Sunirman Khristian, S.kep., Ns (Angkatan XV)
Sunirman Khristian, S.kep., Ns (Angkatan XV)
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Tim Pembimbing
Coach Mentor
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN XV PEMERINTAH
KABUPATEN BUTON TENGAH BEKERJASAMA BADAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI SULAWESI TENGGARA 2019
DISUSUN OLEH :
Telah diseminarkan dan disempurnakan berdasarkan masukan dari penguji, coach, dan
mentor pada tanggal 24 Oktober 2019 dan disetujui untuk dilaksanakan pada unit kerja yaitu
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah.
Mulai Tanggal 26 Oktober – 02 Desember 2019
LUKMAN ALBAR, S.Kep Dr. I KETUT PUSPA ADNYANA, M.TP KAFARUDDIN, SE.,MM
NIP : 19880229 201001 1 006 NIP :19660220 198610 1 004 NIP : 19630225 198303 2 014
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat,
rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi
dengan judul “OPTIMALISASI PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP
MELALUI LIMA MOMEN CUCI TANGAN”
Tujuan dari pembuatan rancangan ini adala sebagai bagian dari tugas dalam
pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS Pemerintah Kabuaten Buton Tengah Golongan III
angkatan II tahun 2019. Aktualisasi dan Habituasi secara substansi dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas Aparatir Sipil Negara dengan sikap perilaku ASN dan nilai dasar ASN
yang terdiri dari: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi
(ANEKA).
Penulis menyadari bahwa rancangan ini dapat terwujud karena bantuan dan
dorongan dari banyak pihak. Penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr.Hj. Nur Endang Abbas,SE.,M.Si selaku Kepala BPSDM Prov Sultra beserta
jajarannya selaku penyelenggara Latihan Dasar CPNS
2. Bapak Samrin,S.Pd.,M.Pd selaku Kepala BKPSDM Kabupaten Buton Tengah beserta
jajarannya yang telah memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan
III.
3. Bapak dr. Karyadi Selaku Kepala RSUD Kabupaten Buton Tengah
4. Dr. I Ketut Puspa Adnyana, M.TP. selaku penguji
5. Kafaruddin, SE., MM selaku coach atas semua inspirasi, dorongan, masukan dan
bimbingannya.
6. Lukaman Albar, S.Kep selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan, masukan
dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
7. Keluarga besar RSUD Kabupaten Buton Tengah atas dukungan dan kerjasamanya.
8. Semua pihak yang ikut serta mendukung dalam pembuatan laporan Rancangan
Aktualisasi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan untuk itu penulis mengharapkan kritik
serta saran yang membangun. Demikianlah semoga aktualisasi ini mampu memberikan
manfaat kepada setiap pembacanya.
Labungkari, 24 Oktober 2019
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................................. 1
Tujuan dan Manfaat......................................................................................... 3
Ruang Lingkup................................................................................................. 3
Tempat dan Waktu Pelaksanaan................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI, KONSEP NILAI-NILAI
DASAR ANEKA, KEDUDUKAN PERAN ASN
Gambaran Umum Organisasi........................................................................... 5
Visi dan Misi..................................................................................................... 8
Tujuan.............................................................................................................. 8
Filosovi, Moto dan Budaya Kerja...................................................................... 8
Jumlah Pegawai RSUD Kabupaten Buton Tengah .......................................... 9
UraianTugas Infection Prevention Control Nurse (IPCN) ................................ 10
Nilai-nilai Dasar ANEKA................................................................................... 10
Kedudukan dan Peran PNS ............................................................................ 16
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI
Identifikasi, Penetapan dan Analisis Dampak Isu ............................................. 19
Penetapan Isu.................................................................................................. 20
Analisis Dampak Isu......................................................................................... 21
Matriks Rancangan Aktualisasi........................................................................ 22
Jadwal Rancangan Aktualisasi......................................................................... 39
Rencana Anggaran Biaya................................................................................ 41
BAB IV PENUTUP........................................................................................................ 42
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. Perwujudan fungsi ASN
dijabarkan dalam nilai-nilai dasar PNS sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD
1945) berupa nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
Korupsi (ANEKA) yang telah dipelajari dengan dibekali pemahaman tentang
kedudukan dan peran ASN yaitu Manajemen ASN, Pelayanan Publik serta Whole of
Government.
