Anda di halaman 1dari 10

Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN

Volume 17 (3) 2005

AMOBILISASI ENZIM PENISILIN ASILASE DARI E. coli B1O4               
DENGAN POLIAKRILAMIDA 
 
Firman Sebayang 
Departemen Kimia FMIPA USU Medan

Abstrak
Penisilin asilase adalah merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis benzil penisilin menjadi asam
6-amino penisilanat (6-APA) dan asam fenil asetat. Isolasi enzim penisilin asilase menggunakan bakteri. E.coli
B1O4 sebagai sumber enzim intraseluler. E.coli B1O4 ditumbuhkan dalam medium fermentasi menurut
formula morita dan iwata dengan asam fenil asetat 0,2% sebagai induser. Sel dipecah dengan ultrasonikator
o
pada suhu 4 C. Ekstrak enzim dipisahkan dengan sentrifuga dan diikuti dengan pengendapan enzim dengan
menggunakan ammonium sulfat. Aktivitas enzim ditentukan berdasarkan jumlah 6-APA yang dihasilkan dari
hidrolisis substrat benzil penisilin. 6-APA ditentukan berdasarkan metodekornfeld. Kadar protein ditentukan
dengan metodelowry. Aktivitas spesifik ekstrak kasar enzim adalah 0,65 unit/mg protein dan setelah
pemurnian dengan amonium sulfat 20-60% aktivitas spesifik enzim meningkat menjadi 2,85 unit/mg protein
o
pada kondisi optimum pH 7,5 suhu 45 C dengan lama inkubasi 30 menit.
Amobilisasi enzim penisilin asilase dilakukan dengan menggunakan bahan pendukung poliakrilamida.
Aktivitas spesifik enzim amobil adalah 2,70 unit/mg protein pada kondisi pH 7,5 dan suhu 45 oC dengan lama
inkubasi 30 menit. Bila dibandingkan aktivitas spesifik enzim penisilin asilase bebas dengan enzim amobil
terjadi penurunan aktivitas spesifik setelah diamobilisasi, namun demikian enzim penisilin asilase amobil lebih
menguntungkan karena dapat digunakan secara berulang.

Kata kunci: E. coli B104, Enzim penicilin, Asilase, Amobilisasi

A. PENDAHULUAN sifatnya lebih baik dari penisilin alam. Dari


6-APA dapat dihasilkan proposilin,
Sampai saat ini penggunaan penisilin dan ampisilin, metesilin, oksasilin, kloksasilin,
derivatnya di Indonesia cukup tinggi dan karbenesilin, fenetesilin, dan sebagainya.
diperkirakan akan meningkat dari tahun ke Sedangkan produksi antobiotik di
tahun. Penisilin alam dikenal sebagai Indonesia masih sangat terbatas sehingga
antibiotik yang secara kimia tidak stabil, harga antibiotik di pasaran cukup tinggi
sehingga pada pemakaian penisilin untuk akibatnya sulit dijangkau oleh masyarakat.
tujuan medis sering ditemukan beberapa
Terbatasnya produksi antibiotik di
kekurangan dalam pemakaiannya. Seperti
Indonesia diperkirakan karena bahan baku
timbulnya gejala alergi, waktu paruh
dalam tubuh sempit, tidak tahan terhadap serta enzim yang terkait dalam produksi
asam dan beta-laktamase serta spektrum antibiotik tersebut masih harus diimpor.
kerjanya sempit. Untuk mengurangi ketergantungan akan
bahan baku dari luar negeri maka perlu
Berdasarkan kenyataan ini perlu dilakukan dilakukan upaya penelitian untuk
perbaikan sifat penisilin yaitu membuat pemuliaan galur mikroba yang dapat
derivat penisilin-G sehingga diperoleh menghasilkan antibiotik.
penisilin semisintetik yang sifatnya lebih
efektif dan lebih bermanfaat. Pengembangan Langkah awal yang dilakukan untuk
penisilin baru dapat ditempuh dengan mengkonversi benzil penisilin menjadi
jalan modifikasi spektrum kimia benzil 6-APA diperlukan enzim penisilin asilase.
penisilin (penisilin-G) menjadi asam 6- Enzim penisilin asilase dapat dihasilkan
amino penisilanat (6-APA) dan merupakan oleh beberapa jenis mikroba baik
bagian inti penisilin. termasuk jamur dan bakteri yang
diproduksi secara intraseluler maupun
6-APA ini merupakan prekursor pada ekstraseluler. Transformasi benzil penisilin
pembuatan penisilin semisintetik yang secara enzimatis menggunakan enzim

