Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat,
pemanasan global adalah peningkatan suhu rata rata bumi, baik yang telah
berlalu dan yang terjadi pada saat ini. Kebanyakan peristiwa ini
dipengaruhi oleh peristiwa efek rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global
ini yang menyebabkan perubahan iklim.
Tetapi, menurut Laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang
peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006
mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas
rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan
emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%)".
Hampir seperlima (20 ) dari emisi karbon berasal dari peternakan.
Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua
kendaraan di dunia. Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon
dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih
kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100
tahun), serta 65 dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296
kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64
amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga
mengakibatkan hujan asam.
Berdasarkan fenomena tersebut, haruslah ada solusi untuk
mengatasi pemanasan global. Manusia bisa membantu memerangi
perubahan iklim dunia dengan mengurangi makan daging. Meluangkan
satu hari tanpa daging akan membantu mengurangi efek global warming
dan menyelamatkan planet (bumi). Pengurangan konsumsi daging dan
menggantinya dengan sayuran merupakan upaya mudah dalam
menurunkan efek gas rumah kaca. Langkah ini dinilai jauh lebih efektif
dibandingkan dengan pengurangan BBM. Pasalnya, sehari tanpa daging
dalam seminggu ini dapat dilakukan oleh semua kalangan, mulai dari
balita sampai yang lanjut usia. (Achim Steiner, 2010).

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara mengurangi makan daging?

1.3 Tujuan
Dari uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui cara mengurangi makan daging.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat makalah ini sebagai berikut.
1. Bagi siswa, tulisan dalam makalah ini dapat dijadikan sarana untuk
menambah wawasan tentang mengurangi makan daging dapat
mengantisipasi pemanasan global.
2. Bagi masyarakat, tulisan dalam makalah ini dapat dijadikan
pedoman untuk mengurangi makan daging dalam kehidupan.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Pemanasan Global


Pemanasan global adalah peristiwa naiknya suhu rata-rata
permukaan bumi yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas rumah
kaca pada atmosfer.
Selama satu abad terakhir, suhu rata-rata permukaan bumi telah
menunjukkan peningkatan sebesar 0,6 ℃ . Meski dapat dibilang kecil,

2
peningkatan suhu tersebut berpengaruh pada kehidupan makhluk hidup
dan kondisi alam di bumi.
Gejala pemanasan global atau global warming yang mulai kita
rasakan saat ini di antaranya adalah pergantian musim yang semakin sulit
diprediksi, es di kutub yang mulai mencair, serta bencana alam yang
semakin sering menghampiri.

2.2 Penyebab Pemanasan Global


2.2.1 Efek Rumah Kaca
Efek rumah kaca merupakan proses atmosfer untuk menghangatkan
planet. Efek rumah kaca terjadi akibat panas yang dipantulkan oleh
permukaan bumi yang kemudian terperangkap oleh gas-gas yang berada di
atmosfer. Sehingga panas tersebut tidak dapat diteruskan ke luar angkasa,
melainkan dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Efek rumah kaca ini
mempunyai manfaat bagi makhluk hidup, akan tetapi jika terlalu
berlebihan akan membahayakan kehidupan yang ada di bumi karena efek
rumah kaca mampu merubah iklim dan cuaca yang ada di bumi.
2.2.2 Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Gas yang mempunyai sifat yang merangkap panas, sehingga panas
yang terpantul oleh permukaan bumi tidak dapat diteruskan ke luar
angkasa. Gas tersebut adalah gas rumah kaca, Gas yang paling berperan
dan berpengaruh adalah gas karbon dioksida (CO2). Penyebab
meningkatnya gas ini adalah dikarenakan pembakaran bahan bakar batu
bara, pembakaran minyak bumi, dan pembakaran gas alam.
2.2.3 Penggunaan CFC yang Tidak Terkontrol
CFC atau Cloro Flour Carbon merupakan salah satu bahan kimia
yang digabungkan menjadi sebuah bahan untuk memproduksi peralatan,
terkhusus digunakan untuk membuat peralatan rumah tangga. CFC
terdapat pada alat pendingin seperti kulkas dan AC.
2.2.4 Polusi Kendaraan dengan Menggunakan Bahan Bakar Bensin
Kendaraan yang sering kita digunakan juga memberikan sebuah
dampak yang cukup besar dalam terjadinya pemanasan global atau yang

