Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKNIK MODULASI DIGITAL

PHASE SHIFT KEYING

OLEH :
YAMA FRESDIAN DWI SAPUTRO
TE – 4A
4.35.11.0.24

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D4 TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Modulasi
Modulasi adalah suatu proses dimana properti atau parameter dari suatu
gelombang divariasikan secara proporsional terhadap gelombang yang lain. Parameter
yang diubah tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi
membutuhkan dua buah sinyal yaitu sinyal pemodulasi yang derupa dinyal informasi
yang dikirim, dan sinyal carrier dimana sinyal informasi tersebut ditumpangkan. (Krauss,
H.L, Raab, F.H. 1990).
Modulasi memiliki dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan modulasi
sinyal digital. Contoh modulasi sinyal analog adalah Frequency Modulation (FM) dan
Amplitude Modulation (AM). Sementara modulasi sinyal digital antara lain Amplitude
Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK), dan Frequency Shift Keying (FSK).

Gambar 1.1 Blok Diagram Sistem Transmisi


Tujuan dilakukannya proses modulasi antara lain :
1. Untuk memudahkan proses radiasi
2. Untuk memungkinkan multiplexing
3. Untuk mengatasi keterbatasan peralatan
4. Untuk mengurangi pengaruh noise dan interferensi

1.2 Modulasi Digital


Modulasi digital merupakan proses penumpangan sinyal digital (bit stream) ke
dalam sinyal pembawa. Modulasi digital sebenarnya adalah proses mengubah-ubah
karakteristik dan sifat gelombang pembawa (carrier) sedemikian rupa sehingga bentuk
hasilnya (modulated carrier) memiliki ciri-ciri dari bit-bit (0 atau 1). Berarti dengan
mengamati sinyal carriernya, kita bisa mengetahui urutan bitnya disertai clock (timing,
sinkronisasi). Melalui proses modulasi digital sinyal-sinyal digital setiap tingkatan dapat
dikirim ke penerima dengan baik. Untuk pengiriman ini dapat digunakan media transmisi
fisik (logam atau optik) atau non fisik (gelombang-gelombang radio). Pada dasarnya
dikenal 3 sistem modulasi digital yaitu: ASK, FSK, dan PSK.

Gambar 1.2 (a) macam – macam modulasi digital

Berdasarkan tiga jenis modulasi digital (ASK, FSK, PSK) ini kemudian dikembangkan
menjadi beberpa jenis modulasi digital yang saat ini digunakan, seperti Minimum Shif
Keying (MSK), Gaussian Minimum Shif Keying (GMSK) yang sekarang digunakan pada
telepon seluler GSM, Differential Binary Phase Shif Keying (DBPSK), Quartenary Phase
Shif Keying (QPSK), Differential Quartenary Phase Shif Keying (DQPSK), dan lain-lain.
Bentuk persamaan dan contoh output dari modulator dapat dilihat seperti pada
gambar berikut ini :
Gambar 1.2 (b) Jenis jenis modulasi digital (a) ASK, (b) PSK, (c) FSK
I.3 Sinyal Analog dan Sinyal Digital
Berdasarkan data yang dikirimkan, komunikasi dapat dibedakan menjadi komunikasi
analog dan komunikasi digital. Jika sinyal informasi berupa sinyal kontinyu, maka
komunikasi tersebut merupakan komunikasi analog. Sedangkan untuk sinyal informasi
digital seperti kode ASCII, sinyal percakapan dan gambar digital maka komunikasi
tersebut dinamakan komunikasi digital. Skema modulasi yang digunakan juga berbeda,
untuk komunikasi analog menggunakan modulasi konvensional (AM atau FM) sedangkan
komunikasi digital menggunakan modulasi FSK, PSK atau QAM beserta turunan masing-
masing jenis modulasi tersebut. Saat ini komunikasi elektronik berusaha menggunakan
sinyal informasi digital, misalnya komunikasi telepon seluler.
Gambar 1.3 (a) sinyal analog (b) sinyal digital

Dalam sebuah sinyal, ada istilah amplitudo, periode dan frekuensi, panjang
gelombang, serta fase sinyal. Gambaran tentang istilah-istilah sinyal tersebut adalah
sebagai berikut :

Gambar 1.3 parameter gelombang (amplitude, periode, dan frekuensi)