1
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

panisilin asilase dapat digambarkan permukaan melokul enzim. Gugus fungsi


sebagai berikut: inilah yang berikatan dengan gugus fungsi
bahan pedukung untuk membentuk ikatan
kovalen atau non kovalen.
Teknik amobilisasi enzim dapat dilakukan
dengan cara (1) cara fisik yang meliputi
teknik penjebakan (entrapment,
encapsulation), (2) cara kimia yang meliputi
teknik pengikatan baik secara kovalen,
non kovalen dan teknik ikatan silang
(crosslinking), (3) Kombinasi cara fisik dan
kimia. Beberapa metode amobilisasi
enzim dapat digambarkan sebagai berikut:

Walaupun enzim merupakan katalis yang


efisien dan cara kerjanya berlangsung
secara spesifik dan selektif namun
demikian enzim tidak terlalu ideal untuk
penggunaan dalam berbagai reaksi kimia
karena stabilitas enzim yang rendah, dan
secara teknik sulit untuk memperoleh
kembali enzim yang masih aktif dari
campuran reaksi untuk dapat digunakan
kembali.

Adanya perkembangan rekayasa enzim


akan dapat mengatasi kekurangan dari
reaksi enzimtais biasa. Cara ini dikenal Bahan pendukung yang banyak
sebagai tenik amobilisasi enzim. Amobilisasi digunakan untuk amobilisasi enzim adalah
enzim adalah suatu proses di mana kalsium alginat, kappa-karagenan,
pergerakan molekul enzim ditahan pada poliakrilamida dan resin sintetis. Dalam
tempat tertentu dalam suatu ruang reaksi penelitian ini digunakan bahan pendukung
kimia yang dikatalisisnya. Proses ini dapat amobilisasi emzim penisilin asilase adalah
dilakukan dengan cara mengikatkan poliakrilamida. Struktur poliakrilamida
molekul enzim tersebut pada suatu bahan dibentuk oleh reaksi polimerisasi larutan
pendukung (matriks) tertentu melalui akrilamida dan N-N-
pengikatan kimia atau menahan secara metilenbisakrilamida (BIS) sebagai
fisik dalam suatu rongga bahan pembentuk ikatan silang. Pada reaksi
polimerisasi ini digunakan kalium ferosulfat,
pendukung. Hal ini dimungkinkan karena
K2S2O8 sebagai bahan inisiator serta beta-
molekul enzim yang struktur globular
dimetilaminopropionitril (DMAPN) sebagai
(tertier maupun kuartener) mempunyai
gugus hidrofilik yang mengarah keluar dari


Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

aselerator. DMAPN dapat diganti dengan fermentasi ditambahkan asam fenil asetat
N,N,N,N-tetrametilendiamin (TEMED). 0,2% sebagai penginduksi. Pasta sel
bakteri dipisahkan dari medium cair
Reaksi polimerisasi gel poliakrilamida ini dengan sentrifuga dingin 2-4 oC pada
dapat dilihat seperti gambar berikut: 5000 rpm selama 30 menit. Pasta sel
dicuci dengan NaCl 0,95%, selanjutnya
pasta sel disuspensikan dengan 5 ml bufer
fosfat 0,01 M pH 7,0.
Pemecahan sel bakteri dilakukan dengan
ultrasonikator pada suhu 2-4 oC. Ekstrak
enzim kasar dipisahkan dari komponen-
komponen sel lainnya dengan sentrifuga
dingin pada 5000 rpm selama 30 menit.

3. Pemurnian Enzim Penisilin Asilase.


Metode pemurnian enzim dilakukan
berdasarkan metode balshingham dan
kawan-kawan. Ekstrak enzim kasar
dimurnikan dengan penambahan amonium
sulfat secara pengendapan bertingkat 0-20%
jenuh; 20-60% jenuh; dan 60-80% jenuh.
Masing-masing fraksi dipisahkan dari
cairannya secara sentrifugasi pada 12000
rpm suhu 2-4 oC selama 20 menit.
Endapan enzim yang diperoleh
disuspensikan dalam bufer fosfat 0,01 M
pH 7,0. Larutan enzim setiap fraksi
dilakukan dialisa menggunakan selofan.

