Anda di halaman 1dari 23

2.

1 Teori Komoditas Pisang


Menurut Suyanti dan Supriyadi (2008), tanaman pisang termasuk
golongan tanaman pertama yang dipelihara karena diyakini tanaman pisang sudah
ada sejak manusia ada. Zaman dahulu tanaman pisang merupakan tanaman liar
yang tidak dibudidayakan, hal ini dikarenakan manusia diawal kebudayaan hanya
berperan sebagai pengumpul makanan (food gathering). Tanaman buah ini diduga
sudah lama dimanfaatkan terutama dikawasan Asia Tenggara. Kebanyakan tunas
dan pelepahnya yang dapat dimanfaatkan sebagai sayur-sayuran. Pisang adalah
tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara termasuk dari Indonesia.
Tanaman pisang ini kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika (Madagaskar),
Amerika Selatan, dan Amerika Tengah. Penyebaran tanaman ini selanjutnya
hampir merata keseluruh dunia yakni meliputi daerah tropik dan subtropik,
dimulai dari Asia Tenggara ke timur melalui lautan teduh lalu hingga ke
Kepulauan Hawai. Tanaman pisang juga menyebar ke daerah barat, melalui
Samudra Atlantik, Kepulauan Kanari, sampai ke Benua Amerika. Berdasarkan
Taksonominya, tanaman pisang diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Musaceae
Genus : Musa
Species : Musa X paradisiaca AAB.
Menurut Pribadi (2014), tanaman pisang sebenarnya dapat tumbuh
disembarang tempat, namun agar produktivitasnya optimal sebaiknya tanaman
pisang ditanam didaerah dataran rendah. Tanaman pisang yang tumbuh dengan
maksimal dan dapat menghasilkan produksi yang banyak tentunya membutuhkan
kondisi lingkungan yang sesuai untuk tumbuh dengan baik. Kondisi lingkungan
yang dimaksud meliputi suhu, kelembapan, ketinggian lokasi. Idealnya tanaman
pisang tumbuh dengan maksimal pada ketinggian 500-1000 mdpl. Kisaran diatas
500-1000 mdpl sebenarnya bisa saja tanaman pisang tumbuh, namun produksi
pisang cenderung kurang optimal, waktu berbuah menjadi lebih lama, serta kulit
buah menjadi lebih tebal. Iklim yang dikehendaki adalah iklim basah dengan
curah hujan merata sepanjang tahun, itulah mengapa tanaman pisang kerap
memberikan hasil yang baik pada musim hujan dan hasil yang kurang memuaskan
pada saat musim kemarau. Faktor iklim lainnya yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman pisang adalah suhu. Suhu disekitar pertanaman pisang
berkisar antara 21°-24° C. Sinar matahari juga menjadi faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman pisang, kurangnya penyinaran dari sinar matahari diyakini
akan menghambat pertumbuhan dan mengundang beberapa penyakit yang dapat
menyerang tanaman sehingga dapat merusak kualitas tanaman pisang itu sendiri.
Penyinaran tanaman pisang yang ideal yaitu ketika mendapatkan sinar matahari
yang baik adalah 5-7 jam perhari.
Menurut Ambarita dkk (2016), komoditas pisang di Indonesia memiliki
ratusan jenis. Pisang raja merupakan salah satu dari ratusan jenis pisang yang
memiliki banyak sekali manfaat dan memiliki nilai jual yang tinggi. Karakter
morfologi merupakan ciri yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan
tumbuhan. Karakteristik morfologi tanaman pisang raja ini adalah panjang batang
tanaman yang mencapai 2,1 - 2,9 meter dengan akar mencapai kedalaman sekitar
75-150 cm. Batang pisang sebenarnya terletak didalam tanah, yakni berupa umbi
batang. Bagian atas umbi batang terdapat titik tumbuh yang menghasilkan daun
dan suatu saat akan tumbuh bunga pisang atau yang biasa disebut jantung pisang.
Helaian daun pisang berbentuk lanset memanjang yang letaknya tersebar dengan
bagian bawah daun tampak berlilin. Daun ini diperkuat oleh tangkai daun yang
panjangnya antara 30-40 cm. Bunga pisang disebut juga jantung pisang karena
bentuknya yang seperti jantung. Daun penumpu bunga biasanya tersusun rapi.
Daun pelindung berwarna merah tua, berlilin dan mudah rontok ini memiliki
panjang 10-25 cm. Munculnya buah di awali dengan tumbuhnya bunga pada
tanaman pisang, setelah bunga tumbuh maka akan terbentuk satu tandan buah
pisanng yang berisikan beberapa sisir, biasanya setiap sisir pada tandan tanaman
pisang berisikan sekitar 14-24 buah.
Menurut Ismail (2014), cara membudidayakan tanaman pisang yang baik
dapat dilakukan dengan beberapa tahap. Tahapan yang dilakukan dalam tanaman
pisang agar menghasilkan buah pisang yang kualitas dan kuantitasnya sama-sama
baik harus dilakukan dengan sangat teliti. Cara pertama yang dilakukan adalah
persiapan bibit, bibit memiliki peran penting dalam budidaya pisang. Penggunaan
bibit yang bebas dari penyakit akan mempengaruhi proses produktivitas pada
budidaya tanaman pisang, terdapat tiga jenis bibit, yaitu bibit anakan, bonggol dan
kultur jaringan. Tahapan selanjutnya adalah persiapan lahan, dimana lahan harus
terbebas dari penyakit yang biasa menyerang tanaman pisang. Bersihkan lahan
dari gulma, cangkul atau bajak tanah dengan kedalaman 30-40 cm. Buat bedengan
memanjang sesuai dengan kontur lahan. Jarak antar bedengan diatur sesuai
dengan jarak tanam. Lahan yang telah selesai disiapkan selanjutnya dibuat lubang
tanam pada jarak tanam yang telah ditentukan. Tindakan pemeliharaan adalah
tahapan selanjutnya. Pemeliharaan yang diperlukan dalam budidaya pisang antara
lain pemupukan, pengendalian gulma, penjarangan anakan, pembrongsongan
tandan pisang dan pengendalian hama. Tahapan akhir dalam membudidayakan
tanaman pisang adalah melakukan pemanenan pada buah pisang tersebut.
Waktu panen buah pisang di Indonesia umumnya dilakukan karena
kebutuhan ekonomi dan keamanan si buah pisang itu sendiri, bukan berdasarkan
tingkat ketuaan atau umur petiknya sehingga banyak sekali kita jumpai buah
pisang yang belum benar-benar tua sudah dijual dipasaran. Buah pisang yang
kurang ketuaannya akan mengurangi kualitas dan harga karena rasanya yang
kurang manis dan aromanya yang belum kuat. Mutu buah pisang yang baik sangat
ditentukan oleh tingkat ketuaan buah dan penampakkannya. Buah pisang yang
siap panen umumnya didominasi pada perubahan warna. Buah pisang
dikategorikan sudah matang apabila warna dari buah tersebut adalah kuning muda
hingga kuning tua. Warna daging buah dikatakan sudah matang apabila telah
berwarna putih. Kematangan pisang juga bisa dilihat dari tandannya. Tandan
sendiri merupakan bonggol besar tempat menempel pisang di setiap sisirnya.
Pisang yang sudah matang dengan baik akan memiliki tandan yang berwarna
hijau segar. Kepadatan dari buah pisang juga dapat dijadikan patokan apakah buah
pisang tersebut sudah matang atau tidak. Melakukan pemanenan pada buah pisang
pun harus dilakukan secara hati-hati agar buah pisang tidak rusak ketika dipanen,
sehingga dari segi harga dan kualitas buah pisang tersebut tidak mengalami
penurunan dan menyebabkan kerugian. (Indarto, 2017)
Menurut Kurniyati (2014), hasil dari tanaman pisang yang telah dipanen
tidak serta-merta hanya dijual dipasar, melainkan diolah menjadi berbagai macam
diversifikasi produk olahan. Diversifikasi produk atau pengembangan produk
adalah salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan masyarakat pengolah
melalui berbagai macam cara pengolahan dengan mengubah bentuk fisik bahan
menjadi bentuk spesifik atau berbeda sehingga menjadi nilai tambah. Produk bisa
disebut sebagai produk bernilai tambah karena melalui cara lain seperti
pembaharuan jenis produk, perbaikan kemasan, bentuk, rasa, warna, aroma, suatu
produk juga bisa dikatakan memiliki nilai tambah. Diversifikasi dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan, selera, dan permintaan konsumen terhadap suatu produk.
Pisang adalah salah satu komoditas yang sering dilakukan diversifikasi hasil
olahannya. Umumnya hasil produk olahan buah pisang yang sering kita jumpai
adalah dijadikan keripik, brownies, cake pisang kukus, banana nugget, pie pisang
dan masih banyak hasil olahan buah pisang lainnya.

