Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MATERIAL TEKNIK

TEFLON (polytetrafluoroethylene (PTFE))

DOSEN PEMBIMBING

Aditya Herliawan M.T.

Disusun Oleh:

Nama : Nur Azizah

NPM : 201844500091

Kelas : S3B

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2019

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Material
Teknik dengan judul “Teflon”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Material teknik kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Jakarta, 7 Desember 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH ......................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB I UNSUR UNSUR KIMIA DALAM TEFLON .......................................... 5
BAB II JABARAN STANDAR ATAU SPESIFIKASI TEFLON ....................... 6
BAB III SIFAT-SIFAT MATERIAL ...................................................................... 8
BAB IV CARA PEMBUATAN ............................................................................... 10
BAB V ALTERNATIF MATERIAL .................................................................... 12
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

3
PENDAHULUAN

Sejarah teflon atau polytetrafluoroethylene (PTFE) berawal tahun 1938, teflon


ditemukan secara tidak sengaja oleh Roy J Plunkett dari Kinetic Chemical. Bermula
dari upaya ilmuwan kimia Dupont untuk menemukan pendingin dari gas
tetrafluoroetilen. Suatu ketika saat katup tangki penyimpan gas fluoroetilen dibuka
tidak ada gas yang keluar, tapi dari berat tangki menunjukkan bahwa isi masih penuh.
Ternyata setelah dibuka gas fluoroetilen telah berpolimerisasi menghasilkan
Politetrafluoroetilen yang berupa zat padat yang menempel pada dinding tangki.
Bermula dari hal itu para ilmuwan kimia Dupont akhirnya mempelajari detail dari
proses polimerisasi ini sehingga teflon akhirnya diproduksi.

Tahun 1941 Kinetic Chemical mematenkannya dan mendaftarkan teflon tahun


1945 sebagai merk dagang. Tahun 1954, seorang insinyur dari Perancis bernama
Marc Gregoire membuat penggorengan pertama yang menggunakan lapisan anti
lengket dengan merk TEFAL. Tahun 1961 Marion A. Trozzolo, memasarkan
penggorengan pertama yang menggunakan lapisan anti lengket The Happy Pan, di
Amerika Serikat tepatnya di Kansas City.

Teflon telah digunakan secara komersial sejak tahun 1940 untuk berbagai
tujuan, karena sifatnya yang stabil terhadap bahan kimia lain (sulit bereaksi terhadap
bahan kimia lain) serta dapat menghasilkan permukaan yang anti gores. Pemakaian
terbanyak di masyarakat dalam bentuk peralatan memasak anti lengket misalnya pada
wajan dan panci. Saat ini penggunaan teflon di berbagai bidang kehidupan begitu
marak, alasan itulah yang membuat pembahasan teflon ini dirasa penting untuk
dibahas.

4
BAB I

UNSUR-UNSUR KIMIA DALAM TEFLON

(polytetrafluoroethylene (PTFE))

Politetrafluoroetilena (PTFE) adalah fluoropolimer tetrafluoroetilena sintetis.


Senyawa polimer ini lebih dikenal dengan nama dagang Teflon. Teflon diciptakan
oleh Roy J. Plunkett (1910–1994) di DuPont pada tahun 1938 dan diperkenalkan
sebagai produk yang dikomersialkan pada tahun 1946. Senyawa ini merupakan
fluoropolimer termoplastik. Teflon disebut juga polimer etilena fluorin.

Pada proses pembuatan teflon digunakan juga zat kimia lain yang bernama
Perfluorooctanoic acid (PFOA atau C8) yang merupakan garam ammonia. Zat ini
digunakan sebagai surfaktan dalam emulsi polimer PTFE. Karena itu zat kimia pada
lapisan antilengket mengandung berbagai logam yang berbahaya seperti mercuri dan
zat PFOA yang bersifat karsinogen. Teflon juga merupakan bahan sintetik yang
sangat kuat, umumnya berwama putih. Teflon tahan terhadap panas sampai kira-kira
250°C, dan diatas 250°C teflon mulai melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit
menjadi arang. Berat jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Teflon tidak tahan terhadap larutan
alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap hidrokarbon yang mengandung khlor.