Calon ASN dituntut untuk merancang dan mengimplementasikan nilai- nilai
dasar profesi ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI, dalam
melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-masing dalam bentuk sebuah
“Rancangan Aktualisasi”. Rancangan aktualisasi adalah suatu bentuk perencanaan
yang menggambarkan tentang cara Calon ASN dalam menterjemahkan teori ke
dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan sebagai
kegiatan.Dengan demikian calon ASN diharapkan mampu untuk mengaplikasikan
secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN tersebut dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsinya masing- masing serta visi dan misi unit kerja. Dalam hal ini
unit kerja aktualisasi adalah Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten buton Tengah.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Health Care Associated Infections)
yang selanjutnya disingkat HAIs adalah infeksi yang terjadi pada pasien selama
perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika
masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam
rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada
petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan terkait proses pelayanan kesehaatan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Penyakit infeksi terkait pelayanan kesehatan atau Healthcare Associated
Infection (HAIs) merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di
dunia, termasuk Indonesia. Dalam forum Asian Pasific Economic Comitte (APEC)
atau Global health Security Agenda (GHSA) penyakit infeksi terkait pelayanan
kesehatan telah menjadi agenda yang di bahas. Hal ini menunjukkan bahwa HAIs
yang ditimbulkan berdampak secara langsung sebagai beban ekonomi negara.
Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila faslitas pelayanan
kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI.
Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air mengalir bila tangan jelas kotor atau terkena cairan tubuh, atau
menggunakan alkohol (alcohol-based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.
Kuku petugas harus selalu bersih dan terpotong pendek, tanpa kuku palsu, tanpa
memakai perhiasan cincin. Cuci tangan dengan sabun biasa/antimikroba dan bilas
dengan air mengalir.
Hasil yang ingin dicapai dalam kebersihan tangan adalah mencegah agar
tidak terjadi infeksi, kolonisasi pada pasien dan mencegah kontaminasi dari pasien
ke lingkungan termasuk lingkungan kerja petugas. Indikasi kebersihan tangan antara
lain : sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah kontak
dengan darah dan cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, setelah
kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
Secara prinsip kejadian HAIs sebenarnya dapat dicegah bila faslitas
pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan program PPI. Dimana salah
satu program tersebut adalah kebersihan tangan. Berdasarkan uraian diatas penulis
mengangkat isu tentang“Optimalisasi pelayanan kesehatan di ruang rawat inap
melalui lima momen cuci tangan”
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
KONSEP NILAI-NILAI DASAR DAN KEDUDUKAN ASN
KEPALA
RUMAH SAKIT
SEKSI
SEKSI SEKSI
PELAYANAN
PELAYANAN MEDIK PELAYANAN PENUNJANG
KEPERAWATAN
INSTALASI
2.2 Visi dan Misi Organisasi
2.2.1 Visi
“Mewujudkan Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah
Sebagai Pilihan Utama dan Pertama Pelayanan Kesehatan Rujukan Bagi
Masyarakat Buton Tengah dan Sekitarnya”.
2.2.2 Misi
2.2.2.1 Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang prima dan terjangkau oleh
masyarakat.
2.2.2.2 Meningkatkan kualitas sumber daya dan profesionalisme petugas rumah
sakit melalui pendidikan dan pelatihan
2.2.2.3 Mengupayakan peningkatan pembangunan fisik Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Buton Tengah secara terus menerus sesuai
kebutuhan masyarakat.
2.2.2.4 Menyelenggarakan sistem pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Buton Tengah yang berdaya guna serta berhasil guna bagi
pengembangan pelayanan dan petugasnya.
2.3 Dari Visi dan Misi yang telah disebutkan diatas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Buton Tengah menetapkan tujuan sebagai berikut:
2.3.1 Tujuan Umum :
Memberikan pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas, dan memuaskan
kepada pasien/pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai
Rumah Sakit Umum Daerah
2.3.2 Tujuan Khusus :
2.3.2.1 Meningkatkan kualitas dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
2.3.2.2 Mengembangkan pelayanan rumah sakit seiring perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2.3.2.3 Penyelenggara kegiatan manajemen rumah sakit secara professional,
efisien dan efektif.
2.3.2.4 Terwujudnya kepuasan bekerja sebagai ibadah dan kesejahteraan seluruh
pegawai.
2.4 Filosofi, Motto dan Budaya Kerja
2.4.1 Filosofi
Filosofi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah adalah
“Rumah Sakit Umum Daerah berorientasi sosial dengan tetap memberikan
pelayanan kesehatan paripurna yang berkualitas, dan memuaskan kepada
pasien/pelanggan serta meningkatkan kesejahteraan seluruh pegawai”.
2.4.2 Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton Tengah adalah
"BAKTIKU UNTUKMU" sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat.
2.4.3 Budaya Kerja
8
Budaya Kerja Pelayanan RSUD Kabupaten Buton Tengah kepada
masyarakat disingkat dengan “BEKERJA KERAS”
2.4.3.1 Bersih Lingkunganku
2.4.3.2 Elok Pandanganku
2.4.3.3 Kongkrit Orientasiku
2.4.3.4 Efektif Peralatanku
2.4.3.5 Rapi Ruanganku
2.4.3.6 Jujur Sifatku
2.4.3.7 Aman Tindakanku
2.4.3.8 Komprehensif Pengetahuanku
2.4.3.9 Efisien Biayaku
2.4.3.10 Ramah Sikapku
2.4.3.11 Akurat Diagnosaku
2.4.3.12 Sehat Tujuanku
2.5 Jumlah Pegawai RSUD KAbupaten Buton Tengah
Jumlah tenaga medis dan non medis Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Buton
Tengah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Medis dan Nonmedis RSUD Kabupaten Buton Tengah
11
Selain profesional dan melayani, ASN juga dituntut harus memiliki integritas
tinggi yang merupakan bagian dari kode etik dan kode etik perilaku yang telah
diatur dalam Undang-Undang ASN. Etika-etika dalam kode etik tersebut harus
diarahkan pada pilihan-pilihan yang benar-benar mengutamakan kepentingan
masyarakat luas dengan dijiwai oleh nilai-nilai yang terkandung dalam
pengamalan Pancasila.