2.2 Teori Usahatani


Menurut Soetriono dan Suwandari (2016), usahatani adalah suatu
organisasi tani yang meliputi beberapa aspek yaitu kerja, modal dan pengelolaan
dengan tujuan memperoleh produksi di lapangan pertanian. Usahatani tidak hanya
pada sektor pertanian saja, usahatani juga dapat dilakukan pada sektor peternakan
atau perkebunan. Hasil panennya selain untuk dikonsumsi sendiri juga sebagian
jual. Usahatani tersebut petani dituntut untuk bisa melihat peluang pasar dengan
komoditas yang dibutuhkan. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani dapat
menjadi penunjang kelangsungan ekonomi masyarakat sekitar yang ekonominya
belum tercukupi. Masyarakat pedesaan contohnya yang sudah menjadi PNS
namun usaha sampingannya adalah bertani (Samadi., 2003).
Menurut Suratiyah dalam Hutabarat (2013), faktor- faktor yang
mempengaruhi dalam usahatani adalah faktor alam, tenaga dan modal. Faktor
alam yaitu meliputi faktor iklim dan tanah, faktor iklim dan tanah berhubungan
dengan komoditas apa yang akan diusahakan dalam usahatani. Faktor tenaga kerja
meliputi petani atau pelaku, petani sangat penting dalam usahatani, karena tanpa
adanya petani usaha tersebut tidak dapat dikatakan usahatani pertanian.
Kelangkaan tenaga kerja juga dapat menimbulkan masalah dalam usahatani,
karena berpengaruh dalam pertumbuhan tanaman, produktivitas dan kualitas
produk. Faktor modal adalah alat bantu untuk mempermudah jalannya suatu
usahatani, modal bisa berupa peralatan tidak habis pakai ataupun berupa finansial.
Ketiga faktor tersebut akan berjalan baik apabila dibantu dengan adalah
penyuluhan pertanian, yang bertujuan untuk memberi penyuluhan kepada petani,
memberi informasi, dan wawasan untuk dapat memperbaiki cara petani dalam
melaksanakan usahataninya dengan metode atau sistem yang terbaru sehingga
mendapatkan hasil yang maksimal (Damawati., 2014).
Menurut Suratiyah (2015), terdapat dua faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu usahatani yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal terdiri atas umur petani, pendidikan petani, pengetahuan petani,
keterampilan petani, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, dan modal. Faktor
eksternal terdiri atas input yaitu ketersediaan dan harga, sedangkan output yaitu
permintaan dan harga. Faktor internal dilihat dari segi umur yang dimaksud
adalah semakin tua umur petani diasumsikan memiliki banyak pengalaman yang
dimiliki dalam menjalankan usahatani yang lebih baik, namun disisi lain petani
yang semakin tua berarti semakin menurun kemampuan fisiknya, sehingga
memerlukan bantuan tenaga kerja. Pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
dianggap penting bagi jalannya proses usahatani, semakin banyak pengetahuan
yang dimiliki para pelaku usahatani atau seorang petani dapat membantu jalannya
usahatani yang lebih terampil dan mudahnya menyerap informasi yang diberikan
oleh bagi para penyuluh untuk memberikan informasi ataupun pengetahuan
mengenai usahatani dengan sistem terbaru ataupun sistem yang lebih efektif dan
efisien. Pendapatan usahatani dipengaruhi oleh luas usaha dan tingkat produksi.
Luas usaha berkaitan dengan pendapatan total usahatani, tenaga kerja, dan
investasi modal. Tingkat produksi untuk mengukur produktivitas suatu lahan yang
dapat mempengaruhi pendapatan petani (Gupito et al.,2014).
Klasifikasi usahatani dibedakan menjadi pola usahatani, tipe usahatani,
struktur usahatani, corak usahatani, dan bentuk usahatani. Pola usahatani
mencakup usahatani pada lahan basah dan usahatani pada sawah lahan kering.
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam
dan cara penyusunan komoditas yang diusahakan. Corak usahatani meliputi
derajat komersialisasi dan subsisten. Usahatani subsisten yaitu kegiatan usahatani
yang masih berorientasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga atau individu,
sedangkan usahatani komersil yaitu usahatani yang sudah berorientasi untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya. Bentuk usahatani dapat berupa
perorangan, kelompok, dan kooperatif. Bentuk usahatani perorangan yaitu
produksi yang dimiliki dan dikuasai oleh satu orang, dijalankan oleh satu orang
dan pembagian hasilnya juga akan ditentukan oleh orang itu sendiri. Bentuk
usahatani kelompok yaitu usaha yang dilakukan oleh suatu kelompok dan
hasilnya akan dibagi dalam bentuk natura maupun keuntungan, sedangkan untuk
bentuk usahatani kooperatif yaitu usahatani yang tiap prosesnya dilakukan secara
individual, namun beberapa kegiatan yang dianggap penting dan dikerjakan
bersama dengan kelompok misalnya adalah pembelian saprodi, pemberantasan
hama, pemasaran hasil dan pembuatan saluran. Jenis usahatani memiliki beberapa
macam berdasarkan komdoitas yang diusahakan secara pertanian arti luas
merupakan usaha manusia dalam memanfaatkan lingkungan dan alam dengan
tujuan memperoleh hasil dari tanaman maupun hewan meliputi pangan,
perkebunan, perikanan, hortikultura dan peternakan (Umpul et al., 2016).
Menurut Winarsih et al (2014), produktivitas usahatani dapat ditingkatkan
dengan mengalokasikan faktor produksi berdasarkan prinsip efisiensi baik dari
segi teknis maupun harganya. Tenaga kerja merupakan yang utama dalam faktor
produksi, karena tenaga kerja merupakan pelaku dalam usahatani untuk proses
memproduksi hasil dari usahatani. Faktor produksi yang lain terdiri atas tanah,
modal, manajemen, dan faktor lain yang berpengaruh dalam kegiatan produksi
dan perlu untuk dikelola dengan baik dengan memperhatikan harga dan
kegunaannya. faktor produktivitas tanah juga dilihat dari segi luas, jenis tanah,
pengairan, srana prasarana dan topografi. Pemanfaatan lahan dengan maksimal
dapat membantu tumbuhnya produktivitas usahatani, salah satunya dengan cara
diversifikasi yaitu penganekaragaman jenis suatu komoditas dalam satu lahan.
Modal yang dimaksud dalam faktor produktivitas dapat berupa finansial dan non-
finansial, contoh modal finansial adalah tanah, gedung, bangunan, sedangkan
modal non-finansial yang biasanya dimiliki petani adalah peralatan dalam proses
produksi seperti traktor, mesin perontok dan mesin- mesin alat bantu usahatani.

