Oleh:
PENDAHULUAN
nasional agar pertumbuhan pembangunan daerah serta pembangunan desa dan kota semakin
seimbang, namun pada pelaksanaannya masih ada beberapa masalah seperti ketidaksesuaian
adanya dana desa. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa, dana desa dapat diartikan dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran
keuangan desa dan kabupaten/kota, desa memiliki jatah yang digunakan untuk mengelola dana
desa. Melalui dana desa, desa dapat berperan lebih aktif dalam mengelola penyelenggaraan
masyarakat. Untuk penerapan dana desa dan tercapainya pengelolaan dana desa, diharapkan
masyarakat ikut berpatisipasi dalam seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa.
penyimpangan yang menimbulkan terjadinya permasalahan seperti korupsi dana desa. Hal ini
terjadi dikarenakan proses dalam pengelolaan dana desa yang salah. Permasalahan-permasalahan
Kab/Kota kepada Kepala Desa, antara lain adanya pemotongan, proyek-proyek pesanan, hanya
dibagikan kepada para pendukung bupati atau partai politik tertentu. Di tahap pengelolaan, antara
lain dana desa dikelola sendiri oleh kepala desa tanpa melibatkan masyarakat dan pemangku
kepentingan di desa, atau hanya melibatkan kepentingan tim sukses kepala desa. Di tahap
pemanfaatan, antara lain terjadi mark up biaya honorarium, proyek fiktif, pengurangan volume
pekerjaan, proyek asal jadi atau tidak sesuai kebutuhan masyarakat. Tak terkecuali di tahap
Selain itu permasalahan juga terjadi pada aspek pembinaan pengelolaan dana desa yaitu
belum adanya regulasi penetapan standar akuntansi pemerintahan desa dan belum adanya
regulasi penyelenggaraan dan pembinaan aparatur desa yang lengkap, mutakhir dan sesuai
dengan peraturan yang lebih tinggi. Perencanaan dana desa juga belum dilakukan berdasarkan
pemetaan masalah dan kebutuhan desa. Pelaksanaan pembinaan program kegiatannya belum
sepenuhnya selaras dengan skala prioritas penggunaan dana desa. Sedangkan permasalahan pada
aspek pengawasan pengelolaan dana desa adalah mengenai perencanaan pengawasan oleh
pemerintah daerah yang belum mempertimbangkan risiko. hal itu terlihat dari masih adanya
pemerintah daerah yang tidak memiliki rencana dan pemetaan masalah dalam pembuatan
kegiatan pengawasan. Pengawasan belum sepenuhnya mencakup evaluasi atas kesesuaian APB
Desa dengan skala prioritas penggunaan dana desa, serta belum termuatnya tindak lanjut
ANALISIS
Pengelolaan dana desa merupakan bagian dari pengelolaan keuangan desa dalam
pertanggungjawaban. Semua proses ini dijalankan oleh pemerintah desa didampingi oleh Tim
pendamping dari pemerintah, serta partisipasi masyarakat dalam pengawasan dana desa. Dalam
prosesnya pengelolaan dana desa harus melibatkan masyarakat, tidak boleh hanya kepala desa
1. Perencanaan
musyawarah ini, dapat menghimpun usulan tentang kegiatan-kegiatan apa saja yang akan
menjadi prioritas dan mejadi kebutuhan masyarakat untuk dijalankan dan dilaksanakan.
dimusyawarahkan bersama kepala desa, perangkat desa, BPD, dan tokoh masyarakat, yang akan
dijadikan RPJM dan RKP Desa. Setelah mereka memeriksa, membahas apa saja kegiatan yang
akan dijadikan sebagai prioritas, maka mereka akan menetapkan RPJM dan RKP sebagai hasil
musrenbang yang berisi tentang kegiatan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan. Pada
musrenbang ini, tingkat partisipasi dan kehadiran masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan
RPJM dan RKP Desa akan dibuat Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan
RKP Desa yang diperoleh dari hasil musrenbang. Selanjutnya sekretaris desa menyampaikan
Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada kepala desa untuk memperoleh persetujuan,
selanjutnya kepala desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada
BPD (Badan Permusyawaratan Desa) untuk dibahas agar mendapat persetujuan. Setelah
mendapat persetujuan, kepala desa mengajukan Rancangan Peraturan Desa tersebut kepada
bupati melalui camat untuk dievaluasi dan ditetapkan menjadi peraturan desa. Perencanaan
penggunaan dana desa ini diprioritaskan untuk mebiayai pelaksanaan program dan kegiatan di
bidang pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa, dengan kata lain penggunaan
dana desa pada empat sasaran, yaitu pembangunan embung desa, badan usaha milik desa
(bumdes), pengembangan produk unggulan desa dan sarana olahraga desa (Prioritas Penggunaan
2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengelolaan dana desa, seharusnya selain diawasi oleh BPD juga
harus diawasi langsung oleh masyarakat dan masyarakat ikut serta sebagai pekerja dalam
kegiatan pembangunan yang dilakukan atau disebut dengan swakelola. Pengawasan tersebut juga
3. Penatausahaan
bertugas dalam hal melakukan pencatatan setiap penerimaan, pengeluaran dan melakukan tutup
buku setiap akhir bulan dan mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan desa dan
pengeluaran pendapatan desa dalam rangka pelaksanaan APBDesa. Untuk penggunaan dana desa,
TPK (Tim Pengelola Kegiatan) memiliki wewenang untuk memegang dana dan
membelanjakannya sesuai kebutuhan kegiatannya serta diiringi dengan bukti kwitansi belanja
barang yang akan diserahkan kepada bendahara desa sebagai bukti untuk dilakukan pembukuan.
