


• Penyusunan ide pokok dalam paragraf dibedakan
menjadi tiga yaitu :
1) deduktif,
2) induktif, dan
3) campuran.
Ide pokok : dalam kalimat topik.
Sedangkan kalimat-kalimat penjelas merupakan
penjelas atau pendukung ide pokok.

!) Paragraf Induktif
• __________________________________________________.
__________________________________________________________.
_________________________________________.__________________________
_____________.________(kalimat topik)_______________

2) Paragraf Deduktif
• ___________________________(kalimat topik_______________.
__________________________________________________________.
_________________________________________.__________________________
_____________._______________________

3) Paragraf Campuran
• _______________(kalimat topik____________________________
____________________________________________________________________
__________.________________________________________._________________
______________________.________(kalimat topik) _____ _________
• Pengembangan paragraf lazimnya
mengacu pada hal-hal berikut.

– Paragraf dikembangkan dengan alasan-alasan,


yang memperkuat penyampaian ide tersebut
(tertuang dalam kalimat-kalimat penjelas )
– Paragraf dikembangkan dengan contoh-
contoh, kebanyakan contoh ini merupakan hal
empiris/ nyata yang dapat merupakan
fenomena dari suatu konsep umum.

– Paragraf dapat dikembangkan dengan definisi


luas = arti atau pengertian yang dijabarkan dalam
beberapa kalimat.

– Paragraf yang dikembangkan dengan


perbandingan dapat dengan hal atau aspek yang
paralel maupun yang kontras. Tujuannnya tetap
untuk memperjelas ide pokok.

– Paragraf dapat juga dikembangkan dengan


penyebutan bagian/ unsur-unsur yang terkait.
(sehingga didapatkan gambaran lebih detail dan
lengkap suatu ide pokok)

Teknik Skiming
• Teknik skimming adalah membaca dengan kecepatan
tinggi untuk mendapatkan sesuatu yg diperlukan.

• Contoh:
*ketika mencari bacaan yang diperlukan di antara ratusan
bacaan;
*harus menemukan gagasan utama dari setiap buku;
*membaca ensiklopedi;
*mencari definisi, pendapat pakar dsb.
Langkah Skimming

• 1) tentukan tujuan
• 2) baca cepat halaman demi halaman,
• 3) jika ada alat bantu: manfaatkan, misal daftar isi,
indeks dsb,
• 4) jika ketemu yg dicari: baca dengan kecepatan
normal

PARAGRAF, KALIMAT,
DAN DIKSI
Paragraf

 Paragraf merupakan bagian dari kegiatan menulis


yang esensial.
 Penyusunan paragraf ini bermanfaat bagi penulis
maupun pembacanya:
1. Penyusunan paragraf-paragraf akan membantu
proses penuangan ide penulis.
2. Selain itu dengan adanya paragraf-paragraf maka
mempermudah proses pemahaman ide-ide pokok
oleh pembaca.

Kesatuan Bahasa dan Makna

 Pada dasarnya menulis adalah ”kegiatan


mengembangkan ide-ide ke dalam susunan
paragraf-paragraf.”

 Setiap paragraf harus memiliki kesatuan: makna


dan bahasa.
1. Kesatuan makna mengacu pada satu ide pokok
di dalamnya.
2. Kesatuan bahasa : antar kalimat maupun intra
kalimat
Kesatuan bahasa, ditandai:
 a. penggunaan kata-kata penghubung: dan lalu,
kemudian, setelah itu;
 b. pengulangan kata: suatu kata diulang dalam
kalimat yang sama atau di kalimat lain;
 c. penggunaan kata ganti: dia, kami, kalian, beliau,
mereka, itu, ini;
 d. kelompok kata yang digunakan untuk suatu
pokok pembahasan; topik tertentu selalu diwarnai
oleh penggunaan sekelompok kata misalnya:
piring, sendok, nasi untuk topik makan

(....Yang berikut ini sudah dibahas pada pokok bahasan


Membaca ......)
Perlu diperhatikan penyusunan ide dan penggunaan
bahasa intra maupun antar kalimat sehingga membentuk
paragraf-paragraf yang saling terkait.

 Penyusunan ide pokok dalam paragraf dibedakan menjadi


tiga yaitu :
1) deduktif,

2) induktif, dan

3) campuran.

Ide pokok : dalam kalimat topik.


Sedangkan kalimat-kalimat penjelas merupakan penjelas
atau pendukung ide pokok.
 Ide pokok paragraf tidak ada dalam salah
satu kalimat di paragraf bersangkutan.
Dengan memahami kalimat-kalimat dalam
paragraf tersebut akan didapatkan ide
pokoknya.
Contoh: untuk melukiskan suasana senja tidak
ada penyebutan suasana senja secara
langsung, tetapi semua kalimat
mengimajinasikan suasana senja yang
dimaksud oleh penulisnya. (Karya sastra
atau pelukisan sering dengan paragraf jenis
ini).