2.3 Teori Produksi


Menurut Erviyana (2014), produksi adalah proses yang dilakukan untuk
menambah nilai guna suatu barang atau menciptakan barang baru agar bisa lebih
bermanfaat bagi kehidupan. Produksi agribisnis sendiri diartikan sebagai proses
yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pertanian dalam arti luas yaitu
produk yang dihasilkan dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
kehutanan, peternakan dan perikanan. Kegiatan produksi bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dalam mencapai kesejahteraan dan kepuasaan yang
diinginkan. Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan produksi, faktor-
faktor yang mempengaruhi produksi pertanian tersebut antara lain, sumber daya
fisik seperti tanah, air dan bahan alami yang lain, tenaga kerja, modal serta
kewirausahaan. Efisien atau tidaknya sutau produksi dapat dipengaruhi oleh
penggunaan bebrapa faktor dalam proses produksi.
Manajemen produksi merupakan usaha yang dilakukan untuk mengatur
suatu kegiatan produksi agar mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Manajemen produksi dilakukan dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
untuk mendapatkan produksi yang efektif dan efisien. Manajemen produksi sangat
dibutuhkan dalam sektor pertanian agar usaha pertanian yang dilakukan dapat
berjalan dengan lancar dan mendapatkan keuntungan. Kemajuan teknologi telah
memberikan dampak positif dan juga dampak negatif pada berbagai kegiatan
produksi barang maupun jasa, terutama pada sektor pertanian. Dampak positif dari
kemajuan teknologi yaitu memudahkan proses produksi yang dilakukan. Dampak
negatif yang ditimbulkan yaitu penggunaan teknologi yang tidak tepat guna dan
tepat sasaran (Adawiyah dan Anggraini, 2013).
Menurut Sukirno (2013), produksi merupakan suatu kegiatan yang
mengubah input menjadi output. Input adalah seluruh faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi, sedangkan output adalah sesuatu yang
dihasilkan dari kegiatan proses produksi. Produksi dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Kegiatan produksi dapat menghasilkan barang, baik
barang yang setengah jadi, barang jadi, barang industri, suku cadang, dan
komponen penunjang. Suatu kegiatan produksi sifatnya dapat menambah atau
menciptakan kegunaaan (utility) dari suatu barang atau jasa.
Faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau
diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa. Produksi merupakan hasil akhir dari sutau proses ekonomi dengan
memanfaatkan beberapa masukan atau input, secara umum input dalam sistem
produksi terdiri dari atas tenaga kerja, modal atau kapital, bahan-bahan material
dan bahan baku, sumber energi, tanah, informasi dan aspek manajerial atau
kemampun kewirausahawan. Produksi agribisnis dapat diartikan sebagai
seperangkat kegiatan yang terjadi dalam penciptaan atau pembuatan produk
agribisnis yang dihasilkan oleh input-input produksi. Input-input produksi dalam
usahatani pisang dapat dimisalkan yaitu lahan, bahan baku bibit atau benih,
pupuk, pestisida, dan lain sebagainya (Widharta et al., 2013).
Menurut Dananjaya, et al. (2014), manajemen produksi sangat diperlukan
dalam sutau kegiatan usahatani (on farm), karena dengan menerapkan
manajemen produksi kegiatan usahatani (on farm) dapat berlangsung dengan baik
sehingga akan mencapai tujuan yang telah di rencanakan. Manajemen produksi
usahatani (on farm) merupakan penerapan dari fungsi-fungsi manajemen dalam
mengalokasikan sumber daya bahan baku untuk menghasilkan produk pertanian.
Fungsi-fungsi manajemen dalam kegiatan usahatani (on farm) antara lain adalah ,
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan, fungsi
pengawasan, dan fungsi pengendalian. Berikut adalah penjelasan dari fungsi-
fungsi manajemen yang akan dihubungkan dengan proses dalam kegiatan
usahatani (on farm), antara lain:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan merencanakan segala sesuatu yang akan
digunakan dan dilakukan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Fungsi perencanaan ini dalam suatu kegiatan produksi usahatani perlu
diperhatikan agar dalam kegiatan selanjutnya dapat berlangsung dengan baik
dan bisa menghasilkan produk serta keuntungan yang diinginkan. Perencanaan
sarana produksi, bahan baku, dan jumlah produk yang akan dihasilkan
merupakan hal-hal yang ada di fungsi perencanaan kegiatan on farm. Sebuah
usahatani yang mempunyai tujuan ingin mencapai tujuan yang maksimal
mengandung konsep bahwa pemilik usaha tani harus melakukan seluruh
kegiatan secara efektif dan efisien.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian dalam kegiatan on farm yaitu kegiatan pembagian tugas
kepada para tenaga kerja. Fungsi pengorganisasian merupakan upaya
menciptakan organisasi untuk melaksanakan rencana yang telah disetujui
seluruh tenaga kerja. Tujuan dari pengorganisasian tersebut untuk
memudahkan dalam proses kegiatan on farm dan agar lebih teratur. Tenaga
kerja yang ada akan melaksanakan tugas yang telah diberikan pada masing-
masing individu dan tidak ikut campur tugas individu yang lainnya. Semua
aktivitas dalam pengorganisasian termasuk menentukan tanggung jawab
pekerjaan dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dalam unit kerja untuk
mencapai kesuksesan yang maksimum.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan produksi merupakan kegiatan dalam budidaya suatu komoditas
yang diusahakan. Fungsi yang terdapat pada fungsi pelaksanaan yaitu mulai
dari pemenuhan sarana produksi yang dibutuhkan pada saat kegiatan budidaya,
persiapan lahan untuk membudidayakan suatu komoditas hingga proses
pemasaran hasil dari budidaya. Pelaksanaan produksi ini tentu saja terdiri dari
cara, metode, dan teknik untuk menambah suatu komoditas yang diusahakan
tersebut. Penggunaan teknologi yang tepat dapat menekankan biaya produksi,
meningkatkan harga jual dan juga meningkatkan daya saing suatu komoditas.
4. Pengawasan
Pengawasan dalam kegiatan on farm juga sangat dibutuhkan, pada proses
budidaya tentu saja terdapat faktor-faktor yang menyebabkan komoditas yang
diusahakan tidak dapat tumbuh dengan maksimum. Kegiatan mengontrol
komoditas tersebut secara rutin, agar jika terdapat hal yang tidak sesuai dengan
yang sudah direncanakan di awal dapat dievaluasi dan dikendalikan dengan
cepat. Hal-hal yang tidak sesuai dengan yang sudah direncanakan dapat
menyebabkan usahatani akan merugi apabila tidak dikendalikan. Fungsi
pengawasan dan pengendalian akan berjalan dengan baik apabila organisasi
kegiatan on farm itu baik pula.
5. Pengendalian
Pengendalian merupakan kegiatan menanggapi masalah-masalah yang telah di
temukan dari adanya pengawasan, dimana jika terjadi hal yang tidak sesuai
dengan yang direncakan, maka akan segera dilakukan upaya pengembalian
terhadap semua alur kegiatan yang telah ditentukan. Pengendalian dalam
kegiatan on farm bisa dilakukan dalam mengatasi kendala kerusakan tanaman
budidaya, kendala dalam pengairan, dan kendala akibat kekurangan nutrisi. Hal
ini sangat perlu diperhatikan agar jika tanaman budidaya terserang hama bisa
dengan cepat dikendalikan dan nantinya tidak menyebabkan kerugian besar
yang dialami oleh petani. Pengendalian hama sendiri bisa digunakan dengan
cara kimia maupun secara alami menggunakan agen hayati. Pengaplikasian
pengendalian secara alami menggunakan agen hayati yang kurang efektif juga
dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.