Amplitudo adalah besarnya sinyal atau besarnya ayunan sinyal tersebut. Yang
disebut dengan satu gelombang terdiri dari sebuah bukit dan sebuah lembah.
Sehingga Panjang gelombang adalah jarak antara satu bukit dengan bukit berikutnya
atau jarak lembah dengan lembah berikutnya dengan satuan meter. Periode adalah
waktu yang diperlukan untuk menempuh satu bukit dengan satu lembah dalam
satuan detik. Banyaknya gelombang tiap detik disebut dengan frekuensi dengan
satuan Hertz. sehingga hubungan antara frekuensi dengan periode dapat
dinyatakan :

Fase sinyal adalah sudut yang ditempuh dalam satu periode. Satu periode
dinyatakan sebagai 360°. Sehingga fase pada saat awal gelombang ( t = 0) adalah 0°
dan fase pada saat menempuh satu periode ( t = T ) adalah 360°.

Gambar 1.4 Pengertian fase sinyal (0°, 90°, dan 180°)

Berdasarkan pengertian amplitudo, frekuensi, dan fase tersebut diatas, maka


sebuah sinyal analog periodik dapat dinyatakan dengan:

s(t) = Asin(2π f + ϕ )

Sinyal digital biasanya amplitudo dinyakan dengan nilai 0 dan 1 (dapat juga -1
dan 1 tergantung jenis pengkodeannya), dan periode adalah waktu untuk satu pulsa
sinyal dengan amplitudo 0 atau 1 tersebut. Dengan demikian satu gelombang sinyal
digital hanya terdiri dari pulsa yang memiliki amplitudo 0 atau 1. Gambaran yang
lebih jelas adalah sebagai berikut :
Gambar 1.5 Sinyal Digital

Pengertian laju bit (bit rate) adalah banyaknya pulsa kotak dalam tiap detik,
atau kecepatan bit ini identik dengan frekuensi sinyal analog. Periode sinyal digital
biasanya disebut dengan interval bit, sehingga banyaknya pulsa kotak tiap detik
menunjukkan laju bit sinyal digital. Gambar berikut ini menunjukkan laju bit
berdasarkan bit intervalnya.

Gambar 1.6 Interval Bit dan Laju Bit

Bit rate atau laju bit adalah banyaknya bit per detik atau bit per second (bps).
Sedangkan baud rate adalah banyaknya unit / satuan sinyal per detik. Baud rate lebih
kecil dibanding bit rate.

II. ISI
2.1 Phase Shift Keying (PSK)
Dalam sistem PSK, sinyal pembawa sinusoidal dengan amplituda Ac dan frekuensi fc
digunakan untuk merepresentasikan kedua simbol “1” dan “0”, hanya saja fasa sinyal
pembawa untuk kedua simbol tersebut dibuat berbeda 180°. Secara matematis dapat
dituliskan :

Gambar 2.1 Sinyal PSK

Gambar 2.2 Modulasi PSK


Gambar 2.3 diagram konstelasi modulasi PSK

Modulasi PSK yang menyatakan setiap bit data biner dengan nilai fase sinyal
yang berbeda disebut juga dengan 2-PSK atau Binary PSK (BPSK). Sedangkan
modulasi PSK yang menyatakan setiap dua bit data biner dalam sebuah fase yang
berbeda dinamakan 4-PSK.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa varian dari PSK :

A. Binary Phase Shift Keying (BPSK)

Dalam binary phase shif keying (BPSK), dua output fase yang mungkin akan
keluar dan membawa informasi (“binary” dimaksudkan disini “2”). Satu fase output
(0° misalnya) mewakili suatu logic 1 dan yang lainnya (misalnya 180°) logic 0. Sesuai
dengan perubahan keadaan sinyal input digital, fase pada output carrier bergeser
diantara dua sudut yang keduanya terpisah 180° (180° out of phase). Nama lain
untuk BPSK adalah phase reversal keying (PRK) dan biphase modulation.

BPSK adalah suatu bentuk suppressed carrier (carrier yang diturunkan


levelnya sampai minimum), square wave (gelombang kotak) memodulasi suatu sinyal
continuous wave (gelombang kontinyu) atau CW. Gambar 2.4 menunjukkan suatu
diagram blok sederhana sebuah modulator BPSK. Balanced modulator bekerja
seperti suatu switch pembalik fase. Tergantung pada kondisi logic pada input digital,
carrier yang ditransfer ke output pada kondisi inphase (0°) atau bergeser 180°
dengan carrier oscillator referensi.
Gambar 2.4 Modulator BPSK

Gambar 2.5 Konstelasi Sinyal BPSK

Dari gambar di atas di dapat perhitungan sebagai berikut

Dan

Masing – masing sebagai sumbu horisontal dan vertikal.