PTFE memiliki koefisien gesek terendah dari berbagai bahan padat yang biasa
digunakan. PTFE digunakan sebagai pelapis antilengket untuk panci, wajan, dan
peralatan memasak lainnya. PTFE sangat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai
bahan wadah dan pipa untuk bahan kimia yang reaktif. Titik lelehnya bervariasi
antara 260 °C (FEP) dan 327 °C (PTFE), tergantung dari polimer Teflon tertentu.
Gore-Tex ® adalah sebuah bahan yang menggunakan membran teflon dengan pori-
pori mikro. Sifat mekaniknya hampir sama seperti polietilen bermassa jenis tinggi.
Suhu deformasi termal pada 4,6 kgf/cm2 adalah 120 °C dapat digunakan untuk waktu
lebih lama pada 90 - 260°C. Ketahanan panasnya sekitar 288°C. Kristalinitasnya
hilang bila melewati 300°C, dan kekuatan tariknya berkurang sangat cepat.
Perubahan volume karena suhu dapat diamati. Mengenai sifat kimianya, zat ini hanya
diserang secara bertahap oleh logam alkali dan oleh gas flour yang tinggi
konsentrasinya, tetapi tak pernah diserang oleh aqua regia, asam nitrat panas, asam
sulfat panas dan soda kaustik panas berkonsentrasi tinggi, karena merupakan resin

5
terkuat. Karena tak larut dalam pelarut, maka kemampuan pemoresannya jelek.
Ketahanan melar dan ketahanan abrasi tak selalu menguntungkan.

6
BAB II

STANDAR ATAU SPESIFIKASI DARI TEFLON

(polytetrafluoroethylene (PTFE))

Teflon adalah polytetrafluoroethylene (PTFE) yang berasal dari bahan dasar


fluorocarbon solid, karena berat molekul senyawa seluruhnya terdiri dari karbon dan
fluor. Struktur molekul teflon adalah berupa rantai atom karbon yang panjang, mirip
dengan polimer lainnya. Rantai atom yang panjang ini dikelilingi oleh atom fluor.
Ikatan antara atom karbon dengan fluor sangat kuat.

Teflon digunakan sebagai bahan isolator listrik, seal, gasket, bushing dan alat
anti gesek pada industri kimia, listrik dan textile. Teflon juga dimanfaatkan sebagai
bahan penyekat, misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat
geseran dapat diperbaiki dengan bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke
dalamnya). Teflon digunakan juga untuk cincin 0 atau o-ring, untuk gasket konsentrik
dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang kecil,
pipa, slang selubung pipa.

PTFE bisa digunakan untuk mencegah serangga memanjat, permukaan yang


dicat dengan materi PTFE sangat licin mengakibatkan serangga tidak bisa
mendapatkan pegangan dan cenderung jatuh. Penggunaan PTFE juga sangat
beragam karena sifatnya yang antilengket dan tidak menghantar listrik. PTFE
digunakan antara lain sebagai berikut.

1. Penggorengan atau Frying Pan.

2. Rice cooker dan Rice Warmer Jar pada pancinya.

3. Pelapis tapak dasar dari setrika agar lebih licin dalam menyetrika.

4. Melapisi Pipa -pipa zat kimia yang sangat sensitif seperti pada uranium

hexafluoride.

5. Sebagai insulator pada kabel dan konektor perakitan Microwave.

6. Membran pori pori pada kain sintetic.

7
7. Pada spare part mesin dan alat alat elektronik.

8. Pada peralatan laboratorium karena sifatnya yang anti korosi.

PTFE atau lapisan antilengket di Indonesia banyak digunakan pada peralatan


rumah tangga sehari hari. Peralatan yang sering kita lihat adalah seperti
Penggorengan (frying pan), kuali (wok), penanak nasi electric (rice cooker) dan juga
setrika ( Iron).

Lapisan ini sangat menolong karena kegunaanya dalam memasak yaitu :

1. mengurangi penggunaan minyak goreng atau margarine yang berlemak tinggi

2. mudah dibersihkan, pada peralatan setelah digunakan.

Tingkat perekonomian dan pendidikan masyarakat Indonesia yang belum


tinggi menyebabkan mereka tetap menggunakan peralatan rumah tangganya
meskipun sudah rusak atau tidak layak pakai. Lebih memprihatinkan lagi kurangnya
minat baca dan juga perhatian pemerintah terhadap isu kesehatan menyebabkan
informasi mengenai bahaya penggunaan lapisan antilengket ini belum banyak
diketahui.

Bahaya penggunaan antilengket di Indonesia lebih dikarenakan antilengket


tersebut mudah tergores dan terkelupas dan digunakan pada peralatan masak. Lapisan
yang terkelupas ini apabila tercampur pada makanan sangat berbahaya. Karena itu zat
kimia pada lapisan antilengket mengandung berbagai logam yang berbahaya seperti
mercuri dan zat POFA yang bersifat karsinogen. Penggunaan lapisan antilengket yang
terkelupas sering tidak disadari terjadi pada panci Rice Cooker, karena biasanya kita
kurang memperhatikan panci Rice Cooker dibanding dengan penggorengan.

8
BAB III

SIFAT-SIFAT MATERIAL FISIK, MEKAIK, KIMIA TEKNOLOGI


DARI TEFLON (polytetrafluoroethylene (PTFE))

A. SIFAT MATERIAL MEKANIK

Beberapa sifat mekanik yang ada pada bahan teflon antara lain sebagai berikut.

Kekuatan (strength) dan ketangguhan (toughness)

a. Sifat sintetisnya sangat Kuat

1. tahan panas dari 100 sampai 250 °C.


2. tidak bisa menjadi arang jika dibakar

b. Teflon memiliki titik leleh 342°C.

c. Tidak tahan oleh alkali hidroksida dan kurang tahan dengan hidrokarbon yang
mengandung khlor.

d. Tahan akan gesekan.

e. Tahan akan kimia kecuali alkali hidroksida dan hidrokarbon.

f. Karena teflon adalah termasuk bahan penyekat maka teflon tahan oleh uap air.

g. Memiliki resistivitas atau hambatan listrik yang besar.

h. Kekerasan (thougness)

Karena teflon termasuk bahan penyekat bentuk padat maka teflon memiliki
kekerasan yang tinggi.

i. Elastisitas

Karena teflon termasuk bahan penyekat bentuk padat maka teflon


memiliki kemampuan elastisitas yang rendah.

9
PTFE memiliki titik lebur yang relatif tinggi (dikarenakan oleh kekuatan gaya
tarik antara rantai-rantainya) dan sangat resisten terhadap serangan kimia. Rantai
karbon begitu melekat pada atom-atom fluorin sehingga tidak ada yang bisa
mencapainya untuk bereaksi dengannya. Ini bermanfaat dalam industri kimia dan
dalam industri makanan untuk melapisi wadah dan membuat wadah-wadah tersebut
kebal terhadap hampir segala sesuatu yang dapat membuatnya korosi.

B. Sifat Non Mekanik

Teflon memiliki sifat-sifat yang unik, berikut diantaranya:

1) Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk ozone, chlorine, acetic acid,
ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu-satunya bahan kimia yang
bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.

2) Anti radiasi Ultra Violet dan tahan segala cuaca.

3) Anti lengket.

4) Bersifat hidrofobik (tidak suka air).