2.7.3 Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di dalam
institusi yang adil. Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik atau buruk,
benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana melakukan kewajiban
yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik, etika publik
adalah refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk, benar/salah
perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam
rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Integritas publik menuntut
para pemimpin dan pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan
mempertimbangkan keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-
dimensi peribadi, dan kebijaksanaan di dalam pelayanan publik.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam
bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk
mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui
ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut:
2.7.3.1 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2.7.3.2 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
2.7.3.3 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2.7.3.4 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
2.7.3.5 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
2.7.3.6 Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2.7.3.7 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
2.7.3.8 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
2.7.3.9 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
12
2.7.3.10 Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau
manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
2.7.3.11 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
2.7.3.12 Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
2.7.4 Komitmen Mutu
LAN RI menjelaskan bahwa ada tiga karakteristik utama dalam menjamin
mutu yang baik yaitu efektivitas, efesien dan inovasi. Dasar yang digunakan untuk
mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target yang telah direncanakan,
baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat memberi
kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu,
tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan organisasi/perusahaan
untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Mengenai inovasi, LAN RI menyatakan bahwa proses inovasi dapat terjadi secara
perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa juga lahir dengan cepat (bersifat
revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu kekuatan organisasi untuk
memenangkan persaingan.
Sebagaimana terkait dengan karakteriktik utama tersebut, setidaknya empat
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu :
2.7.4.1 Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan
target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektifitas organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi
sumber daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya
kebutuhan pelanggan.
2.7.4.2 Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
2.7.4.3 Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
13
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
2.7.4.4 Berorientasi pada Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa
yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu
standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan
organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
2.7.5 Anti Korupsi
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
2.7.5.1 Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
2.7.5.2 Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
2.7.5.3 Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
2.7.5.4 Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
14
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
2.7.5.5 Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
2.7.5.6 Kerja Keras
ndividu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
2.7.5.7 Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
2.7.5.8 Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
2.7.5.9 Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
15
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
2.8 Kedudukan dan Peran PNS
2.8.1 Whole of Government
WOG (Whole Of Governmen) didefinisikan sebagai 'suatu model pendekatan
intergrative fungsional satu atap” yang di gunakan untuk mengatasi wicked
problems yang sulit di pecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau
keadaan yang melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi dimensi,
menyangkut perubajhan perilaku.
Salah satu bentuk penerapan WOG pada pelayanan publik adalah
Governmen E- Goverment adalah tata kelola pemerintahan (governance) yang di
selenggarakan secara integrasi dan interaktif berbasis teknologi IT. Agar
hubungan-hubungan antar pemerintah. Pelaku bisnis dan masyarakat dapat
berlangsung lebih efisisen,efektif, produktif, dan responsive. Hasil atau manfaat
yang diperoleh melalui e- government antara lain adalah :
2.8.1.1 Terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good govermance)
efisien dan efektif
2.8.1.2 Hemat anggaran dan tepat waktu
2.8.1.3 Tarnsparan sehingga peluang terjadinya kecurangan (Fraud), suap dan
korupsi akan banyak berkurang.
2.8.1.4 Tingkat akurasi (ketepatan) dan kualitas pelayanan meningkat dan tingkat
kesalahan berkurang.
2.8.2 Pelayanan Publik
Istilah pelayanan dalam bahasa inggris adalah “ service” A.S Moenir
mendefinisikan “ pelayanan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan landasan tertentu dimana tingkat kepuasannya
hanya dapat di rasakan oleh orang yang melayani atau di layani, tergantung
kepada kemampuan penyedia jasa dalam mmemenuhi harapan pengguna”
pelayanan pada hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,karena itu proses
pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan, meliputi seluruh
kehidupan organisasi dalam masyarakat. Proses yang di maksudkan di lakukan
sehubungan dengan saling memenuhi kebutuhan antara penerima dan penerima
layanan. Selanjutnya A.S Moenir menyatakan bahwa proses pemenuhan
kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang berlandung inilah yang dinamakan
pelayanan. Jadi dapat di katakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan
untuk membanntu menyiapkan atau mengurus apa yang di perlukan oleh orang
lain.