Perlu diketahui bahwa penambahan minus(-) pada ϕ 2(t) adalah suatu


penjumlahan, bukan perbedaan. Bentuk gelombang dari sinyal BPSK yang dihasilkan
oleh modulasi pada Gambar 2.5 untuk aliran data {10110} ditunjukkan pada Gambar
2.6. Gelombang memiliki amplop konstan seperti FSK. Frekuensi konstan juga.

Gambar 2.6 BPSK waveforms (a,b)

B. 4 Phase Shif Keying / Quadrature Phase Shif Keying (4-PSK/QPSK)


Sistem QPSK merupakan transmisi data M-ary dengan M = 4. Jadi, 1 dari 4
kemungkinan sinyal ditransmisikan setiap 1 interval pensinyalan, dimana setiap
sinyal (symbol) terdiri dari 2 bit. Sebagai contoh, berikut adalah 4 kemungkinan
symbol 00,10,11, dan 01 direpresentasikan dengan mengirimkan sinyal pembawa
sinusoidal dengan satu dari 4 kemungkinan nilai :
Dimana 0 ≤ t ≤ T

Gambar 2.7 Sinyal QPSK untuk deretan biner 101110110001

Fase yang berbeda dinamakan 4-PSK, seperti yang ditunjukkan pada Gambar
2.8. Untuk jenis 4-PSK ini nilai bit rate yang diperoleh adalah dua kali dari baud
ratenya. Sedangkan diagram konstelasi modulasi 4-PSK ditunjukkan pada Gambar
2.9.

Gambar 2.8 Bentuk Sinyal modulasi 4-PSK


Gambar 2.9 Diagram Konstelasi Modulasi 4-PSK

C. 8 – Phase Shif Keying (8-PSK)


Modulasi PSK secara sederhana mengalokasikan satu fase tertentu untuk
setiap sandi yang ada. Pada BPSK dialokasikan dua fase yang berlainan untuk sandi 1
dan 0. Pada QPSK dialokasikan empat fase yang berlainan untuk sandi 00, 01, 10, dan
11. Sedangkan untuk 8 PSK harus dialokasikan delapan fase yang berbeda untuk
sandi 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan 111. Setiap kali level PSK meningkat,
maka efisiensi bandwitdh juga meningkat. Pada BPSK efisiensi bandwitdh-nya 1
b/s/Hz, pada QPSK efisiensi bandwitdh-nya 2 b/s/Hz, dan pada 8 PSK efisiensi
bandwitdh-nya mencapai 3 b/s/Hz. Semakin besar efisiensi bandwith maka semakin
sempit bandwidth yang dibutuhkan untuk transmisi data.
Gambar 2.10 Diagram Konstelasi Modulasi 8-PSK

Karena setiap sinyal analog menyatakan tiga bit data biner, maka bit ratenya
adalah tiga kali dari buad ratenya.

D. 16 – Phase Shif Keying (16-PSK)

16 PSK adalah teknik pengkodean PSK (Phase Shif Keying) dimana M=16 sehingga
pada 16 PSK ada 16 phase keluaran yang berbeda dengan jumlah bit sebanyak 4.

Gambar 2.11 Diagram Konstelasi Modulasi 16-PSK

1. Differensial BPSK

Teknik ini dapat digunakan dalam modulasi PSK. DBPSK ini juga biasa disebut
dengan DPSK.
Differensial Phase Shif Keying (DPSK), adalah sebuah bentuk umum modulasi
fasa untuk mengirimkan data dengan mengubah fasa dari gelombang pembawa.
Dalam Phase Shif Keying, ketika bernilai high “1” hanya berisi satu siklus tapi
Differensial Phase Shif Keying (DPSK) mengandung satu setengah siklus. Gambar di
bawah ini menunjukkan modulasi PSK dan DPSK dengan urutan pulsa seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Modualtor DPSK

Dari modulator tersebut dapat dihasilkan runtun bit atau output dari DPSK. Sebagai
contoh dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 2.13 Runtun Bit DPSK

