Anda di halaman 1dari 15

275

ANALISIS KINERJA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK

SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

I Gusti Ayu Winda Swari1


I Gusti Bagus Wiksuana2
1
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia
e-mail: windha_swari@yahoo.com / telp: +62 85 73 92 14 432
2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia

ABSTRAK

Harga pasar saham perusahaan yang terlalu tinggi sulit untuk dijangkau oleh investor, oleh
karena itu perusahaan melakukan stock split agar perdagangan saham menjadi lebih likuid.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kinerja saham sebelum dan sesudah stock
split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan
metode observasi non partisipan yaitu dengan mengamati situs resmi BEI (www.idx.co.id).
Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2012-2013.
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 20 perusahaan dengan menggunakan metode
penentuan sampel sampling jenuh atau sensus dan teknik analisis paired sample t-test. Hasil
akhir penelitian menyatakan terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah stock split
tetapi tidak signifikan.

Kata kunci: kinerja saham, return saham,stock split

ABSTRACT

The company’s stock price are too high hard to reach by investors, therefore companies do
stock split to more liquid stocks trading. The purpose of this research was to determine the
performance of the stock before and after the stock split at the company listed in Indonesia
Stock Exchange. This study used a non-participant observation method to observe the official
website of the Stock Exchange (www.idx.co.id). The population of this research is the
company that do the stock split in 2012-2013. The samples was 20 companies which are taken
by census sampling method and the data analysis technique used is paired sample t-test. The
final results indicate there are differences stock returns before and after stock split but not
significantly.

Keywords: stock performance, stock returns, stock split


276

PENDAHULUAN

Banyak hal yang menjadi pertimbangan investor dalam memutuskan untuk

berinvestasi atau tidak pada suatu sekuritas. Kinerja saham yang positif dapat

menarik minat investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan. Dengan

mengevaluasi kinerja saham, para pemegang saham dapat mengetahui keunggulan

atau kelemahan dari investasi yang dilakukan. Penilaian kinerja saham sangat penting

untuk mengetahui sejauh mana saham yang dimiliki mampu memberikan kinerja

yang dapat memuaskan investor. Kinerja saham perusahaan dapat dilihat dari return

yang dihasilkan oleh saham. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi

investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor

menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya.

Kinerja saham suatu perusahaan dicerminkan oleh harga pasar saham

perusahaan tersebut. Harga pasar saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa

kinerja saham tersebut kurang baik. Harga pasar saham yang terlalu tinggi juga

kurang baik karena harga saham yang terlalu tinggi sulit untuk ditingkatkan lagi dan

akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Untuk mengantisipasi hal

tersebut, banyak perusahaan melakukan stock split.

Boedhi dan Lidharta (2011) menyatakan stock split merupakan pemecahan

saham menjadi lembar saham yang lebih banyak dengan nilai nominal yang lebih

rendah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid.

Berbagai peneliti telah melakukan penelitian serupa seperti penelitian yang

dilakukan oleh Huang et al. (2002) menjelaskan bahwa tidak tedapat hubungan antara
277

informasi stock split dengan profitabilitas di masa depan setelah dibandingkan dengan

profitabilitas saat ini, ekspektasi pasar tentang laba masa depan dan perubahan

dividen masa lalu. Dennis dan Strickland (2002) menyatakan tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara abnormal return dan struktur kepemilikan dengan perubahan

likuiditas saat pengumuman stock split. Chan et al. (2007) menjelaskan perusahaan

dengan kualitas laba yang rendah menunjukkan pengaruh negatif terhadap kinerja

return jangka panjang.

Penelitian yang dilakukan oleh Savitri dan Martani (2006) menjelaskan bahwa

terdapat perbedaan abnormal return dan volume perdagangan yang signifikan antara

sebelum dan sesudah reverse stock split. Andoain et al. (2009) menemukan bahwa

pengumuman pemecahan saham tidak mempengaruhi harga saham pada saat

pengumuman. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sampel

yang digunakan dengan periode yang lebih up to date.

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan terdapat research gap pada

penelitian-penelitian mengenai pengaruh pengumuman stock split, maka yang

menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: “Apakah terdapat perbedaan

kinerja saham yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukannya stock split pada

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?”

Kinerja saham adalah pengukuran investasi yang dapat dicapai oleh adanya

pengelolaan saham perusahaan dan mencerminkan kondisi kesehatan perusahaan.

Penilaian kinerja saham sangat penting untuk mengetahui sejauh mana saham
278

tersebut mampu memberikan kinerja yang dapat memuaskan investor. Kinerja saham

dapat diukur dengan membandingkan return saham sebelum dengan sesudah

dilakukannya stock split atau pemecahan saham.

