Jurnal
Jurnal
Romika1
Yuli Amalia2
1STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
23615, E-mail: romika_mika@yahoo.com
2STKIP Bina Bangsa Meulaboh, Jl. Nasional Meulaboh-Tapaktuan Peunaga Cut Ujong Kec. Meureubo Kab. Aceh Barat
Abstrak: Kemampuan pemecahan masalah adalah suatu cara yang baik untuk meningkatkan kualitas siswa
dalam memahami setiap materi ajar yang diterima. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat
kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika yaitu materi bangun ruang sisi datar khususnya materi
balok dan kubus dengan menggunakan media visual dan non visual dengan teori Van Hiele. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan kualitatif dan dengan jenis penelitian deskriptif, dimana setiap hasil dari
analisis ini akan diungkapkan secara lebih cermat dan jelas tentang kemampuan pemecahan masalah siswa
dalam menyelesaikan soal. Subjek penelitian ini adalah 25 siswa kelas V di SD Negeri 26 Leupung.
Pengumpulan data dilakukan melalui dokumentasi, tes kemampuan pemecahan masalah, dan pedoman
wawancara. Teknik analisis datanya menggunakan validitas konstruk yaitu dengan cara melakukan validasi
kepada 2 orang dosen bidang geometri. Dari penelitian yang telah dilakukan hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat kemampuan siswa di SD Negeri 26 Leupung dalam pembelajaran menggunakan media visual dan
nonvisual dengan teori Van Hiele telah mencapai tingkat yang tinggi yaitu yang memiliki nilai dari 81-100
(tergolong sangat tinggi) adalah 13 orang yaitu sebesar 54,16%,nilai 61-80 (tergolong tinggi) 2 peserta didik
sebesar 8,3% , yang memiliki nilai dari 41-60 (tergolong cukup) adalah 2 peserta didik yaitu sebesar 8,3 %.
Peserta didik yang memiliki nilai dari 21-40 (tergolong rendah) adalah 4 peserta didik yaitu sebesar 16,6 %, dan
yang terakhir nilai dari 0-20 (tergolong sangat redah) adalah 3 orang beserta didik yaitu sebesar 12,5% siswa
tidak memiliki nilai. Sesuai hasil yang telah diperoleh maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa siswa di SD
Negeri 26 Leupung memiliki kemampuan pemecahan masalah yang tinggi dengan 15 atau 62,46% siswa telah
bisa menyelesaikan soal yang telah diteskan, siswa-siswa tersebut sudah mampu memahami dengan baik apa
yang ditampilkan dari soal tes yang di diberikan. Walaupun dalam proses penyelesaian soal siswa juga mendapat
kesulitan, namun sudah cukup baik. Siswa di SD Negeri 26 Leupung telah mampu mencapai tahap deduksi yaitu
tingkat ke 3 (deduksi) dari 4 tingkatan yaitu ada tingkat 0 (visualisasi), tingkat 1 (analisis), tingkat 2 (abstraksi),
tingkat 3 (deduksi) dan tingkat 4 (rigor) ,walaupun ada juga beberapa orang siswa yang masih kurang dalam
tahap deduksi ini.
17
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
masalah pada pembahasan sebuah materi yang dalam disiplin ilmu lain, dan masalah dalam
telah disampaikan oleh guru, salah satunya kehidupan sehari-hari. Namun demikian hasil
materi bangun ruang sisi datar, ini merupakan pembelajaran belum mampu untuk memenuhi
salah satu cara untuk mengembangkan pola tuntutan kebutuhan tersebut.
pikir siswa agar siswa lebih mampu berfikir Siswa merupakan peserta didik yang
sendiri untuk memecahkan masalah yang nanti secara langsung akan menerima pembelajaran
akan hadir dalam proses belajar mengajar maka dari itu kita memerlukan media yang
berikutnya . bisa mendukung kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah tentang bangun ruang
Selama ini kegiatan pembelajaran yang
sisi datar misalnya dengan media visual.
