Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan

Pada praktikum ini kami membuat tetes telinga bervolume 10ml Tetes telinga adalah obat tetes
yang steril digunakan untuk telinga dengan cara meneteskan obat kedalam telinga. Kecuali
dinyatakan lain, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air. Cairan pembawa
yang digunakan harus mempunyai kekentalan yang cocok agar obat mudah menempel pada
dinding telinga, umumnya digunakan gliserol propilenglikol.
Dapat juga digunakan etanol, heksilenglikol dan minyak nabati. (FI edisi III hal 10)
Alasan pemilihan bahan tetes telinga Kloramfenikol : sebagai zat aktif yang diindikasikan sebagai
obat yang berfungsi untuk membunuh dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme, Dinatrium
edetat : sebagai chelating agent atau agen pengkelat yang bertugas mengikat ion atau logam.
Apabila sediaan mengandung ion atau logam agen pengkelat ini yang bertugas mengikatnya dan
ketika diikat maka ion atau logam itu bisa larut, Nipagin : dalam sediaan tetes telinga ini,
digunakan nipagin atau matil paraben sebagai antimikrobial preservative. Tujuannya pengawetan
sediaan terhadap pertumbuhan mikroba, Aqua pro injection : dalam sediaan tetes telinga ini,
digunakan juga aqua pi sebagai pembawa atau pelarut pada sediaan. Tujuannya yaitu agar sediaan
tidak terlalu kental dan mudah diteteskan pada telinga. Propylenglikol : sebagai zat tambahan yang
digunakan sebagai zat tambahan / pelarut untuk melarutkan sediaan tetes telinga karena
mempunyai viskositas yang tinggi sehingga kontak obat lebih lama.
Setelah itu sediaan yang telah kami buat di lakukan uji evaluasi, pada uji
Organoleptis dihasilkan bentuk liquid, tidak berbau dan berwarna bening. Pada uji
homogenitas, sediaan yang dibuat tidak homogen dilihat dengan cara visual.
Pada uji Kejernihan sediaan yang kami buat tidak jernih ada partikel asing, dan
tidak sesuai dengan literature, itu karena alat yang kami gunakan kurang bersih.
Pada Uji kebocoran, botol tetes telinga dibalikkan sehingga posisi tutup di bawah, jika
terdapat kebocoran, maka dapat berbahaya karena lewat lubang/ celah tersebut dapat
menyebabkan masuknya mikroorganisme. Selain itu, isi dari botol dapat bocor keluar dan
merusak penampilan kemasan, hasil uji tersebut didapatkan bahwa sediaan yang kami buat
tidak bocor.
Pada uji pH, uji pH pada tetes telinga dilakukan untuk mencegah terjadinya rasa sakit
sewaktu disuntikkan. Didapatkan bahwa sediaan yang dibuat menghasilkan pH 6 hasil
tersebut memenuhi syarat.
Pada uji Volume terpindahkan, sediaan di pindahkan ke dalam gelas ukur dan
menghasilkan tetap bervolume 10 mL.
Dari hasil uji evaluasi tersebut, sediaan tetes telinga yang dibuat tidak memenuhi
persyaratan uji mutu fisik,karena pada uji kejernihan masi belum jernih dan pada uji homegen juga
belum homogen.

Anda mungkin juga menyukai