Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

FISIKA DAN KIMIA TANAH

KOLOID TANAH

Nama Kelompok:

FAISAL IBRAHIM 71180713083

AJI SETIAWAN 71180713001

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2019
Yang dimaksud dengan Koloid Tanah adalah : Bahan mineral dan bahan
organik tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang
sangat tinggi persatuan berat (massa).

Koloid berasal dari kata Yunani yang berarti seperti lem (glue like).
Termasuk koloid tanah adalah liat (koloid anorganik) dan humus (koloid organik).

Menurut Brady (1974) koloid berukuran kurang dari 1 μ, sehingga tidak


semua fraksi liat (kurang dari 2 μ) termasuk koloid. Koloid tanah merupakan
bagian tanah yang sangat aktif dalam reaksi-reaksi fisikokimia di dalam tanah.

Partikel-partikel koloid yang sangat halus yang disebut micell (mikro cell)
umumnya bermuatan negatif. Karena itu ion-ion bermuatan positif (kation)
tertarik pada koloid tersebut sehingga terbentuk lapisan ganda ion (ionic double
layer). Bagian dalam dari lapisan dalam lapisan ganda ion ini terdiri dari partikel
koloid yang bermuatan negatif (anion) sedang bagian luar merupakan kerumunan
kation yang tertarik oleh partikel-partikel tersebut.

1. Koloid liat (Koloid Anorganik)

Fraksi liat yang berukuran kurang dari 1 mikron bersifat koloid. Koloid liat
tersusun dari mineral –mineral liat silikat dan bukan silikat yang yang mengkristal
secara amorf. Sifat dan ciri masing-masing mineral liat akan menentukan sifat dan
ciri koloid liat. Mineral liat merupakan mineral baru hasil pengkristalan dari
berbagai senjawa hasil penguraian mineral primer. Liat ini terbentuk dari
senyawa SiO2, Al2O3 dan air, adakalanya magnesium, besi, dan kalium.

Fraksi liat merupakan koloid tanah yang dapat menyelaputi atau bersifat
perekat/semen dari butir – butir primer tanah sehingga dapat membentuk agregat
mikro yang dapat menjerap atau mengikat unsur hara bagi tanaman. Dengan
demikian kompleks koloid tanah ini dapat mempengaruhi sifat fisika dan kimia
atau kesuburan tanah.

Fraksi liat di dalam tanah terdiri dari beberapa jenis mineral yaitu :

1. Mineral liat Al silikat kristalin

Golongan mineral liat ini umumnya dibagi menjadi beberapa tipe yaitu :

a. Tipe Liat 1 : 1. Struktur mineral liat tipe ini tersusun dari satu lempeng
Silika-tetrahedron dan satu lempeng alumina-oktahedron. Jenis mineral
ini adalah Kaolinit, Haloysit, Anauksit, Dikit.

b. Tipe Liat 2 : 1. Struktur mineral liat tipe ini tersusun dari dua lempeng
Silika-tetrahedron yang mengapit satu lapisan alumina - oktahedron. Jenis
mineral ini adalah Montmorilonit,Vermikulit, Illit.
c. Tipe Liat 2 : 2. Struktur mineral liat tipe tersusun dari dua lempeng silika-
tetrahedron dan dua lempeng alumina-oktahedron.

Sifat – Sifat Mineral liat Kaolinit

 Ditemukan pada tanah dengan pelapukan lanjut

 Masing-masing unit melekat dengan unit lain dengan kuat oleh ikatan H,
sehingga tidak dapat mengembang dan mengerut.

 Mempunyai muatan tergantung pH (KTK naik bila pH naik)

 KTK rendah 3 – 15 me/100 g

 Luas permukaan(surface area) 7-30 m2/g

 Sifat – Sifat Mineral liat Montmorillonit


 - Masing- masing unit dihubungkan dengan unit lain oleh ikatan yang
lemah dari oksigen ke oksigen sehingga mudah
mengembang dan mengkerut.

 Air dan kation dapat masuk pada ruang antar lapisan tsb.

 KTK tinggi 80 – 150 me/100 g

 Dibawah pH 6 terjadi muatan permanen yaitu muatan hasil subtitusi


isomorfik.

