(SAP)
REMINISCENCE THERAPY
KELOMPOK 3:
1
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan TAK
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan peserta mampu meningkatkan harga diri
sehingga timbul rasa percaya diri
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan peserta mampu
a. Mengingat kenangan positif masa lalunya
b. Mengungkapkan kenangan positif masa lalunya
B. Kegiatan
3
Penutup 08.40 - 1. Tanya jawab - Mengajukan - Tanya Jawab
09.00 2. Menyimpulkan hasil TAK pertanyaan mengenai
: Reminiscence Therapy materi yang kurang
3. Menanyakan hal-hal yang dipahami.
kurang jelas - Menjawab pertanyaan
4. Mengucap salam penutup. yang diajukan
- Mendengarkan.
- Menjawab salam
C. Media
1. Media
Barang berharga milik PM, sound system.
2. Referensi
Li-Fen Wu, (2011). Group integrative reminiscence therapy on self-esteem, life
satisfaction and depressive symptoms in institutionalised older veterans.
Journal of Clinical Nursing; 20: 15-16, pp: 2195-2203.
3. Setting Tempat
Keterangan:
Klien/Lansia
Fasilitator
Leader
Observer
4
D. Pengorganisasian (Pembagian tugas dan uraian tugas : Leader, Fasilitator, Observer)
1. Leader
a) Bertugas memimpin jalannya terapi
2. Fasilitator
a) Bertugas membantu jalannya TAK
b) Memfasilitasi lansia khususnya yang mengalami penurunan pendengaran maupun
penglihatan agar dapat memahami proses TAK
3. Observer
a) Mengawasi jalannya proses TAK
b) Menyimpulkan hasil TAK setelah TAK berakhir
E. Evaluasi
1. Struktur
a. Kesiapan materi dan SAP
b. Persiapan alat dan media TAK
c. Para lansia hadir di ruangan
d. Pengorganisasian penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan sebelumnya
2. Proses
a. Pemateri dan peserta mampu menjalankan fungsi dan perannya dengan baik
b. Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria: tidak
berbicara sendiri, menyimak penyaji dalam menyampaikan materi
c. Peserta mampu mengingat dan mengungkapkan pengalaman positif yang
pernah dialaminya.
3. Hasil
a. TAK dilakukan 60 menit
b. Semua peserta (8 lansia PM) dapat menceritakan pengalamannya sesuai
dengan kemampuan lansia PM.
c. Lansia PM berjabat tangan setelah TAK selesai
5
Lampiran Materi
Reminiscence Therapy
Prosedur Pelaksanaan
Kegiatan terapi reminiscence yang dilakukan ini mengacu kepada modul terapi yang
telah disusun dan dikembangkan oleh Misesa, Keliat dan Wardani (2013).
Terapi Reminiscence dilaksanakan sebanyak 12 sesi dengan waktu 45 – 60 menit dengan
jumlah peserta 6 – 12 orang. Sesi yang sama dapat diulang kembali bila tujuan sesi tersebut
belum tercapai. Adapun sesi-sesi dalam pelaksanaan terapi meliputi:
6
Sesi 1: Pendahuluan;
Sesi 2: Kenangan menyenangkan pada masa kanak-kanak dan dalam kehidupan keluarga;
Sesi 3: Kenangan menyenangkan pada masa sekolah;
Sesi 4: Kenangan menyenangkan dalam pekerjaan;
Sesi 5: Kenangan menyenangkan saat pertemuan dengan pasangan atau teman dekat;
Sesi 6: Kenangan menyenangkan saat pernikahan;
Sesi 7: Kenangan menyenangkan tentang rumah, kebun, hewan piaraan;
Sesi 8: Kenangan menyenangkan dalam mengasuh anak;
Sesi 9 : Kenangan menyenangkan terhadap makanan / minuman favorit, memasak;
Sesi 10: Kenangan menyenangkan saat kegiatan liburan/tempat-tempat menyenangkan;
Sesi 11: Kenangan menyenangkan saat hari raya / acara perayaan
Sesi 12 : Evaluasi
Pelaksanaan terapi baik generalis maupun spesialis jika dilihat dari sudut pandang
Peplau masuk dalam fase eksploitasi. Terapis membantu klien untuk mengenal dan mengerti
masalah harga diri rendah dan isolasi sosial yang dialaminya dan menentukan kebutuhannya
untuk bantuan. Pada fase ini Terapis berdiskusi dengan klien dalam memilih alternatif
terhadap permasalahan yang dialami klien. Saat interaksi dengan pasien maka Terapis harus
mengadaptasi untuk perubahan peran sesuai dengan kondisi yang dialamai oleh pasien
(Forchuck,1991;Peplau 1997).
Terapis berperan sebagai pendidik yang mengajarkan klien tentang apa yang harus
dilakukan untuk mengatasi masalah harga diri rendah dan Isolasi Sosial. Terapis mengajarkan
dan memberikan informasi kepada klien tentang cara mengatasi dan penyelesaian masalah
bila munculnya perasaan tidak berharga dan perasaan tidak diterima dalam lingkungannya.
7
menemukan bahwa terapi reminiscence telah meningkatkan kebahagiaan responden. Arean et
al (1993) bahwa terapi reminiscence dilakukan untuk lebih meningkatkan kesadaran diri
lansia dengan menggali pengalaman-pengalaman yang menyenangkan selanjutnya terapis
memaksimalkan hal positif yang menyenangkan dari pengalaman tersebut.
Terapi reminiscence bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memori dengan prinsip yang
mengandung unsur story-telling (bercerita) dan berkomunikasi dalam kelompok. terapi kenangan
dapat diberikan pada lansia secara individu, keluarga maupun kelompok. Pelaksanaan kegiatan terapi
secara kelompok member kesempatan pada lansia untuk membagi pengalamannya pada anggota
kelompok sehingga dapat tercipta suasana yang harmonis dan memberi efek relaksasi (Sumartono,
2014)