2.4 Teori Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia adalah suatu proses mendayagunakan manusia
sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensifisik dan psikis yang
dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi (lembaga).
Sumber daya manusia memiliki keinginan, harga diri, pikiran, hak asasi, ingin
dihormati dan lain-lain, oleh karena itu sumber daya manusia harus diperlakukan
sama secara hati-hati dan penuh kearifan. Sumber daya manusia adalah ujung
tombak pelayanan, sangat diandalkan untuk memenuhi standar mutu yang
diinginkan. Upaya-upaya manusia itu bukan sesuatu yang statis, tetapi terus
berkembang dan berubah, seirama dengan dinamika kehidupan manusia, yang
berlangsung dalam kebersamaan sebagai suatu masyarakat. Situasi yang
mendukung adalah seluruh peraturan pengelolaan sumber daya manusia yang
berdampak pada perlakuan yang sama (Tewu, 2015).
Sumber yang paling penting dalam setiap organisasi adalah manusia oleh
karena itu dalam suatu perusahaan, manusia memiliki peran penting yang sangat
strategis dalam mencapai tujuan. Sumber daya manusia dapat dinyatakan bahwa
adalah orang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha
pencapaian tujuan organisasi. Dimensi pokok sisi Sumber Daya adalah
kontribusinya terhadap perusahaan, sedangkan dimensi pokok Manusia adalah
perlakuan perusahaan terhadapnya, yang pada gilirannya menentukan kualitas dan
kapabilitas hidupnya. Kualitas SDM yang baik dapat memperbaiki tingkat
produktifitas, memperbaiki kualitas kehidupan kerja, meyakinkan bahwa
organisasi telah memenuhi aspek-aspek legal. (Priyono dan Marnis, 2008)
Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta
upaya untuk mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan
sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
Pengertian ini mencakup dari mulai memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi
dan pantas untuk menempati posisi dalam suatu organisasi (the right man on the
right place) seperti yang disyaratkan pada suatu lembaga atau organisasi hingga
bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan di tingkatkan serta
dikembangkan dari waktu ke waktu. Sumber daya manusia ini merupakan proses
yang berkelanjutan, sejalan dengan proses pendidikan itu, maka perhatian
terhadap sumber daya manusia ini dapat memiliki tempat yang khusus dalam
organisasi pendidikan. Struktur organisasi perusahaan (sebagai bahan
perbandingan dengan lembaga pendidikan), terutamanya perusahaan menengah
dan besar, selain direktur utama, bagian yang bertanggung jawab dan berfungsi
sebagai mengelola urusan sumber daya manusia ini adalah bagian sumber daya
manusia, atau biasanya dikenal dengan bagian personalia, jadi dari pengertian
tersebut dapat saya analisa bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses yang dimana proses itu harus mengembangkan, memotivasi, serta
mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat
mencapai target atau tujuannya (Marlina, 2015).
Sumber daya manusia memiliki posisi sentral dalam mewujudkan kinerja
pembangunan, yang menempatkan manusia dalam fungsinya sebagai resource
pembangunan. Harga dan nilai manusia ditentukan oleh relevansi kontruksinya
pada proses produk. Kualitas manusia diprogramkan sedemikian agar dapat sesuai
dengan tuntutan pembangunan atau tuntutan masyarakat. Eksistensi bangsa
Indonesia di tengah percaturan era global sekarang, akan dipengaruhi kemampuan
sumber daya manusia Indonesia, terutama yang bercirikan kemampuan
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Almasri, 2016).
Perkembangan teknologi yang cepat menghadapkan sumber daya manusia
yang berkualitas akan menjadi kekuatan bagi perusahaan untuk bertahan hidup.
Kemudahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi juga menyebabkan banyak
pesaing–pesaing baru masuk dalam bisnis yang telah dijalani. Kemudahan
pesaing–pesaing baru untuk masuk dalam dunia bisnis, mengakibatkan adanya
persaingan yang semakin ketat. Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia
harus direncanakan dengan baik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dan
sesuai dengan yang diharapkan. Pengembangan dilaksanakan,sebelum melakukan
suatu analisis untuk mengetahui jenis dan metode pengembangan yang
dibutuhkan oleh karyawan. Pemilihan metode yang tepat akan membantu dalam
kelancaran pelaksanaan. Cara mengetahui apakah hasil yang didapat telah sesuai
dengan tujuan, diperlukan evaluasi terhadap pelaksanaan pengembangan sumber
daya manusia, karena dengan adanya perencanaan yang matang, diharapkan
pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia dapat berjalan sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan (Dipang, 2013)
Manajemen sumber daya manusia bisa didefinisikan sebagai proses serta
upaya untuk mengembangkan, memotivasi, serta mengevaluasi keseluruhan
sumber daya manusia yang diperlukan perusahaan dalam pencapaian tujuannya.
Pengertian ini mencakup dari mulai memilih siapa saja yang memiliki kualifikasi
dan pantas untuk menempati posisi dalam suatu organisasi (the right man on the
right place) seperti yang disyaratkan pada suatu lembaga atau organisasi hingga
bagaimana agar kualifikasi ini dapat dipertahankan bahkan di tingkatkan serta
dikembangkan dari waktu ke waktu. Sumber daya manusia ini merupakan proses
yang berkelanjutan, sejalan dengan proses pendidikan itu, maka perhatian
terhadap sumber daya manusia ini dapat memiliki tempat yang khusus dalam
organisasi pendidikan. Struktur organisasi perusahaan (sebagai bahan
perbandingan dengan lembaga pendidikan), terutamanya perusahaan menengah
dan besar, selain direktur utama, bagian yang bertanggung jawab dan berfungsi
sebagai mengelola urusan sumber daya manusia ini adalah bagian sumber daya
manusia, atau biasanya dikenal dengan bagian personalia, jadi dari pengertian
tersebut dapat saya analisa bahwa manajemen sumber daya manusia adalah suatu
proses yang dimana proses itu harus mengembangkan, memotivasi, serta
mengevaluasi keseluruhan sumber daya manusia agar suatu perusahaan dapat
mencapai target atau tujuannya (Marlina, 2015).
Peran sumber daya manusia dalam organisasi untuk mencapai tujuan
lembaga, sehingga dengan demikian organisasi harus dapat menaruh perhatian
terhadap pentingnya program pengelolaan sumber daya manusia melalui
manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia memiliki
beberapa fungsi (Sonin, 2015), yaitu:
1. Memberi pertimbangan rnanajernen dalam membuat kebijakan SDM untuk
memastikan bahwa organisasi memiliki pekerja yang bermotivasi dan
berkinerja tinggi, memiliki pekerja yang selalu siap mengatasi perubahan dan
memenuhi kewajiban pemekerjaan secara legal;
2. Mengimplementasikan dan menjaga semua kebijakan dan prosedur SDM yang
memungkinkan organisasi mampu mencapai tujuannya;
3. Membantu dalam pengembangan arah keseluruhan organisasi dan strategi,
khususnya yang berkaitan dengan implikasi SDM;
4. Memberi dukungan dan kondisi yang akan membantu manajer lini mencapai
tujuannya;
5. Menangani berbagai krisis dan situasi sulit dalam hubungan antar pekerja
untuk meyakinkan bahwa mereka tidak menghambat organisasi dalam
mencapai tujuannya;
6. Menyediakan media komunikasi antara pekerja dan manajemen organisasi;
7. Bertindak sebagai pemelihara standar organisasional dan nilai dalam
manajemen SDM.