 Diatas pH 6 terjadi muatan tergantung pH. Muatan naik dengan naiknya


pH akibat meningkatnya ionisasi H+, dari gugusan OH, karena naiknya
pH.

Sifat – Sifat Mineral liat Klorit.

 Ada subtitusi isomorfik dari Si4+ ke Al 3+ sehingga terjadi muatan


permanen.
 KTK 10 – 40 me/100 g
 Luas permukaan 65 – 120 m2/g

2. Mineral liat Al silikat Amorf

Mineral liat yang amorf dalam tanah adalah Allofan yaitu suatu
kombinasi silika dan aluminium sesquioksida dengan komposisi kira – kira
Al2O3. 2SiO2. H2O. Bahan ini terdapat sebagai bagian dari tanah. Akan tetapi
paling banyak terdapat dalam tanah gunung berapi.
Alofan dalam tanah tidak dapat diabaikan, karena ia mempunyai
pertukaran kation besar. Kemampuan ini rupanya tergantung pada pH. Alofan
juga memiliki kemampuan pertukaran anion sangat besar yang cukup nyata.
Meskipun cara perkembangan muatan negatif dan positif pada koloid tidak
diketahui, terdapatnya didalam tanah dapat mempengaruhi sifat tanah.

Sifat - sifat mineral tersebut adalah :

 Amorf
 Tanah dari abu volkan
 KTK Tinggi
 Luas permukaan tinggi
 Dapat menyebabkan fiksasi P dengan kuat

Terbentuk dari :

 Konsentrasi H + sedang sampai tinggi


 Tanah lembab atau basah.
 Berasal dari pelapukan yang cepat dari abu volkan

3. Oksida-oksida Fe dan Al

Tanah – tanah yang kaya akan oksida Fe dan Al adalah tanah yang telah
mengalami pelapukan lanjut (tua), umumnya didaerah tropik. Sifat-sifat dari
oksida-oksida tersebut secara umum adalah sebagai berikut :

 Bersifat amorf atau kristalis


 KTK rendah, lebih rendah dari kaolinit (kurang dari 4 me/100 g)
 Luas permukaan tinggi
 Oksida Al dan Fe sering bermuatan positif dan dapat melakukan fiksasi P
dengan kuat melalui pertukaran anion

Al (OH)3 + H2PO-4 Al (OH)2 H2 PO4 + OH

(Al (OH)2+ + (OH)-)

Keadaan lingkungan yang memungkinkan pembentukan beberapa jenis oksida liat


adalah sebagai berikut :

Gibsit (Al2O3.3H2O = Al (OH)3)

 Konsentrasi Si dalam larutan rendah


 Konsentrasi H+ (Hidronium) tinggi
 Konsentrasi basa-basa sangat rendah
 Dapat terbentuk karena pelapukan allophan atau pelapukan kaolinit
Sifat Mengembang dan Mengerut Dari Mineral Liat

Sifat ini disebabkan kandungan air relatif, terutama yang berada diantara
satuan struktur sel. Jika kisi hablur liat mengembang, misalnya montmorillonit,
akan terjadi penggembungan pada waktu pembasahan. Kaolinit dan kebanyakan
hidraoksida dengan kisi yang statis tidak menunjukkan pengembangan yang
berarti, sedangkan illit pengembangannya sedang, antara montmorillonit dan
kaolinit. Sesudah mengalami kekeringan yang cukup lama tanah liat
montmorillonit kerap kali retak-retak cukup dalam dan tidak beraturan yang
memungkinkan hujan pertama mudah masuk ke dalam tanah. Akan tetapi karena
penggembungan, tanah alan kelihatan menutup dan tidak dapat ditembus melebihi
tanah yang dikuasai kaolinit.

Koloid liat atau koloid anorganik bersama dengan koloid humus atau koloid
organik membentuk kompleks koloid liat humus yang menyelaputi butir-butir
pasir dan debu atau berada bebas dalam tanah . kompleks ini memegang peranan
penting dalam tanah sebagai penyerap dan pengatur persediaan unsur hara,
mengatur kemasaman tanah, membantu pembentukan struktur, menahan air tanah
dan peran-peran lainnya dalam tanah.