Pengertian publik menurut Inu Kencana Syafi’ie adalah “sejumlah manusia
yang memiliki kebersamaan berfikir, perasaan, harapan, sikap dan tindakan yang
benar dan baik berdasarkan nilai-nilai norma yang mereka miliki”. Berdasarkan
16
ketentuan Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik,
diatur bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang –
Undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, dan jasa,
dan/atau pelayanan administrative yang di sediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Penyelenggaraan publik berasaskan kepentingan umum;
kepastian Hukum ; kesamaan hak, keseimbangan Hak dan kewajiban;
keprofesionalan; partisipatif; persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif;
keterbukaan; akuntabilitas; fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompo rentan;
ketepatan waktu dan kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan. Adapun tujuan
dari pelayanan publik adalah sebagai berikut :
2.8.2.1 Terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggung
jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan pelayanan publik;
2.8.2.2 Terwujudnya sitem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai
asas- asas umum pemerintah dan korporasi yang baik;
2.8.2.3 Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan peraturan
perundang-undangan; dan
2.8.2.4 Terwujudnya perlindngan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
2.8.3 Manajemen ASN
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di singkat ASN adalah profesi bagi
pegawai Negeri Sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah, sedangkan yang di maksud Manajemen
Pegawai Negeri Sipil adalah pengelolaan Pegawai Negeri Sipil untuk
menghasilkan pegawai negeri sipil yang profesional, memiliki nilai dasa, etika
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan
nepotisme. Dalam konsep Manajemen ASN ini di kenal apa yang di sebut dengan
sistem merit. Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar tanpa
membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal-usul, jenis
kelamin, status pernikahan, umur, dan kondisi kecacatan.
Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya di sebut pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil Dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian KerjaYang
diangkat Oleh Pejabat Pembina Kepegawaian yang di serahi tugas dalam suatu
jabatan Pemerintahan atau di serahi tugas Negara lainnya dan di gaji berdasarkan
peraturan perundang-undangan sedangkan Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya
di singkat PNS adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
17
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
BAB III
RENCANA KEGIATAN
Keterangan :
5 : Sangat (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
4 : Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan
3 : Cukup (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
2 : Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
1 : Sangat Tidak (Aktual, kekhalayakan, problematik, kelayakan)
Berdasarkan scoring isu menggunakan metode APKL di atas didapatkan hasil isu
prioritas yang memiliki peringkat teratas adalah “Optimalisasi pelayanan kesehatan di
ruang rawat inap melalui lima momen cuci tangan”.
3.3 Analisis Dampak Isu
19
1. Dampak yang mungkin terjadi apa bila isu “Optimalisasi pelayanan kesehatan di
ruang rawat inap melalui lima momen cuci tangan” ini tidak dituntaskan melalui solusi
pemecahan isu, antara lain :
1. Peniliaan POKJA PPI pada saat akreditasi rendah
2. Kejadian HAIs di Rumah Sakit akan terjadi
3. Menurunnya mutu pelayanan Rumah Sakit
20
3.4 Matriks Rancangan Aktualisasi
Table 3.3
Matriks Rancangan Aktualisasai
Unit Kerja : Perawat Ahli Pertama, Ruang Perawatan Anak RSUD Kabupaten Buton Tengah
Anggota Pokja Akreditasi, IPCN RSUD Kabupaten Buton Tengah
: 1. Peningkatan pemahaman Petugas di Ruang Rawat Inap Mengenai Penggunaan Alat
Identifikasi Isu Pelindung Diri sesuai kebutuhan
2. Optimalisasi pelayanan kesehatan di ruang rawat inap melalui lima momen cuci tangan
3. Upaya peningkatan pemahaman Petugas di Ruang Rawat Inap Mengenai Pemisahan Limbah
Infeksius dan Non Infeksius
Isu Yang Diangkat : Belum optimalnya pelayanan kesehatan di ruang rawat inap melalui lima momen cuci tangan
Gagasan Pemecahan : Optimalisasi pelayanan kesehatan di ruang rawat inap melalui lima momen cuci tangan
Isu
Tabel 3.4
Deskripsi Kegiatan Aktualisasi
Kontribusi Penguatan
Tahapan
No Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan terhadap Visi- Nilai
Kegiatan
Misi Organisasi Organisasi
21
1 2 3 4 5 6 7
