Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Kearsipan
B. Sistem Kearsipan
C. Kearsipan Sistem Tanggal
D. Pemeliharaan Arsip
E. Penyusutan Arsip
F. Pengelolaan kearsipan
G. Korespondensi Kearsipan
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam artikel ini kami membahas
mengenai Kearsipan.
Artikel ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari semua aset organisasi yang ada, arsip adalah salah satu aset yang
berharga. Arsip merupakan warisan nasional dari generasi ke generasi yang perlu
dipelihara dan dilestarikan. Tingkat keberadaban suatu bangsa dapat dilihat dari
pemeliharaan dan pelestarian terhadap arsipnya tak terkecuali dalam perusahaan
ataupun kantor. Berkaitan dengan hal tersebut arsip perlu dikelola dengan baik
dalam sebuah kerangka sistem yang benar.
Di dalam sistem kegiatan perkantoran ada proses komunikasi organisasi salah
satunya komunikasi melalui tulisan yang terwujud melalui surat-menyurat
(korespondensi). Kegiatan ini sangat penting dalam sebuah organisasi perkantoran
karena korespondensi atau surat-meyurat merupakan rangkaian aktivitas yang
berkenaan dengan pengiriman informasi secara tertulis mulai dari penyusunan,
penulisan sampai dengan pengiriman informasi hingga sampai kepada pihak yang
dituju. Selain itu, proses korespondensi merupakan sarana untuk mengirim atau
memberi informasi tertulis kepada atasan atau pihak lain, baik sebagai laporan,
pemberitahuan, permintaan ataupun pertanyaan. Dalam penyusunan korespodensi
harus memperhatikan berbagai unsur-unsur dalam pembuatannya yaitu dari segi
tulisan dan pemakaian bahasa yang harus benar dan tepat.
Selain korespondensi yang ada dalam kegiatan kantor, penataan arsip pun
sangat diperlukan dalam suatu organisasi atau kantor. Arsip sebagai salah satu
sumber informasi memiliki fungsi yang sangat penting untuk menunjang proses
kegiatan administrasi. Masalah yang akan timbul nantinya adalah semakin
menumpuknya arsip dari tahun ke tahun secara tidak terkontrol. Agar arsip dapat
berperan sebagaimana fungsinya perlu dikelola dengan baik dan benar, artinya
ditata secara sistematis sehingga jika sewaktu-waktu diperlukan dapat dengan
cepat, tepat dan lengkap disajikan. Dalam pengelolaan arsip, termasuk di dalamnya
adalah upaya memelihara arsip baik dari segi fisik maupun kerusakan. Sedangkan
memelihara dari segi infomasi yaitu tidak terjadinya kebocoran informasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Arsip dan Sistem Kearsipan ?
2. Bagaimana cara pengelolaan kearsipan ?
3. Apa Pengertian Kearsipan Sistem Tanggal ?
4. Apa Saja Perlengkapan Arsip Sistem Tanggal
5. Bagaimana Cara Kerja Sistem Tanggal ?
6. Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan dari Sistem Tanggal ?
7. Bagaimana Prosedur Penyimpanan Arsip Sistem Tanggal?
C. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
tentang kearsipan,sistem kearsipan, Memberikan pengetahuan secara umum
tentang cara penyimpanan arsip menggunakan sistem tanggal, cara pemeliharaan
arsip dan penyusutan arsip.
D. Manfaat
1. Siswa dapat memahami sistem kearsipan
2. Siswa dapat mempraktekkan teori kearsipan
3. Siswa dapat memahami lebih dalam perihal kearsipan sistem tanggal
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEORI KEARSIPAN
B. SISTEM KEARSIPAN
1. Sistem Abjad
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad berarti warkat yang di buat atau
yang di terima oleh lembaga atau instansi tertentu yang di dalamnya memuat nama
orang,nama organisasi, nama wilayah, ataupun juga nama pokok soal di simpan
menurut taat urutan abjad mulai dari huruf A sampai dengan Z. Abjad yang di
pergunakan adalah abjad huruf pertama dari suatu nama setelah nama-nama itu di
indeks menurut aturan atau ketentuan yang berlaku untuk masing-masing nama.