4. Pelaporan
Pelaporan atas kegiatan-kegiatan yang ada di APBDesa memiliki dua tahap yang dibuat
oleh Kepala Desa, Sekretaris dan Bendahara. Pertama, laporan berkala yaitu laporan yang dibuat
setiap semester atau 6 bulan mengenai pelaksanaan APBDesa sesuai dengan tahapan pencairan
dan pertanggungjawaban. Kedua, laporan akhir dari penggunaan dana desa tentang pelaksanaan
dan penyerapan dana, masalah yang dihadapi dan rekomendasi penyelesaian hasil akhir
penggunaan dana desa. Kepala desa bersangkutan dituntut untuk menyampaikan laporan tepat
waktu, jika terlambat dilaporkan maka Bupati memiliki hak untuk menunda pencairan dana
5. Pertanggungjawaban
realisasi pelaksanaan APBDesa disampaikan paling lambat 1 bulan setelah akhir tahun anggaran
penyelenggaraan pemerintah desa yang disampaikan paling lambat 1 bulan setelah akhir tahun
anggaran atau bulan Januari, namun faktanya di bulan Desember bendahara desa masih membuat
laporan. Laporan realisasi dan laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa
diinformasikan kepada masyarakat secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah
diakses oleh masyarakat, seperti papan informasi desa, baliho, media elektronik, media cetak,
media sosial, website desa, selebaran, dan media lainnya. Namun kenyatanya masih ada desa
yang tidak menginformasikan hal tersebut kepada masyarakat. Dalam setiap transaksi
pengeluaran keuangan desa, bendahara desa wajib menyimpan bukti kwitansi pembelanjaan,
pemberdayaan masyarakat Desa. Dalam kaitan ini, Undang-Undang Desa memandatkan bahwa
Desa dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan. Pendampingan Desa pada level Desa
secara teknis dilaksanakan oleh Perangkat Daerah Kabupaten/Kota dan dapat dibantu oleh tenaga
Pembinaan, pemantauan, dan evaluasi penetapan prioritas penggunaan Dana Desa, meliputi:
2. membuat pedoman teknis kegiatan yang dapat didanai dari Dana Desa;
Dana Desa.
BAB III
CRITICAL REVIEW
Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara
yang diperuntukkan bagi Desa dan Desa Adat yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota. Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk pembangunan dan
kemiskinan, dan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan dana desa merupakan bagian dari
pelaporan dan pertanggungjawaban. Semua proses ini dijalankan oleh pemerintah desa
didampingi oleh Tim pendamping dari pemerintah, serta partisipasi masyarakat dalam
pengawasan dana desa. Dalam prosesnya pengelolaan dana desa harus melibatkan masyarakat,
tidak boleh hanya kepala desa saja atau perangkat desa saja.
Meskipun pemerintah telah menetapkan prioritas pengunaan dana desa serta aturan-
aturan lainnya dan pembinaan serta pendampingan bagi kepala desa tetap saja masih banyak
penyimpangan-penyimpangan pengunaan dana desa, hal ini dikarenakan karena berbagai factor.
Factor penyebab adanya korupsi dana desa menurut Indonesia Corruption Watch (ICW), yaitu :
1. Masyarakat kurang terlibat dalam perencanaan dan pengawasan desa, padahal masyarakat
berhak untuk terlibat dalam pembangunan desa. Pelibatan masyarakat menjadi faktor
paling dasar karena masyarakat desa lebih mengetahui kebutuhan desa dan secara
perangkat desa. Keterbatasan ini secara khusus mengarah pada teknis pengelolaan dana
desa, pengadaan barang dan jasa, serta penyusunan pertanggungjawaban keuangan desa.
3. Tidak optimalnya lembaga desa, terutama lembaga yang secara langsung memainkan
peran penting dalam pemberdayaan masyarakat dan demokrasi tingkat desa, seperti
4. Faktor terakhir yang tak kalah penting adalah fakta mengenai penyakit cost politik yang
tinggi akibat kompetitifnya arena pemilihan kepala desa. Mereka kebanyakan akan
Bahkan ada kepala desa yang berusaha menghimpun dana desa ketika menjabat untuk
maju dalam pemilihan berikutnya. Meningkatnya anggaran desa dirasa menjadi alasan
banyaknya minat dari berbagai pihak untuk mencalonkan diri sebagai kepala desa meski
Dana desa akan bermanfaat dan memiliki peran yang positif sebagai alat untuk
dengan tata kelola yang baik, menghindari penyalahgunaan penggunaannya, transparan, optimal
melalui swakelola, dan dapat dipertanggungjawabkan dengan melakukan pengawasan ketat, serta
adanya partisipasi masyarakat di dalam prosesnya. Di Indonesia sendiri masih sangat banyak
penyelewangan-penyelewengan terkait dana desa meskipun disisi lain, juga banyak desa yang
1. https://www.kompasiana.com/ibencruise/5cac7cbbcc528367a0133be2/inilah-potensi-
permasalahan-dalam-penyaluran-dana-desa-menurut-kejaksaan-agung
2. http://dpr.go.id/berita/detail/id/25283/t/Pengelolaan+Dana+Desa+Masih+Bermasalah
3. https://www.tribunnews.com/nasional/2017/08/11/4-faktor-penyebab-adanya-korupsi-
dana-desa-versi-icw?page=2