3
biasa disebut dengan global warming ini. Polusi yang dihasilkan oleh
kendaraan yang menggunakan bahan bakar bensin ini seperti motor, mobil,
dan kendaraan yang lainnya dimana dari hasil pembakaran tersebut akan
menghasilkan gas yang bernama karbon dioksida (CO2). Gas karbon
dioksida ini merupakan salah satu penyebab utama karena gas ini
merupakan gas yang merangkap panas sehingga panas tidak bisa
diteruskan ke luar angkasa.
`2.2.5 Polusi Metana oleh Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan
Gas metana adalah suatu gas yang menempati urutan kedua sebagai
salah satu penyebab utama terjadinya global warming. Gas metana ini
berasal dari bahan-bahan organik yang kekurangan oksigen dari hasil
pemecahan bakteri. Misalnya di persawahan, sedangkan pada peternakan,
seperti usus hewan ternak, meningkatnya produksi hewan ternak maka
akan meningkatkan gas metana yang dilepaskan ke permukaan bumi.
2.2.6 Penggundulan Hutan
Hutan mempunyai fungsi sebagai penyerap karbon dioksida (CO 2)
dan mengeluarkan oksigen. Jika hutan rusak akibat dari penebangan liar
yang tidak bertanggung jawab, maka akan terjadilah peningkatan jumlah
karbon dioksida di atmosfer bumi. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya global warming.
2.2.7 Pemborosan Energi Listrik
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Tanpa
listrik, maka aktifitas kita akan terganggu. Pembangkit tenaga listrik
membutuhkan batu bara dan minyak bumi untuk tetap berfungsi. Dari hasil
pembakaran batu bara dan minyak bumi itulah yang dapat menghasilkan
karbon dioksida. Indonesia sendiri masih menggunakan pembangkit tenaga
listrik yang menggunakan minyak bumi dan batu bara sebagai bahan
utamanya. Sedangkan di luar negeri sudah banyak yang menggunakan
pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan sinar matahari atau
bahkan menggunakan air dan angin.
2.2.8 Populasi Kendaraan yang Terus Meningkat

4
Meningkatnya jumlah kendaraan juga memberikan dampak yang
begitu besar. Kendaraan yang meningkat maka akan menghasilkan karbon
dioksida yang besar. Hal ini merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan terjadinya global warming.
2.2.9. Pembakaran Sampah Secara Berlebihan
Membakar sampah secara berlebihan dengan jumlah yang cukup
besar juga akan menyebabkan terjadinya pemanasan global atau biasa
yang disebut global warming. Karena dari hasil pembakaran sampah
tersebut akan menghasilkan gas metana yang dapat merangkap panas pada
atmosfer bumi.

2.3 Kaitan Pemanasan Global Dengan Mengkonsumsi Daging


Upaya menekan dampak negatif perubahan iklim, tak bisa hanya
dilakukan melalui meja perundingan untuk mengurangi emisi karbon dioksida
di udara. Upaya yang selama ini dipandang sebelah mata, seperti mengurangi
emisi karbon dari dampa peternakan, mulai harus mendapatkan perhatian
lebih besar. Tanpa kita sadari, emisi akibat peternakan hewan penghasil
protein hewani adalah salah satu sumber emisi terbesar saat ini selain
deforestasi akibat alih fungsi lahan.
Dalam sebuah kajian berjudul “Ruminants, Climate Change and Climate
Policy” yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature, Profesor William Ripple
dari Akademi Kehutanan di Oregon State University, serta beberapa kolega
penelitinya dari Skotlandia, Austria, Australia dan Amerika Serikat
memberikan argumentasi keterkaitan antara emisi gas rumah kaca, perubahan
iklim, pangan dan isu lingkungan. Mereka menggunakan berbagai literatur
dari FAO (Food and Agricultural Organization), UNFCCC (United Nations
Framework Convention on Climate Change) dan sejumlah literatur lainnya.
“Iklim di Bumi ini adalah poin utama perubahan iklim, berbagai
pendekatan diperlukan untuk melakukan pencegahan,” ungkap Ripple. “Kita
jelas harus mereduksi penggunaan bahan bakar berbasis fosil untuk menekan
emisi karbon dioksida. Namun hal itu hanya menyelesaikan sebagian masalah

