Anda di halaman 1dari 39

6/1/2013

1. PENGERTIAN
DAMPAK PELEDAKAN
• NOx adalah senyawa gas nitrat yang
berbahaya (N2O, NO, NO2, N2O4, N2O3, N2O5)
• Blast Generated NoX Gases yang dibentuk dari campuran nitrogen oksida
• Reactive Ground & Hot Hole dan nitrogen dioksida
• Fume adalah asap yang timbul setelah proses
• Under Water Blasting peledakan yang mengandung gas-gas
• Ground Vibration & Air blast berbahaya

Dwihandoyo Marmer

2. Penyebab timbulnya asap berbahaya


gas NOx pada peledakan

2.1. Pada proses peledakan yang ideal

Menghasilkan nitrogen, karbon dioksida


dan uap air menurut reaksi seperti (1), gas
tidak berwarna, yang timbul hanya uap
dan debu serta menghasilkan VOD
maksimum dan energy (∆H +222 kJ/kg)

1
6/1/2013

3. Kemungkinan Timbulnya
gas NOx
• Formula Bahan Peledak
• Kondisi Geologi
• Desain peledakan.
p
jika gas-gas tidak
bercampur dengan • Pemilihan produk bahan peledak
uap air atau debu • Pedoman Operasional dilapangan.
maka gas-gas
tersebut tidak akan • Kontaminasi Bahan Peledak dilubang
mengeluarkan “asap”
yang dapat dilihat ledak.
dengan mata
telanjang.

2.2. Proses Peledakan yg tidak sempurna 4. Penanganan Pengamanan


Terhadap Asap
• Melakukan tindakan untuk melindungi
personil yang berada di arah tiupan angin
Gas Nitrat Oksida jika bereaksi dengan oksigen di agar tidak terkena oxide dari nitrogen
udara akan berubah menjadi gumpalan gas Nitrogen
Dioksida yang berwarna oranye atau merah • Pastikan personil mengetahui warna dan
level asap yang timbul paska peledakan
serta dampaknya
• Dokumentasikan dengan camera atau
video untuk keperluan analisis asap
berbahaya tersebut

2
6/1/2013

• Pastikan asap berbahaya hilang terlebih


dahulu, baru petugas blasting melakukan
pengecekan rangkaian peledakan
• Perencanaan pengaturan medikal dan
informasi mengenai penanganan
kesehatan harus disampaikan kepada
dokter yang merawat.
• Pada awalnya personil mungkin saja
terlihat tidak terpengaruh apa-apa.
• Observasi selama 24 jam perlu dilakukan
untuk mengetahui apabila ada efek
pulmonary oedema yang tertunda/belum
muncul.

5. Baku tingkat bahaya asap 5.2. Toxicologi (racun) dalam asap

5.1. Skala asap • Australian Exposure standards.


• 50 ppm NO2 dan 100 ppm NO selama 30 menit.
“Berbahaya terhadap kesehatan secara
langsung” Badan Kesehatan Kerja- US
• 200 ppm selama 1 menit Lethal (mematikan)

3
6/1/2013

5.3. Efek racun versi NO2


NO2 Waktu
Respon kesehatan
(ppm) terpapar
0.04-5 ambang batas bau
0.3-0.5 2 jam Penurunan fungsi paru, batuk dan kering
tenggorokan dan mulut.
20 30 menit Tingkat
g IDLH ((Immediately
y Dangerous
g to
Life or Health)*
30 40 menit Sensasi tergelitik di hidung dan
tenggorokan
30 70 min Sensasi terbakar dan batuk
30 2 jam sensasi terbakar di dalam dada, sesak
napas
80 3-5 min Dada sesak
90 40 menit Cairan di paru-paru

Bibliografi 1. PENGERTIAN

• Peledakan pada lubang panas dan tanah


1. Code Of Practice Prevention And reaktif adalah reaksi dari bahan peledak yang
Management Of Blast Generated dapat menyebabkan detonasi prematur di area
Nox Gases In Surface Blasting pada suhu tinggi atau tanah reaktif.
Edition 2 August 2011. • Tanah Reaktif adalah batuan yang mengalami
reaksi eksotermis spontan setelah kontak
dengan nitrat.
• Hot ground adalah tanah panas bila suhunya
55o C atau lebih tetapi kurang dari 100o C [AS
2.187,2-2.006 - Section 12.6.1].

4
6/1/2013

2. LATAR BELAKANG Table 1 Examples of known incidents caused by


Empat kondisi utama elevated temperature elevated temperature and/or reactive Ground
ground and reactive ground: Date Location Type1 Details of Incident
2006 Curragh H Two blastholes detonated due to slumped
hot material that was undetected when
drilled.
2005 Black Star HR Premature detonation.
2005 Moura H Melted primer.
2003 Ernest Henry R Melted lead lines (2 leads in one hole).
2003 Drayton H Detonating cord caught fire on
bench surface.
2002 Collinsville R Melted primer.
2000 Parkes R Spillage fire.
1998 Century R AN spilt on the bench started to burn
several days after the shot was fired.
1998 Ok Tedi HR Drill cuttings caught fire.

