Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA TEORITIS, KERANGKA PIKIR, DAN


HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka
Dalam penulisan skripsi ini peneliti menggali informasi dari penelitianpenelitian
sebelumnya sabagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan yang
sudah ada. Selain itu, peneliti juga menggali informasi dari buku-buku maupun skripsi dalam
rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan
dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.
B. Kerangka Teoritis
1. Kelengkapan Peralatan Praktik
Pada saat pelaksanaan proses belajar mengajar praktek dilaksanakan, hal utama
yang harus dilakukan adalah mengetahui kebutuhan kelengkapan ideal. Kelengkapan
berarti kegenapan, sedangkan alat berarti barang-barang yang dipakai untuk
mengerjakan sesuatu. Sedangkan yang dimaksud dengan alat disini adalah alat-alat
yang dipakai dalam melaksanakan praktek Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Siswa
akan memperoleh keterampilan secara maksimal dalam proses praktek apabila
didukung dengan adanya bengkel kerja yang memiliki peralatan praktek yang
lengkap.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008


Tanggal 31 Juli 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah
Kejuruan atau Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) untuk praktik dasar instalasi
listrik sebagai berikut:

1) Ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga Listrik berfungsi


sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pembelajaran: penerapan konsep
dasar kelistrikan dan pengukuran pada pembangkit listrik; instalasi
pembangkit yang meliputi konstruksi, cara kerja, pemasangan, inspeksi,
pengoperasian danperawatan/perbaikan, serta pembelajaran keselamatan dan
kesehatan kerja listrik (K3 Listrik).
2) Luas minimum ruang praktik Program Keahlian Teknik Pembangkit Tenaga
Listrik adalah 208 m² untuk menampung 32 peserta didik, yang meliputi:
laboratorium dasar teknik elektro 64 m², area kerja pembangkit tenaga listrik
96 m², ruang penyimpanan dan instruktur 48 m².
3) Ruang praktik Program Teknik Kewndaraan Ringan harus dilengkapi sarana
dan prasarana.
a. Pengertian Kelengkapan Peralatan Praktik
Definisi kelengkapan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat
atau segala sesuatu yang sudah tersedia dengan lengkap (Poerwadarminta, 2007).
Sehingga dalam penelitian ini kelengkapan fasilitas praktek diartikan sebagai
keadaan fasilitas praktek yang sudah lengkap atau terpenuhi sesuai dengan standar
kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan praktik.Kelengkapan
peralatan atau sarana adalah tingkat ketercapaian yang digunakan untuk
pembelajaran praktik oleh siswa teknik kendaraan ringan dengan jumlah standar
yang seharusnya dimiliki oleh sekolah atau jurusan. Peralatan tersebut meliputi
peralatan yang digunakan untuk praktik setiap standar kompetensi pada mata
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan (PMKR).
Pengukuran atau menilai tingkat kelengkapan diperlukan sebuah acuan
sebagai standarisasi. Standar yang digunakan untuk Standar Sarana dan Prasarana
SMK/MAK adalah Permendiknas RI Nomor 40 Tahun 2008. Dalam
Permendiknas tersebut dituliskan ruang praktik Program Keahlian Teknik
Mekanik Otomotif memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan
pembelajaran: pekerjaan mesin otomotif, kelistrikan otomotif, serta chasis
otomotif dan sistem pemindah tenaga (Permendiknas, 2008: 114). Beberapa
standar sarana dan prasarana yang harus dipenuhi oleh setiap SMK.
b. Fungsi Kelengkapan Peralatan Praktik
Keberhasilan dalam setiap proses belajar mengajar, ditentukan oleh
beberapa faktor salah satunya adalah kelengkapan fasilitas praktik yang
mendukung proses belajar mengajar (PBM). Tanpa adanya fasilitas memadai
maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar. Menurut
Wibowo (1998 : 79) belajar tanpa adanya alat – alat pelajaran yang memadai,
maka proses belajar mengajar tidak akan lancar, dengan demikian semakin
lengkap fasilitas praktik maka semakin dapat seseorang belajar dengan baik.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa kelengkapan
fasilitas memiliki peranan yang sangat penting, karena dengan lengkapnya
fasilitas belajar akan menunjang kebutuhan yang diperlukan oleh siswa SMK.