5
saja. Kita juga harus menekan emisi gas rumah kaca non karbon dioksida
untuk menekan perubahan iklim.”
Metana adalah elemen kedua yang dominan dalam gas rumah kaca, dan
sebuah laporan terbaru memperkirakan bahwa di Amerika Serikat saja, emisi
gas metan dari berbagai sebab memiliki jumah yang jauh lebih besar
dibanding yang diperkirakan. Diantara berbagai sumber emisi metana yang
ada di sekitar manusia, hewan budidaya untuk sumber protein seperti sapi,
domba, kambing dan kerbau lalu ekstraksi bahan bakar fosil serta
pembakaran merupakan sumber emisi metana utama dengan jumlah yang
besar.
Salah satu cara paling efektif untuk menekan emisi gas metana, menurut
para pakar ini adalah dengan mengurangi populasi hewan-hewan ternak,
terutama ternak besar. Hewan-hewan ternak ini diperkirakan menjadi sumber
tunggal terbesar emisi gas metana yang terkait dengan manusia. Berdasarkan
analisis para ahli, emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh hewan ternak
seperti sapi dan kambing sekitar 19 hingga 48 kali lebih tinggi dibandingkan
produksi tanaman pangan yang mengandung protein tinggi seperti kacang-
kacangan, gandum atau kedelai. Sementara, hewan ternak jenis lain seperti
babi atau ayam, hanya menghasilkan gas metana yang jauh lebih sedikit
dalam sistem pencernaan mereka.
Kendati karbon dioksida adalah elemen dominan dalam gas rumah kaca,
namun populasi dunia bisa menekan penyebab pemanasan global dengan jauh
lebih cepat jika mereka menekan emisi gas metana melalui pengurangan
jumlah hewan-hewan ternak yang menjadi sumber protein, dibandingkan
hanya menekan emisi karbon dioksida saja.
Selain itu, para ahli juga melihat bahwa secara global proses produksi
hewan ternak memiliki dampak bagi lingkungan. Seperti misalnya saat ini
jumlah hewan ternak ruminansi sudah meningkat sekitar 50% dalam 50 tahun
terakhir dan diperkirakan ada sekitar 3,6 milyar hewan ternak di seluruh
dunia, dan sekitar seperempat luasan lahan di Bumi kini digunakan untuk
memproduksi hewan ternak terutama sapi, kambing dan domba. Fakta

6
lainnya, sepertiga dari tanah yang ada tersebut, digunakan untuk menyediakan
tumbuhan pakan bagi hewan-hewan ternak.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Cara Mengurangi Mengkonsumsi Daging


Adapun beberapa cara mengurangi mengkonsumsi daging sebagai berikut.
1. Mulai Mengurangi Makan Daging Secara
Bertahap
Kita tak perlu berubah jadi seorang vegetarian dalam
sekejap. Mengubah pola makan itu tentu butuh proses dan

