Material Teknik Icaa Fix BGT
Material Teknik Icaa Fix BGT
DOSEN PEMBIMBING
Disusun Oleh:
NPM : 201844500091
Kelas : S3B
2019
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Material
Teknik dengan judul “Teflon”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Dosen Material teknik kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
PENDAHULUAN
Teflon telah digunakan secara komersial sejak tahun 1940 untuk berbagai
tujuan, karena sifatnya yang stabil terhadap bahan kimia lain (sulit bereaksi terhadap
bahan kimia lain) serta dapat menghasilkan permukaan yang anti gores. Pemakaian
terbanyak di masyarakat dalam bentuk peralatan memasak anti lengket misalnya pada
wajan dan panci. Saat ini penggunaan teflon di berbagai bidang kehidupan begitu
marak, alasan itulah yang membuat pembahasan teflon ini dirasa penting untuk
dibahas.
4
BAB I
(polytetrafluoroethylene (PTFE))
Pada proses pembuatan teflon digunakan juga zat kimia lain yang bernama
Perfluorooctanoic acid (PFOA atau C8) yang merupakan garam ammonia. Zat ini
digunakan sebagai surfaktan dalam emulsi polimer PTFE. Karena itu zat kimia pada
lapisan antilengket mengandung berbagai logam yang berbahaya seperti mercuri dan
zat PFOA yang bersifat karsinogen. Teflon juga merupakan bahan sintetik yang
sangat kuat, umumnya berwama putih. Teflon tahan terhadap panas sampai kira-kira
250°C, dan diatas 250°C teflon mulai melunak, di dalam api akan meleleh dan sulit
menjadi arang. Berat jenisnya kira-kira 2,2 g/cmI. Teflon tidak tahan terhadap larutan
alkali hidroksida. Juga kurang tahan terhadap hidrokarbon yang mengandung khlor.
PTFE memiliki koefisien gesek terendah dari berbagai bahan padat yang biasa
digunakan. PTFE digunakan sebagai pelapis antilengket untuk panci, wajan, dan
peralatan memasak lainnya. PTFE sangat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai
bahan wadah dan pipa untuk bahan kimia yang reaktif. Titik lelehnya bervariasi
antara 260 °C (FEP) dan 327 °C (PTFE), tergantung dari polimer Teflon tertentu.
Gore-Tex ® adalah sebuah bahan yang menggunakan membran teflon dengan pori-
pori mikro. Sifat mekaniknya hampir sama seperti polietilen bermassa jenis tinggi.
Suhu deformasi termal pada 4,6 kgf/cm2 adalah 120 °C dapat digunakan untuk waktu
lebih lama pada 90 - 260°C. Ketahanan panasnya sekitar 288°C. Kristalinitasnya
hilang bila melewati 300°C, dan kekuatan tariknya berkurang sangat cepat.
Perubahan volume karena suhu dapat diamati. Mengenai sifat kimianya, zat ini hanya
diserang secara bertahap oleh logam alkali dan oleh gas flour yang tinggi
konsentrasinya, tetapi tak pernah diserang oleh aqua regia, asam nitrat panas, asam
sulfat panas dan soda kaustik panas berkonsentrasi tinggi, karena merupakan resin
5
terkuat. Karena tak larut dalam pelarut, maka kemampuan pemoresannya jelek.
Ketahanan melar dan ketahanan abrasi tak selalu menguntungkan.
6
BAB II
(polytetrafluoroethylene (PTFE))
Teflon digunakan sebagai bahan isolator listrik, seal, gasket, bushing dan alat
anti gesek pada industri kimia, listrik dan textile. Teflon juga dimanfaatkan sebagai
bahan penyekat, misalnya untuk kotak penyekat (stuffing box), cincin geser (sifat
geseran dapat diperbaiki dengan bagian-bagian alat dari teflon menambahkan graft ke
dalamnya). Teflon digunakan juga untuk cincin 0 atau o-ring, untuk gasket konsentrik
dengan diberi bahan lunak (sebab teflon tidak begitu elastis), alat-alat yang kecil,
pipa, slang selubung pipa.
3. Pelapis tapak dasar dari setrika agar lebih licin dalam menyetrika.
4. Melapisi Pipa -pipa zat kimia yang sangat sensitif seperti pada uranium
hexafluoride.
7
7. Pada spare part mesin dan alat alat elektronik.
8
BAB III
Beberapa sifat mekanik yang ada pada bahan teflon antara lain sebagai berikut.
c. Tidak tahan oleh alkali hidroksida dan kurang tahan dengan hidrokarbon yang
mengandung khlor.
f. Karena teflon adalah termasuk bahan penyekat maka teflon tahan oleh uap air.
h. Kekerasan (thougness)
Karena teflon termasuk bahan penyekat bentuk padat maka teflon memiliki
kekerasan yang tinggi.
i. Elastisitas
9
PTFE memiliki titik lebur yang relatif tinggi (dikarenakan oleh kekuatan gaya
tarik antara rantai-rantainya) dan sangat resisten terhadap serangan kimia. Rantai
karbon begitu melekat pada atom-atom fluorin sehingga tidak ada yang bisa
mencapainya untuk bereaksi dengannya. Ini bermanfaat dalam industri kimia dan
dalam industri makanan untuk melapisi wadah dan membuat wadah-wadah tersebut
kebal terhadap hampir segala sesuatu yang dapat membuatnya korosi.