Fahmi (2012:133) menjelaskan stock split atau pemecahan saham adalah

kebijakan perusahaan untuk melakukan pemecahan saham karena dianggap sudah

terlalu tinggi. Stock split juga merupakan aksi yang dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham,

sehingga harga saham akan menjadi lebih murah. Keputusan melakukan stock split

biasanya menggambarkan kondisi keuangan perusahaan yang baik. Diharapkan

saham tersebut lebih menarik bagi investor sehingga menjadi likuid atau ramai

diperdagangkan. Stock split merupakan salah satu strategi yang diterapkan dalam

bisnis jual-beli saham yang dilakukan oleh manajemen perusahaan penerbit saham

tersebut. Stock split tidak menyebabkan perubahan jumlah modal dan tidak

mempengaruhi aliran kas perusahaan sebab keputusan melakukan stock split tidak

akan merubah dana hanya saja nilainya yang dibuat lebih kecil.

Dash dan Gouda (2009) menyatakan penurunan rata-rata return tidak

ditemukan signifikan secara statistik dan ditemukan peningkatan yang signifikan

secara statistik pada varian return setelah stock split. Martell dan Webb (2005)

menemukan perbedaan kinerja saham muncul 3 sampai 5 bulan setelah pengumuman

pemecahan saham. Isnurhadi (2010) menemukan terdapat perbedaan harga saham,

volume perdagangan dan return saham yang signifikan 5 hari sebelum dan sesudah
279

stock split. Berdasarkan atas kajian teori serta hasil penelitian sebelumnya, maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H: Terdapat perbedaan kinerja saham yang signifikan sebelum dan sesudah

dilakukannya stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan maka model penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1.

SAHAM

Sebelum Stock Split Sesudah Stock Split

Kinerja saham Kinerja saham


Uji Beda
Gambar 1. Model Penelitian

METODE PENELITIAN

Lokasi pada penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi

penelitian ini yaitu perusahaan yang melakukan stock split di Bursa Efek Indonesia

periode 2012 sampai dengan 2013 dengan teknik pengambilan sampelnya secara

sampling jenuh atau sensus karena semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel. Berdasarkan teknik tersebut diperoleh anggota sampel sebanyak 20

perusahaan yang melakukan stock split periode 2012 sampai dengan 2013.
280

Tabel 1. Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

No Kode Nama Perusahaan Tanggal Stock Split

1 HERO Hero Supermarket Tbk. 05/04/2012


2 ASII Astra International Tbk. 05/06/2012
3 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk. 07/06/2012
4 MDRN Modern Internasional Tbk. 03/07/2012
5 DKFT Central Omega Resources Tbk. 03/08/2012
6 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk. 07/08/2012
7 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk. 07/08/2012
8 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk. 09/08/2012
9 PNSE Pudjiadi and Sons Tbk. 28/09/2012
10 IDKM Indosiar Karya Media Tbk. 03/10/2012
11 KLBF Kalbe Farma Tbk. 08/10/2012
12 SCMA Surya Citra Media Tbk. 29/10/2012
13 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk. 19/04/2013
14 ARNA Arwana Citramulia Tbk. 08/07/2013
15 TOWR Sarana Menara Nusantara Tbk. 22/07/2013
16 AMRT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 29/07/2013
17 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. [S] 28/08/2013
18 BATA Sepatu Bata Tbk. 04/09/2013
19 JKON Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. 26/09/2013
20 MDLN Modernland Realty Tbk. 13/11/2013
21 NIPS Nipress Tbk. 25/11/2013
22 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk. 29/11/2013
Sumber : www.idx.co.id

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode observasi non-

partisipan. Artinya, peneliti tidak terlibat langsung dan hanya sebagai pengamat

independen (Sugiyono, 2013:204). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data kuantitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu

(times series). Penelitian ini mengamati data keuangan perusahaan yang melakukan

stock split, pergerakan harga saham sebelum dan sesudah stock split sehingga dapat

mengetahui kinerja saham perusahaan tersebut dengan mengukurnya menggunakan

perbandingan return sebelum dan sesudah stock split.


281

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu kinerja saham sebagai variabel

yang diuji dan stock split sebagai variabel event. Definisi operasional variabel dalam

penelitian ini adalah: kinerja saham sebelum dan sesudah stock split (dalam hal ini

diukur dengan return saham) diproksikan sebagai perbandingan selisih antara harga

saham periode t dan harga saham periode t-1 dengan harga saham periode t-1. Harga

saham yang digunakan adalah harga saham saat closing price harian emiten yang

melakukan pemecahan saham 5 hari sebelum sampai 5 hari sesudah pemecahan

saham. Penentuan periode ini dikarenakan ingin diuji pengaruh pengumuman stock

split terhadap return saham perusahaan terkait dalam jangka waktu yang pendek.