1 1. Membuat a. Melakukan a. Diperolehnya Melakukan koordinasi pada Kegiatan ini Kegiatan ini
pimpinan( WoG)
rencana koordinasi arahan dari mendukung misi mendukung
a. Akuntabilitas :
awal dengan mentor Dalam melakukan konsultasi Rumah Sakit Budaya Kerja
dengan atasan, memberikan
kegiatan mentor Umum Daerah Rumah Sakit
rencana, tujuan dan alasan yang
benar dan tepat mengenai rencana Kabupaten Buton Umum Daerah
kegiatan
Tengah, yakni Kabupaten
b. Nasionalisme :
Dalam konsultasi dengan atasan “Meningkatkan Buton Tengah,
diperoleh mufakat kualitas sumber
yakni budaya
c. Etika Publik : daya dan
Konsultasi dengan atasan dilakukan profesionalisme
dengan sikap yang sopan dan petugas rumah “Aman
santun sakit melalui
d. Komitmen Mutu : pendidikan dan Tindakanku
Konsultasi dilakukan secara pelatihan dan Sehat
langsung agar komunikasi berjalan
efektif Tujuanku”
e. Anti Korupi :
Dalam melakukan konsultasi
menerapkan nilai-nilai kejujuran
22
b. Menyampai b. Mendapat a. Akuntabilitas :
Dalam menyampaikan rencana
kan rencana saran-saran kegiatan dilakukan dengan prinsip
kegiatan darimntor kejelasan dan kesesuaian materi
dengan tujuan
yang akan b. Nasionalisme :
dilaksanaka Dalam konsultasi dengan atasan
diperoleh mufakat
n c. Etika Publik :
Peserta melakukan konsultasi
dengan ramah dan sopan santun
kepada mentor
d. Komitmen Mutu :
Konsultasi dilakukan dengan jelas
dan sesuai dengan isu yang
diangkat
e. Anti Korupsi :
Dalam menyampaikan rencana
kegiatan menerapkan nilai-nilai
kejujuran
23
c. Meminta c. Mendapat a. Akuntabilitas :
Rencana kegiatan bisa
persetujuan dari persetujuan dipertanggungjawaban oleh peserta
mentor dari mentor b. Nasionalisme :
Penulis mendapat persetujuan
mentor
c. EtikaPublik :
Melakukan komunikasi dengan
ramah dan sopan santun kepada
mentor
d. Komitmen Mutu :
Rencana kegiatan yang siap
dipresentasikan akan mendapat
persetujuan mentor
e. Anti Korupsi :
Rencana kegiatan harus mendapat
persetujuan mentor sebelum
dipresentasikan
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : fasilitas cuci tangan yang belum optimal serta waktu aplikasi aktualisasi di unit kerja yang
bertepatan dengan penilaian awal kareditasi
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Tidak adanya komitmen bersama dan rendahnya pemahaman tentang
konsep rancangan aktualisasi yang pada akhirnya mempengaruhi kualitas kegiatan/program kerja
Alternatif Solusi: Pendekatan personal dengan memberikan penjelasan yang runut, sistematis, dan memiliki
landasan tentang manfaat yang dapat diperoleh bila kegiatan teraktualisasi (komunikasi efektif)
24
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Output/Hasil
Kegiatan Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
25
2 2. Membuat a. Mengumpul a. Terkumpulnya Kerja sama dan kolaboratif Kegiatan ini Kegiatan ini
(WoG)
bahan kan materi materi terkait mendukung misi mendukung
a. Akuntabilitas :
sosialisasi tentang lima lima momen Membuat materi sejelas Rumah Sakit Umum Budaya Kerja
mungkin sehingga
lima momen momen cuci tangan Daerah Kabupaten Rumah Sakit
mudah dicerna oleh
cuci tangan cuci tangan peserta sosialisasi Buton Tengah, yakni Umum Daerah
b. Nasionalisme
“Meningkatkan Kabupaten Buton
Pengumpulan materi
kualitas sumber daya
dilakukan dengan kerja Tengah, yakni
dan profesionalisme
keras,tulus dan ikhlas
petugas rumah sakit budaya
c. Etika Publik :
melalui pendidikan
Berkoordinasi dengan
dan pelatihan”
mentor tentang materi “Aman
yang dikumpulkan
menggunakan bahasa Tindakanku dan
yang ramah,sopan dan Sehat Tujuanku”
santun
d. Komitmen Mutu :
Materi sosialisasi
diperoleh dari referensi
yang terpercaya
e. Anti Korupsi :
Materi diperoleh dari
sumber yang terpercaya
26
b. Menyusun b. Tersusunnya a. Akuntabilitas :
Peserta menyusun
materi materi
materi dengan penuh
sosialisasi sosialisasi rasa tanggung jawab
b. Nasionalisme
terkait lima limamomen
Dalam menyusun materi
momen cuci cuci tangan sosialisasi peserta
meminta arahan mentor
tangan
c. Etika Publik :
Peserta menyususun
materi dengan tujuan
menambah wawasan
perawat mengenai lima
momen cuci tangan
d. Komitmen Mutu :
Materi sosialisasi
disusun guna
meningkatkan
pemahaman perawat
e. Anti Korupsi :
Materi dususun dengan
penuh kejujuran
27
c. Menyusun c. Tersusunnya a. Akuntabilitas :
Tanggung jawab penulis
soal/kuision soal/kuisioner
dalam menyiapkan
er menyangkut kuisioner
b. Nasionalisme
menyangkut lima momen
Peserta berkoordinasi
lima momen cuci tangan dengan mentor dalam
menyusun kuisioner
cuci tangan
c. Etika Publik :
Kuisioner disusun
dengan bahasa yang
mudah dipahami dan
dimengerti
d. Komitmen Mutu :
Kuisioner ini bisa
dijadikan sebagai tolak
ukur pemahaman
perawat menegenai lima
moemen cuci tangan