1998 Sons of Gwalia R Several holes at Jacoletti pit started smoking within 20 minutes of
being loaded with heavy ANFO.

3. KASUS/INSIDEN YANG PERNAH


1998 Southern Cross R ANFO spillage fire.
1998 Collinsville R A hole loaded with sawdust/ANFO detonated prematurely.

TERJADI : 1997
1995
Minahasa
Saraji
U
R
Premature detonation.
Spillage on bench reacted with drill cuttings from sulphide band
above K seam.
1995 Collinsville R Holes containing emulsion (heavy ANFO)
1. Ada sejumlah insiden yang telah terjadi di caught fire.
Blasthole detonated while blast crew and drill on shot due to
1994 New Hope H
beberapa negara juga di Indonesia, di burning of stringer coal seams.

industri pertambangan yang dikaitkan


1992 Mt Leyshon R Emulsion in a shot which had been sleeping for several months
detonated.

dengan suhu tinggi dan / atau tanah reaktif. 1991


1990?
USA
Dominican Republic
U
U
Paradise Peak Gold – premature detonations with ANFO.
Heavy ANFO caused burning and premature detonation.
Antara lain bahan peledak meleleh, ledakan 1989 Mt Lyell U Explosive ejection – premature detonation of

prematur, lubang ledak terbakar seperti 1989 USA U


AN emulsion within 10 hours of loading.
Battle Mountain Gold – premature detonations with ANFO.
tabel berikut. 1989/90 Faro, Canada U Premature detonation.

2. Kideco detonator meleleh 1987 Mt Whaleback R A hole which was lined and loaded with ANFO
detonated when the hole liner split.
3. Indominco Mandiri Bontang Peledakan 1983 Mt Whaleback R A hole loaded with ANFO detonated prematurely.

premateur 1968 Russia R Gaiskii Combine copper, spontaneous detonation with AN


explosives.
1963/64/65 Mount Isa R Holes in 500 ore body became incandescent on contact with ANFO.
Premature detonations.

5
6/1/2013

Note 1:
H = Elevated temperature ground only. 5.2. Risiko peledakan Elevated
R = Reactive ground only.
HR = Elevated temperature and reactive ground. Temperature Ground:
U = Information unavailable.

4. Indikator adanya tanah reaktif: • Operator dapat terpapar oleh suhu tinggi.
1. Adanya
y lapisan
p sedimen sulfida berwarna hitam. • Operator dapat terpapar oleh uap beracun
2. Sulfida dalam batuan yang termineralisasi. • Kontak dengan uap dari produk emulsi dan
ANFO.
• Detonasi yang diikuti oleh dekomposisi
• Lelehan dan dekomposisi dari bulk & package

5. Elevated Temperature Blasting 5.3. SOP Elevated Temperature


Ground:
5.1. Penyebab Elevated Temperature
Ground: • Mengurangi sleep time bahan peledak
• Pemanasan geothermal dari aktivitas gunung • Monitor suhu setiap lubang dan dicatat
api posisinya
• Perhatikan pperubahan suhu mendadak di
• G di geothermal.
Gradien th l suatu lubang
• Terbakarnya lapisan batubara. • Untuk lubang panas pilih sleep time kecil
• Lubang yang terlalu panas tidak perlu diisi
bahan peledak atau ditutup
• Peralatan pengukuran harus standard
(logging) jangan gunakan infra merah

6
6/1/2013

5.4. Urutan pengisian lubang 6.1. Risiko Blasting in Reactive


Ground

• Pengisian dimulai pada lubang yang tidak • Premature detonasi dan timbul panas
panas • Detonasi secara masal
• Tie up dan penyalaan dilakukan dengan • Deflagrasi-lalu-detonasi
g di single
g holes
segera pada kondisi yang berubah cepat • Terjadi ledakan antar lubang.
(misalnya perubahan cuaca atau sleep
time akan habis).
• Lubang panas diisi paling akhir

6. Reactive Ground Blasting 6.2. Standard Operating Procedure


Reaksi Kimia :
• Iron Sulphides + Oxygen + Water
• Seleksi produk
Ferrous Ions + Sulphuric Acid • Waktu peledakan tidur (sleep time)
Reaksi ini exothermis menimbulkan panas pada • Urutan loading
lubang ledak. Suhu bisa meningkat dari 2°C sd • Monitor suhu lubang ledak
>100°C.
• Nitrates + Iron Sulphides + Ferrous Ions +
• M it suhu
Monitor h permukaan
k
Sulphuric Acid • Urutan pengisian handak ke lubang
Nitric Oxide + Ferric Ions + HEAT • Deliniasi zona
• Iron Sulphides + Nitric Oxide + Ferric Ions • Tumpahan produk
Ferrous Ions + Sulphuric Acid
• Stemming material
• Nitrates + Fuels (sulphides, diesel etc) + Heat
EXPLOSION

7
6/1/2013

Bibliografi 1. PEMBORAN DAN PELEDAKAN BAWAH


AIR/LAUT

1. Code of Practice Elevated Kegiatan peledakan konstruksi yang


Temperature and Reactive dilakukan antara lain untuk mendalamkan
Ground Version 1.1 March 2007 dasar laut untuk p
pembangunan
g dermaga
g
(Australian Explosives Industry And
Safety Group Inc)
pelabuhan terminal batubara atau bahan
tambang lain, pembongkaran fondasi dam
2. Peledakan Pada Tanah Yang dan lainnya.
Reaktif Di Pit Ab PT. KPC

• Biasanya berada disekitar hutan bakau,


atau disekitar gundukan karang yang
mungkin keberadaannya merupakan
karang laut atau biota laut yang dilindungi.