2.5 Teori Teknologi


Menurut Castells (2004) dalam buku The Information Society Reader,
peran teknologi sangat penting dalam Agribisnis karena akan ada banyak sekali
manfaat teknologi dalam menjalankan sektor agribisnis. Kemampuan dalam
menggunakan teknologi semakin di perlukan mengingat lingkungan usaha yang
selalu berubah pada gilirannya berakibat pada perubahan-perubahan yang
berkaitan dengan faktor hardware, software, brainware maupun infowere nya.
Hardware atau dalam bahasa indonesia disebut perangkat keras adalah salah satu
dari ketiga komponen utama pembangun sistem komputer yang berwujud alias
alatnya dapat kita lihat dan dipegang. Hardware mempunyai fungsi untuk
mendukung proses komputerisasi. Software atau di bahasa indonesia di sebut juga
perangkat lunak yang berfungsi untuk memproses data atau perintah / instruksi
hingga mendapat hasil atau menjalankan berbagai perintah. Brainware adalah
setiap orang yang terlibat dalam kegiatan pemanfaatan komputer atau sistem
pengolahan data. atau bisa dikatakan juga orang yang mengoperasikan sebuah
komputer, karena jika tidak ada orang yang mengoperasikan maka komputer tidak
akan dapat dijalankan. Infoware atau yang artinya informasi yang berkaitan
dengan proses, prosedur, teknik dan metode, teori, spesifikasi serta keterkaitannya
dalam organisasi. Teknologi menjadi elemen yang terpenting dalam hal
persaingan ekonomi bisnis saat ini. Perubahan dan perkembangan teknologi yang
bersifat dinamis dan perubahan teknologi yang pesat membawa dampak pada
makin cepatnya proses penciptaan produk baru, perubahan dalam rantai nilai, dan
peningkatan daya saing perusahaan (Dwi,2012).
Menurut Andayani (2017), penemuan teknologi baru,memiliki peranan
besar dalam proses industrialisasi sebab teknologi baru dapat mempermudah dan
mempercepat kerja industri, melipatgandakan hasil, dan menghemat biaya.
Teknologi juga memiliki peran dalam peningkatan efisiensi usaha dan mampu
menaikkan nilai tambah bagi suatu produk yang dihasilkan. Pengembangan di
bidang pertanian membutuhkan inovasi-inovasi khusus untuk memperoleh nilai
tambah. Penerapan inovasi teknologi yang diterima oleh para petani dipengaruhi
oleh berberapa faktor, diantaranya potensi pada tiap individu untuk menerapkan
inovasi, peran sumber informasi dalam menyediakan inovasi, serta beberapa
faktor eksternal lainnya yang dapat memungkinkan para pengguna teknologi
terkini dalam menerapkan inovasi-inovasi teknologi. Penerapan inovasi juga
ditentukan oleh sifat inovasi itu sendiri. Para pengguna akan menerapkan suatu
inovasi jika secara teknis mudah untuk dilakukan dan dilaksanakan, secara
ekonomi dapat memberi keuntungan, dan secara sosial budaya dapat diterima oleh
seluruh masyarakat.
Penemuan teknologi sangat cepat dengan ditemukannya mesin-mesin
canggih. Pada revolusi ini kegiatan usahatani sudah mulai menggunakan mesin-
mesin sebagai pengganti tenaga manusia dan hewan. Penerapan inovasi teknologi
oleh petani ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu potensi individu untuk
menerapkan inovasi, ketersediaan sumber informasi, proses diseminasi, dan
karakteristik inovasi Peningkatan layanan informasi tidak terlepas dari
ketersediaan informasi, kelembagaan komunikasi di setiap desa/kecamatan, serta
ketersediaan sarana komunikasi/akses informasi. Peningkatan layanan informasi
terhadap petani akan mempercepat proses transfer teknologi yang telah dihasilkan
oleh lembaga-lembaga penelitian, termasuk Badan Litbang sendiri. Upaya untuk
meningkatkan kinerja petani adalah dengan melakukan peningkatan layanan
informasi bagi petani dan mendorong motivasi petani untuk menggali dan
menguasai informasi (Andriaty dan Setyorini,2012).
2.6 Teori Pemasaran
Menurut Indrawati et al (2014), Pasar adalah tempat sekumpulan orang
yang melakukan transaksi jual beli. Pengertian pasar dalam ilmu ekonomi lebih
luas daripada hanya sekedar tempat pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
mengadakan transaksi beli barang atau jasa. Pasar mencakup keseluruhan
permintaan dan penawaran, seluruh kontak atau interaksi antara penjual dan
pembeli untuk mempertukarkan barang dan jasa. Pengertian pasar sendiri terbagi
menjadi menjadi dua yakni pengertian pasar secara sempit dan secara luas.
Pengertian pasar secara sempit adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli
untuk melakukan suatu transaksi. Pengertian pasar secara luas adalah suatu proses
interaksi yang terjadi pada penjual dan pembeli untuk mencapai harga pasar.
Usaha pertanian tidak akan bisa lepas dengan pemasaran karena melalui
proses pemasaran suatu usahatani dapat terus berkembang. Pengertian dari
pemasaran sendiri adalah segala bentuk aktivitas yang membuat individu atau
kelompok bisa memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan dan butuhkan dengan
menciptakan dan menawarkan produk kepada pihak lain atau dengan kata lain
pemasaran bisa dikatakan suatu kegiatan untuk meyalurkan produk hasil usaha
dari produsen sampai kepada konsumen. Proses pemasaran memerlukan
kelancaran dalam menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen maka dari
itu diperlukan suatu tindakan dan perlakuan terhadap barang itu yang dalam
proses pemasaran disebut fungsi pemasaran. Menurut Soetriono dan Suwandari
(2016), Fungsi pemasaran sendiri dapat dibagi menjadi 3 jenis yang bisa berkaitan
satu sama lain yakni
