BAB II Fraktur
BAB II Fraktur
TINJAUAN PUSTAKA
1. Post Op Fraktur
2. Nyeri Post Op
Faktor penyebab nyeri pasca pembedahan yaitu gerakan yang
menekan atau mengenai saraf-saraf disekitar area insisi selain itu
penurunanreaksi anestesi akan berpengaruh juga dalam kemunculan
keluhan nyeri akibat kerusakan neuromuskular pasca operasi (Muttaqin &
Sari, 2009).
3. Klasifikasi Nyeri
Menurut Judha (2012), berdasarkan lama waktu terjadinya, nyeri
dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis:
a. Nyeri akut, sebagian besar disebabkan oleh penyakit, radang, atau
injuri jaringan. Nyeri jenis ini biasanya awitannya datang tiba-tiba,
sebagai contoh, setelah trauma atau pembedahan dan umumnya terjadi
kurang dari enam bulan.
b. Nyeri kronik, secara luas dipercaya menggambarkan penyakitnya.
Nyeri ini konstan dan intermiten yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri kronik sulit untuk menentukan awitannya dan
biasanya dapat berlangsung selama enam bulan atau lebih.
6. Skala Nyeri
Menurut hasil penellitian Aisyah (2017), ada beberapa cara untuk
mengukur tingkat nyeri yaitu dengan pengukuran subyektif nyeri dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai alat pengukur nyeri seperti
skala visual analog, skala nyeri numerik, skala nyeri deskriptif, atau skala
nyeri Wong-Bakers.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang perlu dilakukan pada kasus fraktur menurut
Muttaqin (2009) :
a. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan yang penting adalah “pencitraan” menggunakan
sinar Rontgen atau sinar-X. Untuk mendapatkan gambaran tiga
dimensi dan keadaan dan kedudukan tulang yang sulit, diperlukan dua
proyeksi yaitu AP atau PA dan lateral.
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang lazim dilakukan adalah untuk
mengetahui lebih jauh kelainan yan terjadi, sebagai berikut :
1. Kalsium serum dan fosfor serum meningkatkan pada tahap
penyembuhan tulang.
2. Alkalin fosfot meningkat pada kerusakn tulang dan menunjukan
kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.
3. Diagnosa Keperawatan
Masalah keperawatan utama pada pasien post op fraktur
- Kurangnya Pengatahuan tentang manajemen nyeri berhubungan dengan
kurangnya keinginan untuk mencari informasi
- Batasan karakteristik : memverbalisasikan adanya masalah.
Ketidakakuratan mengeikuti instruksi, perilaku tidak sesuai.
4. Intervensi
Kurangnya Pengatahuan tentang manajemen nyeri berhubungan dengan
kurangnya keinginan untuk mencari informasi
NOC
1. Knowledge : disease proces
2. Knowlwdgw : health behavior
Kriteria Hasil :
6. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tuuan yang telah ditetapkan, dilakukan
berkesinambungan dengan melibatkan klien serta tenaga medis lainnya.
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan untuk menilai tindakan
keperawatan yang telah ditemukan, untuk memenuhi kebutuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan (Potter & Perry, 2005).
Pathway Nyeri Post Op Fraktur
Post Op Fraktur
Jaringan Luka
Impuls Nyeri
Nyeri
Dilakukannya Edukasi