Setelah nama-nama tersebut di indeks barulah di susun menurut susunan
abjad. Peraturan atau filling tersebut merupakan standart peraturan-peraturan yang
di tentukan oleh organisasi, sehingga semua anggota organisasi harus mengikuti
prosedur yang telah di tentukan.
Sistem penyimpanan arsip menurut abjad dapat dilakukan dengan 2 cara:
a. Menurut susunan abjad huruf demi huruf istilah–istilah atau nama–nama yang
terdiri dari 2 ( dua ) kata atau lebih dianggap satu kata. Misal :
1. Gunung Merapi menjadi Gunungmerapi
2. Sinar harapan menjadi Sinarharapan.
b. Menurut susunan abjad kata demi kata. Dalam susunan abjad kata demi kata,
nama- nama yang terdiri dari 2 ( dua ) kata atau lebih, ditulis menjadi satu. Masing –
masing kata berdiri sendiri. Misal :
1. Jakarta Utara
2. Banjar Negara
2. Sistem subjek
Yang dimaksud dengan subjek ialah judul pokok masalah yang berhubungan
dengan instansi atau organisasi yang bersangkutan. Dalam pelaksanaan
penyimpanan arsip ini, seorang arsiparis harus dapat menentukan lebih dahulu
masalah – masalah apa yang menjadi fokus atau yang dipermasalahkan dalam
surat setiap harinya. Masalah – masalah tersebut dikelompokkan menjadi satu
subjek. Misal: masalah – masalah yang berkenaan dengan keuangan
dikelompokkan menjadi satu masalah pokok ( subjek ) dibawah keuangan, dan
seterusnya. Selanjutnya masalah –masalah itu dijadikan sub subjek dari pokok
masalah ( subjek ) misalnya Keuangan :Bonus, Gaji, Hadiah tahun baru, Lembur,
dan seterusnya
3. Sistem Geografis
Adalah suatu sistem penyimpanan arsip berdasarkan pembagian wilayah
atau daerah tertentu. Dalam hal ini pengelompokkannya didasarkan atas satuan
daerah tertentu, seperti pulau, kepulauan, propinsi, kabupaten, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaannya, yang harus dilakukan adalah menentukan satuan daerah
kemudian disusun menurut abjad agar mempercepat penemuannya kembali.
Contoh: berdasarkan Ibukota propinsi: Ambon, Banda Aceh, Bandung,
Banjarmasin, Bengkulu, Denpasar, Dili, dan seterusnya. Sehingga pada tiap – tiap
satuan tersebut diatas akan tersusun warkat - warkat yang bersangkutan dengan
nama orang, nama poikosoal yang telah di urutkan menurut urutan abjad pula agar
penemuannya kembali dapat dengan mudah dan cepat.
4. Sistem Nomor
Dalam sistem penyimpana menurut nomor yang dipergunakan sebagai
pedoman mengatur arsip –arsip adalah urutan angka. Sistem nomor merupakan
sistem penyimpanan dan penyusunan arsip dengan mengunakan urutan angka
sebagai pedoman dalam mengaturnya. Seorang arsiparis harus lebih dahulu
menbuat daftar kelompok masalah-masalah seperti sistem subjek, baru kemudian di
berikan nomor di belakangnya.misalnya:
Kepegawaian 14
Cuti 14,1
Kenaikan pangkat 14,2
Lamaran 14,3
Seorang arsiparis dapat mengembangkan nomor-nomor ini menjadi
pembagian yang lebih ke dalam desimal, seperti 14.1,14.2,14.3, dan seterusnya.dan
menunjukkan nomor dari masing-masing masalah, daftar ini di sebut dengan kartu
indeks, selanjutnya juru arsip memproses menurut nomor-nomor yang telah di
tentukan dalam kartu indeks ini.
5. Sistem Tanggal
Sistem ini di gunakan untuk filing bahan-bahan yang di susun menurut urutan
tanggal dari datangnya surat atau bahan-bahan. Surat-surat atau bahan yang
datangnya lebih akhir akan di tempatkan pada tempat yang paling depan, tanpa
melihat masalah atau perihal surat. Selanjutnay arsiparis akan mengelompokan
surat-surat atau bahan-bahan yang di file dalam bulan-bulan setiap tahunya. Dalam
penyimpanan sistem tersebut menpunyai kegunaan tersendiri dan tidak dapat di
katakan bahwa sistem yang satu lebih baik dari sistem yang lain.
