Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI


DI RUANG NAKULA 2 RSUD KOTA SEMARANG

Disusun Oleh :
1. Intan Marliana Safitri : 1403039

PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014
TINJAUAN PUSTAKA

GANGGUAN OKSIGENASI

I. DEFINISI
Oksigen adalah proses penambahan oksigen ke dalam system (kimia atau
fisika). Oksigen merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Oksigen dibutuhkan untuk
mempertahankan kehidupan.
(Pery Potter,2005, hal 1551)

Oksigen (O2) adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel hidup.

( Tarwoto & Wartonah : 2003)

Oksigenasi adalah menghirup udara atau gas yang mengandung oksigen dan
dikeluarkan tubuh dalam bentuk karbon dioksida (CO2) sebagai hasil dari proses
oksidasi yang terjadi di dalam tubuh

(Aziz Alimul : 2006)

Resiko terhadap fungsi pernafasan : keadaan dimana seseorang beresiko


mengalami suatu ancaman pada jalannya udara yang melalui saluran pernafasan
dan pertukaran gas (O2 → CO2) antara alveoli paru-paru dan sistem vaskuler.

(Diagnosa Keperawatan, Lynda Juall hal :314)


II. PENYEBAB
1. Faktor Fisiologi
a. Penurunan Kapasitas Pembawa Oksigen
Secara fisiologi,Hemoglobin membawa 97% oksigen yang telah berdifusi
ke jaringan. Setiap proses yang menurunkan atau mengubah hemoglobin
contohnya seperti anemia dapat menurunkan kapasitas darah yang
menurunkan oksigen.
b. Penurunan Konsentrasi Oksigen Inspirasi
Apabila konsentrasi oksigen yang diinspirasi menurun maka kapasitas
darah yang membawa oksigen juga akan menurun.
c. Hipovolema
Suatu kondisi penurunan volume darah sirkulasi yang diakibatkan
kehilangan cairan ekstraseluler yang terjadi pada kondisi, seperti syok dan
dehidrasi berat.
d. Peningkatan Laju Metabolisme
Kondisi ini dapat terjadi pada kasus infeksi dan demam yang terus
menerus yang mengakibatkan peningkatan laju metabolic, Akibatnya
tubuh mulai memecah pesediaan protein dan menyebabkan penurunan
masa otot.

2. Faktor Perkembangan
a. Bayi Prematur
Kondisi ini dipengaruhi oleh kondisi surfaktan yang masih sedikit karena
kemampuan paru dalam mensintesis surfaktan baru berkembang pada
trimester akhir.
b. Bayi dan anak-anak
Pada usia ini berisiko mengalami infeksi saluran nafas atas sebagai hasil
pemaparan yang sering pada anak-anak lain dan pemaparan asap dari
rokok orang lain.
c. Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pada usia ini berisiko mengalami infeksi saluran nafas akut akibat
kebiasaan buruk seperti merokok.
d. Dewasa Muda dan Dewasa Pertengahan
Kondisi stres,kebiasaan merokok,diet yang tidak sehat,kurang olahraga
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Lansia
Proses penuan yang mengakibatkan perubashan pada fungsi normal
pernapasan, Seperti penurunan elastisitas paru, pelebaran alveolus, kifosis
tulang belakang yang menghambat ekspansi paru.

3. Faktor Perilaku
a. Nutrisi
Kondisi berat badan berlebih ( obesitas ) dapat menghambat ekspansi
paru, sedangkan malnutrisi berat mengakibatkan pelisutan otot pernapasan
yang akan mengurangi kerja otot pernapasan.
b. Olahraga
Latihan fisik akan meningkatkan aktifitas metabolic.
c. Merokok
Merokok dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah
perifer.
4. Faktor Lingkungan
a. Suhu
Faktor suhu ( panas & dingin ) dapat berpengaruh terhadap afinitas /
ketuaan ikatan Hb & oksigen
b. Kegiatan
Pada dataran tinggi akan terjadi penurunan pada tekanan udara sehingga
tekanan oksigen juga ikut turun, Akibatnya orang akan mengalami
peningkatan frekuensi pernapasan dan denyut jantung.
c. Polusi
Asap dan debu sering kali menyebabkan sakit kepala, pusing dan berbagai
gangguan pernafasan lain.
Wartonah, Tarwoto. 2006

III. KLASIFIKASI
1. Sistem pernapasan atas
Sistem pernafasaan atas terdiri atas hidung, faring, dan laring.
a. Hidung
Pada hidung udara yang masuk akan mengalami penyaringan,
humidifikasi, dan penghangatan.
b. Faring
Faring merupakan saluran yang terbagi dua untuk udara dan makanan.
Faring terdiri atas nasofaring dan orofaring yang kaya akan jaringan
limfoid yang berfungsi menangkap dan dan menghancurkan kuman
pathogen yang masuk bersama udara.
c. Laring
Laring merupakan struktur yang merupai tulang rawan yang bisa disebut
jakun. Selain berperan sebagai penghasil suara, laring juga berfungsi
mempertahankan kepatenan dan melindungi jalan nafas bawah dari air dan
makanan yang masuk.