Pengamatan tidak melebihi 11 hari periode karena dikhawatirkan return akan

terpengaruh oleh faktor-faktor lainnya pada perusahaan yang dijadikan sampel.

Metode analisis data yang digunakan adalah Paired Sample t-test, sebelum itu

dilakukan uji normalitas terlebih dahulu untuk memastikan data berdistribusi normal

atau tidak. Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikansi untuk menolak H0

adalah sebesar 0,05 atau 5%, maka kriteria pengujiannya adalah :

1) H0 diterima bila : thitung < ttabel

2) H0 ditolak bila : thitung > ttabel

Dengan menggunakan bantuan program SPSS, kriteria pengujiannya adalah :

1) Bila t < 0,05 maka H0 ditolak.

Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan return saham sebelum dan sesudah

pengumuman stock split tetapi tidak signifikan.


282

2) Bila t > 0,05 maka H0 diterima.

Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan return saham yang signifikan sebelum

dan sesudah pengumuman stock split.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Hasil Analisis Deskriptif Statistik


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
MinLima 20 -0,076 0,085 0,00675 0,037453
MinEmpat 20 -0,096 0,083 0,00275 0,034604
MinTiga 20 -0,071 0,176 0,00695 0,058932
MinDua 20 -0,021 0,041 0,00380 0,017501
MinSatu 20 -0,051 0,437 0,02120 0,101529
Nol 20 -0,987 -0,502 -0,78895 0,137541
PlusSatu 20 -0,098 0,245 0,01470 0,065758
PlusDua 20 -0,068 0,250 0,02220 0,084962
PlusTiga 20 -0,181 0,244 0,01035 0,077108
PlusEmpat 20 -0,111 0,163 0,00680 0,058077
PlusLima 20 -0,197 0,023 -0,01960 0,049743
Valid N (listwise) 20
Sumber: hasil pengolahan data

Dari tabel 1. Dapat dilihat bahwa rata-rata return bernilai positif diperoleh

pada H-5, H-4, H-3, H-2, H-1, H+1, H+2, H+3, dan H+4. Rata-rata return bernilai

negatif diperoleh pada H, dan H+5. Rata-rata return tertinggi terjadi pada H+2.

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Return Sebelum Stock Split


H-5 H-4 H-3 H-2 H-1 H
N 20 20 20 20 20 20
Normal Parameters(a,b) Mean 0,00675 0,00275 0,00695 0,00380 0,02120 -0,78895
Std.
0,037453 0,034604 0,058932 0,017501 0,101529 0,137541
Deviation
Most Extreme Absolute
0,163 0,246 0,346 0,336 0,358 0,241
Differences
Positive 0,163 0,201 0,346 0,336 0,358 0,241
Negative -0,131 -0,246 -0,144 -0,128 -0,240 -0,127
Kolmogorov-Smirnov Z 0,728 1,098 1,546 1,502 1,599 1,079
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,664 0,179 0,017 0,022 0,012 0,195

Sumber: hasil pengolahan data


283

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Return Sesudah Stock Split


H H+1 H+2 H+3 H+4 H+5
N 20 20 20 20 20 20
Normal Parameters(a,b) Mean -0,78895 0,01470 0,02220 0,01035 0,00680 -0,01960
Std.
0,137541 0,065758 0,084962 0,077108 0,058077 0,049743
Deviation
Most Extreme Differences Absolute 0,241 0,230 0,263 0,273 0,264 0,223
Positive 0,241 0,230 0,263 0,254 0,264 0,196
Negative -0,127 -0,126 -0,144 -0,273 -0,223 -0,223
Kolmogorov-Smirnov Z 1,079 1,029 1,176 1,222 1,182 0,996
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,195 0,240 0,126 0,101 0,122 0,274

Sumber: hasil pengolahan data

Dari tabel 2 dan 3 dapat dilihat bahwa rata-rata hasil pengujian menunjukkan

hasil diatas 0.05, yaitu 8 dari 11 hari penelitian. Hanya 3 hari yang menunjukkan

hasil dibawah 0.05 yaitu H-3, H-2, dan H-1. Hasil ini menyimpulkan bahwa data

berdistribusi normal karena Sig.>alpha.

