1 21759 1 10 20150115
1 21759 1 10 20150115
EFEK INDONESIA
ABSTRAK
Harga pasar saham perusahaan yang terlalu tinggi sulit untuk dijangkau oleh investor, oleh
karena itu perusahaan melakukan stock split agar perdagangan saham menjadi lebih likuid.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja saham sebelum dan sesudah stock
split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode observasi non partisipan yaitu dengan mengamati situs resmi BEI (www.idx.co.id).
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2012-2013.
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 perusahaan dengan menggunakan metode
penentuan sampel sampling jenuh atau sensus dan teknik analisis paired sample t-test. Hasil
akhir penelitian menyatakan terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split
tetapi tidak signifikan.
ABSTRACT
The company’s stock price are too high hard to reach by investors, therefore companies do
stock split to more liquid stocks trading. The purpose of this research was to determine the
performance of the stock before and after the stock split at the company listed in Indonesia
Stock Exchange. This study used a non-participant observation method to observe the official
website of the Stock Exchange (www.idx.co.id). The population of this research is the
company that do the stock split in 2012-2013. The samples was 20 companies which are taken
by census sampling method and the data analysis technique used is paired sample t-test. The
final results indicate there are differences stock returns before and after stock split but not
significantly.
PENDAHULUAN
berinvestasi atau tidak pada suatu sekuritas. Kinerja saham yang positif dapat
atau kelemahan dari investasi yang dilakukan. Penilaian kinerja saham sangat penting
untuk mengetahui sejauh mana saham yang dimiliki mampu memberikan kinerja
yang dapat memuaskan investor. Kinerja saham perusahaan dapat dilihat dari return
yang dihasilkan oleh saham. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi
perusahaan tersebut. Harga pasar saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa
kinerja saham tersebut kurang baik. Harga pasar saham yang terlalu tinggi juga
kurang baik karena harga saham yang terlalu tinggi sulit untuk ditingkatkan lagi dan
saham menjadi lembar saham yang lebih banyak dengan nilai nominal yang lebih
dilakukan oleh Huang et al. (2002) menjelaskan bahwa tidak tedapat hubungan antara
277
informasi stock split dengan profitabilitas di masa depan setelah dibandingkan dengan
profitabilitas saat ini, ekspektasi pasar tentang laba masa depan dan perubahan
dividen masa lalu. Dennis dan Strickland (2002) menyatakan tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara abnormal return dan struktur kepemilikan dengan perubahan
likuiditas saat pengumuman stock split. Chan et al. (2007) menjelaskan perusahaan
dengan kualitas laba yang rendah menunjukkan pengaruh negatif terhadap kinerja
Penelitian yang dilakukan oleh Savitri dan Martani (2006) menjelaskan bahwa
terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan antara
sebelum dan sesudah reverse stock split. Andoain et al. (2009) menemukan bahwa
Berdasarkan uraian dari latar belakang dan terdapat research gap pada
menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: “Apakah terdapat perbedaan
kinerja saham yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya stock split pada
Kinerja saham adalah pengukuran investasi yang dapat dicapai oleh adanya
Penilaian kinerja saham sangat penting untuk mengetahui sejauh mana saham
278
tersebut mampu memberikan kinerja yang dapat memuaskan investor. Kinerja saham
terlalu tinggi. Stock split juga merupakan aksi yang dilakukan perusahaan untuk
meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham,
sehingga harga saham akan menjadi lebih murah. Keputusan melakukan stock split
saham tersebut lebih menarik bagi investor sehingga menjadi likuid atau ramai
diperdagangkan. Stock split merupakan salah satu strategi yang diterapkan dalam
bisnis jual-beli saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan penerbit saham
tersebut. Stock split tidak menyebabkan perubahan jumlah modal dan tidak
mempengaruhi aliran kas perusahaan sebab keputusan melakukan stock split tidak
akan merubah dana hanya saja nilainya yang dibuat lebih kecil.
secara statistik pada varian return setelah stock split. Martell dan Webb (2005)
volume perdagangan dan return saham yang signifikan 5 hari sebelum dan sesudah
279
stock split. Berdasarkan atas kajian teori serta hasil penelitian sebelumnya, maka
Indonesia.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka model penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.