2. Sistem pernafasan Bawah


Sistem pernafasaan bawah terdiri atas trakea dan paru-paru yang dilengkapi
dengan bronkus, bronkiolus, alveolus, jaringan kapiler paru dan pleura.
a. Trakea
Trakea merupakan pipa membran yang dikosongkan oleh cincin kartilago
yang menghubungkan laring dan bronkus utama kanan dan kiri.
b. Paru
Masing-masingParu-paru ada dua buah teletak di sebelah kanan dan kiri.
paru terdiri atas beberapa lobus (paru kanan 3 lobus dan paru kiri 2 lobus)
dan dipasok oleh satu bronkus. Jaringan-jaringn paru sendiri terdiri atas
serangkain jalan nafas yang bercabang-cabang, yaitu alveoulus, pembuluh
darah paru, dan jaringan ikat elastic. Permukaan luar paru-paru dilapisi
oleh dua lapis pelindung yang disebut pleura. Pleura pariental membatasi
toralk dan permukaan diafragma, sedangkan pleura visceral membatasi
permukaan luar paru. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat cairan
pleura yang berfungsi sebagai pelumas guna mencegah gerakan friksi
selama bernafas.
(A. Aziz Alimul : 2006)

IV. PATOFISIOLOGI
a. Pernafasan Eksternal
Proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yaitu:
1. Ventilasi pulmoner
Saat bernafas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi
sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan luar & alveolus
2. Pertukaran gas alveolar
Difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner.Difusi adalah
pergerakan molekul dari area berkonsentrasi tinggi kearea berkonsentrasi
rendah.
3. Transpor oksigen dan karbondioksida
Pada proses ini oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan
karbondioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.
b. Pernafasan Internal
Pernafasan Internal adalah proses metabolisme intrasel yang berlangsung
dalam mitokondria. Yaitu menggunakan oksigen dan menghasilkan
karbondioksida selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses
ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa keseluruh tubuh hingga
mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran oksigen dan
karbondioksida antara kapiler sistemik dan sel jaringan.

PATHWAY

Masuknya oksigen
Hidung

Trakhea epiputronal

Alveoli

Menembus membrane

Di ikat HB sel darah merah

Jantung

Arteri

Seluruh tubuh

V. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
a. PENATALAKSANAAN MEDIS
 Pemantauan Hemodinamika
 Pengobatan bronkodilator
 Melakukan tindakan delegatif dalam pemberian medikasi oleh dokter,
misal: nebulizer, kanula nasal, masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
 Penggunaan ventilator mekanik
 Fisoterapi dada
b. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
 Pembersihan jalan nafas
 Latihan batuk efektif
 Pengisafan lender
 Jalan nafas buatan
2. Pola Nafas Tidak Efektif
 Atur posisi pasien ( semi fowler )
 Pemberian oksigeN
 Teknik bernafas dan relaksasi
3. Gangguan Pertukaran Gas
 Atur posisi pasien ( posisi fowler )
 Pemberian oksigen
 Pengisapan lender

VI. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


1. Masalah pada pernafasan ( dulu dan sekarang )
4. Riwayat penyakit atau masalah pernafasan
a.Nyeri
b. Lingkungan
c.Batuk
d. Bunyi nafas
e.Faktor rersiko penyakit paru ( Misal, Perokok aktif / pasif )
f. masalah penyakit paru masa lalu
g. Penggunaan obat
5. Adanya batuk dan penanganan
6. Kebiasaan merokok
7. Masalah fungsi kardiovaskuler
8. Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi
a.Riwayat hipertensi
b. Merokok
c.Usia
d. Obesitas
e.Diet tinggi lemak
f. Peningkatan kolesterol
9. Riwayat penggunaan medikasi
10. Stessor alami
11. Status dan Kondisi Kesehatan
a. Pemeriksaan Fisik
b. Inspeksi
c. Palpasi
d. Perkusi
e. Auskultrasi
f. Pemeriksaan diagnostik

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pola nafas tidak efektif b.d Keletihan otot pernapasan

Intervensi :
- Pantau kondisi umum pasien
- Pantau TTV
- Kaji suara nafas
- Berikan posisi nyaman saat tidur ( semi fowler )
- Anjurkan Pasien untuk minum obat
- Menjelaskan tentang pengobatan dan perawatan penyakitnya
- Ajarkan nafas dalam dan batuk efektif

Kriteria Hasil
- Sesak nafas berkurang
- Tidak ada suara tambahan
- Pasien dapat melakukan nafas dalam dan batuk efektif
- Pasien nyaman saat tidur
- Kondisi umum paien baik
- Tanda-tanda vital normal

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Berhubungan dengan penurunan keinginan untuk makan sekunder akibat
anoreksia.

Intervensi:
- Pantau kondisi umum pasien
- Pantau TTV
- Pantau berat badan
- Jelaskan pentingnya makanan bagi kesehatan tubuh pasien
- Anjurkan pasien sering makan dengan porsi kecil
- Kolaborasikan dengan ahli gizi mengenai menu makanan yang diberikan
Kriteria Hasil
- Kondisi Pasien baik
- Berat badan kembali normal
- Nafsu makan pasien kembali normal

VIII. EVALUASI

1. Sesak nafas pasien berkurang


2. Tidak ada produksi secret berlebihan
3. Pasien tidak tampak lemah
4. Nafsu dan porsi makan pasien kembali normal
5. Pasien dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain
DAFTAR PUSTAKA

Iqbal,wahit Mubarak .2005.Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta : EGC

Nanda.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan.Jakarta : Prima Medika

Potter,perry.2005.Diagnosa Keperawatan .Jakarta : EGC

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses


Keperawatan. Edisi 3 Salemba Medika: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai