Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

Makhluk hidup dibentuk oleh sel, ada yang dibentuk oleh satu sel atau
uniseluler, misalnya bakteri atau dapat berupa kumpulan sel atau multiseluler, misalnya
manusia, hewan dan tumbuhan. Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan
struktur fungsional makluk hidup. Dan telah kita ketahui juga bahwa sel merupakan
unit terkecil dan sederhana yang menyusun tubuh suatu organisme. Di dalam sel
berlangsung semua kegiatan kehidupan seperti respirasi, ekskresi, transportasi, dan
sintesis. Singkatnya, sel merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup
dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan. Sel pertama kali ditemukan
oleh Robert Hooke pada tahun 1665. Semua makhluk hidup tersusun dari sel. Selain
itu, sel juga merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada makhluk hidup. Sel
sebagai unit struktural bermakna bahwa sel merupakan penyusun yang mendasar bagi
tubuh makhluk hidup. Setiap sel tersusun atas berbagai bagian, yaitu membran plasma,
inti sel (nukleus), sitoplasma dan organel sel. Sel-sel yang sama akan melakukan fungsi
yang sama pula. Sel sebagai unit fungsional bermakna bahwa sel melakukan suatu
fungsi atau kegiatan proses hidup. Salah satu penyusun sel adalah membran sel.
Membrane sel merupakan batas kehidupan. Membran plasma atau membran sel
memisahkan sel yang “hidup” denagn lingkungan sekitarnya yang “tidak hidup”.
Struktur dan fungsi dari membran plasma tentunya memiliki karakteristik tersendiri.
Membran sel (bahasa Inggris: cell membrane, plasma membrane) adalah bagian sel
yang memisahkan sel dengan lingkungan di luar sel, terutama untuk melindungi inti sel
dan sistem kelangsungan hidup yang bekerja di dalam sitoplasma. Membran sel
merupakan salah satu bagian dari sel yang berfungsi untuk membatasi isi sel dari
lingkungan luarnya. Pada awal perkembangannya membran sel memiliki berbagai
macam model berdasar pada hasil percobaan yang telah dilakukan oleh beberapa orang
saintis di jaman dahulu. Akan tetapi model membran sel yang dianut hingga saat ini
ialah model mosaik fluida. Hal tersebut didasarkan atas adanya beberapa alasan yang
berhubungan dengan substansi penyusun membran sel. Adapun substansi penyusun
membran sel ialah lipid, protein, dan karbohidrat. Didalam makalah ini akan dijelaskan
lebih rinci mengenai struktur membran sel.

1
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Membran Sel

Membran sel dikenal dengan nama membran biologis, meliputi membran


plasma atau plasmalemma dan membran sejumlah organel yang terdapat di dalam
sel.Membran plasma membatasi isi sel dari lingkungan luarnya. Secara umum
membran sel terdiridari senyawasenyawa lipida, protein dan karbohidrat.
Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari dua
lapisan fosfolipid dengan protein tertanam. Membran sel memisahkan isi sel dari
lingkungan luarnya, dan itu mengatur apa yang masuk dan keluar sel. Pada hewan
membran plasma adalah meliputi baian terluar dari sel sedangkan pada tumbuhan,
jamur, dan beberapa bakteri terletak di bawah (dinding sel). Membran plasma
terbuat dari lapisan ganda lipid khusus, yang dikenal sebagai fosfolipid.
Fosfolipid adalah molekul lipid dengan hidrofilik (“suka air “) kepala dan
dua ekor hidrofobik (“benci air”). Karena sifat hidrofilik dan hidrofobik fosfolipid,
molekul harus diatur dalam pola tertentu karena hanya bagian-bagian tertentu dari
molekul dapat secara fisik berada dalam bersentuhan dengan air. Ingat bahwa ada
air di luar sel, dan sitoplasma di dalam sel adalah sebagian besar air juga. Jadi
fosfolipid tersebut diatur dalam lapisan ganda (bilayer) untuk menjaga sel terpisah
dari lingkungannya. Lipid tidak bercampur dengan air (ingat bahwa minyak adalah
lipid), sehingga lapisan ganda fosfolipid dari membran sel bertindak sebagai
penghalang, menjaga air keluar dari sel, dan menjaga sitoplasma di dalam sel.
Membran sel memungkinkan sel untuk tetap utuh secara struktural dalam
lingkungan berbasis air.
Membran Sel adalah bagian protoplasma yang berbentuk lapisan tipis dan
berfungsi membatasi isi sel dengan lingkungannya. Membran plasma bukan hanya
sekedar pembungkus yang bersifat inert, tetapi mengandung banyak enzim penting
dan system transpor. Selain itu, pada permukaan membran plasma terletak banyak
reseptor yang berbeda-beda untuk mengenali sel lain, mengikat hormon tertentu,
dan merasakan berbagai isyarat lain yang berasal dari lingkungan luar (Amar.
2010). Membran sel atau membran plasma adalah batas yang memisahkan sel dari
sel lain atau dari benda disekelilingnya. Struktur membran sel terdiri atas lapisan

2
tipis yang tebalnya sekitar 8 nm. Seperti membran biologis lainnya, membran
plasma juga memiliki sifat selektif permeabel. Sifat selektif permeabel adalah
kemampuan membran untuk menyeleksi beberapa substansi yang dapat
melintasinya dengan mudah dan substansi lain tidak bisa melintasinya. Membran
membatasi suatu larutan yang mempunyai komposisi berbeda dari larutan
sekelilingnya, tetapi masih bisa melakukan penyerapan nutrisi dan pembuangan
limbah. Struktur membran sel terdiri atas lapisan fosfolipid, hidrofilik, dan
hidrofobik. Adapun gambar strukturnya bisa Anda lihat pada gambar dibawah:

2.2 Struktur Membran Sel


Membran sel adalah lapisan terluar dari sel hidup. Membran sel
mengendalikan lalu-lalang zat kedalam dan keluar sel. Sebuah pandangan yang
lebih tua mengenai membran sel, yaitu hipotesis membran unit, mendeskripsikan
membran sebagai dua lapisan protein yang rapat (lapisan luar dan lapisan dalam)
yang mengelilingi lapisan fosfolipid yang lebih tebal namun tidak sebegitu rapat.
Teori tentang membran plasma telah banyak dikemukakan oleh para
pakar, dan teori yang masih berlaku hingga saat ini adalah teori membran plasma
yang diajukan oleh Singer dan Nocolson 1972 dengan nama teori Fluid Mozaic
Model. Menurut teori ini membran plasma terdiri dari lapisan lemak bimolekuler,
yang disana sini terputus oleh adanya molekul protein. Beberapa molekul protein
berada dipermukaan membran, terikat pada permukaan lemak yang berkutub,
diberi nama protein perifer atau protein ektrinsik. Sebagian lagi dari molekul
protein itu menyusup ke bagian dalam membran plasma diantara lapisan lemak
yang bimolekuler tersebut, dengan salah satu permukaannya atau kedua
permukaannya menyemul dipermukaan membran.
Kadang-kadang molekul protein yang menyusup lintas membran ini
berdampingan sehingga antara keduanya terbentuk suatu porus pada membran
plasma. Molekul protein yang menyusup kedalam membran plasma ini dinamakan
protein integral atau protein intrinsik. Baik molekul protein maupun molekul