Tabel 4. Hasil Uji Statistik Paired Sample T-test


Std. Error
Mean N Std. Deviation Mean
Sebelum 0,008290 20 0,0248206 0,0055500
Sesudah 0,006890 20 0,0236243 0,0052826
Sumber: hasil pengolahan data

Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa return saham sebelum pengumuman lebih

tinggi dari setelah pengumuman stock split.

Tabel 5. Hasil Uji Korelasi Paired Sample T-test


N Correlation Sig.
sebelum & sesudah 20 0,772 0,000
Sumber: hasil pengolahan data

Hasil korelasi antara kedua variabel yang menghasilkan angka 0,772

menunjukkan hubungan kuat dan positif dengan sig. Sebesar (0,000) < α (0,05)
284

menunjukkan hubungan antara dua rata-rata return saham sebelum dan sesudah stock

split adalah signifikan.

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Paired Sample T-test


Sig. (2-
T df tailed)
Std. Std. Error 95% Confidence Interval of
Mean Deviation Mean the Difference

Lower Upper
sebelum –
0,0014000 0,0164046 0,0036682 -0,0062776 0,0090776 0,382 19 0,707
sesudah
Sumber: hasil pengolahan data

Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 0,382 dengan

membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel (untuk tingkat kepercayaan sebesar

5%) didapat nilai t tabel sebesar 1,725. Oleh karena t hitung < t tabel berarti

menerima H0, ini menunjukkan bahwa pada tahun 2012-2013 terdapat perbedaan

rata-rata return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split tetapi tidak

signifikan. Dilihat dari nilai probabilitas (2-tailed) adalah 0.707, karena nilai yang

diperoleh adalah > 0.05 maka keputusannya juga menerima H0. Artinya terdapat

perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split tetapi tidak

signifikan.

PEMBAHASAN

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan return tetapi tidak

signifikan sebelum dan sesudah stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada tahun 2012 sampai dengan 2013. Ini berarti bahwa pasar tidak

bereaksi terhadap pengumuman stock split atau peristiwa stock split tidak

berpengaruh terhadap return saham. Hal ini disebabkan oleh melemahnya


285

pertumbuhan perekonomian Indonesia di tahun 2012 dan tahun 2013 sebagai imbas

dari melemahnya perekonomian negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa.

Pada tahun 2011 pertumbuhan perekonomian Indonesia mencapai 6,5% dan menurun

pada tahun 2012 menjadi 6,23% kemudian kembali menurun pada tahun 2013 dimana

tingkat pertumbuhan perekonomian Indonesia berada dibawah 6% yakni 5,78%. Hal

ini mengakibatkan investor tidak merespon pasar dan tidak tertarik untuk melakukan

investasi.

Menurut survey yang dilakukan oleh majalah Fortune Indonesia hanya 5 dari

20 sampel perusahaan yang melakukan stock split pada tahun 2012 dan 2013 yang

merupakan perusahaan yang unggul. Perusahaan tersebut adalah PT. Astra

Internasional Tbk (ASII), PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT.

Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT. Hero Supermarket Tbk (HERO), dan

PT. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT). Ini berarti bahwa 15 perusahaan selain 5

perusahaan tersebut bukan merupakan perusahaan yang diunggulkan sehingga

investor tentunya akan mempertimbangkan dalam berinvestasi pada perusahaan yang

tidak diunggulkan meskipun perusahaan tersebut melakukan pengumuman stock split.

Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu signaling theory dimana

teori ini menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif, karena

dengan melakukan stock split perusahaan menginformasikan prospek yang baik

sehingga investor tertarik untuk membeli saham tersebut.

Adanya aksi lain yang dilakukan perusahaan seperti right issue, bonus shares,

merger dan warrant menyebabkan pengumuman stock split kurang menarik minat
286

investor. Alasan lainnya adalah karena sebagian besar perusahaan yang melakukan

pengumuman stock split tidak diikuti dengan pembagian dividen kepada pemegang

sahamnya. Dividen adalah salah satu motivasi investor dalam berinvestasi. Apabila

perusahaan cenderung membayar dividen dalam jumlah besar akan mampu

memotivasi investor untuk membeli saham. Jika dilihat dari struktur kepemilikan

saham, sebagian besar perusahaan lebih dari 50% kepemilikan sahamnya adalah

institusi sedangkan hanya 40% ke bawah sahamnya dimiliki publik. Institusi tersebut

tentunya tidak lagi mempertimbangkan harga saham yang rendah sebagai prioritas

utama dalam berinvestasi.