1) Tahan terhadap banyak bahan kimia, termasuk ozone, chlorine, acetic acid,
ammonia, sulfuric acid, dan hydrochloric acid. Satu-satunya bahan kimia yang
bisa merusak lapisan teflon adalah lelehan logam alkali.
3) Anti lengket.
10
BAB IV
CARA PEMBUATAN PRODUK TEFLON
(polytetrafluoroethylene (PTFE))
1. Polimerisasi Suspensi
a. Ruang reaksi diisi dengan air murni dan agen reaksi atau inisiator, bahan
kimia yang akan memicu pembentukan polimer. Kemudian TFE cair disalurkan
ke dalam ruang reaksi maka polimerisasi dimulai. PTFE dihasilkan bentuk
butiran padat yang mengapung ke permukaan air. Reaksi kimia di dalam ruangan
mengeluarkan panas, sehingga ruangan didinginkan oleh sirkulasi air dingin atau
pendingin lain. Kontrol otomatis mematikan pasokan TFE setelah berat tertentu
di dalam ruang tercapai.
11
b. Selanjutnya, PTFE dikeringkan dan dimasukkan ke sebuah gilingan.
Gilingan pulverizes dengan pisau yang berputar akan menghasilkan bubuk halus.
Bubuk halus ini masih sulit untuk dicetak, jadi harus diubah menjadi butiran
yang lebih besar dengan proses yang disebut Aglomerasi. Hal ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu metode adalah untuk mencampur
bubuk PTFE dengan pelarut seperti aseton. Butiran PTFE tetap menyatu,
membentuk pelet kecil. Pelet kemudian dikeringkan dalam oven.
d. PTFE dicetak dan dipanaskan dalam oven sintering selama beberapa jam,
sampai secara bertahap mencapai suhu sekitar 680 ° F (360 ° C) diatas titik leleh
PTFE. Partikel ini menyatu dan materi menjadi seperti gel. Kemudian PTFE
secara bertahap didinginkan, kemudian setelah selesai dapat dikirimkan kepada
pelanggan, yang akan mengiris menjadi potongan-potongan kecil, untuk diproses
lebih lanjut.
2. Dispersi polimerisasi
Polimerisasi dari PTFE dengan metode dispersi berupa bubuk halus atau
zat pasta yang lebih berguna untuk coating. TFE dimasukkan ke reaktor berisi air
bersama dengan karbon dan fluor. Sebagian air akan dikurangi, dengan
menyaring atau dengan menambahkan bahan kimia. Hasilnya adalah zat susu
disebut dispersi PTFE. Setelah pendinginan, siap untuk setiap langkah perakitan
akhir, dan pengemasan dan pengiriman.
12
BAB V
ALTERNATIF MATERIAL DARI TEFLON
(polytetrafluoroethylene (PTFE))
13
Salah satu arah yang paling kuat dalam penelitian graphene ini telah membuka
celah dalam spektrum elektronik graphene, yaitu, untuk membuat semikonduktor dari
graphene metalik. Hal ini seharusnya memungkinkan banyak aplikasi dalam
elektronik. Fluorographene, diketahui bisa menjadi semikonduktor bercelah luas dan
secara optik bersifat transparan bagi cahaya tampak, tidak seperti graphene yang
merupakan semimetal.
14
BAB VI
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Teflon adalah nama merk dari sebuah compound polimer yang ditemukan
oleh Roy J. Plunkett (1910–1994) di DuPont pada 1938 dan diperkenalkan sebagai
produk komersial pada 1946. Teflon merupakan sebuah fluoropolimer thermoplastik.
Teflon adalah nama dagang terdaftar dari bahan plastik yang sangat berguna yaitu
Poly Tetra Fluoro Ethylene (PTFE). PTFE adalah salah satu kelas dari plastik yang
dikenal sebagai fluoropolymers.
Teflon memiliki titik lebur yang sangat tinggi, dan juga stabil pada suhu
sangat rendah. Teflon sangat tahan panas dan tahan korosi. Teflon merupakan bahan
yang sangat baik untuk melapisi bagian-bagian mesin yang terkena panas, pakaian,
dan gesekan, untuk peralatan laboratorium yang harus tahan korosif bahan kimia, dan
sebagai lapisan untuk peralatan masak dan peralatan lainnya.
15
Sehingga kesimpulan dari makalah ini disimpulkan bahwa material untuk
membuat Teflon dapat digantikan tetapi masih perlu penelitian lebih lanjut agar hasil
lebih sempurna.
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari unsur kesempurnaan, maka dari itu mohon kritik
dan saran dari berbagai pihak. Kurangnya jumlah referensi dan lainnya menyebabkan
kurang detailnya makalah tentang teflon. Dengan penuh harapan, “TEFLON” yang
saat ini limbahnya masih mengkhawatirkan karena dampaknya terhadap lingkungan,
dapat dikembangkan lebih baik lagi, apalagi saat-saat sekarang yang lagi nge-trend
tentang “green production” yang limbahnya dapat terurai oleh lingkungan dan dapat
digunakan kembali (reduce, reuse, recycling). Tak ada gading yang tak retak, semua
pasti ada kesalahan. Semoga proses pembelajaran ini dapat menjadi acuan untuk
menuju yang lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Politetrafluoroetilena
17