10
BAB IV
CARA PEMBUATAN PRODUK TEFLON
(polytetrafluoroethylene (PTFE))

Pembentukan Material PTFE pada dasarnya adalah sebuah bentuk


tetrafluoroetilena dipolimerisasi (TFE), yang merupakan senyawa yang dapat
diciptakan melalui kombinasi kloroform, asam klorida, dan fluorspar. Zat kimia ini
ditempatkan dalam ruang reaksi dipanaskan sampai antara 1000 dan 1700 derajat
Fahrenheit, kemudian didinginkan dan dimurnikan untuk menghilangkan
kontaminan. Pada tahap awal, TFE adalah gas beracun tidak berbau dan biasanya
bertekanan dan disimpan dalam keadaan cair sebelum produksi teflon dapat dimulai.
TFE sangat mudah terbakar, terutama dalam bentuk gas, sehingga be

berapa produsen PTFE memproduksi on-site untuk menghindari potensi risiko


yang terlibat dalam pengangkutan ke fasilitas terpisah.

Teflon (polytetrafluoroethylene) dapat diproduksi melalui beberapa cara,


tergantung pada sifat tertentu yang diinginkan untuk produk akhir. Ada dua metode
utama untuk memproduksi Teflon (polytetrafluoroethylene). Pertama adalah
polimerisasi suspensi, dalam metode ini TFE (tetrafluoroetilena) ini dipolimerisasi
dalam air, sehingga menjadi butiran PTFE. Biji-bijian ini bisa diolah lebih lanjut
menjadi pelet yang dapat dibentuk. Kedua adalah metode dispersi, teflon
(polytetrafluoroethylene) yang dihasilkan adalah susu pasta yang dapat diolah
menjadi bubuk halus, baik pasta dan bubuk yang digunakan dalam aplikasi coating.

1. Polimerisasi Suspensi

a. Ruang reaksi diisi dengan air murni dan agen reaksi atau inisiator, bahan
kimia yang akan memicu pembentukan polimer. Kemudian TFE cair disalurkan
ke dalam ruang reaksi maka polimerisasi dimulai. PTFE dihasilkan bentuk
butiran padat yang mengapung ke permukaan air. Reaksi kimia di dalam ruangan
mengeluarkan panas, sehingga ruangan didinginkan oleh sirkulasi air dingin atau
pendingin lain. Kontrol otomatis mematikan pasokan TFE setelah berat tertentu
di dalam ruang tercapai.

11
b. Selanjutnya, PTFE dikeringkan dan dimasukkan ke sebuah gilingan.
Gilingan pulverizes dengan pisau yang berputar akan menghasilkan bubuk halus.
Bubuk halus ini masih sulit untuk dicetak, jadi harus diubah menjadi butiran
yang lebih besar dengan proses yang disebut Aglomerasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu metode adalah untuk mencampur
bubuk PTFE dengan pelarut seperti aseton. Butiran PTFE tetap menyatu,
membentuk pelet kecil. Pelet kemudian dikeringkan dalam oven.

c. Pelet PTFE dapat dicetak menjadi bagian-bagian dengan menggunakan


berbagai teknik. Billet dengan ukuran tinggi 5 ft (1,5 m) ini dapat dipotong
menjadi lembaran atau blok yang lebih kecil, untuk dicetak lebih lanjut. Untuk
membentuk billet , pelet PTFE yang dituangkan ke dalam cetakan baja stainless
silinder. Cetakan dimasukkan ketekanan hidrolik

d. PTFE dicetak dan dipanaskan dalam oven sintering selama beberapa jam,
sampai secara bertahap mencapai suhu sekitar 680 ° F (360 ° C) diatas titik leleh
PTFE. Partikel ini menyatu dan materi menjadi seperti gel. Kemudian PTFE
secara bertahap didinginkan, kemudian setelah selesai dapat dikirimkan kepada
pelanggan, yang akan mengiris menjadi potongan-potongan kecil, untuk diproses
lebih lanjut.