Selain itu proses belajar mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan akan berjalan
sesuai dengan sebagaimana mestinya, karena dengan lengkapnya fasilitas yang
dipakai akan mempermudah penjelasan materi di SMK dan fasilitas bisa
dikatakan lengkap apabila 20 memenuhi kebutuhan minimal dari fasilitas yang
dibutuhkan bengkel otomotif untuk melakukan kegiatan praktik.
c. Macam – macam Kelengkapan Peralatan Praktik
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan (seringkali disebut praktek)
diperlukan peralatan untuk mengerjakannya. Tanpa alat atau perkakas hampir
dapat dipastikan bahwa pekerjaan tersebut tidak dapat dilaksanakan menbginagt
pentingnya peralatan bagi praktek, maka wajib bagi siswa untuk mengenal nama
dan bentuk penggunaannya yang tepat.Dengan menggunakan alat yang tepat
dapat diharapkan hasil kerjaan yang baik. Sebaliknya, salah memilih atau
memakai alat/perkakas, tidak mungkin dihasilkan pekerjaan yang baik.
Untuk melakukan peraktik teransmisi manual diperlukan berbagai jenis
peralatant/perkakas. Oleh karena itu adanya pengelompokan yang sesuai dngan
pemakaiannya atau kegunaaanya yaitu:
1) Kunci pas/ring satu set
Kunci pas/ring adalah kunci yang cukup praktis, karena bagian
ring, dapat untuk mengencangkan atau mengendorkan sedangkan bagian
pasnya bisa untuk melepas dengan cepat. Dapat digunakan untuk
mengencangkan atau mengendorkan mur baut terutama pada bagian-
bagian yang tidak terjangkau oleh kunci shocket. Kunci pas-ring cukup
praktis, karena bagian ring, dapat untuk mengencangkan atau
mengendorkan sedangkan bagian pasnya bisa untuk melepas dengan
cepat.
2) Kunci Shocket Satu Set
Kunci sohocket adalah sebuah kunci yang berbentuk tabung yang
pada sisi tengahnya telah terlobangi sesuai dengan ukuran diameter baut
yang akan dibuka, Tidak seperti kunci pass dan kunci ring kunci ini tidak
memiliki gagang yang tertempel menyatu dengan kepalanya seperti yang
anda temui pada kuci pass dan ring.
3) Tang (tang kombinasi dan tang lancip)
Tang adalah alat yg digunakan untuk memegang benda kerja atu
membantu untuk melepas penggunci bearing pada trasmisi.. Tang terbuat
dari baja dan pemegangnya dilapisi dengan karet keras.
4) Palu Karet
Palu digunakan untuk memukul, memperbaiki suatu benda,
menghancurkan suatu objek, serta penempaan logam.Palu dibuat untuk
tujuan tertentu sesuai dengan bahan, bentuk,dan kegunaanya. Disini kita
menggunakan palu karet dikarenakan kita akan memukul suatu benda
yang berada dalam komponen mesin,jadi kita memukul tidak akan
merudsak dari atau benda kerja tersebut.
d. Kelayakan Kelengkapan Peralatan Praktik
Kelayakan berasal dari kata layak yang berarti wajar; pantas; patut
kelayakan itu sendri berarti perihal layak (patut, pantas); perihal yang dapat
(pantas, patut) dikerjakan (Kamus Besar Indonesia,2008: 803). Kelayakan
dipandang sebagai suatu kondisi tertentu yang dianggap sudah pantas, tentunya
untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan standarlisasi yang dijadikan acuan
untuk menilai sesuatu hal sehingga dapat dikatakan pantas atau tidak.
Berdasarkan pada pegertian di atas, kelayakan peralatan bengkel
pemesinan di SMK Negeri 3 Semarang dapat diartikan sebagai tingkat kesiapan
dan kematangan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 sesuai dengan
persaratan yang telah termuat dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 40 Tahun 2008 yang dilaksanakan oleh pengelolah sekolah
dibantu pihak lain yang terlibat dalam pengelolaan bengkel pemesinan.
e. Pemanfaatan Kelengkapan Peralatan Peraktik
Sebuah bengkel pemesinan terdapat fasilitas peralatan bantu meliputi
perabot ruangan, peralatan bengkel, media pendidikan, dan perlengkapan bantu
dan bahan alat peraktik. Keoptimalan pemanfaatan peralatan bengkel pemesinan
yang digunakan oleh siswa dalam proses belajar mengajar menunjukkan
kecenderungan kategori cukup optimal (43,3 %) bila digunakan untuk kegiatan
pembelajaran praktik. Bengkel belum digunakan untuk kegiatan unit produksi,
kegiatan hanya difokuskan pada proses belajar mengajar praktik.
Dalam sebuah bengkel praktik otomotif kelngkepan peralatan praktik
sangatlah berpengauh besar pada krgiatan peraktik siswa maupun hasil dari
praktik tersebut,dikaenakan sebuah alat peraktik adalah media bantu untuk
mempermudah suatu pekerjaan yang dilakukan siswa saat melakuakan peraktik.