 Cara pengembangan paragraf dapat


mengacu pada hal-hal berikut.

 Paragraf dikembangkan dengan alasan-


alasan, yang memperkuat penyampaian
ide tersebut (tertuang dalam kalimat-
kalimat penjelas )
 Paragraf dikembangkan dengan contoh-
contoh, kebanyakan contoh ini merupakan
hal empiris/ nyata yang dapat merupakan
fenomena dari suatu konsep umum.

 Paragraf dapat dikembangkan dengan


definisi luas = arti atau pengertian yang
dijabarkan dalam beberapa kalimat.

 Paragraf yang dikembangkan dengan


perbandingan dapat dengan hal atau aspek
yang paralel maupun yang kontras.
Tujuannnya tetap untuk memperjelas ide
pokok.

 Paragraf dapat juga dikembangkan dengan


penyebutan bagian/ unsur-unsur yang
terkait. (sehingga didapatkan gambaran
lebih detail dan lengkap suatu ide pokok)
(***)
Kalimat
Di dalam kalimat ada kesatuan makna.
Berbeda dengan lisan, berapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan kalimat secara
tertulis sebagai berikut.
 Minimal kalimat terdiri dari unsur Subjek dan
Predikat,
Contoh kalimat yang tidak lengkap:
”Di kecamatan Ngancar mengadakan bakti sosial.”
Kalimat tersebut tidak memiliki subjek: Siapa yang
mengadakan bakti sosial?
 Penghematan kata (tidak menggunakan kata yang
tidak perlu)
Contoh:
”Dia naik ke atas”
”Buku ini mahal harganya.”

Variasi Kalimat
 Dalam menulis perlu ada susunan kalimat
yang bervariasi agar tulisan tidak monoton
atau tidak membosankan.
 Variasi ini bisa dengan pergantian jenis
kalimat, atau cara lain.
Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia
1. a. Kalimat berita,
b. Kalimat tanya,
c. Kalimat suruh
2. a. Kalimat aktif,
b. Kalimat pasif
3. a. Kalimat tunggal,
b. Kalimat majemuk (setara dan bertingkat)
4. Kalimat elipsis
5. Kalimat inversi.

Berdasarkan fungsi dalam


hubungan situasi
a. Kalimat berita: memberitakan sesuatu.
Ciri: tidak terdapat kata tanya, ajakan,
persilahan, dan larangan.
b. Kalimat tanya: menanyakan sesuatu.
Ciri: ada kata tanya.
c. Kalimat suruh: mengharapkan tanggapan
berupa tindakan. Kalimat suruh dibedakan: 1)
suruh sebenarnya, 2) persilahan, 3) ajakan, 4)
larangan

Tindakan subjek
 a. Kalimat Aktif:
kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan/
aktivitas.

 b. Kalimat Pasif:
kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan
Jumlah predikatnya
 a. Kalimat tunggal:
kalimat dengan satu predikat.
 b. Kalimat majemuk :

kalimat dengan dua predikat atau lebih;


dibedakan menjadi dua:
1) kalimat mejemuk setara: klausa satu bukan
merupakan bagian klausa lain.
2) kalimat majemuk bertingkat: klausa yang
satu merupakan bagian dari klausa lain (bisa
sebagai subjek, keterangan, atau objek)

Kalimat Elipsis
 Kalimat elipsis adalah kalimat yang salah
satu unsur fungsinya dilesapkan sehingga
mungkin tinggal predikatnya saja, tinggal
subjeknya saja atau unsur fungsi yang lain.

Kalimat inversi
 Kalimat inversi adalah kalimat yang urutan
unsur fungsinya bukan merupakan urutan
alamiah (SPOK).
Kalimat Efektif

Pengertian kalimat efektif adalah: kalimat yang mudah


dipahami maknanya.

Syarat kalimat efektif

1. Kesatuan gagasan
2. Koheren:
3. Tampak penekanannya
4. Bervariasi
5. Paralel
6. Logis

Kalimat Efektif
1. Kesatuan gagasan: Minimal ada subjek dan predikat yang
jelas, dan hubungan makna antar unsurnya memang ada.
Contoh yang tidak jelas:
Di daerah-daerah sudah punya peralatan komunikasi yang
canggih.

2. Koheren: Hubungan antar unsur fungsi ditandai dengan


pemakaian dan penempatan kata, ide, dan keterangan yang
tepat.
Contoh-contoh kurang koheren:
 --membahayakan bagi negara;
 Buku itu saya sudah baca hingga tamat .