2. Koloid Humus (Koloid Organik)

Koloid humus yang terbentuk dari proses humifikasi, yaitu perombakan


bahan organik yang kemudian menguraikannya sehingga terbentuk humus.
Humus adalah bahan organik yang tidak dapat melapuk lagi dan berukuran koloid,
yaitu dapat mengikat kation –kation, mengadakan pertukaran ion-ion, dan
menjerap molekul air. Humus ini berwarna kehitam-hitaman sampai hitam, terdiri
dari campuran antara sisa-sisa penguraian bahan organik dengan subtitusi sel-sel
jasad hidup dalam tanah, dan keadaanya agak mantap sampai mantap. Sifat yang
lebih baik dari liat ialah bahwa koloid humus dapat mengikat ion-ion lebih banyak
dari pada liat, pada berat yang sama , selain itu daya mengikat molekul airnya
jauh lebih besar.

Koloid liat dan humus dapat melakukan pertukaran ion, yaitu pertukaran
kation- kation yang terjerap dengan kation kation yang terdapat bebas didalam air
tanah . Urutan pertukarannya dari yang paling sukar ke yang paling mudah
ditukar adalah : H, Al, Ba, Ca, Mg, K, NH4 dan Na.

Untuk memudahkan memahami koloid liat dan koloid humus maka dapat
dilihat dari perbedaan kedua koloid tersebut pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Perbedaan Antara Koloid Humus dan Koloid Liat

No Sifat - Sifat Koloid Humus Koloid Liat


1 Penyusun utama Unsur C,H,O,N,S & P Unsur Al,Si,Fe dan O
2 Daya jerap ion Besar Kecil
3 Daya menyerap Besar Sedang atau tidak ada
air
4 Sifat partikel Tidak bersifat kristal Bersifat kristal
5 Sifat koloid Labil, mudah dibentuk Lebih stabil, terbentuk lebih
dan mudah diuraikan lama dan sukar terurai
oleh mikroba tanah

Muatan listrik pada permukaan misel timbul dari subtitusi isomorfik dan
ionisasi gugus fungsional pada permukaan butiran padat yang menyusun matrik
tanah. Kedua mekanisme yang menghasilkan muatan permanen (permanent
charge) dan muatan tergantung-pH (pH-dependent charge) dari tanah.

1. Muatan Permanen

Muatan ini terjadi dari peristiwa subtitusi isomorfik mineral liat silikat.
Subtitusi isomorfik kebanyakan terjadi selama kristalisasi dari mineral liat silikat.
Sekali muatan tersebut terbentuk, maka besar muatannya tidak tergantung lagi
pada lingkungan. Subtitusi isomorfik tidak selalu menghasilkan muatan negatif
pada mineral, tetapi pada kebanyakan tanah subtitusi menghasilkan muatan
negatif. Subtitusi isomorfik umumnya terjadi pada mineral liat silikat tipe 2 : 1.

2. Muatan Tergantung –pH

Muatan listrik koloid tanah sering berubah dengan pH tanah. Muatan


positif terjadi pada pH yang rendah dan muatan negatif pada pH yang tinggi.
Muatan listrik koloid tanah adalah jumlah aljabar muatan negatif dan muatan
positif. Apabila jumlah muatan positif sama dengan muatan negatif, muatan
koloid tanah efektid adalah nol.

Muatan listrik koloid tanah tergantung pada susunan koloid tanah dan
lingkungan ion. Kebanyakan tanah bermuatan negatif yang bersumber dari
muatan negatif mineral silikat dan bahan organik. Tetapi pada tanah yang
mengalami pelapukan lanjut, yang banyak mengandung oksida-oksida Fe dan Al,
tanah mungkin akan bermuatan positif pada pH yang rendah.
Sumber muatan tergantung pH adalah dari protonisasi gugus fungsional pada
permukaan misel. Gugus fungsional tersebut adalah hidroksil (-OH), karboksil,
(- COOH), fenol (-C6H4OH) dan amin (-NH2). Pada mineral liat silikat
gugus fungsional adalah – Al(OH)2+1, -(Al-OH-Si)+1/2 dan –SiOH.

Bahan organik banyak berisi gugus fungsional. Besar muatannya


tergantung pH. Muatan negatif timbul dari disosiasi H+ dari (-COOH) dan (-
C6H4OH).

Anda mungkin juga menyukai