dilakukan oleh guru matematika berlangsung
Dengan media ini siswa mampu memahami
didalam kelas saja siswa tidak bisa melihat
dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan
gambaran yang jelas tentang materi yang
sehari-hari, sehingga siswa menjadi lebih
dipelajari selain itu pembelajaran juga hanya
mampu dalam memecahkan maslah-masalah
berpusat kepada guru, sehingga siswa
yang hadir dalam pembelajarannya. Jika tidak
cenderung kurang aktif. Pembelajaran yang
maka siswa akan kurang mampu saat
berlangsung didalam kelas saja tanpa adanya
memecahkan masalah tentang pelajaran
keterkaitan dengan lingkungan sekitar juga
bangun ruang sisi datar itu sendiri.
menjadi faktor yang membosankan untuk
Adanya proses belajar mengajar yang
siswa dan menghambat proses pemahaman.
lebih menekankan pada kemampuan siswa
Penelitian yang dilakukan Shimizu dan
dalam pemecahan masalah , maka akan
Yamada (2000) mengungkapkan bahwa guru
menjadi lebih mudah saat siswa melanjutkan
memiliki peranan yang sangat sentral dalam
materi yang akan dilanjutkan pada pertemuan
proses pembelajaran melalui pengungkapan,
di lain waktu. Pemecahan masalah juga
pemberian dorongan, serta pengembangan
merupakan suatu langkah yang menentukan
proses berpikir siswa. Tapi kenyataannya
siswa bisa atau tidak dalam menghadapi
sangat jauh dari apa yang diharapkan.
masalah-masalahnya karena pemecahan
Berkaitan dengan pentingnya
masalah sangat besar efeknya bagi penunjang
pemahaman dalam bangun ruang sisi datar,
kemampuan siswa oleh sebab itu pemecahan
(Sumarmo, 2002) juga mengatakan visi
masalah sangat diperlukan untuk siswa.
pengembangan pembelajaran matematika
Salah satu ahli pendidikan yang
untuk memenuhi kebutuhan masa kini yaitu
memperhatikan tingkat kemampuan kognitif
pembelajaran matematika (bangun ruang sisi
adalah Van Hiele. Penelitian yang di lakukan
datar) perlu diarahkan untuk pemahaman
Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan
konsep dan prinsip matematika (bangun ruang
mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif
sisi datar) yang kemudian diperlukan untuk
anak dalam memahami geometri.
menyelesaikan masalah matematika, masalah
18
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Sebagaima dikutip Herlambang dalam 1. Teori Van Hiele berfokus pada materi
tesismya Teori Van Hiele menyatakan tingkat geometri.
bepikir geometri siswa secara berurutan 2. Teori Van Hiele mengkaji tingkatan-
melalui 5 tahap/level. Menurut Slameto tingkatan pemahaman dalam belajar
(1995:13),Van Hielemenyatakan bahwa geometri.
terdapat 5 tingkat berpikir anak dalam bidang 3. Teori Van Hiele menjelaskan deskripsi
geometri, yaitu : umum pada setiap tingkatan yang
a. Tingkat 0 (visualisasi). Pada tingkat dijabarkan dalam deskripsi yang lebih
ini siswa mengenal bentuk-bentuk operasional.
geometri hanya sekedar karakteristik 4. Teori Van Hiele memiliki keakuratan
visual dan penampakannya. untuk mendeskripsikan tingkatan berpikir
b. Tingkat 1 (analisis). Pada tingkat ini siswa dalam geometri.
siswa sudah mulai mengenal sifat-sifat Berdasarkan latar belakang masalah di
yang dimiliki bangun geometri yang atas yang menjadi rumusan masalah adalah
diamati. Bagaimanakah tingkat kemampuan siswa
c. Tingkat 2 (abstraksi). Pada tingkat ini dalam pemecahan masalah matematika
siswa sudah mengenal dan memahami menggunakan media visual dan non visual
sifat-sifat suatu bangun geometri yang pada materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan
satu sama lainnya saling berhubungan. Teori Van Hiele ?