• Kegiatan dekat dengan pemukiman,


seperti kegiatan peledakan bawah laut di
Pelindo II Bojonegara Merak Banten, juga
yang pernah dilakukan oleh proyek
pengembangan terminal batu bara Hay
Point Coal Terminal Expansion Project
Brisbane Australia.

8
6/1/2013

2. Proses Perijinan :
Pelindo Bojonegara UWB
• Instansi Kepolisian
• Instansi Pelabuhan (Pelindo)
• Instansi Kelautan
• Instansi Kementrian Lingkungan Hidup
• Instansi Hidro Oceanografi dari Angkatan
Laut
• ESDM dan Instansi terkait lainnya.

3. Rancangan Peledakan
di Hay Point Coal Terminal :

• Metode peledakan permukaan letaknya di


dasar laut
• Charge/delay antara100 kg sampai 200 kg
per ledakan
• Peledakan masa batuan antara 150 kg
sampai 2.000 kg
• Penggunaan delay adalah nonel mapun
electronic delay

9
6/1/2013

• Karena dikawasan terdapat kapal-kapal yang • Diameter lubang ledak adalah 80 mm dan 100
berlabuh dan dekat pemukiman disekitar mm menggunakan alat bor a large jack-up
dermaga pada jarak 2 – 3 km, maka jumlah barge platform. (Gambar alat bor)
lubang dibatasi hanya 24 lubang ledak. • Jumlah lubang ledak setiap peledakan
• Getaran ppeledakan harus dibawah German maksimum 24 lubang
Standard DIN 4150 “Structural Vibration Part • Bila diameter lubang ledak 100 mm maka
3: Effects of Vibration on Structures” menggunakan bahan peledak kardrij dengan
berhubungan dengan dermaga dan struktur diameter 80 mm, Burden 2,25 m dan Spacing
fondasi belt conveyor 2,25 m
• Airblast atau tekanan gelombang bawah air • Dengan menggunakan single deck , pada
harus dibawah standard yang ditentukan kedalaman 3,5 m – 8 m stemming 0,5 m,
material stemming harus gravel

4. Isu kunci desain Peledakan

• Tingkat fragmentasi harus baik untuk • Hole charged antara 3 m – 7,5 m berisi
memfasilitasi pengerukan/pembongkaran antara 7,5 kardrij – 18,75 kardrij dengan
hasil peledakan yang bisa dilakukan oleh jumlah bahan peledak/delay antara 15,6
backhoe and grabdredge removal kg/delay – 39 kg
(mechanical dredgers) • Berat kardrij ukuran 400 mm x 80 mm
• Meminimalkan dampak terhadap adalah 2,08 kg (Orica powergel booster)
lingkungan (terhadap kehidupan laut dan • PF 0,88 – 0,96
struktur sekitarnya ) • Bila diameter lubang ledak 125 mm,
• Jangka waktu keseluruhan yang diperlukan maka bahan peledak kardrij diameter 100
untuk bekerja (dalam siklus pengerukan) mm, Burden 3 m dan Spacing 3 m
harus ditentukan

10
6/1/2013

Jack-up barge platform


• Semakin besar diameter maka jumlah
handak/ delay semakin besar
• Untuk ukuran kardrij 500 mm x 100 mm,
beratnya adalah 4,5 kg (Orica powergel
booster))
• Hole charged antara 3 m – 7,5 m berisi
antara 6 kardrij – 15 kardrij dengan
charge/delay antara 27 – 67,5 kg/delay

Underwater Blasting in Alfeciras,


Spain used to help move the
Largest Floating Dock in the
• PF 0,86 – 0,94 World
• Bila menggunakan double deck maka
jumlah bahan peledak/delay menjadi 22.5
kg (dari 54 kg), dan menjadi 31.5 kg (dari
67.5 kg), dengan demikian muatan bahan
peledak lebih kecil dari single deck
• Material stemming harus gravel

11
6/1/2013

Skema Lubang Bor


Gravel for stemming

Tabel Pola Peledakan Loading handak & stemming

12
6/1/2013

5. ANTISIPASI DAMPAK PELEDAKAN


BAWAH AIR/LAUT
Prediksi Getaran : PPV= k(R/Q0,5)-m
5a. Dampak Getaran Peledakan
Dimana :
Getaran peledakan bawah air memberikan PPV = besar getaran (mm/s)
dampak terhadap struktur bangunan K = konstanta (100 – 5000)
disekitarnya, antara lain konstruksi fondasi
R = jarak (m)
belt conveyor, fondasi dermaga, pemukiman
yang berada disekitar lokasi peledakan Q = jumlah bahan peledak/delay (kg)
sampai jarak antara 1 km – 2 km m = (-1,6)

Blasting Point • Bila jarak konstruksi belt conveyor/fondasi


dermaga pada jarak 200 m, Q (67 kg)
menggunakan single deck , dengan
menggunakan k = 2000, maka besar
getaran (PPV) adalah :

Hydrophone PPV= 2000(200/670,5)-1,6


PPV= 12.029 mm/s

13
6/1/2013

Indonesian Standard SNI 7571:2010

• Bila menggunakan double deck maka Q Berdasarkan grafik


Indonesian Standard SNI
(31 kg), besar getaran (PPV) adalah :
7571:2010 prediksi PPV
dengan single deck
PPV= 2000(200/310,5)-1,6 mencapaii 12,09
12 09 mm/s/
berarti melebihi standard,
PPV= 6,49 mm/s tetapi dengan
menggunakan double deck
maka PPV menjadi 6,49
mm/s masih dibawah
ambang batas.