e. Anti Korupsi :
Kuisioner ini secara
keseluruhan memuat
pertanyaan mengenai
lima momen cuci tangan
28
d. Membuat d. Tersusunnya a. Akuntabilitas :
Tanggung jawab penulis
poster lima poster lima
membut poster lima
momen cuci momen cuci momen cuci tangan
b. Nasionalisme Peserta
tangan tangan
berkoordinasi dengan
mentor dalam membuat
poster
c. Etika Publik :
Poster ini menayangkan
gambar yang bisa dilihat
semua usia
d. Komitmen Mutu :
Gambar dalam poster
dibuat beserta dengan
narasi agar pembaca
dengan mudah dapat
memahami maksut dari
gambar tersebut
e. Anti Korups
Poster tersebut dibuat
merujuk pada PMK
No.27 tahun 2017
tentang PPI
e. Menempel Poster lima a. Akuntabilitas :
momen cuci Setalah poster tersedia
poster lima
tangan terpasang maka penulis bertugas
momen cuci disekitar fasilitas memasang poter
cuci tangan b. Nasionalisme
tangan
Poster cuci tangan yang
disekitar terpasang dapat dilihat
oleh siapa saja
fasilitas cuci
c. Etika publik :
tangan Poster lima momen cuci
tangan yang terpasang
ruang rawat
tidak mengganggu
inap fasilitas lain
29
d. Komitmen Mutu :
Poster yang telah
terpasang dapat menjadi
pengingat bagi perawat
dalam melayani pasien
sesuai dengan SPO
e. Anti Korupsi :
Dengan poster ini dalam
melayani pasien perawat
akan selalu ingat untuk
mencuci tangan
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : akses internet yang masih cukup sulit di daerah penulis sehingga agak menghambat
dalam mencari sumber referensi.
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : materi terkait sosialisasi kurang maksimal
Alternatif Solusi: modifikasi pemamfaatan sumberdaya yang ada guna melancarkan proses pembuatan materi.
Kontribusi Penguatan
Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi- Nilai
Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
30
3 3. Melaksanaka a. Membuat surat a. Surat a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
Surat undangan
n kegiatan undangan sosialisasi undangan mendukung misi mendukung
menunjukan keseriusan
sosialisasi telah siap penulis mengundang Rumah Sakit Budaya Kerja
peserta seminar
kepada Umum Daerah Rumah Sakit
b. Nasionalisme
petugas Surat undangan dibuat Kabupaten Buton Umum Daerah
dan ditandatangani oleh
ruang rawat Tengah, yakni Kabupaten
Kepala Rumah Sakit
inap c. Etika Publik : “Meningkatkan Buton Tengah,
Dengan surat resmi kualitas sumber
yakni budaya
menunjukan rasa hormat daya dan
dalam mengundang profesionalisme
peserta sosialisasi petugas rumah “Aman
d. Komitmen Mutu : sakit melalui
Surat undangan ditanda pendidikan dan Tindakanku
tangani Kepala Rumah pelatihan” dan Sehat
Sakit
e. Anti Korupsi : Tujuanku”
Dalam surat undangan
telah ditetapkan waktu
pelaksaan sosialisasi
31
b. Menyiapkan ruangan b. Ruangan a. Akuntabilitas :
Penulis harus
untuk sosialisasi telah siap
menyiapkan ruangan
untuk sosialisasi
b. Nasionalisme
Meminta bantuan
pegawai lain menyiapkan
ruangan
c. Etika Publik :
Kebersihan, kerapihan
dan kenyamanan
ruangan
d. Komitmen Mutu :
Ruangan sosialisasi
bersih, rapih dan nyaman
e. Anti Korupsi :
Meminjam ruangan aula
rumah sakit pada
pimpinan rumah sakit
32
c. Menyiapkan fasilitas c. Fasilitas a. Akuntabilitas :
Penulis wajib
pendukung sosialisasi pendukung
menyediakan fasilitas
telah siap yang mendukung
sosialisasi
b. Nasionalisme Meminta
bantuan pegawai lain
menyiapkan faslitas yang
mendukung sosialisasi
c. Etika Publik :
Meminta bantuan
pegawai lain dengan
bahasa yang sopan dan
ramah
d. Komitmen Mutu :
Fasilitas pendukung
sangat diperlukan untuk
optimalisasi kegiatan
sosialisasi
e. Anti Korupsi :
Meminjam faslitas
Rumah Sakit dan
mengembalikan ketika
selesai digunakan
d. Melakukan pre tes d. Pretes a. Akuntabilitas :
Peserta wajib mengikuti
diikuti oleh
pre tes
seluruh b. Nasionalisme Peserta
perawat mengerjakan
ruang rawat soal/kuisioner dalam
inap ruangan yang sama
c. Etika publik :
Mengerjakan
soal/kuisioner dalam
suasana tenang
33
d. Komitmen Mutu :
Peserta mengerjakan
soal/kuisoner atas
pemikiran pribadi
e. Anti Korupsi :
Pre te dilakukan dengan
jujur oleh semua peserta
e. Menyampaikan e..Seluruh a. Akuntabilitas :
materi telah Membawakan materi
materi kepada
disosialisasikan sosialisaasi kepada
perawat tentang lima seluruh peserta
sosialisasi
momen tangan
b. Nasionalisme
Ada sesi tanya jawab
pemeteri dan peserta
c. Etika Publik :
Penulis membawakan
materi dengan bahasa
yang jelas, sopan dan
santun
d. Komitmen Mutu :
Materi yang dibawakan
sesuai dengan yang
telah disiapkan
e. Anti Korupsi :
Materi dibawakan
dengan kejujuran
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : Adanya perawat yang kurang kooperatif dalam melakukan kegiatan.
