Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. Potensi Bahaya di PT Indo Acidatama


Pengaruh B3 antara lain dapat menimbulkan :
1) Kebakaran, terjadi bila bahan kimia yang mudah terbakar (pelarut organik dan gas)
berkontak dengan sumber panas. Sumber panas dapat berupa api terbuka, logam panas,
bara api atau loncatan listrik. Kebakaran dapat pula menimbulkan ledakan lain yang lebih
dahsyat atau dapat juga menghasilkan bahan lain yang bersifat racun.
2) Ledakan, yaitu suatu reaksi yang amat cepat dan menghasilkan gas dalam jumlah yang
besar. Ledakan dapat terjadi oleh reaksi yang amat cepat dari bahan peledak, atau gas
yang mudah terbakar atau reaksi dari berbagai peroksida organik. Dapat juga terjadi
karena adanya gas cair pada tekanan tinggi yang tidak terkendali.
3) Keracunan, yaitu masuknya bahan kimia kedalam tubuh yang dapat berakibat keracunan
akut atau keracunan kronik. Keracunan akut sebagai akibat penyerapan B3 dalam jumlah
yang besar dan dalam waktu yang singkat dan dapat pula berakibat fatal seperti
keracunan gas CO, dan HCN. Kemudian bahan kimia tersebut seperi uap Pb, benzena
dapat mengakibatkan leukimia. Pada umumnya zat-zat toksik tersebut masuk lewat
pernafasan dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju ke organ-organ tubuh
tertentu sehingga dapat langsung mengganggu fungsinya seperti hati, ginjal, paru-paru,
dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut terakumulasi dalam organ-organ tubuh
tersebut, sehingga menimbulkan kerusakan untuk jangka waktu yang panjang.
4) Iritasi, yaitu kerusakan atau peradangan permukaan tubuh seperti kulit, mata dan saluran
pernafasan oleh bahan kimia korosif, atau iritan seperti asam klorida dan lain-lain.
Perusahaan telah melakukan pencegahan secara dini atau prefentif terhadap segala jenis
potensi dan faktor bahaya yang ada untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, misalnya :
kebakaran, peledakan, kebocoran bahan kimia dengan menyediakan alat pemadam kebakaran;
pengamanan tempat-tempat penyimpanan bahan kimia mudah terbakar dan meledak;
pengamanan pada mesin, dan pengamanan pada tenaga kerja dengan menyediakan alat
pelindung diri sesuai dengan potensi dan faktor bahaya yang dihadapi. Hal ini telah sesuai
dengan Undang Undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 3 yang mengatur
tentang syarat-syarat keselamatan kerja dalam mencegah dan mengurangi kecelakaan bahaya
kebakaran dan peledakan.
PT. Indo Acidatama Tbk, juga telah membentuk tim pemadam dan penanggulangan

kebakaran, yang beranggotakan baik karyawan shift maupun non shift. Tim ini telah

melakukan pelatihan secara terprogram, berkesinambungan dan bertahap yang terkoordinasi

oleh bagian Safety. Setiap shift ada tim yang selalu siap selama 24 jam. Hal ini telah sesuai

dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 186/MEN/1996 tentang Penanganan Bahan

Kimia Berbahaya di Tempat Kerja, yang menyebutkan bahwa “harus diadakan penjagaan terus

menerus selama 24 jam termasuk hari libur”, sehingga apabila terjadi kebakaran dapat segera

diatasi Selain pelatihan DAMKAR, perusahaan juga dilengkapi dengan berbagai sarana dan

peralatan seperti : Alat Pemadam Api Ringan (APAR), Hydrant dan 1 buah APA (Alat

Pemadam Api). Hal ini sesuai dengan Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang Alat Pemadam

Api Ringan.

Untuk potensi dan faktor bahaya lain yaitu kondisi dan tindakan yang tidak aman,

dilakukan inspeksi secara rutin yang dilakukan oleh Safety Inspector. Inspeksi dilaksanakan

dengan menggunakan Check List dan hasil inspeksi dibawa dalam rapat manajemen untuk

dilakukan tindakan koreksi dan perbaikan.

B. Produk yang dihasilkan PT Indo Acidatama


Bahan-bahan kimia berbahaya yang diproduksi oleh Di PT. Indo Acidatama Tbk, beserta
akibatnya yaitu :
1) Ethanol : dapat menyebabkan depresi SSP, iritasi mata dan keracunan.
2) Acetaldehide : bersifat merangsang, dapat menyebabkan depresi sel-sel tubuh, iritasi
dan oedem paru.
3) Acetic Acid : bersifat korosif, dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit dan saluran
pernapasan bagian atas, radang paru-paru dan gangguan saluran pencernaan.
4) Ethyl Acetat : bersifat korosif, dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan
atas, kerusakan hati, ginjal dan sakit perut.
C. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Program K3 yang telah dilaksanakan oleh PT. Indo Acidatama Tbk diwujudkan dalam :

1. Menempatkan organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada posisi yang dapat

menentukan keputusan perusahaan untuk dapat menunjang efisiensi produktivitas

kerja dan proses produksi.