Berdasarkan grafik maupun DIN 4150, 5b. Dampak Noise Terhadap Biota Laut
table DIN 4150 prediksi PPV
• Noise peledakan bawah air memberikan
dengan single deck
mencapai 12,09 mm/s berarti dampak yang besar terhadap kehidupan biota
melebihi standard, tetapi laut, antara lain trauma yang kuat bahkan
dengan menggunakan kematian biota laut, gangguan pendengaran
double deck maka PPV bersifat permanen (permanent threshold shift,
menjadi 6,49 mm/s masih PTS)) atau sementara ((temporary
p y threshold shift
dib
dibawahh ambang
b b t
batas.
TTS ).
• Jarak aman dampak noise peledakan bawah
Country PPV Frequency Type of Structure
(mm/s) (Hertz)
laut terhadap Gangguan perilaku biota laut
berdasarkan (SKM 2009) Underwater Blasting
Germany 3 10 Sensitive (L3)
Ecological Impact Assessment. Sinclair Knight
3-8 10 - 50 Domistic Houses (L2)
Merz. Brisbane., berdasarkan jumlah bahan
8 - 10 50 - 100 Industrial Structural (L1)
peledak/delay

14
6/1/2013

Predicted Safe Distance To Meet


Exposure Criteria for Marine Animals

6. Blasting Monitoring
High tech underwater camera
a. Pra Survey Blasting
b. Pemantauan saat Peledakan
Pengukuran Getaran Peledakan
Pengukuran Noise
c. Survai Setelah Peledakan
Survai biota laut
Survai konstruksi bangunan

15
6/1/2013

Hydrophone

Monitor migrasi mamalia didalam laut


Blasting

UWB Oleh Kontraktor Lokal –Banyak ikan Mati 7. PENGERUKAN MATERIAL


HASIL LEDAKAN BAWAH AIR

16
6/1/2013

• Tempat pembuangan material hasil ledakan


harus mendapatkan ijin dari instansi terkait, GROUND VIBRATION
baik dilaut dalam atau dibuang didarat seperti
contoh di Australia : the Environment & AIR BLAST
Protection (Sea Dumping) Act 1981
Commonwealth) and a Marine Park Permit under
the Great Barrier Reef Marine Park Act 1975.
• Pada saat pengerukan pastikan tidak
menimbulkan efek turbulensi yang
mengakibatkan kekeruhan yang berlebihan
• Pada saat pembuangan ditempat disposal tidak
boleh terlalu tebal agar tidak
mengganggu/mengubur organisme bentik DWIHANDOYO MARMER
(benthic organisms).

Bibliografi KELUHAN/KLAIM MASYARAKAT


• DINDING RETAK/ROBOH DI CIREBON ?
• STABILITAS LUBANG BUKAAN TAMBANG
Dredging and Blasting Environmental • KUARI ANDESIT DI LAMPUNG DI TUNTUT RP, 400 JUTA?
Hay Point Coal Terminal Expansion Phase 3 • LOKASI BLASTING DI DUDUKI MASYARAKAT DI TUBAN
(HPX3) & SENAKIN KALTIM
• DI SANGATA LSM KLAIM 25 JT/KELUARGA KRN
BM Alliance
a ce Coa
Coal Operations
Ope at o s Pty
ty Ltd.
td
SUARA LEDAKAN
22 October 2010 • RUMAH YG RETAK KLAIM 50 JT ?
• ADANYA KORBAN JIWA AKB. FLY ROCK, (SERANG &
KALSEL)
• RBH TIDAK BISA BLASTING DIKLAIM 5 DESA
• PULUHAN RUMAH LONGSOR DI RUMPIN
• PELEDAKAN PADA JARAK KURANG DARI 300 M

17
6/1/2013

RUMPIN

Struktur Sipil

Rumpin Bogor Desa Walahir

Lokasi Retakan di depan Mushola

18
6/1/2013

Microphone
BlastMate III
DAMPAK

PERSELISIHAN

MASYARAKAT PERUSAHAAN

•INDEPENDEN Geophone

tekMIRA
tekMIRA
Minimate Plus
ITB, UPN DLL
PT. DAHANA DLL

• Perpindahan
PARAMETER GETARAN • Kecepatan
ENERGI PELEDAKAN • Percepatan
Perpindahan Simpangan yaitu Kecepatan yaitu gerakan
jarak gerakan partikel batuan dari partikel batuan ketika
posisi yang sebelumnya meninggalkan tempat dari
seimbang ke suatu titik yang kondisi semula diam,
ENERGI TERPAKAI ENERGI SISA dikehendaki dalam waktu biasanya diukur dengan
(HANCURKAN BATUAN) (GETARKAN LINGKUNGAN) tertentu, biasanya diukur dalam satuan inci/sec atau
satuan inci atau mm. mm/det.

Percepatan adalah laju pada saat


terjadi perubahan kecepatan
partikel. Tenaga yang dipakai oleh
ENERGI ENERGI ENERGI ENERGI ENERGI ENERGI partikel yang bergetar adalah
KEJUT GAS PANAS SINAR SUARA SEISMIK sebanding dengan percepatan
partikel tersebut. Percepatan
gravitasi (g) besarnya adalah 32,2
ft/sec2 atau 9,82 m/det2.