7
penyesuaian. Jadi mulailah pelan-pelan, misalnya dengan
menentukan kita harus puasa makan daging setiap hari
Senin dan Kamis. Kalau sudah berhasil tidak makan daging
dua hari seminggu, tingkatkan lagi jadi tiga hari seminggu.
2. Mengganti Protein Daging Dengan Sumber
Protein Lainnya
Sebagai pengganti daging, kita bisa memilih sumber
protein seperti tahu, tempe, oncom, dan kacang-kacangan.
Bagi orang yang suka makan daging, menggantinya dengan
tahu atau tempe mungkin jadi terasa hambar. Untuk itu,
pastikan kita mengolahnya dengan cara yang unik atau
dimasak jadi hidangan favorit kita. Misalnya mengganti
ayam goreng tepung dengan tempe goreng tepung.
3. Memperbanyak Mengkonsumsi Sayur Dan Buah
Sayur serta buah yang mengandung antioksidan
yang tinggi akan menyeimbangkan efek meningkatnya
tekanan darah karena konsumsi daging. Ditambah dengan
bumbu serta rempah yang digunakan dalam proses
memasak, maka nantinya akan membuat kadar antioksidan
dalam tubuh menjadi semakin banyak. Sebaiknya kita
mengkonsumsi sebanyak 3 sampai 5 porsi sayur serta 2
sampai 3 porsi buah. 1 porsi sayuran sama dengan sau
mangkuk dalam ukuran besar. 1 porsi buah sama dengan 1
buah ukuran sedang seperti buah pir maupun apel. 1 porsi
buah sama dengan 10 buah dalam ukuran kecil sepereti
kelengkeng atau anggur. Bisa juga dengan sepotong buah
yang berukuran besar seperti buah semangka maupun
melon.
4. Memperbanyak Minum Air Putih
Selain memperbanyak asupan sayur dan buah, tidak
lupa juga dengan mengkonsumsi air putih sebanyak-
banyaknya. Air putih tidak menambah kalori maupun

8
natrium yang berbahaya bagi orang yang mengalami
hipertensi.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Pengurangan konsumsi daging dan menggantinya dengan sayuran
merupakan upaya mudah dalam menurunkan efek gas rumah kaca.
Langkah ini dinilai jauh lebih efektif dibandingkan dengan pengurangan
BBM. Kita bisa mengurangi makan daging dengan cara mulai mengurangi
makan daging secara bertahap, mengganti protein daging dengan sumber
protein lainnya, memperbanyak mengkonsumsi sayur dan buah, dan
memperbanyak minum air putih.

9
4.2 Saran
Saran saya, kita harus mulai mengurangi makan danging agar
dampak pemanasan global bisa berkurang dan baik untuk kesehatan kita
sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Dudung. 2015. Pengertian dan Dampak Global Warming Menurut Para Ahli.
Dosen Pendidikan. Artikel online. Tersedia pada:
http://www.dosenpendidikan.com/ pengertian-dan-dampak-global-
warming-menurut-para-ahli/. Diakses pada 14 Februari 2018
Indonesia, Anak, Indonesia. 2010. Vegetarian dan Kurangi Makan Daging, Ikut
Selamatkan Bumi. Artikel online. Tersedia pada: https://savegreenearth.
wordpress .com /2010/11/07/vegetarian-dan-kurangi-makan-daging-ikut-
selamatkan-bumi/. Diakses pada: 14 Februari 2017

10
Putra, Michael. Pengertian Pemanasan Global – Dampak, Penyebab, Proses,

Makalah. Makalah online. Tersedia pada: https://www.sayanda.com/


pemanasan-global/. Diakses pada: 14 Februari 2018

Arya. 2017. Penyebab dan Dampak dari Pemanasan Global yang Harus Kamu
Ketahui. Artikel online. Tersedia pada: https://sahabatnesia.com/
pemanasan-global/. Diakses pada: 14 Februari 2018
Wihardandi, Aji. 2014. Penelitian: Mengurangi Konsumsi Daging, Signifikan
Tekan Pemanasan Global. Artikel online. Tersedia pada:
http://www.mongabay.co.id/2014/01/03/penelitian-mengurangi-konsumsi-
daging-signifikan-tekan-pemanasan-global/. Diakses pada: 14 Februari
2018

11

Anda mungkin juga menyukai