d. Tingkat 3 (deduksi). Pada tahap ini
Mengacu pada rumusan masalah yang
siswa telah mampu menarik
telah dikemukakan di atas, maka tujuan
kesimpulan secara deduktif, yaitu
penelitian adalah (1) Berapakah besar
menarik kesimpulan yang bersifat
peningkatan kemampuan siswa terhadap
umum dan menuju ke hal-hal yang
materi bangun ruang sisi datar yang akan
bersifat khusus.
disampaikan dengan menggunakan media
e. Tingkat 4 (rigor). Pada tingkat ini,
visual dan non visual ? (2)Berapa besarkah
siswa sudah mulai menyadari
siswa mampu memecahkan masalah dalam
pentingnya ketepatan prinsip-prinsip
materi bangun ruang sisi datar dengan teori
dasar yang melandasi suatu
Van Hiele? (3) Apa saja kendala-kendala yang
pembuktian.
akan muncul selama proses pembelajaran
materi bangun ruang sisi datar menggunakan
Peneliti memilih Van Hiele sebagai dasar
media visual dan non visual?
pengklasifikasian dalam menyusun soal-soal
Menurut Suriasumantri (Saleh Haji, 2011),
geometri karena materi bangun ruang sisi datar
“Matematika adalah bahasa yang
merupakan bangun-bangun yang berbentuk
melambangkan serangkaian makna dari
geometri alasan lainnya sebagai berikut:
pernyataan yang ingin kita sampaikan”.
19
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Sedangkan kemampuan berasal dari kata adapun yang termasuk dalam bangun ruang
mampu yang berarti kuasa (bisa, sanggup) sisi datar adalah kubus, balok, prisma dan
melakukan sesuatu, sedangkan kemampuan limas.
berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan Van Hiele adalah seorang pengajar
(Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa matematika di Belanda, dia telah mengadakan
Indonesia, 1989: 552-553). Pengertian- penelitian di lapangan melalui observasi dan
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanya jawab.Penelitian Van Hiele ditulis dalam
kemampuan adalah kesanggupan atau disertasinya pada tahun 1954 yang melahirkan
kecakapan seorang individu dalam menguasai beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap
suatu keahlian dan digunakan untuk perkembangan kognitif anak dalam memahami
mengerjakan beragam tugas dalam suatu geometri. Lima tahap pemahaman geometri
pekerjaan. Pemecahan masalah adalah proses menurut Van Hiele, yaitu (1) tahap
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. pengenalan, (2) tahap analisis, (3) tahap
Menurut Polya (1973: 5-17), ada empat tahap pengurutan, (4) tahap deduksi, dan (5) tahap
utama dalam pemecahan masalah matematika keakuratan.