2. Dispersi polimerisasi

Polimerisasi dari PTFE dengan metode dispersi berupa bubuk halus atau
zat pasta yang lebih berguna untuk coating. TFE dimasukkan ke reaktor berisi air
bersama dengan karbon dan fluor. Sebagian air akan dikurangi, dengan
menyaring atau dengan menambahkan bahan kimia. Hasilnya adalah zat susu
disebut dispersi PTFE. Setelah pendinginan, siap untuk setiap langkah perakitan
akhir, dan pengemasan dan pengiriman.

12
BAB V
ALTERNATIF MATERIAL DARI TEFLON
(polytetrafluoroethylene (PTFE))

Para ilmuwan di Universitas Manchester telah menciptakan sebuah material baru


yang dapat menggantikan atau bersaing dengan Teflon bagi ribuan aplikasi sehari-
hari. Profesor Andre Geim, yang bersama dengan rekannya Profesor Kostya
Novoselov telah memenangkan Hadiah Nobel 2010 untuk graphene –bahan paling
tipis di dunia, kini telah memodifikasinya menjadi fluorographene– bahan setebal
satu molekul yang secara kimia mirip dengan Teflon. Fluorographene merupakan
graphene berflorinisasi dan pada dasarnya merupakan versi dua dimensi Teflon,
menunjukkan sifat yang mirip termasuk kimia pasif dan stabilitas termalnya. Karya
ini merupakan upaya besar internasional dan melibatkan pula kelompok penelitian
dari China, Belanda, Polandia dan Rusia. Tim peneliti berharap bahwa
fluorographene ini – versi kristal yang datar dari Teflon dan secara mekanis sekuat
graphene – dapat digunakan sebagai versi Teflon yang tipis, ringan, dan juga
berharap menemukan aplikasinya dalam elektronik, seperti untuk jenis baru
perangkat LED . Graphene, bahan setebal atom yang menunjukkan sejumlah besar
sifat-sifat tidak biasa dan unik, telah menjadi pusat perhatian sejak terobosan
penelitian yang dilakukan di Universitas Manchester enam tahun yang lalu.
Potensinya hampir tak ada habisnya dari transistor ultra-cepat setebal satu atom
untuk sensor yang dapat mendeteksi satu molekul gas beracun, dan bahkan untuk
menggantikan serat karbon dalam bahan berkinerja tinggi yang digunakan untuk
membangun pesawat.
Teflon merupakan rantai atom karbon berflorinisasi. Molekul-molekul panjang ini
diikat bersama membentuk bahan polimer yang digunakan dalam berbagai aplikasi
termasuk panci memasak anti-lengket.Tim Manchester berhasil melampirkan florin
untuk setiap atom karbon graphene. Untuk menjadikan fluorographene, para peneliti
Manchester terlebih dahulu menjadikan kristal graphenesebagai individu dan
kemudian diflorinisasi dengan menggunakan florin atom.Untuk menunjukkan bahwa
adalah mungkin untuk mendapatkan fluorographene dalam jumlah industri, para
peneliti juga memflorinisasi bubuk graphene dan menghasilkan kertas
fluorographene. Fluorographene berubah menjadi insulator berkualitas tinggi yang
tidak bereaksi dengan bahan kimia lainnya dan dapat mempertahankan suhu tinggi
bahkan di udara.

13
Salah satu arah yang paling kuat dalam penelitian graphene ini telah membuka
celah dalam spektrum elektronik graphene, yaitu, untuk membuat semikonduktor dari
graphene metalik. Hal ini seharusnya memungkinkan banyak aplikasi dalam
elektronik. Fluorographene, diketahui bisa menjadi semikonduktor bercelah luas dan
secara optik bersifat transparan bagi cahaya tampak, tidak seperti graphene yang
merupakan semimetal.