19
6/1/2013

• Peledakan yg aman SD = 50. Bila SD>50 atau >60 menandakan


vibrasi kecil,
• Bila SD<50 kemungkinan terjadi kerusakan cukup besar.

K dipengaruhi oleh sifat -sifat (tipe) bahan peledak , karakteristik geologi


setempat.
m tergantung pada sifat batuan antara lokasi peledakan dengan alat pemantau
(seismograf). Keberadaan rekahan pada batuan akan menghasilkan kecepatan
gelombang longitudinal dari modulus elastisitas yang rendah, sehingga
getaran bumi pun menjadi lemah

U. S. Bureau of Mines No.656 tahun 1971 : v =


CONTOH-2 SEISMOGRAF
H (D /wa )b
Digital :
• Blastmate/Minimate buatan Instantel Canada
• Sinco buatan USA
• Nomisc buatan Canada/USA
• Texcel buatan Australia
• VIBRACORD SPANYOL

Analog :
• Rion buatan Jepang

SD = d/W0.5

20
6/1/2013

MICROMATE Vibracord Spanyol

MICROMATE – ISSE OR DIN • U.S. Bureau of Mines, 1971 K = 100,


TRIAXIAL GEOPHONE & ISSE • DuPont de Nemours & Co., 1977 (produsen bahan
LINIER MICROPHONE peledak) K = 160
• Canada Centre for Mineral and Energy
(CANMET), 1982 K antara 160 - 750
atau rata-rata 490.
• Surface Mining Product and Service Reference Guide
K = 500 (free face hard or highly structured rock)
K = 1140 (free face avarage rock)
K = 5000 (free face heavyly confined)
• Komponen m = -1,6

21
6/1/2013

PPV dari para ahli

CONTOH PREDIKSI V & AKTUAL CONTOH PREDIKSI AIR BLAST & AKTUAL
 1,2
 R 
1,6 P  k  0,33 
 R  Q 
PPV = V  k  0,5 
Q 
HD W/Delay Blast Distance K M Q^0.33 R/Q^0.33 PSPL PSPL PSPL (pred.) PSPL Actual
(R/Q^0.33)^-1.2
(mm) (Q) -- kgs Monitoring R -- m k PSPL m PSPL PSPL PSPL (pred.) in (pred.) in in dB dB(L) Pa.(L)
89 30,5 690 185 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,28076 280,7602 142,9461048
HD W/Delay K M Blast Distance Q^0.5 (R/Q^0.5) PPV PPV 89 30,5 690 4 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,00607 6,070491 109,3118205
((OPS)) 109,2 5,75
(R/Q^0 5)^( 1 6)
(R/Q^0.5)^(-1.6) 89 30 5
30,5 690 45 -1,2
12 3 089007
3,089007 223 372726 0,001517623
223,372726 0 001517623 0,06829
0 06829 68 29302
68,29302 130 6669239
130,6669239
(mm) (Q) -- kgs k PPV m PPV Monitoring R -- m PPV PPV (pred.) in Actual
89 30,5 690 100 -1,2 3,089007 223,372726 0,001517623 0,15176 151,7623 137,6026724
89 30,5 1140 -1,6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0,503717 89 30,5 380 185 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,5744 574,3996 149,1636827
89 30,5 656 -1,6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0,289858 89 30,5 380 2 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00621 6,209726 114,1904871
(OPS) 0,293 (TSF) 105,5 3,75
89 30,5 500 -1,6 690 5,52268 124,939 0,000441857 0,220928 89 30,5 380 1,36 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,00422 4,222613 106,490999
89 30,5 2500 -1,6 690 5,52268 124,939 0,000441857 1,104641 89 30,5 380 45 -1,2 3,089007 123,016863 0,003104863 0,13972 139,7188 136,8844988
89 30,5 590 -1,6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0,677077 89 30,5 SMA1 3080 2 -1,2 3,089007 997,084051 0,00025207 0,0005 0,504141 122,0098233 no record
89 30,5 700 -1,6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0,803312 89 30,5 Foundation 110 2 -1,2 3,089007 35,6101447 0,013743948 0,02749 27,4879 ########### no record
(TSF) 0,863
89 30,5 500 -1,6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 0,573794
89 30,5 2500 -1,6 380 5,52268 68,8072 0,001147588 2,868971
89 30,5 500 -1,6 MA1 Aekpinin 3080 5,52268 557,7 4,03421E-05 0,020171 no record
PSPL in dB is calculated using pa. to dB converter from this site --
89 30,5 650 -1,6 oundation pla 110 5,52268 19,9179 0,008340874 5,421568 no record http://www.sengpielaudio.com/calculator-soundlevel.htm

22
6/1/2013

Grafik SD dg 75 % Line
Hasil Pengukuran 8-10 April Eq.

Analisis Scaled Distance 4 data Grafik SD dg 1% Line Eq.