2. Guide
kertas/karton dengan ukuran tertentu yang berfungsi sebagai petunjuk,
pembatas dan penyangga deretan arsip. Jumlahnya sebanyak pembagian pada
sub subyek. Jika tahun dijadikan kode laci maka guide diperlukan sebanyak 12
atau sejumlah bulan dalam setahun.
3. Map/folder
Jumlahnya sebanyak pembagian pada sub-sub subyek. Jika tahun dijadikan
kode laci dan guide berdasarkan bulan maka map/foldernya diperlukan sebanyak
hari dalam setahun (365 atau 366).
4. Kotak Sortir
kotak yang terdiri dari beberapa bagian untuk memisahkan arsip. Disiapkan
sesuai kebutuhan.
5. Kartu Indeks
kartu kecil yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyimpan arsip.
Disiapkan bila diperlukan
6. Buku Arsip
Buku untuk mencatat arsip yang akan disimpan. Disiapkan sesuai kebutuhan.
a) Memeriksa surat/berkas
Surat/berkas diperiksa dengan melihat tanda-tanda perintah
penyimpanan dan menentukan identitas surat, yaitu tanggal surat tersebut dibuat.
Contoh: Agus akan menyimpan arsip dari PT Surya Kencana tertanggal 1 Maret
2013.
b) Mengindeks
Membagi tanggal menjadi tanggal utama, sub tanggal, dan sub-sub
tanggal. Contoh:Surat tanggal 1 Maret 2013 terdiri dari tanggal utama (2013), sub
tanggal (Maret), sub-sub tanggal (1).
c) Mengode
Memberi kode pada surat dengan kode tanggal. Pembuatan kode
dengan menuliskan kode tanggal pada sebelah kanan atas sebagai penanda surat.
Hal ini dimaksudkan agar mempermudah pada saat pencarian kembali arsip.
d) Menyortir
Kegiatan menyortir dilakukan tergantung situasi dan kondisi, menyortir
dilakukan jika kuantitas surat masuk dan keluarnya banyak pada hari yang sama.
e) Menempatkan
Langkah terakhir dalam penyimpanan surat adalah menempatkan
arsip sesuai dengan kode dan klasifikasi surat. Contoh: arsip tertanggal 1 Maret
2013 disimpan pada laci berkode 2013, dibelakang guide Maret, di dalam hanging
folder berkode 1. Perlu diingat bahwa penyimpanan sistem tanggal pun harus
menyediakan kartu indeksnya, jadi kartu indeks untuk surat tertanggal 1 Maret
2013 harus dibuat juga.
D. Pemeliharaan Arsip
1. Pemeliharaan
Pemeliharaan arsip ini di maksudkan untuk menjaga rasip-arsip tersebut dari
segala kerusakan dan kemusnahan. Kemusnahan dan kerusakan arsip dapat di
sebabkan oleh factor sebagai berikut:
a. Factor dari dalam
seperti kertas yang akan kita pakai sangat berpengaruh pada awet atau
tidaknya tulisan dan dalam pengunaan kertas hendaknya di pilih yang baik dan kuat,
tinta pengunaan tinta yang akan di gunakan hendaknya di sesuaikan dengan
kebutuhan dan sebaiknya yang berkualitas, pasta/lem pengunaan perekat harus di
carikan yang baik jangan mengunakan perekat yang di buat dari getah arab ataupun
selulosa tape dan sejenisnya.
E. Penyusutan Arsip
1. Penyusutan
Untuk meningkatkan effisiensi dan effektifnya pengelolaan kearsipan setiap
Satuan kerja wajib melakukan upaya penyusutan arsip sebagai berikut :
a. Penyusutan arsip dilaksanakan oleh pencipta arsip.
b. Penyusutan arsip yang dilaksanakan oleh lembaga negara, pemerintahan daerah,
perguruan tinggi negeri, serta BUMN dan/atau BUMD dilaksanakan berdasarkan
JRA dengan memperhatikan kepentingan pencipta arsip serta kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusutan arsip diatur dengan peraturan
pemerintah.
Menurut Basir Barthos (1997 : 101) manyatakan bahwasanya penyusutan adalah
kegiatan pengurangan arsip dengan cara sebagai berikut:
1) Memindahkan arsip inaktif dari unit pengolah ke unit kearsipan dalam lingkungan
lembaga-lembaga nagara atau badan-badan pemerintah masing-masing.
2) Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
3) Menyerahkan arsip statis oleh unit kearsipan kepada arsip nasional.
Tahap – tahap penyusutan arsip :
1. Penilaian Arsip
Sebelum melakukan penyusutan arsip diperlukan penilaian terhadap setiap
jenis arsip yang akan dipindahkan atau dimusnahkan. Hasil penilaian menentukan
berapa lama arsip disimpan dalam arsip aktif dan inaktif, serta menentukan apakah
arsip tersebut akan dimusnahkan atau dikirim untuk menjadi arsip statis.
Ada 4 golongan arsip, yaitu:
a. Arsip vital
Arsip vital ini penting bagi kehidupan bisnis dan tidak dapat diganti kembali
bilamana dimusnahkan. Arsip ini tergolong arsip statis yang bersifat historis
sehingga tidak dapat dipindahkan atau dimusnahkan dan disimpan abadi
selamanya. Misalnya akte pendirian perusahaan, sertifikat bangunan atau tanah,
Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan sebagainya.
b. Arsip penting
Arsip ini melengkapi bisnis rutin dan dapat digantikan dengan biaya yang
relatif tinggi dan lama. Arsip ini disimpan di arsip aktif selama 5 tahun dan di arsip
inaktif selama 25 tahun. Misalnya, bukti – bukti keuangan.
c. Arsip berguna
Arsip ini berguna sementara dan dapat diganti dengan biaya rendah. Arsip ini
disimpan di arsip aktif selama 2 tahun dan disimpan di arsip inaktif selama 25 tahun.
Misalnya, surat pesanan, neraca dan laporan tahunan.
d. Arsip tidak berguna
Arsip ini dapat dimusnahkan seusai pakai untuk sementara waktu. Arsip ini
disimpan paling lama selama 3 bulan di arsip aktif. Misalnya, surat undangan rapat
dan pengumuman.
3. Pemusnahan arsip
Tidak semua arsip aktif yang telah dipindahkan akan disimpan sebagaiarsip
inaktif untuk selamanya. Ada beberapa jenis arsip yang dapat dimusnahkan setelah
jangka waktu tertentu. Tetapi ada pula arsip inaktif yang dialihkan statusnya menjadi
arsip statis karena alasan historis.
F. Pengelolaan Kearsipan
Pengelolaan arsip sebenarnya telah dimulai sejak suatu surat (naskah, warkat)
dibuat atau diterima oleh suatu kantor atau organisasi sampai kemudian ditetapkan
untuk disimpan, selanjutnya disusutkan (retensi) dan atau dimusnahkan. Oleh
karena itu, didalam kearsipan terkandung unsur – unsur kegiatan penerimaan,
penyimpanan, temu balik, dan penyusutan arsip. Arsip disimpan karena mempunyai
nilai atau kegunaan tertentu.
Oleh karena itu, hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah bagaimana
prosedurnya, bagaimana cara penyimpanan yang baik, cepat, dan tepat, sehingga
mudah ditemu – balikkan atau ditemukan kembali sewaktu – waktu diperlukan, serta
langkah – langkah apa yang perlu diikuti/dipedomani dalam penyimpanan arsip
tersebut. Untuk menyelenggarakan penyimpanan arsip secara aman, awet, efisien
dan luwes (fleksibel) perlu ditetapkan asas penyimpanan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi masing – masing kantor/instansi yang bersangkutan.
G. Korespondensi kearsipan
1. Pengertian Surat-Menyurat
Surat adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi atau pernyataan
secara tertulis yang dibuat oleh seseorang atau penjabat kepada pihak lain baik
atas nama sendiri maupun jabatan dalam organisasi. Isi surat dapat berupa berita
yang berwujud pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan,
catatan aktiitas pribadi atau organisasi seperti perjanjian, keputusan, tanda bukti
dan sebagainya.