SAHAM
METODE PENELITIAN
Lokasi pada penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi
penelitian ini yaitu perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia
periode 2012 sampai dengan 2013 dengan teknik pengambilan sampelnya secara
sampling jenuh atau sensus karena semua anggota populasi digunakan sebagai
perusahaan yang melakukan stock split periode 2012 sampai dengan 2013.
280
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi non-
partisipan. Artinya, peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat
independen (Sugiyono, 2013:204). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu
(times series). Penelitian ini mengamati data keuangan perusahaan yang melakukan
stock split, pergerakan harga saham sebelum dan sesudah stock split sehingga dapat
Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kinerja saham sebagai variabel
yang diuji dan stock split sebagai variabel event. Definisi operasional variabel dalam
penelitian ini adalah: kinerja saham sebelum dan sesudah stock split (dalam hal ini
diukur dengan return saham) diproksikan sebagai perbandingan selisih antara harga
saham periode t dan harga saham periode t-1 dengan harga saham periode t-1. Harga
saham yang digunakan adalah harga saham saat closing price harian emiten yang
saham. Penentuan periode ini dikarenakan ingin diuji pengaruh pengumuman stock
split terhadap return saham perusahaan terkait dalam jangka waktu yang pendek.
Metode analisis data yang digunakan adalah Paired Sample t-test, sebelum itu
dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk memastikan data berdistribusi normal
atau tidak. Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikansi untuk menolak H0
Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah
Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan return saham yang signifikan sebelum
Dari tabel 1. Dapat dilihat bahwa rata-rata return bernilai positif diperoleh
pada H-5, H-4, H-3, H-2, H-1, H+1, H+2, H+3, dan H+4. Rata-rata return bernilai
negatif diperoleh pada H, dan H+5. Rata-rata return tertinggi terjadi pada H+2.
Dari tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil pengujian menunjukkan
hasil diatas 0.05, yaitu 8 dari 11 hari penelitian. Hanya 3 hari yang menunjukkan
hasil dibawah 0.05 yaitu H-3, H-2, dan H-1. Hasil ini menyimpulkan bahwa data
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa return saham sebelum pengumuman lebih
menunjukkan hubungan kuat dan positif dengan sig. Sebesar (0,000) < α (0,05)
284
menunjukkan hubungan antara dua rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock
Lower Upper
sebelum –
0,0014000 0,0164046 0,0036682 -0,0062776 0,0090776 0,382 19 0,707
sesudah
Sumber: hasil pengolahan data
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel (untuk tingkat kepercayaan sebesar
5%) didapat nilai t tabel sebesar 1,725. Oleh karena t hitung < t tabel berarti
menerima H0, ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2013 terdapat perbedaan
rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split tetapi tidak
signifikan. Dilihat dari nilai probabilitas (2-tailed) adalah 0.707, karena nilai yang
diperoleh adalah > 0.05 maka keputusannya juga menerima H0. Artinya terdapat
perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split tetapi tidak
signifikan.
PEMBAHASAN
signifikan sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2013. Ini berarti bahwa pasar tidak
bereaksi terhadap pengumuman stock split atau peristiwa stock split tidak
pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun 2012 dan tahun 2013 sebagai imbas
dari melemahnya perekonomian negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.
Pada tahun 2011 pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai 6,5% dan menurun
pada tahun 2012 menjadi 6,23% kemudian kembali menurun pada tahun 2013 dimana
ini mengakibatkan investor tidak merespon pasar dan tidak tertarik untuk melakukan
investasi.