yaitu: (a) memahami masalah, (b) membuat
METODE
rencana, (c) melaksanakan rencana, (d)
melihat kembali. Jenis pendekatan yang digunakan
Media adalah segala bentuk dan saluran dalam penelitian ini adalah pendekatan
yang digunakan untuk menyampaikan kualitatif dengan jenis penelitian yang diambil
informasi atau pesan. Media visual adalah dalam penelitian ini adalah penelitian
media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. deskriptif. Objek penelitian ini adalah
Media ini mengandalkan indra penglihatan dan kemampuan pemecahan masalah, dengan
peraba. Media non visual adalah kebalikan subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD
dari media visual, dimana yang bersifat Negeri 26 Leupung. Untuk mengumpulkan
abstrak dan hanya bisa kita fikirkan secara data peneliti menggunakan tes dan wawancara,
tidak nyata. agar hasil yang diperoleh lebih jelas dan
Sri Subarinah (2006: 36) mengatakan akurat. Soal yang di teskan sebanyak 5 soal
bahwa bangun ruang merupakan bangun yang berbentuk essey. Skor yang paling tinggi
geometri dimensi 3 dengan batas-batas adalah 25 dan yang paling rendah 15 tiap soal
berbentuk bidang datar dan atau bidang skor yang diberikan berbeda-beda. Soal yang
lekung. Bangun ruang sisi datar adalah suatu diberikan pada siswa diberi waktu untuk
bangun ruang dimana sisi yang membatasi menyelesaikannya selama 90 menit. Soal yang
bagian dalam atau luar berbentuk bidang datar telah di teskan akan dihitung sebagai berikut:
20
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Nilai Kriteria
0≤ SKPM ≤20 Sangat Rendah
21≤ SKPM ≤40 Rendah
41≤ SKPM ≤60 Cukup
61≤ SKPM ≤80 Tinggi
81≤ SKPM ≤100 Sangat tinggi
(Salatiga,2013)
1. a. Kelompok bawah
Tabel 2. Tabel Wawancara Kelompok Rendah
Subjek Nomor Data Temuan
soal
Aang Husaini 1, 2, - Dari soal yang diujicobakan aang merasa soal tersebut susah
(S-1) 3, 4, dan - Aang tidak paham dengan soal yang diberikan
5 - Aang hanya menjawab yang dia ketahui saja
21
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
- Tidak menjawab
1 dan 2
3 dan 4
Alfi Khairani - Peserta didik merasa sulit dalam soal tersebut
Ismar 2,3,4,dan - Siswa membaca soal berulang-ulang
(S-3) 5 - Kurang paham
- Soal tersebut alfi bisa memahami
4,2,3
1, dan 5
b. Kelompok sedang
Tabel 3 Tabel Wawancara Kelompok Sedang
Subjek Nomor Data Temuan
soal
Budi - Untuk memahami soal Budi membaca berulang-ulang soal tes tersebut .
Giovano 1,2,3,4, - Soal nomor 4 tidak paham
(S-4) dan 5 - Soal nomor 3 Budi menganggap sulit karena dari jawaban yang dia jawab dia
merasa kesulitan
4 - Pada soal nomor 1 dan 2 Budi paham
- Untuk soal 3 dan 4 kurang paham, tapi Budi mencoba menyelesaikan juga
3
1 dan 2
3 dan 4
c. Kelompok atas
Tabel 4 Tabel Wawancara Kelompok Atas
Subjek Nomor Data Temuan
soal
M. 1, 2, 4, - Peserta didik paham tentang masalah yang ada dalam soal tersebut
Fakhoor 5 - Peserta didik dapat menentukan rumus apa yang digunakan untuk menyelesaikan
Starta soal
(S-12) 3 - Pengubahan meter3 ke liter
Endra - Paham tentang masalah yang ada dalam soal tersebut
Dewi - Bisa menentukan penyelesaian dalam menjawab soal
Agustin - Agak susah menentukan rumus-rumus karna tidak semua rumus ingat.
(S-8) 1,2,3,4
dan 5
Deri 1,2 - Dalam kelima soal tersebut ada yang paham dan ada yang tidak paham tentang hal
Anggraini ,4,dan yang ditanyakan dalam soal
(S-5) 5 - Memiliki sedikit kesusahan dalam menentukan rumusnya karena lupa.
- Tentang volume, debit air.
22
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Pada kutipan wawancara soal nomor peneliti. Pada soal nomor 2 S-1 belum
2, S-1 mampu memahami tapi dalam menuliskan prosedur penulisan yang lengkap
menyusun rencana penyelesaian S-1 juga dan penarikan kesimpulan. Pada soal nomor 2,
belum tahu apakah rencana penyelesaian soal S-1 sudah mampu pada tahap level 2 juga.