4. Pengujian Aktivitas Enzim Penisilin


Asilase
Sebanyak 0,1 ml enzim hasil isolasi
B. BAHAN DAN METODA direaksikan dengan 0,4 ml substrat benzil
penisilin. Selanjutnya ditambahkan 0,5 ml
1. Pembuatan Inokulum. bufer fosfat 0,1 M pH 7,5. Inkubasi selama
Sebanyak 2 mata ose biakan E. coli B104 30 menit pada 45 oC. Setelah inkubasi, ke
dipindahkan ke dalam 100 ml medium dalam campuran reaksi ditambahkan 1,90 ml
fermentasi. Medium yang telah bufer fosfat 0,5 M pH 6,8 dan 0,1 ml
diinokulasikan ini dikocok selama 24 jam larutan 2,4-pentanadion, kocok dalam
pada suhu 30 oC, 180 rpm. Jumlah sel vortek dan langsung dipanaskan dalam air
yang tumbuh diukur berdasarkan mendidih selama 20 menit. Dinginkan
turbiditasnya pada panjang gelombang dalam air es selama 10 menit. Selanjutnya
650 nm. tambahkan 1,5 ml regen erlich, campuran
reaksi dikocok dan biarkan 10 menit.
2. Isolasi Enzim Penisilin Asilase Warna merah yang terjadi diukur
Sebanyak 3000 ml medium fermentasi serapannya pada panjang gelombang 538
diinokulasi dan dikocok selama 20 jam nm. Sebagai kontrol digunakan enzim
pada 180 rpm dan suhu 30 oC. 8 jam penisilin asilase hasil isolasi yang telah
setelah diinokulasi pada medium dimatikan aktivitasnya melalui

3
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

pemanasan. Untuk mengetahui jumlah 6- benzil penisilin dan 1,2 ml bufer fosfat 0,1
APA yang terbentuk digunakan kurva M pH 7,5. Inkubasi dalam inkubator
standar 6-APA (Lampiran 1). goyang pada suhu 45 oC selama 30 menit.
Jumlah 6-APA yang dihasilkan ditentukan
5. Penentuan Kadar Protein Enzim seperti cara penentuan jumlah 6-APA
Penisilin Asilase dengan menggunakan enzim penisilin
Penentuan kadar protein dilakukan asilase bebas.
dengan metode lowry. Sebanyak 1 ml
larutan enzim direaksikan dengan 5 ml 8. Pengujian Aktivitas Enzim Penisilin
reagen C, kocok dan biarkan selama 10 Asilase Amobil pada Pemakaian
menit pada suhu kamar. Tambahkan 0,5 Berulang.
ml reagen D (folinciocalteu 1 N) kocok dan Penentuan ativitas enzim amobil pada
biarkan 30 menit pada suhu kamar. pemakaian berulang sama halnya dengan
Warna biru yang terbentuk diukur cara penentuan aktivitas enzim amobil,
serapannya pada panjang gelombang 750 hanya saja setelah pemakaian pertama
nm. Untuk mengetahui konsentrasi protein selesai, enzim amobil tersebut dicuci
digunakan kurva standar bovin serum dengan air, selanjutnya digunakan
albumin (Lampiran 2). kembali. Demikian seterusnya sampai
pemakaian berulang 6 kali.
6. Pembuatan Enzim Penisilin Asilase
Amobil C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebanyak 750 mg akrilamid dicampur
dengan 40 mg N,N-metilenbisakrilamida 1. Isolasi Enzim Penisilin Asilase
dalam 100 ml gelas kimia yang berisi 5 ml Pada tahap isolasi enzim dilakukan
bufer fosfat 0,01 M pH 7,0. Diaduk sampai sentrifugasi sel E. coli yang masih
homogen. Tambahkan 1 ml larutan enzim tercampur dengan mediumnya. Pengujian
penisilin asilase hasil isolasi dan diaduk. terhadap sisa medium fermentasi
Tambahkan 0,5 ml larutan N,N,N,N- menunjukkan tidak adanya aktivitas enzim
tetrametilendiamin (TEMED) 5% dan 0,5 penisilin asilase. Hal ini membuktikan
ml larutan kalium persulfat. Setiap kali bahwa enzim penisilin asilase dari E. coli
penambahan bahan selalu diaduk. B104 bersifat intraseluler sehingga untuk
memperoleh enzim harus dilakukan
Dibiarkan membeku dalam kamar pemecahan sel menggunakan
pendingin agar enzim yang diamobilkan ultrasonikator. Ekstrak kasar enzim
tidak rusak akibat pengaruh panas pada dipisahkan dari komponen-komponen sel
proses reaksi polimerisasi. Gel yang telah lainnya dengan sentrifugasi.
dibentuk dipotong-potong dengan ukuran
2 x 2 x 2 mm, kemudian dengan bufer 2. Pemurnian Enzim Penisilin Asilase
fosfat dengan volume tertentu. Gel yang Ekstrak enzim yang diperoleh masih
telah dicuci merupakan enzim penisilin merupakan campuran dari berbagai
asilase amobil. macam enzim sehingga untuk
mendapatkan enzim yang lebih murni
7. Pengujian Aktivitas Enzim Penisilin dilakukan pemurnian dengan fraksinasi
Asilase Amobil. menggunakan amonium sulfat. Aktivitas
Proses yang dilakukan adalah sistem spesifik sebelum dan sesudah pemurnian
batch. Sebanyak 2 gr gel poliakrilamida dapat dilihat pada Tabel 1.
yang mengandung 0,4 ml enzim
ditambahkan sebanyak 0,8 ml substrat