1. Fungsi pertukaran
Fungsi pertukaran berkaitan dengan segala tindakan yang memiliki tujuan
untuk memperlancar terjadinya suatu transaksi, pertukaran dan pemindahan
hak milik seseorang atas barang atau jasa yang dimilikinya. Fungsi pertukaran
terdiri dari fungsi penjualan dan fungsi pembelian yaitu bertukarnya barang
atau jasa dari produsen ke konsumen ataupun sebaliknya.
2. Fungsi fisik
Fungsi fisik meliputi dari segala tindakan atau perlakuan terhadap barang
sehingga barang itu memiliki nilai dan juga kegunaan yang berarti. Fungsi fisik
sendiri terbagi menjadi dua yakni fungsi penyimpanan yang berkaitan dengan
segala proses penyimpanan maupum proses pengolahan yang lebih lanjut
terhadap barang, dan fungsi pengangkutan yaitu yang berkaitan dengan alat
pengangkut atau alat transportasi dengan.
3. Fungsi fasilitas
Fungsi fasilitas berguna untuk menyokong dan juga memperlancar dari
pelaksanaan fungsi pertukaran dan fungsi fisik. Fungsi fasilitas sendiri terdiri
dari beberapa fungsi yakni fungsi stadarisasi dan grading adalah fungsi yang
berkaitan mengenai penentuan mutu dan kualitas barang yang akan dijual,
fungsi penanggung resiko adalah fungsi yang berkaitan dengan resiko yang
ditimbulkan akibat faktor-faktor penghambat, fungsi pembiayaan merupakan
fungsi yang berkaitan mengenai segala proses pembiayaan dari produksi
hingga pemasaran, dan yang terakhir adalah fungsi keterangan pasar dimana
fungsi ini mengenai segala informasi yang ada di pasaran guna membantu
fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
Peranan pemasaran adalah suatu kondisi dimana pemasaran tidak hanya
berorientasi pada penyampaian produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi
juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada
pelanggan dengan menghasilkan laba. Peranan pemasaran merupakan suatu tolak
ukur dari seorang produsen yang tidak hanya bisa memasarkan produk dengan
tujuan mencari keuntungan namun harus bisa memberi kepercayaan kepada
pelangannya. Sasaran dari pemasaran sendiri sangat bervariasi. Contoh dari
sasaran pemasaran adalah dengan menarik pelanggan baru dengan menetapkan
harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara
efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang
prinsip kepuasan pelanggan (Shinta, 2011)
Bauran pemasaran adalah salah satu fungsi yang terdiri dari produk, harga,
promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan
pemasaran dan semua itu dilaksanakan untuk mendapatkan respon yang
diinginkan dari pasar sasaran. Bauran pemasaran sendiri dapat dikatakan sebagai
strategi pemasaran yang memiliki fungsi untuk menyampaikan informasi
menganai produk atau jasa kepada konsumen secara luas. Bauran pemasaran
dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam
memasarkan produk. Komponen yang menyusun bauran pemasaran terdiri atas 4P
yakni product, price, place, dan promosi. Keadaan persaingan yang sangat tajam
dewasa ini terutama dalam pasar pembeli, peranan penetapan harga dan promosi
penjualan sangat penting terutama untuk membangun komitmen dan loyalitas
pelanggan melalui bauran pemasaran (Selang, 2013)
Promosi merupakan bagian dari pemasaran yang bersangkutan terhadap
berbagai kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk mengkomunikasikan
manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar
membelinya. Promosi merupakan unsur penting karena suatu pemasaran tidak
akan berjalan tanpa adanya promosi. Promosi bisa dilakukan dengan dua cara
yakni secara langsung dan tidak langsung, secara langsung berarti produsen secara
langsung mempromosikan produknya sementara secara tidak langsung berarti
produsen mempromosikan produknya melalui media cetak maupun elektronik.
Bauran promosi merupakan paduan spesifik iklan, promosi penjualan, penjualan
personal, pemasaran langsung dan hubungan masyarakat yang digunakan
perusahaan untuk mengomunikasikan nilai pelanggan secara persuasive dan
membangun hubungan pelanggan (Harsalim, 2015)
Menurut Tamamudin (2014), Pemasaran telah mengalami perkembangan
yang pesat sejak tahun 1990-an. Pemasaran saat ini tidak hanya dikenal sebagai
elemen praktis, tetapi pemasaran juga dikenal sebagai salah satu disiplin ilmu.
Pemasaran mempunyai elemen-elemen metode ilmiah yang dapat menghasilkan
teori-teori pemasaran,namun demikian pemasaran belum mempunyai teori umum
yang dapat menjelaskan segala aspek berkaitan dengan pemasaran itu sendiri,
seperti teori supply dan demand dalam bidang ekonomi yang dapat menjelaskan
hampir semua aspek terkait dalam bidang ekonomi.bahkan sampai detik ini pula
belum ada suatu teori pemasaran yang berupa kumpulan-kumpulan hukum bagi
manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Pemasaran terdiri atas beberapa lembaga pemasaran yang membentuk
suatu kesatuan menjadi saluran pemasaran. Lembaga pemasaran sendiri
merupakan individu maupun kelompok mempunyai peran penting yakni sebagai
subjek yang membantu dalam kelancaran pemasaran. Tipe atau bentuk saluran
pemasaran ada dua macam yaitu saluran pemasaran sederhana dan saluran
pemasaran komplek. Bentuk saluran pemasaran disesuaikan dengan komoditi
lembaga pemasaran dan sistem pasar. Saluran pemasaran komplek biasanya
prosesnya lebih lama karena komoditas yang dihasilkan tidak langsung ke tangan
konsumen dan masih melalu beberapa lembaga pemasaran (Simamora, 2009).