Profesor Geim mengatakan Kualitas elektronik fluorographene harus diperbaiki


sebelum menyinggung soal aplikasinya dalam elektronik, tetapi aplikasi untuk yang
lainnya siap digapai. Menurut Rahul Nair, yang memimpin penelitian ini selama dua
tahun terakhir dan merupakan mahasiswa PhD yang bekerja dengan Profesor Geim,
mengatakan nawahwa sifat fluorographene sangant mirip dengan Teflon tetapi ini
bukan pelastik. Pada dasarnya ini adalah kristal sempurna setebal satu-molekul dan,
mirip dengan induknya, fluorographene juga kuat secara mekanis. Untuk penggunaan
yang lebih biasa, bisa diterapkan seperti halnya Teflon saat ini biasa digunakan,
sebagai lapisan pelindung ultra-tipis, atau sebagai pengisi bahan-bahan komposit jika
salah satunya perlu mempertahankan kekuatan mekanik graphene tetapi menghindari
konduktivitas listrik atau opasitas optik dari suatu komposit. Produksi fluorographene
dalam skala industri tidak terlihat sebagai suatu masalah selama industri bersedia
terlibat mengikuti langkah-langkah yang sama dengan produksi massal graphene.

14
BAB VI
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan
oleh Roy J. Plunkett (1910–1994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai
produk komersial pada 1946. Teflon merupakan sebuah fluoropolimer thermoplastik.
Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna yaitu
Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang
dikenal sebagai fluoropolymers.

Teflon memiliki titik lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu
sangat rendah. Teflon sangat tahan panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan
yang sangat baik untuk melapisi bagian-bagian mesin yang terkena panas, pakaian,
dan gesekan, untuk peralatan laboratorium yang harus tahan korosif bahan kimia, dan
sebagai lapisan untuk peralatan masak dan peralatan lainnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, Para ilmuwan di Universitas


Manchester telah menciptakan sebuah material baru yang dapat menggantikan atau
bersaing dengan Teflon bagi ribuan aplikasi sehari-hari. Profesor Andre Geim, yang
bersama dengan rekannya Profesor Kostya Novoselov telah memenangkan Hadiah
Nobel 2010 untuk graphene –bahan paling tipis di dunia, kini telah memodifikasinya
menjadi fluorographene– bahan setebal satu molekul yang secara kimia mirip dengan
Teflon. Fluorographene merupakan graphene berflorinisasi dan pada dasarnya
merupakan versi dua dimensi Teflon, menunjukkan sifat yang mirip termasuk kimia
pasif dan stabilitas termalnya. Karya ini merupakan upaya besar internasional dan
melibatkan pula kelompok penelitian dari China, Belanda, Polandia dan Rusia. Tim
peneliti berharap bahwa fluorographene ini – versi kristal yang datar dari Teflon dan
secara mekanis sekuat graphene – dapat digunakan sebagai versi Teflon yang tipis,
ringan, dan juga berharap menemukan aplikasinya dalam elektronik, seperti untuk
jenis baru perangkat LED . Graphene, bahan setebal atom yang menunjukkan
sejumlah besar sifat-sifat tidak biasa dan unik, telah menjadi pusat perhatian sejak
terobosan penelitian yang dilakukan di Universitas Manchester enam tahun yang lalu.

15
Sehingga kesimpulan dari makalah ini disimpulkan bahwa material untuk
membuat Teflon dapat digantikan tetapi masih perlu penelitian lebih lanjut agar hasil
lebih sempurna.

B. SARAN

Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, maka dari itu mohon kritik
dan saran dari berbagai pihak. Kurangnya jumlah referensi dan lainnya menyebabkan
kurang detailnya makalah tentang teflon. Dengan penuh harapan, “TEFLON” yang
saat ini limbahnya masih mengkhawatirkan karena dampaknya terhadap lingkungan,
dapat dikembangkan lebih baik lagi, apalagi saat-saat sekarang yang lagi nge-trend
tentang “green production” yang limbahnya dapat terurai oleh lingkungan dan dapat
digunakan kembali (reduce, reuse, recycling). Tak ada gading yang tak retak, semua
pasti ada kesalahan. Semoga proses pembelajaran ini dapat menjadi acuan untuk
menuju yang lebih baik lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Politetrafluoroetilena

17

Anda mungkin juga menyukai