yang dilakukannya itu benar atau tidak, tidak
membuat penarikan kesimpulan dan prosedur Triangulasi Data S-1
penulisannya tidak terurut. S-1 juga tidak Setelah diperoleh hasil analisis pekerjaan
mengerjakan 3 soal yang diberikan oleh tertulis dan analisis data wawancara,
23
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Pada soal nomor 1 S-4 melakukan pengerjaan dan S-4 sudah bisa menarik kesimpulan. Pada
dengan baik ini menunjukkan S-4 paham dan soal nomor 1 S-4 sudah mampu dalam tahap
mampu menyelesaiakan proses penyelesaian, level 3 belum menguasai secara penuh.
tapi dalam prosedur penulisan belum lengkap
24
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Pada soal nomor 2 penyelesaian yang ditanyakan dalam soal. S-4 juga tidak
dilakukan S-4 sama dengan soal nomor 1, membuat penarikan kesimpulan dan satuan
tidak melakukan prosedur penulisan secara dari volume. Maka, S-4 baru berada pada level
terurut yaitu tidak menuliskan rumus terlebih 2 saja.
dahulu sebelum mencari waktu yang
Butir soal nomor 3 S-4 dalam soal nomor 3 ini tapi S-4 berusaha
melakukan penyelesaian hasil yang diperoleh menyelesaikannya juga. Dari hasil wawancara
dari proses penyelesaian kurang tepat karna S- S-4 mampu menyusun rencana penyelesaian
4 mendapatkan jawaban yang tidak sesuai walaupun dalam melaksanakannya tidak
dengan kunci jawaban yaitu 10 L/detik begitu bisa. tapi S-4 seperti ragu saat
seharusnya 600 liter/menit tapi jawaban ini menjawab pertanyaan dari peneliti. Pada soal
benar, dan belum bisa dalam menentukan nomor 3 ini S-4 berarti baru bisa pada tahap
rumusnya. Ini karna kurang paham dengan level 2 juga.
25
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Pada soal nomor 5 S-4 mampu memahami sudah lengkap. Dari hasil wawancara dan
dan menyusun rencana penyelesaian hanya jawaban siswa peneliti menemukan bahwa S-4
saja tidak sesuai dengan kunci jawaban belum begitu bisa dalam melaksanaka rencana
seharusnya S-4 membuat 60 cm3 pada angka penyelesaian yaitu pada soal nomor 3. Ketika
yang dikolomi dengan warna merah terlebih peneliti menanyakan dari mana angka-angka
dahulu lalu baru kesimpulannya. Selain itu S-4 tersebut S-4 merasa ragu dalam menjawabnya,
juga tidak membuat penarikan kesimpulan, S-4 sehingga S-4 hanya mampu dalam tahap level
mampu dalam tahap level 2 saja. 2 secara penuh.
Triangulasi Data S-4 Kesimpulan Data S-4
Dari proses penyelesaiannya dan hasil Dari hasil triangulasi data diatas dapat
wawancara yang telah dilakukan bahwa S-4 diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan
mampu memahami masalah, menyusun pemecahan masalah S-4 berada pada level 3
rencana penyelesaian dengan baik pada walaupun tidak secara sepenuhnya. Karena ada
beberapa soal. Sebelumnya S-4 memahami 1 soal yang tidak dikerjakan, selain itu S-4
terlebih dahulu apa saja masalah yang ada sudah mampu memahami masalah,
dalam soal, menyusun rencana penyelesaian, merencanakan penyelesaian dan melaksanakan
dan menentukan strategi penyelesaian penyelesaian dengan cukup baik.
walaupun tidak selesai sampai pada jawaban
akhir dan ada 1 soal yang tidak dikerjakan.
Secara penulisan dengan prosedur yang benar
S-4 belum bisa walaupun pada soal nomor 5
26
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
a. kelompok atas
M. Fakhoor Starta (S-12
Soal nomor 2 S-12 melakukan jawaban sudah benar tidak menulis rumus
penyelesaian sama dengan nomor 1 mampu mencari volume dan waktu yang diperlukan
memahami dengan baik dan menyusun mengisi bak mandi yaitu volume kubus = s3
penyelesaian dengan benar. Hanya prosedur dan waktu yang diperlukan = volume : debit
penulisannya tidak terurut tapi secara hasil air. S-12 tidak membuat penarikan
27
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
kesimpulan. Pada soal nomor 2 sudah mampu mempertanggung jawabkan jawaban yang
dalam tahap level 3 karena dari hasil telah dia selesaikan, maka dari itu S-12 sudah
pengerjaan dan wawancara S-12 bisa mampu dalam tahap levevl 3.