Menurut pendapat Drs. I.G Wursanto dalam bukunya Teknologi
Perkantoran menyatakan bahwa surat dapat diartikan dengan berbagai cara,
antara lain:
a. Surat merupakan helai kertas dalam bentuk maupun dalam wujud apa pun yang
berisi keterangan-keterangan tertulis untuk disampaikan kepada pihak lain yang
membutuhkannya.
b. Surat adalah media komunikasi secara tertulis untuk disampaikan kepada pihak
lain dalam rangka mendapatkan pengertian dan kerja sama antara kedua belah
pihak.
c. Surat ialah suatu pernyataan bahasa secara tertulis, untuk menyampaikan suatu
informasi atau keterangan dari satu pihak kepada pihak lain.
Dari pengertian tersebut terdapat dua pihak yang terlibat dengan surat, yaitu
pengirim dan penerima. Apabila terjadi hubungan terus-menerus dan
berkesinambungan antara dua pihak yaitu pengirim dan penerima dengan saling
berkiriman surat, maka terjadilah surat-menyurat atau koresponden. Secara
sederhana surat menyurat dapat diartikan sebagai suatu kegiatan pengendalian
arus berita tertulis yang timbul dari adanya sutau pencatatan, laporan atau
keputusan yang memungkinkan terjadinya permintaan, pemberitahuan, dan
sebagainya.
2. Tujuan Dan Fungsi Surat-Menyurat
Setiap orang atau lembaga yang melakukan kegiatan penulisan surat tentu
mempunyai suatu tujuan, di mana tujuan yang satu dengan yang lainnya mungkin
berbeda. Apakah untuk mencari informasi, memberi informasi, memesan barang,
memberi perintah, atau hanya memberikan jasa-jasa yang menarik. Namun, pada
intinya terdapat tiga tujuan menulis surat, yaitu sebagai berikut :
1. Memberitahu atau menyampaikan informasi, penjelasan kepada pihak lain
2. Menerima atau mendapatkan informasi, penjelasan kepada pihak lain
3. Memperlancar arus informasi, sehingga informasi yang diterima jelas dan tidak
salah pengertian.
Agar tujuan penulisan surat dapat tercapai, maka penulis surat harus
menguasai pengetahuan dan keterampilan surat-menyturat. Penulisan surat yang
kurang baik akan mempengaruhi arus informasi, sehingga dapat terjadi salah
pengertian dan tujuan penulisan surat pun tidak akan tercapai.
Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh penulis surat agar dapat menulis surat
dengan baik adalah :
a. Memahami prosedur surat-menyurat
b. Memahami segala permasalahan yang akan ditulis
c. Memahami teknik penulisan surat yang baik
d. Memahami penggunaan tata bahasa dalam surat-menyurat
e. Memahami posisi penulis dan penerima surat
e. Menurut kegiatan
1. Surat intern, adalah surat yang ditujukan untuk lingkungan suatu organisasi atau
instansi sendiri
2. Surat ekstern, adalah surat yang ditujukan keluar lingkungan organisasi atau
instansi.
B. Saran
1. Untuk memperlancar kegiatan korespondensi perlu adanya pembagian tugas
antara petugas pembuat dan petugas pengagendaan.
2. Perlu adanya penambahan fasilitas kearsipan sehingga pengelolaan dan
penyimpanan arsip dapat berjalan lebih baik
3. Perlunya meningkatkan pemeliharaan di gudang arsip in-aktif
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/46063825/Sistem-Penyimpanan-Arsip-Aktif#download
http://abidzare.wordpress.com/2009/06/23/5-sistem-pengarsipan/
download.portalgaruda.org/article.php?article=24668&val=1516
www.slideshare.net/.../modul-12-dan-13-peny-arsip-dan-pemeliharaan
https://dwilestariyuniawati.wordpress.com/...5/manajemen-perkantoran
library.unej.ac.id/.../en.../detailnonmodal;...KORESPONDENSI
yuliansah,S.Pd.,M.Pd//manajemen kearsipan
http://ulyluthfiaadm.blogspot.com/2016/03/kearsipan-sistem-tanggal-
penyimpanan.html
http://jamaludinhasan.blogspot.com/2013/06/kearsipan-sistem-tanggal-
chronological.html
http://brangkas.id/tag/sistem-penyimpanan-arsip-sistem-tanggal/
XII OTOMATISASI TATA KELOLA
PERKANTORAN
MAKALAH SISTEM KEARSIPAN
Disusun Oleh :
Alifia Dinayu
Arman Armadhani
Arracely Riesta Tania