Produsen Pengumpul

Pengecer

Konsumen

Gambar 2.1 Saluran pemasaran sederhana (Faqih, 2010)


Berdasarkan gambar 2.1 saluran pemasaran di atas merupakan bentuk
saluran pemasaran sederhana. Saluran pemasaran sederhana hanya terdiri dari
empat unsur yaitu produsen, pedagang pengumpul, pengecer, dan konsumen.
Produsen mendistribusikan hasil produksi pertaniannya ke pedagang pengumpul
lalu pedagang pengumpul mengirim ke pengecer dan yang terakhir didistribusikan
ke tangan konsumen, disebut sebagai saluran pemasaran sederhana karena
lembaga yang berperan dalam sistem tersebut hanya terdiri dari 4 lembaga dan
arah saluran tidak banyak bercabang.

Petani

Pengecer Konsumen
Tengkulak
Pedagang Pengumpul Pengecer Pengecer
.
Gambar 2.2 Saluran pemasaran kompleks (Faqih, 2010)
Berdasarkan gambar 2.2 saluran pemasaran kompleks memiliki unsur
yang lebih kompleks yaitu petani, tengkulak, pedagang pengumpul, pengecer,
pedagang besar, konsumen, dan juga melibatkan eksportir. Petani sebagai tangan
pertama bisa mendistribusikan hasil pertaniannya ke tengkulak, pedagang
pengumpul, pedagang besar, pengecer, atau langsung ke konsumen. Tengkulak
mengirimkan barangnya kepada pedagang pengumpul atau pedagang besar.
Pedagang besar lalu mengirimkan barangnya kepada eksportir. Disebut sebagai
saluran pemasaran kompleks karena unsur lembaga yang berperan dalam aktifitas
pemasaran tersebut cukup banyak dan arah saluran dari satu lembaga ke lembaga
lain ada yang bercabang.