2. Keselamatan Kerja (K3)


a. Pengertian Keselamatan Kerja (K3)
Keselamatan kerja adalah upaya yang dilakukan untuk mengurangi
terjadinya kecelakaan, kerusakan dan segala bentuk kerugian baik terhadap
manusia, maupun yang berhubungan dengan peralatan, obyek kerja, bengkel
tempat bekerja, dan lingkungan kerja, secara langsung dan tidak langsung. Sejalan
dengan kemajuan teknologi, maka permasalahan keselamatan kerja menjadi
salah satu aspek yang sangat penting, mengingat resiko bahaya dalam penerapan
teknologi juga semakin kompleks. Keselamatan kerja merupakan tanggungjawab
semua orang baik yang terlibat langsung dalam pekerjaan dan juga masyarakat
produsen dan konsumen pemakai teknologi pada umumnya.
Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat kita, termasuk pekerja sepeda
motor, kurang memperhatikan keselamatan kerja. Kemungkinan penyebabnya
pertama, mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan tentang keselamatan kerja.
Kedua, mereka sudah tahu, tetapi mengabaikan karena punya kebiasaan buruk.
Kebiasaan tidak mematuhi aturan keselamatan kerja untuk pekerja Teknologi
Sepeda Motor tidak dapat ditolerir. Untuk menjadi pekerja profesional, setiap
orang wajib terlebih dahulu mempelajari keselamatan kerja. Semuanya ada
aturan, dan aturan keselamatan kerja harus dilaksanakan dengan kesadaran yang
tinggi. Sikap dan kebiasaan kerja yang profesional dibentuk melalui disiplin yang
kuat. Bahkan, sikap dan kebiasaan kerja merupakan kunci sukses seorang teknisi
yang sukses.
Secara umum, tujuan keselamatan kerja bagi pekerja profesional
permesinan otomotif menjelaskan beberapa pengertian dan langkah keselamatan
kerja sebelum melakukan sebuah pekerjaan:
1) Sebelum mulai bekerja, setiap siswa memahami semua peraturan dan tata
tertib bengkel. Aturan dan tata tertib bengkel disediakan secara tertulis dan
pada awal semester siswa menandatangani surat pernyataan kesediaan
mengikuti aturan dan tata tertib bengkel. Setiap siswa diharuskan memakai
pakaian kerja khusus dan memakai sepatu khusus untuk bengkel sepeda
motor.
2) Melindungi tenaga kerja atas keselamatan fisik dan mental dalam
melaksanakan pekerjaan. Kecelakaan dan bahaya kerja dapat terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Bekerja dengan memakai zat kimia yang
terkandung dalam oli dan bahan bakar, cat dan bahan lainnya dapat
merusak kulit. Bengkel harus menyediakan zat pelindung kulit yang harus
dipakai sebelum bekerja dengan bahan-bahan dimaksud. Dan sebaliknya,
pekerja harus memakai sesuai dengan aturan bengkel, setiap kali sebelum
memulai bekerja. Bila dikerjakan dengan teratur, maka akan menjadi
kebiasaan.
3) Menjamin keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja. Sebelum
bekerja, bengkel harus bersih terutama dari kotoran minyak oli dan bahan
bakar. Pekerja merupakan bagian dari bengkel dan oleh karena itu, setiap
pekerja bertanggung-jawab membersihkan tempat kerjanya. Semua
peralatan yang dibutuhkan berada pada tempat yang mudah dijangkau.
Pada bengkel sekolah, peralatan dipinjam pada teknisi peralatan dengan
memakai tanda terima. Peralatan yang diterima siswa harus diperiksa
kondisinya. Pada waktu kerja berakhir, semua peralatan dikembalikan
dalam keadaan bersih dan baik. Setiap kerusakan alat harus dilaporkan
kepada pengawas atau instruktur.
4) Obyek kerja diserahkan kepada siswa dari instruktur. Siswa harus sudah
memahami prosedur dan permasalahan yang akan dikerjakan. Sebelum
masuk bekerja praktek, siswa bertanggung- jawab mempersiapkan dirinya
tentang prosedur, alat yamng sesuai dan bahan yang dibutuhkan. Bila ada
kesulitan harus menanyakan kepada.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja dapat