3
lemak membran plasma ini kadang-kadang mengikat karbohidrat. Karbohidrat-
karbohidrat ini diperkirakan bertanggung jawab atas fenomena fisiologis, antara
lain adhesi antar sel dalam jaringan, dan pengenalan antar sel. Cara sel mengenal
sel lain adalah dengan memberi kunci pada molekul permukaan membran yang
berupa molekul karbohidrat. Karbohidrat membran ini biasanya berupa
ologosakarida bercabang dengan kurang dari 15 satuan gula, berikatan secara
kovalen membentuk glikolipid atau glikoprotein. Oligosakarida membran luar
berbeda dari satu spesies ke spesies lain, dan bahkan dari satu sel ke sel lain dalam
satu individu. Keberagaman molekul dengan lokasi yang berbeda pada permukaan
sel membuat oligosakarida berfungsi sebagai penanda yang membedakan satu sel
dengan sel lainnya.
Para ilmuwan mulai menyusun model molekular membran beberapa
dasawarsa sebelum membran terlihat pertama kali dengan menggunakan
mikroskop elektron pada tahun 1950-an. Pada tahun 1915, membran yang diisolasi
dari sel darah merah dianalisis secara kimiawi dan ternyata sel tersebut tersusun
dari lipid dan protein. Sepuluh tahun kemudian, dua ilmuwan Belanda, E.Gorter
dan F.Grendel, menalar bahwa membran sel pastilah berupa lapisan ganda
fosfolipid. Lapisan ganda molekul semacam itu dapat hadir sebagai perbatasan
stabil diantara dua kompartemen yang berisi air karena susunan molekularnya
melindungi ekor hidrofobik fosfolipid dari air sambil memaparkan kepala yang
hidrofilik ke air.
Dengan membangun gagasan bahwa lapisan ganda fosfolipid
merupakan bahan utama membran, maka pertanyaan berikutnya adalah tentang
lokasi protein. Walaupun kepala fosfolipid bersifat hidrofilik, permukaan
membran yang terdiri atas lapisan ganda fosfolipid murni menempel ke air lebih
lemah daripada permukaan membran biologis. Berdasarkan data ini, pada tahun
1935, Hugh Davson dan James Danielli menyatakan bahwa perbedaan ini bisa di
jelaskan jika ke dua sisi membran dilapisi protein hidrofilik. Mereka mengajukan
model ratu lapis (sandwich): suatu lapisan ganda fosfolipid diantara dua lapisan
protein.
Ketika para peneliti menggunakan mikroskop elektron pertama kali
untuk mempelajari sel pada tahun 1950-an, foto-foto yang diperoleh tampaknya
mendukung model Davson-Danielli. Pada tahun 1960-an, model roti lapis Davson-
Danielli telah di terimah luas bukan hanya sebagai struktur membran plasma,

4
melainkan juga sebagai struktur semua membran internal sel. Akan tetapi, pada
pengujung dasawarsa itu, banyak ahli biologi sel menyadari dua masalah dalam
model tersebut. Masalah pertama adalah generalisasi bahwa semua membran sel
identik. Sementara membran plasma tebalnya 7-8 nm dan terlihat berstruktur tiga
lapis pada mikrograf elektron, membran dalam mitokondria tebalnya hanya 6 nm
dan terlihat seperti jejeran manik-manik. Membran mitokondria juga memiliki
persentase yang lebih tinggi dalam hal protein serta berbagai jenis fosfolipid dan
lipid jenis lainnya. Singkatnya, membran dengan fungsi yang berbeda akan
memiliki komposisi kimiawi dan struktur yang berbeda pula.
Masalah kedua yang lebih serius dari model roti lapis adalah
penempatan protein. Tidak seperti protein yang larut dan sitosol, protein membran
tidak terlalu larut dalam air, karena bersifat amfipatik,; artinya, protein membran
memiliki wilayah hidrofobik sekaligus hidrofilik. Jika protein semacam itu
melapisi permukaan membran, bagian hidrofobiknya akan berada dalam
lingkungan yang mengandung air.
Pada tahun 1972, S. J. Singer dan G. Nicolson mengajukan hipotesis
bahwa protein membran tersebar, satu-satu terselip pada lapisan ganda fosfolipid,
dengan wilayah hirofilik yang menonjol keluar. Susunan molekular ini akan
memaksimalkan kontak wilayah hidrofilik pada protein dan fosfolipid dengan air
dalam sitosol dan cairan ekstraselular, sambil memberikan lingkungan yang tak
berair untuk wilayah hidrofibiknya. Pada model mosaik fluid ini, membran
merupakan siatu mosaik dari molekul-molekul protein yang bergerak naik-turun
dalam lapisan ganda fosfolipid yang bersifat fluid.
Metode persiapan sel untuk mikroskopi elektron yang disebut freeze-
fracture telah mendemonstrasikan secara visual bahwa protein memang tertanam
dalam lapisan ganda fosfolipid milik membran. Freeze-fracture membelah
membran disepanjang bagian tengah lapisan ganda fosfolipid, mirip dengan
membuka setangkup roti lapis berselai kacang sampai kedua iris roti terpisah.
Ketika lapisan-lapisan membran dilihat dengan mikroskop elektron, interior
lapisan ganda tanpak berbintil-bintil, dengan partikel protein tersebar dalam
matriks halus, seperti dalam model mosaik fluid. Beberpa protein ikut bergerak
bersama salah satu lapisan atau yang satunya lagi, mirip lapisan selai kacang
dalam roti lapis tadi.