23
6/1/2013

Membuat Grafik SD dg Lokasi 1 – Batujajar, Bandung


Excel Penampang
A-A’ B-B’ C-C’
Tinggi Jenjang 20 – 35 m 15 -20 40
Kemiringan Jenjang 70 - 80º 70 - 75º 70º
Lebar Jenjang 15 m 15 15
Jumlah Jenjang 2 3 1

Faktor Getaran
-Longitudinal : 0,4
-Tranversal : 0,2

Analisis Kestabilan Lereng


Input
Parameter Jenis Batuan
Parameter Geoteknik
Distribusi perpindahan Kondisi statik Distribusi perpindahan Kondisi dinamik
Andesit 1 Andesit 2 Gamping 1 Gamping 2
1. Bobot Isi(unit weight), MN/ m3 0,0247 0,0231 0,0238 0,0231
2 Modulus Elastisitas
2. Elastisitas, MPa 7516 7510 8708 6124
3. Poisson’s Ratio 0,34 0,35 0,23 0,22
4. Kuat tarik, MPa 0,5 0,5 4,49 2,3
5. Sudut gesek dalam puncak,  40 40 44,9 40
6. Sudut gesek dalam residu,  35 35 33,6 31,98 Faktor Keamanan kondisi statik Faktor Keamanan kondisi dinamik

7. Kohesi puncak, MPa 0,75 0,7 3,94 1,71


LIN TASAN Kondisi Statik Kondisi Dinamik
8. Kohesi residu, MPa 0,09 0,1 0,32 0,1 LINTASAN Kondisi Statik Kondisi Dinamik
Lantai Toe Crest Lantai Toe Crest
Lantai Toe Crest Lantai Toe Crest
B-B’ 1,83 2,03 6,0 1,3 1,83 6,0
B-B’ 0,0 028 m 0 ,0028 m 0 ,0004m 0 ,0037m 0,0 04 m 0,0 025m

24
6/1/2013

Pemasangan Geophone
Pengukuran yang dilakukan pada batuan
masif geophone cukup diletakkan
mendatar (level), atau ditutup dengan
pemberat (sand bag) agar tidak bergerak
akibat getaran
Pengukuran pada batuan yang lepas
geophone harus dipasang 3 (tiga) buah
paku berulir kemudian ditancapkan
sampai
p geophone
g p tidak bergerak,
g , atau
ditanam sedalam 50 cm.
Arah panah harus menuju titik peledakan

Pengukuran di Semen
MEKANISME PENJALARAN GETARAN & DAMPAK PELEDAKAN

Microphone BlastMate III Padang

DATA PELEDAKAN HASIL PENGUKURAN


Event
No Seri Lokasi Lokasi
Waktu Tanggal Muatan/Delay Jarak Transversal Vertikal Longitudinal PVS Air Blast
Alat Peledakan Pengukuran
maks (kg) (m) mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s Hz g mm/s dB
Geophone BE10292 13:00:11 06/03/2008 Front IV 750 300 Depan front 1,83 21,0 0,0331 1,78 23,0 0,0,0365 3,46 16,5 0,0398 3,66 68,3 (A)
BE10292 15:39:29 250 Depan front 1,60 9,4 0,0199 1,06 12,2 0,0199 1,65 12,6 0,0199 2,11 74,3 (A)
07/03/2008 Front IV 650
BE10292 15:46:24 150 Depan front 17,60 14,0 0,1760 6,75 13,3 0,1260 11,90 20,0 0,1060 18,3 101,8 (A)
BE10292 13:23:01 08/03/2008 Front IV 750 200 Depan front 4,67 26 0,0762 8,56 20,0 0,1030 8,16 13,3 0,0994 9,27 104,6 (A)
Perekaman dari BlastMate III BE10292 12:52:02 09/03/2008 Front IV 350 270 Depan front 2,75 11,5 0,0331 2,86 8,5 0,0265 5,73 10,7 0,0464 6,59 91,2 (A)
Diproses oleh BlastWare III Printout Grafik
Pada Notebook Hasil Monitoring

25
6/1/2013

26
6/1/2013

PENGUKURAN GETARAN 4 ARAH


SEKALIGUS

Distance 50-200m range PPV 75-157mm/s

Distance 500-1000m range PPV 1-2 mm/s

27
6/1/2013

Lokasi Pengukuran di L 600 Blok III


BLASTING
MONITORING PERSIAPAN ALAT

SOSIALISASI/PRESURVEY BLASTING

PEMBORAN & PELEDAKAN

PENGUKURAN GETARAN
& KEBISINGAN

YA
MODIFIKASI DAMPAK GET
TEKNIK BLASTING & KEBISINGAN
> NAB
TIDAK

PEDOMAN

Monitoring getaran Sand blasting di Dev X Cut No. 4B (2)


KEP-48/MENLH/11/1966
(25 – 11 – 1966 )
BAKU TINGKAT KEBISINGAN
W 1.6 kg KEP.MENLH
W 2.0 kg (UMUM)
KEP-49/MENLH/11/1966
(25 – 11 – 1966 )
PVS 2.166 mm/s – 30 m
PVS 2.106 mm/s – 30 m BAKU TINGKAT GETERAN
NAB

BAKU TINGKAT GETARAN &


PELEDAKAN BAKU TINGKAT KEBISINGAN
PVS 10.2 mm/s – 15 m
PVS 10.8 mm/s – 15 m
(KHUSUS)
(PELEDAKAN INTERNASIONAL
PVS 39.4 mm/s – 7 m TERMASUK
PVS 29.3 mm/s – 7 m INDONESIAN STANDARD
SNI 7571:2010)

28
6/1/2013

INDIA

INTERNATIONAL STANDARDS

• Jumlah Standar International pada saat ini 31 buah


• Bila ditambah dengan Indonesian Standard
SNI 7571 : 2010 maka akan menjadi 32 buah