Menurut survey yang dilakukan oleh majalah Fortune Indonesia hanya 5 dari
20 sampel perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2012 dan 2013 yang
Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT. Hero Supermarket Tbk (HERO), dan
PT. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Ini berarti bahwa 15 perusahaan selain 5
Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu signaling theory dimana
teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif, karena
Adanya aksi lain yang dilakukan perusahaan seperti right issue, bonus shares,
merger dan warrant menyebabkan pengumuman stock split kurang menarik minat
286
investor. Alasan lainnya adalah karena sebagian besar perusahaan yang melakukan
pengumuman stock split tidak diikuti dengan pembagian dividen kepada pemegang
sahamnya. Dividen adalah salah satu motivasi investor dalam berinvestasi. Apabila
memotivasi investor untuk membeli saham. Jika dilihat dari struktur kepemilikan
saham, sebagian besar perusahaan lebih dari 50% kepemilikan sahamnya adalah
institusi sedangkan hanya 40% ke bawah sahamnya dimiliki publik. Institusi tersebut
tentunya tidak lagi mempertimbangkan harga saham yang rendah sebagai prioritas
Dilihat dari angka EPS (Earning Per Share) atau jumlah laba per lembar
saham sebagian besar perusahaan mengalami penurunan tingkat EPS dari tahun 2012
ke tahun 2013, hanya 5 perusahaan yang mengalami kenaikan tingkat EPS pada tahun
2013. Penurunan angka EPS inilah yang menyebabkan investor tidak tertarik untuk
berinvestasi.
harga saham menurun serta berdampak pada return yang negatif atau menurun. Dapat
dikatakan bahwa peristiwa stock split tidak cukup mempunyai kandungan informasi
yang dapat diantisipasi pasar sehingga mempengaruhi return yang diperoleh investor.
bahwa terdapat perbedaan return saham tetapi tidak signifikan sebelum dan setelah
peristiwa pengumuman stock split. Ini berarti bahwa pasar tidak bereaksi dan tidak
merespon peristiwa tersebut karena dianggap tidak cukup membawa informasi yang
penurunan tingkat EPS atau laba per lembar saham menyebabkan investor tidak
tertarik untuk berinvestasi. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor
menjaga harga sahamnya agar berada pada rentang perdagangan yang optimal.
lainnya, membandingan dengan yang tidak melakukan stock split, menambah periode
REFERENSI
Andoain, Garcia de., Carlos, F. W. Bacon. 2009. The Impact of Stock Split
Announcements on Stock Price: A Test of Market Efficiency. Proceeding of
American Society of Business and Behavioral Sciences Annual Conference,
Las Vegas. 16(1)
Boedhi, Soelistijono dan P. D. Lidharta. 2011. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan
Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Spread. Vol. 1
Chan, Konan., D. L. Ikenberry, Inmoo Lee, Yanzhi Wang. 2007. “Share Repurchases
as a Tool to Mislead Investors:Evidence from Earnings Quality and Stock
Performance”. Journal of Banking and Finance 31, pp.2673-2694.
Dash, M. dan A. Gouda. 2009. A Study On The Liquidity Effects Of Stock Splits In
Indian Stock Markets. Social science research network,
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1440139. Diunduh 12
Maret 2014 19.48
Dennis, P. dan D. Strickland. 2002. The Effect Of Stock Splits On Liquidity And
Excess Returns: Evidence From Shareholder Ownership Composition.
Journal of Financial Research, Vol. 26 pp.355-370
Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba
Empat.
Hermuningsih, Sri. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: UPP STIM
YKPN.
Isnurhadi, H. 2010. Kinerja Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Stock Split di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.8.
Martell,T. F. dan G. P. Webb. 2005. The Performance of Stocks that Are Reverse
Split. Review of Quantitative Finance and Accounting, 30(3) pp.253-279.
289
Rahayu, Indah Retno. 2006. Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split Yang
Terjadi di Busa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta
Savitri, M. dan D. Martani. 2006. The Analisys Impact Of Stock Split And Reverse
Stock Split On Stock Return And Volume The Case Of Jakarta Stock
Exchange. Avaiable at staff.blog.ui.ac.id. Diunduh 19 Maret 2014 23.04
Wafiyah, Ana. 2005. Reaksi Pasar Pada Pengumuman Stock Split dan Reverse Stock
Split. Tesis. Universitas Diponegoro,Semarang.
www.idx.co.id.