2. Menyediakan anggaran, tenaga kerja yang berkualitas dan sarana-sarana lain yang

diperlukan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam menunjang program

K3.

3. Menetapkan personel yang mempunyai disiplin, tanggung jawab, wewenang dan

kewajiban yang jelas dalam penanganan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

khususnya bila terjadi kecelakaan kerja.

4. Perencanaan dan penerapan program-program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

yang efektif, efisien dan terkoordinasi dengan baik.

5. Melakukan koreksi, penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan program-

program Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

D. Pengelolaan Lingkungan

1. Penanganan Limbah

PT. Indo Acidatama Tbk menghasilkan beberapa macam limbah yaitu sludge yang

berupa lumpur yang berasal dari area 200, Stillage yang menjadi limbah utama yang berupa

cairan yang mencapai 800 m3 /hari dengan kadar COD 120.000 ppm, BOD 70.000 ppm

yang berasal dari area 300, untuk mengatasi limbah tersebut dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

a) Diolah

Stillage dari area 300 dialirkan ke dalam 3 buah bak yang masing-masing mempunyai

ukuran 145 m x 45 m x 7 m, yang prosesnya terjadi secara anaerob dengan dilapisi plastic

sitesis HPPE. Di dalam bak ini limbah diberi nutrisi berupa urea, TSP dan NaOH untuk

pengaturan PH, serta pengadukan dengan menggunakan pompa lalu waktu tinggal di dalam
bak selama 99 hari. Hasil yang diperoleh adalah gas (biogas) yang kemudian dilewatkan

di Unit Scrubber untuk mengikat gas H2S dan kemudian digunakan sebagai bahan bakar

Boiler, dan sisanya digunakan untuk pembuatan pupuk kompos. Keluar dari anaerobic

lagoon cairan mencapai kadar COD 25.000 ppm dan BOD 5000 ppm setelah itu dialirkan

ke aerobic lagoon dan diberi urea dan TSP dengan waktu tinggal di bak selama 20 jam

kemudian dilanjutkan ke biological clarifier untuk memisahkan sludge dengan cairannya.

Sebagian sludge digunakan untuk campuran pembuatan kompos sedang cairannya

dimasukkan dalam clarifier setelah ditambah bahan koagulan dan flokulan untuk dibuat

pupuk sedangkan cairannya dilewatkan sand filter dan carbon filter kemudian dibuang

kesungai karena telah memenuhi baku mutu yang ditetapkan yaitu dengan kandungan BOD

80 ppm.

b) Dimanfaatkan

Sekitar 25% dari jumlah stillage yang dihasilkan tiap hari dimanfaatkan untuk

pembuatan pupuk seperti kompos, super alfinase, dan granulair alfinase.

1) Proses pembuatan pupuk super alfinase dibuat dari pupuk kompos yang ditambah

dengan phospat, dolomit, abu sekam, bekatul, tembakau yang rusak, kotoran ayam dan

EM4 (efektif mikroorganisme).

2) Pupuk kompos sendiri dibuat dari dedaunan dan grajen yang disiram dengan stillage

yang sudah ditambah dengan mikroba tertentu. Prosesnya dilakukan selama 26 hari dan

diaduk setiap hari, setelah menjadi kompos (C - N ratio < 20 ) diperkaya dengan bahan

tertentu sampai kandungan N, P, K nya sesuai standar.

3) Pupuk granulair alfinase dibuat dari super alfinase ditambah sludge yang

dipadatkan.
2. Pemantauan Lingkungan Kerja

Pemantauan lingkungan kerja di PT. Indo Acidatama Tbk dilakukan oleh Tehnik

Lingkungan, Balai Hiperkes, Balai Lingkungan Hidup, Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM) dan Depnaker dengan melakukan pengukuran kualitas udara emisi dan ambien

setiap 1 tahun sekali atau sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan untuk pengukuran intensitas kebisingan, penerangan, suhu dan

kelembaban, getaran, debu, audiometri dan lainnya belum dilakukan secara teratur

biasanya hanya dilakukan oleh mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL), khususnya dari

Kesehatan Kerja, Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan mahasiswa akademi kesehatan

lingkungan.
Dafpus :

Dewi, M. P. (2009). Magang Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Indo
Acidatama Tbk, Kemiri Kebakkramat Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Sebelas Maret).

Purwani, I. (2009). Implementasi keselamatan dan kesehatan kerja di pt. Indo Acidatama tbk,
Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Anda mungkin juga menyukai