2.7 Teori Biaya


Biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa
yang dibutuhkan, dapat dalam rangka untuk dijual kembali, baik yang berkaitan
dengan usaha maupun diluar usaha pokok perusahaan. Biaya merupakan salah
satu faktor penting dalam perusahaan yang tidak dapat dipisahkan. Biaya dapat
didefinisikan sebagai semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari
pihak ke tiga dimana barang dan jasa yang telah diperoleh dapat dijual kembali
baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan maupun tidak. Biaya
merupakan pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dengan satuan uang, agar
dapat memperoleh barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini
maupun akan datang. Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk
menghitung harga pokok produk yang diproduksi perusahaan. Menurut
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, biaya merupakan kas yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang atau jasa yang diharapkan dapat mendatangkan
sebuah manfaat atau keuntungan (Kuswadi, 2005).
Menurut Ishak dan Sugiono (2015), biaya merupakan suatu yang
dikorbankan yang dapat diukur dengan nilai mata uang untuk mencapai tujuan
yang dapat memberikan manfaat. Biaya merupakan istilah yang sudah biasa
didengar oleh masyarakat secara luas dalam kehidupannya sehari-hari. Biaya di
bagi menjadi 2 jenis yaitu, biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya
langsung (direct cost) adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau
produk, misalnya bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung
dalam proses produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan biaya lain yang terlibat
langsung. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang sulit atau tidak
dapat dibebankan secara langsung dengan unit produksi, misalnya gaji pimpinan,
gaji mandor, biaya iklan untuk lebih dari satu macam produk, dan sebagainya.
Biaya tidak langsung disebut juga biaya overhead.
Menurut Mulyadi dalam Ayuningtyas (2013), jenis biaya juga dapat di
golongkan berdasarkan pola perilaku biaya yaitu, biaya tetap (fix cost), biaya
variabel (variable cost), dan biaya semi variabel. Biaya tetap adalah biaya yang
tidak berubah dalam rentang waktu dan tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya
jumlah produksi. Contoh dari biaya tetap yaitu biaya sewa gedung, premi
asuransi, pembayaran pinjaman, dan lain lain. Biaya variabel adalah biaya yang
dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah produksi, artinya biaya variabel akan
berubah- ubah secara proporsional. Contoh biaya variabel yaitu suatu perusahaan
pembuatan busi membutuhkan biaya untuk membeli tembaga. Biaya membeli
tembaga ini merupakan biaya variabel. Biaya semi variabel adalah biaya yang
tdak tergolong dalam biaya tetap ataupun biaya variabel. Contohnya yaitu biaya
pengawas produk yang memakai insentif dengan kapasitas produksi.
Menurut Febriati et al. (2017), biaya tetap (fixed cost) merupakan biaya
yang memiliki sifat yang tetap atau sama pada level output yang berbeda yang
diperoleh suatu usaha dan memiliki sifat yang tergantung pada waktu. Biaya tetap
(fixed cost) terjadi ketika biaya tetap tersebut sudah pasti dan biaya tetap tersebut
terjadi baik unit yang dihasilkan tersedia atau tidak tersedia. Perilaku pada biaya
tetap (fixed cost) akan tetap konstan untuk periode waktu tertentu dengan
kombinasi yang diperoleh dari biaya overhead produksi, biaya overhead
administrasi, serta overhead distribusi dan penjualan tetap. Contoh dari biaya
tetap (fixed cost) diantaranya biaya sewa, gaji, biaya asuransi, pajak, dan lain
sebagainya.
Biaya variabel merupakan biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan volume kegiatan. Semakin tinggi volume kegiatan maka
semakin tinggi pula total biaya variabel dan semakin rendah volume kegiatan,
maka secara proporsional semakin rendah total biaya variabel. Biaya variabel
digolongkan menjadi dua yaitu, engineered variable cost (biaya yang input dan
outputnya mempunyai hubungan erat dan nyata) dan discretionary variable cost
(biaya yang input dan outputnya tidak mempunyai hubungan yang nyata). Elemen
biaya variabel ini terdiri atas: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung yang
dibayar per buah produk atau per jam, biaya overhead pabrik variabel, biaya
pemasaran variabel (Ermayanti dalam Ilham dan Sudarno., 2013).
Aktivitas dalam dunia bisnis memerlukan yang namanya perhitungan
biaya. Perhitungan biaya bertujuan untuk memudahkan perhitungan pendapatan
dimana perhitungan biaya terdiri atas biaya investasi. Perhitungan ini dibedakan
menjadi dua yaitu total cost (biaya total) dan total revenue (total pendapatan).
Biaya Total adalah jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk
memproduksi barang atau jasa. Komponen biaya total terdiri dari biaya tetap dan
biaya variable. Rumus dari biaya total yaitu:
TC = TFC + TVC
Total Revenue adalah jumlah atau kuantitas barang yang terjual, dikalikan dengan
harga satuan. Barang yang semakin banyak terjual, maka semakin besar
penerimaan total. Rumus dari penerimaan total yaitu:
TR= P x Q

Biaya merupakan kas yang dikeluarkan untuk memproduksi atau menciptakan


suatu barang atau jasa. Biaya terdiri dari tiga unsur yaitu biaya produksi, biaya
pemasaran, dan biaya administrasi. Ketiga unsur biaya tersebut merupakan biaya
operasional suatu perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pokok sehari-hari
mulai dari pembelian bahan baku hingga pengolahan menjadi bahan jadi (Arifin,
2007).
Pendapatan merupakan jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari
aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk atau jasa kepada pelanggan.
Pendapatan kurang penting bagi investor dibanding keuntungan karena jumlah
uang yang diterima setelah dikurangi pengeluaran. Pertumbuhan pendapatan
merupakan indikator penting dari penerimaan pasar dari produk dan jasa
perusahaan tersebut. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga
pertumbuhan keuntungan dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik
R/C Ratio
melalui saham untuk menarik investor. = R : TC
Metode yang digunakan untuk melihat
keuntungan relatif yang nantinya akan diperoleh pada sebuah proyek atau sebuah
usaha. Proyek akan dikatakan layak jika nilai R/C Ratio yang diperoleh
dinyatakan lebih besar dari 1.Nnilai R/C Ratio yang semakin tinggi, maka tingkat
keuntungan yang diperoleh dalam suatu proyek bisa menjadi lebih tinggi.
Penggunaan R/C Ratio ini diketahui bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil yang diperoleh dari usaha yang menguntungkan pada periode tertentu.
Rumus dari R/C Ratio yaitu:

Kriteria pengambilan keputusan:


a) R/C < 1, usahatani dalam keadaan menguntungkan
b) R/C = 1, usahatani dalam keadaan impas
c) R/C > 1, usahatani dalam keadaan merugikan

Anda mungkin juga menyukai