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : Kurang optimalnya pelayanan rumah sakit
Alternatif Solusi: Mengingatkan kembali pada teman sejawat perawat tentang pentingnya kebersihan tangan
34
Kontribusi Penguatan
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata
No Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi- Nilai
Kegiatan Pelatihan
Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
35
4 4. Simulasi lima a. Menyiapkan a. Tersedinya a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
Penulis wajib menyiapkan
momen cuci kebutuhan fasilitas hand mendukung misi mendukung
fasilitas cuci tangan untuk
tangan simulasi haygine simulasi/praktek Rumah Sakit Budaya Kerja
b. Nasionalisme :
Umum Daerah Rumah Sakit
Menyiakan fasilitas cucitangan
berkoordinasi dengan bagian Kabupaten Buton Umum Daerah
yang terkait
Tengah, yakni Kabupaten
c. Etika publik :
Dalam berkoordinasi dengan “Meningkatkan Buton Tengah,
bagianyang terkait kualitas sumber
yakni budaya
menggunakan bahasa yang daya dan
ramah, sopan dan santun profesionalisme
d. Komitmen Mutu : petugas rumah “Aman
Fasilitas yang disiapkan sesuai sakit melalui
dengan kebutuhan sosialisasi pendidikan dan Tindakanku dan
e. Anti Korupsi : pelatihan” Sehat
Fasilitas cuci tangan yang
disiapkan sesuai keperluan Tujuanku”
simulasi
b. Mempraktekan b. Melakukan a. Akuntabilitas :
Mempraktekan lima momen
lima momen praktek lima
cuci tangan didepan seluruh
cuci tangan momen cuci peserta
b. Nasionalisme :
tangan
Seluruh peserta melihat praktek
lima momen cuci tangan
c. Etika Publik :
Mempraktekan lima momen
cuci tangan dengan bahasa
yang sopan dan santun
d. Komitmen Mutu :
Mempraktekan lima momen
cuci tangan sesuai dengan
SPO
e. Anti Korupsi :
Mempraktekan semua tahapan
lima momen cuci tangan
36
c. Memberi c. Seluruh a. Akuntabilitas :
Seluruh peserta diwajibkan
kesempatan peserta
mempraktekan lima momen
pada peserta melakukan cuci tangan
b. Nasionalisme :
untuk praktek lima
Semua peserta dipersilahkan
mempraktekan momen cuci mempraktekan lima momen
cuci tangan
lima momen tangan
c. Etika Publik :
cuci tangan Peserta bergiliran saat
mempraktekkan lima momen
cuci tangan
d. Komitmen Mutu :
Tiap peserta mempraktekan
lima momen cuci tangan
e. Anti Korupsi :
Seluruh peserta diberi
kesempatan yang sama
ANALISIS DAMPAK
Perkiraan Hambatan : antusias peserta yang kurang
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : peserta akan cepat lupa bila tidak langsung mempraktekan
Alternatif Solusi: mempraktekan langsung lima momen cuci tangan sambil bermain peran
No Kontribusi
Tahapan Keterkaitan Substansi Mata Penguatan Nilai
Kegiatan Output/Hasil terhadap Visi-
Kegiatan Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
37
5 5. Melakukan a. Melakukan a. Seluruh a. Akuntabilitas : Kegiatan ini Kegiatan ini
Pemateri wajib melakukan post
evaluasi post tes peserta mendukung misi mendukung
tes guna menilai keberhaslan
Kegiatan mengikuti sosialisainya Rumah Sakit Budaya Kerja
b. Nasionalisme :
post tes Umum Daerah Rumah Sakit
Peserta melakukan post tes
bersama dalam 1 ruangan Kabupaten Buton Umum Daerah
c. Etika Publik :
Tengah, yakni Kabupaten Buton
Post tes dilakukan dengan
tertib “Meningkatkan Tengah, yakni
d. Komitmen Mutu : kualitas sumber
budaya
Tes dilakukan dibawah daya dan
pengawasan profesionalisme “Aman
e. Anti Korupsi : petugas rumah
Tindakanku dan
Peserta diharapkan mejawab sakit melalui
sendiri soal/kuisonernya pendidikan dan Sehat Tujuanku”
pelatihan”