dinyatakan sebagai sesuatu yang menjamin keadaan, keutuhan, kesempurnaan,
baik jasmani maupun rohani manusia, serta hasil karya dan budayanya tertuju
pada keselamatan masyarakat pada umumnya dan pekerja. Bekerja dengan
memperhatikan keselamatan kerja sangat penting artinya, karena bagaimanapun,
siswa sebagai manusia pasti tak ada yang menginginkan terjadinya kecelakaan
terhadap diri sendiri, apalagi sampai berakibat fatal. Mencegah terjadinya
kecelakaan tidak hanya berarti mencegah terjadinya bahaya, tetapi juga ikut
melakukan penghematan dari segi biaya, tenaga dan waktu dan sekaligus berarti
belajar melakukan sesuatu secara efektif dan efisien.

b. Tujuan Keselamatan Kerja (K3)


Berdasarkan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja, bahwa tujuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berkaitan dengan
mesin, peralatan, landasan tempat kerja dan lingkungan tempat kerja adalah
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan
pada sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas. Keselamatan dan kesehatan kerja terutama di laboratorium atau
bengkel mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1) Melindungi praktikan dalam melaksanakan praktek.
2) Menjamin praktikan dalam meningkatkan produktivitas dengan
memperoleh keselamatan dan kesehatan kerja.
3) Menjamin keselamatan dan kesehatan kerja bagi setiap orang yang
berada di laboratorium bengkel dan juga lingkungannya.
4) Menjamin sumber-sumber produksi dan peralatan praktek yang berada
di laboratorium bengkel untuk dapat digunakan, dirawat dan
dipelihara secara aman dan efisien.
5) Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan di tempat kerja dan
lingkungannya.
6) Mencegah dan mengurangi terjadinya kebakaran
7) Mencegah dan mengurangi kerugian/kerusakan yang diderita semua
pihak karena terjadinya kecelakaan/kebakaran.
8) Pemberian Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) sebagai
langkah pertolongan awal dalam penanggulangan kecelakaan yang
terjadi di laboratorium bengkel.
c. Prinsip – prinsip Keselamatan Kerja (K3)
Agar tujuan keselamatan dan kesehatan kerja yang secara umum telah
diuraikan di depan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka perlu dipahami
dan diterapkan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja di
laboratorium/bengkel. Prinsip-prinsip tersebut ada yang bersifat umum yaitu yang
berlaku untuk semua jenis laboratorium bengkel dan ada yang bersifat khusus
yaitu yang hanya berlaku untuk jenis laboratorium/bengkel tertentu saja. Berikut
ini akan diuraikan prinsip-prinsip yang bersifat umum, yaitu:
1. Setiap pekerja/praktikan berhak mendapat jaminan keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Sebagai konsekuensi prinsip ini maka pihak sekolah wajib menyediakan
alat-alat atau fasilitas yang dapat menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja, misalnnya:
1) alat pemadam kebakaran
2) Tersedianya kotak P3K lengkap beserta isinya.
3) Ada petugas yang melayani kesehatan kerja
4) Alat-alat praktek dalam keadaan aman dan mudah digunakan dan
tidak menimbulkan bahaya.
5) Setiap pekerja/praktikan wajib mengenakan pakaian kerja dan alat-
alat pelindung diri pada waktu bekerja/melakukan praktikum,
seperti kacamata, sarung tangan dan sebagainya.
3. Setiap pekerja/praktikan harus menerapkan prinsip-prinsip umum yang
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja, seperti:
1) Bekerja sesuai prosedur dan langkah kerja tertentu.
2) Menggunakan alat yang tepat sesuai dengan fungsinya.
3) Melakukan perawatan umum yang meliputi kebersihan dan
keindahan tempat kerja.

Anda mungkin juga menyukai