Sehingga akan dihasilkan sinyal termodulasi sebagai berikut, yang terlihat pada
Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Sinyal Termodulasi DPSK

Gambar di bawah ini menunjukkan modulasi PSK dan DPSK dengan urutan
pulsa seperti pada gambar di bawah ini

Gambar 2.15 Sinyal DPSK dan PSK

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketika bernilai high “1” diwakili oleh
sebuah sinyal termodulasi seperti bentuk “M” dan dalam keadaan low “0” dan
diwakili oleh suatu gelombang yang muncul seperti “W” dalam sinyal termodulasi.
Amplitudo dan frekuensi bernilai konstan, namun fasa berubah menyesuaikan bit.
Modulasi DPSK dilakukan dengan menggunakan perangkat Phase Locked Loop (PLL).
PLL menggunakan referensi sinyal pembawa sinusoidal, lalu mendeteksi fasa
sinyal yang diterima, jika fasanya sama dengan referensi, maka dianggap bit “0”, jika
sebaliknya maka bit “1”.

Gambar 2.16 Diagram Modulator DPSK

Pada Gambar diatas aliran data yang akan di transmisikan d(t) dimasukkan ke
salah satu logika XNOR dua masukkan, dan gerbang input lainnya dipakai untuk
keluaran gerbang XNOR b(t) yang di delay dengan waktu delay Tb, yang dialokasikan
untuk satu bit delay. Pada input kedua gerbang XNOR ini adalah b(t-Tb).

2. M-Ary Phase Shift Keying

Pada M-ary PSK, ada sejumlah M sandi, setiap sandi tersusun atas n bit ( M =
2n ) dan dinyatakan dengan sebuah fase tertentu, sehingga ada sejumlah M fase
yang berbeda yang digunakan. Jenis-jenis M-ary PSK yang berkembang antara lain
adalah :

A. Quadrature PSK (QPSK)


Pada QPSK digunakan penyandian dengan 2 bit sehingga n = 2 dan
terdapat M = 4 sandi yang berbeda, yaitu 00, 01, 10, dan 11. Dengan demikian
ada empat sandi yang harus dinyatakan dengan empat fase yang berbeda.
Sebagai contoh dapat dialokasikan fase untuk setiap sandi sebagai berikut.
 11 dinyatakan dengan fase 45°
 10 dinyatakan dengan fase 135°
 00 dinyatakan dengan fase 225°
 01 dinyatakan dengan fase 315°
B. 8 – PSK
Pada 8–PSK digunakan penyandian dengan 3 bit sehingga n = 3 dan
terdapat M = 8 sandi yang berbeda, yaitu 000, 001, 010, 011, 100, 101, 110, dan
111. Dengan demikian ada delapan sandi yang harus dinyatakan dengan delapan
fase yang berbeda pula. Secara umum dapat diketahui jarak atau selang antar
fase adalah 360°/M, sehingga selang fase antar sandi untuk 8–PSK adalah
sebesar 360°/16 = 45°.
C. 16 – PSK
Pada 16 – PSK digunakan penyandian dengan 4 bit sehingga n = 4 dan
terdapat M = 16 sandi yang berbeda, yaitu 0000, 0001, 0010, …. 1111. Dengan
demikian harus dialokasikan 16 fase yang berbeda untuk menyatakan setiap
sandi tersebut. Selang fase antar sandi untuk 16 – PSK adalah sebesar 360°/16 =
22,5°.

Gambar 2.17 Skema M-ary pada PSK

Setiap kali level atau tingkat PSK meningkat (BPSK, QPSK, 8 – PSK, dan
seterusnya), maka efisiensi bandwitdh secara teoritis (theoretical bandwidth
efficiency) juga meningkat. Hal ini diperlihatkan pada Tabel 1. Semakin besar
efisiensi bandwith maka semakin sempit bandwidth yang dibutuhkan untuk
transmisi data. Misalnya pada contoh di atas, jika digunakan modulasi 8–PSK maka
untuk transmisi data 140 Mb/s hanya dibutuhkan bandwith selebar 140/3 MHz =
46.67 MHz. Ini berarti hanya sepertiga bandwidth yang dibutuhkan jika digunakan
modulasi BPSK, dengan kata lain penggunaan bandwith menjadi 3 kali lipat lebih
efisien.

Gambar 2.18 Tabel efisiensi bandwith

Anda mungkin juga menyukai