Dilihat dari angka EPS (Earning Per Share) atau jumlah laba per lembar

saham sebagian besar perusahaan mengalami penurunan tingkat EPS dari tahun 2012

ke tahun 2013, hanya 5 perusahaan yang mengalami kenaikan tingkat EPS pada tahun

2013. Penurunan angka EPS inilah yang menyebabkan investor tidak tertarik untuk

berinvestasi.

Reaksi pasar yang yang negatif menunjukkan tidak terdapat perubahan

permintaan saham yang mengakibatkan fluktuasi harga saham dan menyebabkan

harga saham menurun serta berdampak pada return yang negatif atau menurun. Dapat

dikatakan bahwa peristiwa stock split tidak cukup mempunyai kandungan informasi

yang dapat diantisipasi pasar sehingga mempengaruhi return yang diperoleh investor.

Tindakan stock split hanya menambah jumlah saham yang beredar.


287

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil pengujian dengan menggunakan paired sample t-test menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan return saham tetapi tidak signifikan sebelum dan setelah

peristiwa pengumuman stock split. Ini berarti bahwa pasar tidak bereaksi dan tidak

merespon peristiwa tersebut karena dianggap tidak cukup membawa informasi yang

menguntungkan bagi investor. Penurunan angka pertumbuhan perekonomian dan

penurunan tingkat EPS atau laba per lembar saham menyebabkan investor tidak

tertarik untuk berinvestasi. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor

untuk menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau menyikapi

informasi yang dipublikasikan agar berhati-hati terhadap publikasi yang ada,

sebaiknya investasi tersebut di analisis terlebih dahulu. Bagi emiten diharapkan

menjaga harga sahamnya agar berada pada rentang perdagangan yang optimal.

Penelitian-penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengkaji indikator-indikator

lainnya, membandingan dengan yang tidak melakukan stock split, menambah periode

dan rentang waktu penelitian serta membandingkan dengan jenis industrinya.


288

REFERENSI

Ahmad, Kamaruddin 2004. Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio.


Palembang: Rineka Cipta.

Andoain, Garcia de., Carlos, F. W. Bacon. 2009. The Impact of Stock Split
Announcements on Stock Price: A Test of Market Efficiency. Proceeding of
American Society of Business and Behavioral Sciences Annual Conference,
Las Vegas. 16(1)
Boedhi, Soelistijono dan P. D. Lidharta. 2011. Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan
Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal Spread. Vol. 1

Chan, Konan., D. L. Ikenberry, Inmoo Lee, Yanzhi Wang. 2007. “Share Repurchases
as a Tool to Mislead Investors:Evidence from Earnings Quality and Stock
Performance”. Journal of Banking and Finance 31, pp.2673-2694.

Dash, M. dan A. Gouda. 2009. A Study On The Liquidity Effects Of Stock Splits In
Indian Stock Markets. Social science research network,
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=1440139. Diunduh 12
Maret 2014 19.48

Dennis, P. dan D. Strickland. 2002. The Effect Of Stock Splits On Liquidity And
Excess Returns: Evidence From Shareholder Ownership Composition.
Journal of Financial Research, Vol. 26 pp.355-370

Fahmi, Irham. 2012. Manajemen Investasi. Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba
Empat.

Hermuningsih, Sri. 2012. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: UPP STIM
YKPN.

Huang, Gow-Cheng., K. Liano, Ming-Shiun P. 2002. Do Stock Splits Signal Future


Profitability. Working paper. Available at SSRN:
http://ssrn.com/abstract=315440. Diunduh 12 Maret 2014 20.23

Isnurhadi, H. 2010. Kinerja Saham Perusahaan Sebelum dan Sesudah Stock Split di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol.8.

Martell,T. F. dan G. P. Webb. 2005. The Performance of Stocks that Are Reverse
Split. Review of Quantitative Finance and Accounting, 30(3) pp.253-279.
289

Rahayu, Indah Retno. 2006. Reaksi Pasar Terhadap Peristiwa Stock Split Yang
Terjadi di Busa Efek Jakarta (BEJ). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia, Yogyakarta

Savitri, M. dan D. Martani. 2006. The Analisys Impact Of Stock Split And Reverse
Stock Split On Stock Return And Volume The Case Of Jakarta Stock
Exchange. Avaiable at staff.blog.ui.ac.id. Diunduh 19 Maret 2014 23.04

Sharpe, W., G. J. Alexander, J. V. Bailey. 1997. Investasi. Jilid 2. Jakarta:


Prenhallindo.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: ALFABETA.

Wafiyah, Ana. 2005. Reaksi Pasar Pada Pengumuman Stock Split dan Reverse Stock
Split. Tesis. Universitas Diponegoro,Semarang.

www.idx.co.id.

Anda mungkin juga menyukai