Indonesian Standard SNI 7571: 2010

29
6/1/2013

Indonesian Standard SNI 7571: 2010


From: "Mask, Ron" <Ron.Mask@instantel.com>
1000 >Date: Mon, 8 Mar 2010 15:55:19
>To: oky<oky_ar@has-environmental.com>; eric@aisys.com.sg<eric@aisys.com.sg>
>Cc: Subchan<subchan@has-environmental.com>;
254
200 >husna<h_anwari@has-environmental.com>; Turnbull,
Velocity (mm/s)

100 >Bob<Bob.Turnbull@instantel.com>; Clouthier, Lisa<Lisa.Clouthier@instantel.com>


>Subject: RE: Blasting standart for Indonesia
Cl. 5 >
Cl. 4
>Hello everyone
Cl. 3
>
10 >I look forward to receiving any information on the Indonesian blasting guidelines. All we
Cl. 2
Cl. 1 really need is the example of the frequency template, ie like the USA RI-8507 or German DIN
4550 vibration limits.
>
1 >Best regards
1 10 100 >Ron
>
Frequency (Hz)
>Ron Mask, Sales Manager, Instantel
Tran: + Vert: x Long: 0
>A member of The Stanley Works, 309 Legget Drive
Class 1: Historical/sensitive buildings
Class 2: Bad structure for houses/ without slope
> Ottawa , ON K2K 3A3, Canada
Class 3: Medium structure for houses/ with slope
Class 4: Good structure for houses/ frame structures
Class 5: Industrial buildings

RE: Blasting standard for Indonesia


>From: oky [mailto:oky_ar@has-environmental.com]
>Sent: Monday, February 22, 2010 10:46 PM Thursday, 1 April, 2010, 11:25 PM
>To: eric@aisys.com.sg
>Cc: Mask, Ron; Subchan; husna From:
>Subject: Blasting standart for Indonesia "Turnbull, Bob" <Bob.Turnbull@instantel.com>
> View contact details
Dear Eric, To:
How are you? just want to give you information about "handoyo marmer" <hansmarmer@yahoo.com>
the request to include a national standard for blasting Cc:
in Indonesia to the Instantel Software, for the "Mask, Ron" <Ron.Mask@instantel.com>
standard in Indonesia will be issue soon. and Mr Message contains attachments
Handoyo as the formulator and friends still translate
the standard into English, I will immediately inform 1 File (2KB)
you if the standard is issued. Indonesian SNI 7571 2010.cpl

30
6/1/2013

Hello Dwihandoyo,

If you save the attached file in the Blastware/system/comply


directory and then in Blastware/report options select this file
as the compliance graph see below.

Then when you view or print it will print the event data on
this graph. Let me know if you have any issues

Best Regards,
Bob Turnbull , Product Development and Service Manager
Instantel
A member of The Stanley Works
309 Legget Drive Ottawa, ON K2K 3A3, Canada
Tel: 1.613.592.4642, ext. 137
Toll Free: 1.800.267.9111

1 April 2010
Indonesian
Standard
Sudah masuk
Ke
Standard
Internasional

31
6/1/2013

BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK


BERDASARKAN JENIS BANGUNAN
(KEP-49/MENLH/11/1996)
Lampiran III

KECEPATAN GETARAN (mm/detik)

PADA PONDASI PADA BIDANG


KELAS DATAR DILANTAI
TIPE BANGUNAN
FREQUENSI ATAS

CAMPURAN
< 10 Hz 10 - 50 Hz 50 - 100 Hz FREQUENSI
1. Bangunan untuk keperluan niaga,
bangunan industri dan bangunan < 10 20 - 40 40 - 50 40
sejenis

2. Perumahan dan bangunan dengan


rancangan dan kegunaan sejenis 5 5 - 15 15 - 20 15

3. Struktur yang karena sifatnya peka


terhadap getaran, tidak seperti
tersebut pada no. 1 dan 2, dan 3 3-8 8 - 10 8.5
mempunyai nilai budaya tinggi seperti
bangunan yang dilestarikan

BAKU TINGKAT GETARAN MEKANIK


BERDASARKAN DAMPAK KERUSAKAN
(KEP-49/MENLH/11/1996) Lampiran II BAKU TINGKAT GETARAN KEJUT
(KEP-49/MENLH/11/1996)
GETARAN BATAS GETARAN. PEAK (mm/detik) Lampiran iv
FREKUENSI

(Hz) KATEGORI KATEGORI KATEGORI KATEGORI KECEPATAN


PARAMETER SATUAN
A B C D KELAS JENIS BANGUNAN GETARAN
MAKSIMUM
Kecepatan Mm/detik 4 <2 2 - 27 >27 - 140 >140 (MM/DETIK)
Getaran 5 <7,5 <7,5 – 25 >25 - 130 >130
1. Peruntukan dan bangunan kuno yang mempunyai nilai sejarah Yang 2
Frekuensi Hz 6.3 <7 <7 – 21 >21- 110 >110 tinggi
8 <6 <6 – 19 >19 - 100 >100
10 <5,2 <5,2 – 16 >16 - 90 >90 2. Bangunan dengan kerusakan yang sudah ada, tampak keretakan-
12,5 <4,8 <4,8 – 15 >15 - 80 >80 5
Keretakan pada tembok
16 <4 <4 – 14 >14 - 70 >70
20 <3,8 <3,8 – 12 <3,2 >12 - 67 >67
25 <3,2 – 10 >10 - 60 >60 3. Bangunan untuk dalam kondisi teknis yang baik, ada kerusakan- 10
31,5 <3 <3 – 9 > 9 - 53 >53 kerusakan kecil seperti : plesteran yang retak
40 <2 <2 – 8 > 8 - 50 >50
50 <1 <1 – 7 > 7 - 42 >42 Bangunan “kuat” (misalnya bangunan industri terbuat dari beton
4. atau baja 10 - 40
Kategori A: Tidak menimbulkan kerusakan
Kategori B: Kemungkinan keretakan plesteran (retak/terlepas plesteran pada dinding pemikul beban
pada kasus khusus)
Kategori C: Kemungkinan rusak komponen struktur dinding pemikul beban
Kategori D: Rusak dinding pemikul beban (SEPERTI DIN)