Berdasarkan kutipan wawancara diatas hanya saja tidak sama dengan kunci jawaban
terlihat S-12 mampu memahami masalah dan tapi secara hasil sudah tepat 10 L/detik = 600
merencanakan penyelesaian walaupun dalam liter/menit . pada soal nomor 3 S-12 juga
proses melaksanakan rencana penyelesaian S- sudah mampu dalam tahap level 3 karena dari
12 mengalami kesulitan. Peosedur penulisan hasil pengerjaannya S-12 sudah mampu
belum terurut dan bisa menentukan rumus membuat rencana penyelesaian yang berbeda.
Pada soal nomor 4 prosedur berarti pada soal ini S-12 sudah mampu dalam
penyelsaiannya juga sudah sesuai hanya saja tahap level 3.
siswa tersebut tidak menuliskan rumus yang
digunakan dalam penyelesaiaannya tapi
langsung ke proses pencarian jawaban. Tapi
S-12 bisa membuat penarikan kesimpulan,
28
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Penyelesaian soal nomor 5 juga sama Hanya saja tidak menulis prosedur penulisan
siswa menyelesaikannya dengan baik sesuai dengan terurut tapi secara hasil S-12 sudah
dengan prosedur penyelesaian soal nomor 1. benar hasil dari pengerjaannya. Maka dari itu
S-12 tidak menulis prosedur penulisan secara S-12 sudah mampu menguasai secara
terurut, S-12 bisa membuat penarikan sepenuhnya pada tahap level 3.
kesimpulan. Pada soal nomor 5 berarti S-12 Kesimpulan Data S-12
sudah mampu dalam tahap level 3. Dari hasil triangulasi data diatas dapat
Triangulasi Data S-12 diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan
Setelah diperoleh hasil analisi pekerjaan dan pemecahan masalah S-12 berapa pada level 3.
wawancara siswa, maka S-12 telah mampu S-12 telah memiliki kemampuan pemecahan
dalam memahami soal dengan sangat baik, S- masalah yang sangat bagus. Mampu menyusun
12 menulis apa saja yang diketahui dan dan melaksanakan rencana penyelesaian
ditanya dalam soal dari soal nomor 1 sampai dengan sangat baik sekali.
soal nomor 5. Dalam menyusun dan
melaksanakan rencana penyelesaian telah KESIMPULAN
mampu ini terbukti dari kutipan wawancara Setelah peneliti melakukan
diatas dimana siswa tersebut mampu pembahasan terhadap data-data yang diperoleh
menjawab bahkan menjelaskan apa yang dari hasil penelitian, maka peneliti mengambil
ditanyakan oleh peneliti dengan baik. Selain kesimpulan , yaitu : (1) Letak pemecahan
itu S-12 juga bisa menyelesaikan proses masalah peserta didik pada materi bangun
perkalian dan pembagian dengan sangat baik. ruang sisi datar tergolong dalam kategori
29
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
atau materi ajar yang jauh lebih sulit. Mahanai Galih Linggar. (2013). Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika
Aljabar Berbasis Timss Pada Siswa
Smp Kelas VIII. Artikel Publikasi
30
Jurnal Bina Gogik, Volume 1 No. 2, September 2014 ISSN: 2355-3774
Salatiga.
(2013). Upaya Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah
dan
Pemahaman Matematika Siswa Melalui
Strategi Kooperatif Tipe TGT
(TEAMS GROUP TOURNAMENT).
Prosiding. Prodi Pendidikan
Matematika Universitas Negeri
Medan (UNIMED). Medan.
31