b. Mengevaluasi b. Memperoleh c. Akuntabilitas :
Hasil pre tes dan post tes
hasil pre tes hasil post tes
dievaluasi
dan post tes peserta d. Nasionalisme :
Hasil post tes dapat dijadikan
bahan evaluasis Rumah Sakit
e. Etika Publik :
Hasil evaluasi tidak menjadi
konsumsi publik luas
f. Komitmen Mutu :
Hasil pre dan post tes
diumumkan didepan semua
peserta
g. Anti Korupsi :
Hasil pre tes dan post tes
adalah yang sebenarnya
38
c. Membuat c..Laporan hasil a. Akuntabilitas :
sosialisasi siap menyusun laporan hasil
laporan hasil
sosialisasi sebagai hasil yang
sosialisasi akan dilaporkan
b. Nasionalisme :
Membuat laporan meminta
bimbingan mentor
c. Etika Publik :
menyusun laporan dengan
kalimat yang baik
d. Komitmen Mutu :
Laporan sosialisasi dilaporkan
sesuai yag diperoleh
dilapangan
e. Anti Korupsi :
Hasl yang disusun sesuai
dengan hasil yang diproleh
dari kegiatan
d. Melaporkan d. Hasil a. Akuntabilitas :
melaporkan hasil sosialisasi
hasil sosialisasi
pada atasan sebagai
sosialisasi telah pertanggung jawaban penulis
b. Nasionalisme :
pada mentor dilaporkan
Rapat dengan mentor saat
pada mentor melaporkan hasil sosialisasi
c. Etika Publik :
melaporkan dengan bahasa
yang ramah, sopan dan santun
d. Komitmen Mutu :
Melaporkan hasil kegiatan
sesuai hasil evaluasi
e. Anti Korupsi :
Semua hasil kegiatan tanpa
terkecuali dilaporkan pada
mentor
ANALISIS DAMPAK
39
Perkiraan Hambatan : peserta sosialisasi yang mengerjakan bukan karena pikirannya sendiri
Dampak bila kegiatan tidak terlaksana : tidak ada pembanding tingkat pemahaman pegawai sebelum dan
setelah sosialisasi
Alternatif Solusi: mengombservasi langsung seluruh peserta sosialisasi terhadap pelaksanaan prakter cuci
tangan
40
1. Membuat rencana awal
kegiatan
a. Melakukan koordinasi dengan a
mentor
b. Menyampaikan rencana
b b
kegiatan yang akan
dilaksanakan
c. Meminta persetujuan dari c
mentor
3 Melaksanakan kegiatan
sosialisasi kepada petugas
ruang rawat inap
a
a. Membuat surat undangan
sosialisasi
b. Menyiapkan ruangan untuk b
sosialisasi
c. Menyiapkan fasilitas c
pendukung sosialisasi
41
d. Melakukan pre tes d
e. Menyampaikan materi e
kepada perawat tentang lima
momen tangan
4. Simulasi lima momen cuci
tangan
a. Menyiapkan kebutuhan a
simulasi
b. Mempraktekan lima momen b
cuci tangan
c. Memberi kesempatan pada c c c c c c c
peserta untuk mempraktekan
lima momen cuci tangan
5 Melakukan evaluasi Kegiatan
a. Melakukan post tes a
b. Mengevaluasi hasil pre tes dan b
post tes
c. Membuat laporan hasil c c
sosialisasi
d. Melaporkan hasil sosialisasi
pada mentor d d
42
3.6 Rencana Anggaran Biaya
Beberapa kegiatan aktualisasi yang dilakukan membutuhkan biaya yang sumbernya dari
Rumah Sakit yang riciannya seperti terlihat pada tabel 3.6
Tabel 3.6
Rencana Anggaran Biaya Sosialisasi Pegawai Rumah Sakit
BAB IV
PENUTUP
43
Rancangan aktualisasi yang disusun oleh penulis ini akan berlanjut dengan melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan waktu yang ditentukan dalam jadwal pelaksanaan
kegiatan.
Penulis akan berusaha untuk memenuhi apa yang telah direncanakan dalam rencana
kegiatan dan berharap semoga dalam melaksanakan kegiatan, merancang, melaporkan hasil kegiatan
tidak terdapat halangan yang dapat menghentikan seluruh kegiatan.
Penulis juga berharap, sejak dari proses perencanaan kegiatan, pelaksanaan dan pelaporan
dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri sebagai calon ASN dan bagi instansi dalam persiapan
menghadapi survei akreditasi Rumah Sakit.
44