4
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

Tabel 1. Aktivitas Spesifik Enzim


Penisilin Asilase Sebelum dan
Sesudah Pemurnian.
Fraksi Enzim Kadar Aktivitas
Protein spesifik
(mg/ml) (Unit/ mg
Protein)
Ekstrak enzim 12.50 0.65
kasar
(NH4)2SO4
0 - 20% 12.10 0.85
20 - 60% 10.35 2.82
60 - 80% 9.78 1.15

Dari tabel dapat dilihat bahwa aktivitas


spesifik enzim tertinggi diperoleh pada
fraksi 20-60%. Hal ini menunjukkan bahwa
pada fraksi tersebut enzim penisilin
asilase realtif lebih murni.

5
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

Kurva 1. Grafik Aktivitas Enzim Penisilin pada Berbagai pH

Kurva 2. Grafik Aktivitas Enzim Penisilin Asilase pada Berbagai Suhu

Kurva 3. Grafik Enzim Penisilin Asilase Amobil pada Pemakaian Berulang

3. Penentuan pH Optimum Enzim H+ tidak mempengaruhi konformasi enzim


Penisilin Asilase sehingga pada pH optimum konformasi
PH optimum enzim penisilin asilase enzim sama dengan konformasi substrat
dapat dilihat pada Kurva 1. Dari kurva sehingga pada pH optimum aktivitas
dapat dilihat bahwa pH optimum enzim enzim paling tinggi.
penisilin asilase adalah 7,5. pH ini
berhubungan dengan struktur enzim 4. Penentuan Suhu Optimum Enzim
yang terdiri dari asam amino. Penisilin Asilase.
Perubahan pH dalam larutan Suhu optimum enzim dapat dilihat seperti
menunjukkan perubahan ion H+. Kurva 2. Dari kurva dapat dilihat bahwa
Jumlah ion akan mempengaruhi suhu optimum enzim penisilin asilase
struktur enzim terutama pada ikatan adalah 45 oC. Sebelum mencapai suhu
hidrogen. Pada pH optimum jumlah ion optimum aktivitas enzim masih rendah.


Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

Hal ini disebabkan karena energi molekul substrat dengan sisi aktif enzim
aktivasi yang diperlukan enzim untuk kurang efektif sehingga akan menurunkan
menghidrolisa substrat benzil penisilin aktivitas enzim.
belum cukup sehingga enzim tidak
bekerja secara efektif. Kenaikan 6. Pengujian Aktivitas Enzim Penisilin
temperatur menyebabkan kenaikan Asilase Amobil pada Pemakaian
aktivitas enzim meningkat sampai Berulang
mancapai kondisi optimum. Setelah Dari hasil pengujian aktivitas enzim
tercapai suhu optimum ternyata dengan penisilin asilase amobil pada pemakaian
kenaikan suhu aktivitas enzim berulang untuk enzim yang sama ternyata
menurun. mengalami penurunan seperti terlihat
pada Kurva 3.
Terjadinya penurunan aktivitas Dari kurva dapat dilihat bahwa penurunan
diperkirakan karena enzim mengalami aktivitas ini berhubungan dengan stabilitas
denaturasi akibat panas. Ikatan dan daya katalitik molekul enzim. Daya
hidrogen yang merupakan ikatan yang katalitik dan stabilitas enzim dipengaruhi
lemah pada molekul enzim mungkin oleh faktor lingkungan terutama gugus
terputus sehingga terjadi perubahan fungsi reaktif enzim pada pusat aktif. Bila
struktur tertier dan kuartener dan suatu enzim sering digunakan maka
menurunkan aktivitas enzim. adanya interaksi antara substrat dengan
enzim akan mempengaruhi gugus reaktif
5. Aktivitas Enzim Penisilin Asilase sehingga terjadi perubahan konformasi
Sebelum dan Sesudah struktur enzim, dengan demikian akan
Diamobilisasi mempengaruhi daya katalitik enzim
Aktivitas enzim penisilin asilase tersebut.
sebelum dan sesudah diamobilisasi
dapat dilihat pada Tabel 2. Bila dilihat stabilitas enzim penisilin
asilase amobil pada pemakaian berulang
Tabel 2. Aktivitas Enzim Penisilin Asilase
ternyata pada pemakaian 1 sampai ke-4
Fraksi Enzim Aktivitas Spesifik
(unit/mg Protein)
relatif belum menunjukkan perubahan
Enzim penisilin 2.85 aktivitas enzim yang berarti. Namun
asilase bebas setelah pemakaian yang ke-5 dan ke-6
Enzim penisilin 2.70 terjadi penurunan aktivitas yang tajam. Hal
asilase amobil
ini kemungkinan kerusakan perubahan
konformasi enzim penisilin asilase cukup
Bila dibandingkan aktivitas enzim besar sehingga menyebabkan aktivitas
bebas dengan enzim amobil dengan enzim menurun secara drastis.
bahan pendukung poliakrilamida ternyata
aktivitas enzim penisilin asilase amobil
D. KESIMPULAN
lebih rendah. Hal ini mungkin
disebabkan karena enzim sebagai
1. E. coli B104 dapat memproduksi enzim
molekul protein yang bersifat hidrofilik
penisilin asilase jika bakteri tersebut
sangat mudah dipengaruhi oleh
ditumbuhkan dalam medium fermentasi
keadaan lingkungan. Dengan demikian
menurut formula morita dan iwata yang
diperkirakan struktur molekul enzim
mengandung asam fenil asetat 0,2%
rusak akibat terjadinya perubahan
sebagai penginduksi.
panas pada saat berlangsungnya
2. Aktivitas spesifik ekstrak kasar enzim
reaksi polimerisasi. Selain itu turunnya
aktivitas enzim amobil mungkin adalah 0.65 unit/mg protein, dan
disebabkan karena orientasi antara setelah pemurnian dengan amonium

7
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

sulfat 20-60% jenuh aktivitas Crueger, W., and A. Crueger, (1984),


spesifik meningkat menjadi 2,85 Biotechnology: A Textbook of Industrial
unit/mg protein dengan kondisi Micribiology, Brock, T.D., editor,
optimum reaksi enzim adalah pH 7,5 Science Tech., Inc., Madison, USA,
dan suhu 45 oC. 178-180, 202-206.
3. Aktivitas spesifik enzim penisilin Savidge, T.A., and M.Cole, (1975),
asilase amobil dengan bahan Penicillin Acylase (Bacterial) in
Hash, J.H.(ed.), Methods in
pendukung poliakrilamida adalah
Enzymology-Antibiotics, Academic
2,70 unit/mg protein pada pH 7,5
Press, New York, 705-720.
dan suhu 45 oC. Chibata, Inchiro, (1978), Immobilized
4. Mekipun terjadi penurunan aktivitas Enzymes, Kodansha Ltd., Tokyo, 9-
enzim penisilin asilase amobil 54.
namun penggunaan enzim amobil Morita, H., and T. Iwata, J., (1984),
lebih menguntungkan karena enzim Ferment. Technol., 62, 217-218.
amobil dapat meningkatkan Balashingham, K, et al., (1972), The
stabilitas serta dapat digunakan Isolation and Kinetics of Penicillin
secara berulang. Amidase from Escherichia coli,
E. DAFTAR PUSTAKA Biochim, Biophys, Acta, 276, 250-
251.
Widiawati Adinoto, dkk., (1987), Kornfeld, J.M., (1987), A New Colorimetric
Pemilihan Anti Mikroba yang Methods for The Determination of 6-
Rasional, MKB. XX, No.1, Juli, Aminopenicillanic Acid, Anal. Chem.,
30-35. 86, 118-126.
Carrington, T.R., (1971), The Lowry D.C.H., RoseBrough, N.J. dan Farr,
Development of Commersial Randall, (1951), J. Biol.Chem, 193.
Processes for the Production of Kawashima, K. and umeda K., (1974),
6-amino Penisilanic Acid (6-APA), Immobilization Of Enzymes By
Proc.R.Soc.Lond.B., 179, 321- Radiopolimerization Of Acrilamide,
333. Biotechnology And Bioenginering,
16, 609-621.

8
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

LAMPIRAN

Lampiran 1.

9
Firman Sebayang Jurnal KOMUniKASI PENELITIAN
Volume 17 (3) 2005

Lampiran 2.

10

Anda mungkin juga menyukai