 3. Tampak penekanannya: Gagasan utama


dan ide yang dipentingkan harus dibedakan.
Gagasan utama didukung oleh subjek dan
predikat. Ide atau kata yang dipentingkan dalam
kalimat harus ditonjolkan.
Beberapa cara penekanakan atau penonjolan ide:
a. mengubah posisi dalam kalimat (yang
ditekankan di awal).: “Masalah ini dapat kita
bicarakan nanti.”
b. Repetisi: ”Saya ingin sukses. Saudara juga
ingin sukses. Semua ingin sukses.”
c. Pertentangan: ”Dia tidak pergi waktu itu di
rumah.”
d. Partikel penekan: ”Saudaralah yang harus
bertanggung jawab!”
 4. Bervariasi: Keragaman bentuk bahasa
agar tetap menarik minat atau perhatian
pembaca.

Beberapa cara:
 Variasi sinonim kata
 Variasi panjang pendeknya kalimat;
 Variasi penggunaan bentuk me- dan di-
 Variasi posisi unsur fungsi kalimat.

 5. Paralel: kesejajaran unsur kalimat untuk membantu


pemahaman:
Penggunaan jenis kata, terutama beberapa kata yang
termasuk jenis kata benda dan kata kerja dalam
kalimat. Dalam hal ini perlu konsisten.

Contoh :
”Mahasiswa bersama-sama menyapu, mengepel, dan
ditata ruangannya.”
Kalimat tersebut tidak paralel karena di samping ada
kata menyapu, mengepel ada kata ditata. Supaya
paralel kata ditata diubah menjadi menata dengan
perubahan seperlunya

 6. Logis: Kalimat menunjukkan logika


penyusunnya. Bila berpikir dengan pola
logis akan menghasilkan kalimat yang logis
penalarannya dan mudah dipahami.
Contoh ”Habis kencing harap disiram.”
Kalimat ini kurang logis karena bisa
memunculkan pertanyaan: yang disiram apa
atau siapa?
Contoh-contoh lain:
--debat adalah bila…..;
--rumah adalah bila …;
--hamba adalah seorang … ....
Diksi
Diksi/ Pemilihan dan Penyusunan Kata
 Dalam menulis perlu ada keterampilan atau
pertimbangan dalam memilih dan menyusun
kata-kata. Pemilihan dengan pertimbangan
berikut ini
 Pertimbangan makna: denotatif (makna
sebenarnya) dan konotatif (makna
tambahan).
 Bentuk kata juga perlu digunakan dengan
cermat. Bentuk kata ini dapat dibedakan
antara: a) bentuk kata dasar, b) kata jadian,
c) kata majemuk, dan d) kata ulang.

a) Kata dasar ialah kata yang belum


mendapat imbuhan, contoh: jalan, buku,
pasar, pukul.
b) Kata jadian adalah kata yang telah
mendapat imbuhan, contoh: berjalan,
perbukuan, dipasarkan, memukul.
c) Kata majemuk adalah kata yang terdiri dari
dua kata atau lebih dengan makna baru,
contoh: sapu tangan, rumah sakit, dan
yang lain.
d) Kata ulang adalah kata yang diulang dan
memiliki makna (walaupun ada kata ulang
yang tidak ada bentuk dasarnya). Contoh:
sayur mayur, anak-anak, cepat-cepat.

 Kata pada hakikatnya adalah lambang dari


benda, ide atau gagasan dan perasaan.
Setiap kata melambangkan makna. Terkait
dengan itu, setiap pengguna bahasa harus
tahu kata sebagai lambang dan makna
yang dilambangkannya.

 Penulis dituntut dapat memilih dan


menggunakan kata dalam tulisannya
secara tepat. Ketepatan dalam hal ini
meliputi: makna, bentuk, gramatika dan
konteksnya.
Makna Kata:
 Makna Denotatif: yaitu makna yang
paling dasar dari suatu kata. Makna
denotatif tidak memerlukan interpretasi
tambahan. Penggunaannya identik dengan
tulisan ilmiah.

 Makna Konotatif: adalah makna yang


mengacu pada makna selain makna dasar
dan mengandung nilai emosional, dalam
karya sastra banyak ditemukan makna
konotatif.

Konteks
Konteks Non-linguistik yaitu konteks
penggunaan kata di luar aspek
kebahasaan, misalnya: situasi, penutur-
petutur, peristiwa, waktu, dsb.

Konteks Linguistik: adalah unsur


kebahasaan (kata, kalimat, paragraf)
yang digunakan sebelum atau sesudah
kata tersebut.

Struktur Leksikal
 Sinonim: beberapa kata satu makna
 Polisemi dan Homonim: sebuah kata
memiliki beberapa makna (polisemi), satu
bentuk/ kata berasal dari kata dan makna
yang berbeda (homonym)
 Hiponim: kata-kata yang memiliki
hubungan makna atasan-bawahan/ umum-
khusus
 Antonim: kata-kata yang maknanya
berlawanan
(***)

Anda mungkin juga menyukai