32
6/1/2013

Struktur Sipil
Grafik Nilai Ambang Batas Tingkat Getaran Peledakan
Kriteria Singh, P.K (2002)] Desa Walahir

350

300
Major Damage
250
m/s
PPV mm

200

150 Minor Damage

100
Safe
50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
RMR KOMPENSASI GETARAN PELEDAKAN di Desa Walahir

Struktur Sipil
Desa Walahir • PELEDAKAN HARUS DILAKUKAN DENGAN
BIDANG BEBAS. JIKA BIDANG BEBAS TIDAK
TERDAPAT DI SUATU LOKASI, MAKA
BEBERAPA ALTERNATIF YANG DAPAT
DIGUNAKAN ADALAH :
• LINE DRILLING
• SLOT DRILING
• PEMBUATAN PARITAN DI AREA
PELEDAKAN
• DECK LOADING
• METODE PELEDAKAN TUNDA

Lokasi Retakan di depan Mushola

33
6/1/2013

LINE DRILLING PEMBUATAN PARITAN DI AREA


PELEDAKAN
EXCAVATION LINE

50% LOAD OF
PRIMARY HOLES

NORMALLY LOAD
PRIMARY HOLES

FREE
FACE

Surface Miner
SLOT DRILLING

34
6/1/2013

DECK INVERSIONS - POTENTIAL TROUBLE


LOADING METODE PELEDAKAN
TUNDA

HOLE 1 HOLE 3
HOLE 2

Altitude
SEISMIC WAVE 3

SEISMIC WAVE 2

SEISMIC WAVE 1

AIR BLAST PENGARUH BEBERAPA TINGKAT AIR BLAST

Air Blast Atau Ledakan Udara Adalah Sejumlah Tertentu Energi dB Psi
Bahan Peledak Yang Keluar Ke Atmosfer 180 3.0 Structural damage
170 0.95 Most windows break
Penyebabnya : 160 0.30
150 0.095 Some windows break
• Tekanan Udara
140 0.030 OSHA maximum for impulsive sound
• Tekanan Batuan
USBM TPR 78 maximum
• Pelepasan Gas
• Pelepasan Stemming 130 0.0095
USBM TPR 78 safe level
120 0.0030 Threshold of pain for continuous sound
Air Blast atau Ledakan Udara menjadi penyebab keluhan utama
Complaints likely
masyarakat dibandingkan vibrasi
110 0.00095 OSHA maximum for 15 minutes
100 0.00030
90 0.000095 OSHA maximum for 8 minutes
80 0.000030

35
6/1/2013

Sound Pressure Sound Pressure Level

 Pa 140 dB Threshold of Pain


100.000.000
Jet Engine 130 Jet Take Off
(25 m distance) (100 m distance)
120
10.000.000
110 Pneumatic Chipper
Pop Group
100

“Sound and Everyday Events” by Bruel & Kjaer


1.000.000
Heavy Truck
90 Average Street
Traffic
80
100.000
70
Conversation
Business Office
Speech 60
10.000
50

Library 40 Living Room


1000
30
20
100 Wood
Bedroom
10

20 0 Threshold of Hearing

PENGUKURAN
PENGUKURAN
KEBISINGAN
KEBISINGAN
BOEING 737-200
BOEING 737-200
SAAT LEPAS
SAAT LANDING
LANDAS DI
DI BANDARA
BANDARA
KALIMARU
KALIMARU BERAU
BERAU
PADA KETINGGIAN
PADA
400 M
KETINGGIAN 400
M

36
6/1/2013

Kep MenLH No: KEP-48/MENLH/11/1996)


Tingkat Kebisingan
Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan
dB (A)
a. Peruntukan Kawasan
1. Perutnahan dan Pemukiman 55
2. Perdagangan dan Jasa 70
3. Perkantoran dan Perdagangan 65
4. Ruang Terbuka Hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus : 70
- Bandar Udara 60
- Stasiun Kereta Api
- Pelabuhan Laut
- Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 55
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55

37
6/1/2013

Kel. Lingkungan Lantai 4


Kel. Lingkungan Lantai 4
Puslitbang tekMIRA Puslitbang tekMIRA
Dwihandoyo Dwihandoyo
Tectonic Earth Quake, Selat Sunda Tectonic Earth Quake, Selat Sunda

0.950 mm/s
BESAR GETARAN GEMPA DENGAN ALAT BA-8917, 15 APRIL 2005 JAM 11.14.52

GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-5372

GRAFIK GELOMBANG GETARAN GEMPA, DENGAN ALAT BA-8917

38
6/1/2013

SUMBER : HARIAN PIKIRAN RAKYAT 16 APRIL 2005

39

Anda mungkin juga menyukai