5
Model-model tersebut merupakan hipotesis, menggantikan satu model
struktur membran dengan model lain tidak berarti model yang awal tidak berguna.
Penerimaan atau penolakan suatu model bergantung pada seberapa sesuai model
itu dengan hasil pengamatan dan seberapa baik menjelaskan hasil percobaan.
Model yang baik juga menghasilkan prediksi yang membentuk riset mendatang.
Model-model mengilhami percobaan, dan hanya segelintir model yang sukses
melalui uji-uji ini tanpa modifikasi. Temuan baru dapat menyebabkan suatu model
ketinggalan zaman; bahkan kalaupun iya, model lama itu mungkin tidak dibuang
seluruhnya, melainkan direvisi agar memuat hasil pengamatan baru. Model mosaik
fluid terus menerus diperbaiki. Misalnya, riset terbaru menunjukkan bahwa
tanpaknya membran ‘lebih bersifat mosaik daripada bersifat fluid’. Seringkali
banyak protein berasosiasi secara semipermanen dalam area-area khusus, tempat
molekul-molekul itu melaksanakan fungsi bersama. Selain itu, membran mungkin
jauh lebih dipadati oleh protein daripada yang dibayangkan dalam model mosaik
fluid yang klasik.
Menurut Dalle (2007:1) Ada beberapa teori tentang struktur dari
membran sel diantaranya :
a. Gortel & Grendel (1925)
1. Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang
mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang tidak dapat
larut dalam air tetapi dapat larut dalam minyak).
2. Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus
hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer.

b. Davson & Danielli (1954)


Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein
globular yang melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan luar
dan dalam membran.

6
c. Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida
Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukum
termodinamika untuk menjelaskan struktur membran sel. Model mosaik fluida
yang dikembangkan pada tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson
memperkenalkan ide baru tentang penyebaran lipid dan protein pada membran,
karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan (berpikir ilmiah) tentang
struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru dengan dalil (sasaran)
yang meyakinkan bahwa protein terpancang secara langsung pada membran
bilayer. Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan didalamnya terdapat
dua tipe protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan dapat larut pada
air (polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar larut air
(nonpolar) (Anonim,C,2011:1)

Adapun struktur membrane sel dari berbagai teori, beikut struktur umum
membrane sel :
Membran sel atau membran plasma merupakan struktur yang
menyerupai selaput yang bertugas untuk memisahkan sel yang hidup dengan
lingkungannya yang mati.Membran ini berupa lapisan yang sangat tipis dan
memiliki sifat permeabelitas selektif, hal ini berarti bahwa membrane ini
memungkinkan beberapa substansi dapat melewatinya dengan mudah dari pada
substansi yang lain sehingga sel memiliki kemampuan untuk membedakan
pertukaran kimiawi dengan lingkungan disekitarnya.

7
Membran sel merupakan mosaic fluida yang terdiri atas lipid, protein,
dan karbohidrat. Lapisan lipid pada membran sel membentuk suatu lapisan
bilayer. Membran sel haruslah bersifat fluida agar dapat bekerja secara
maksimal, membran itu biasanya sekental minyak salad.Apabila membeku
maka permeabelitasnya akan berubah dan protein enzimatik didalamnya
mungkin mejadi inaktif.Hal ini berarti bahwa sifat mosaik fluida dari membra
sel ditentukan oleh substansi penyusun membran sel itu sendiri.
Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan
protein (lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol
umumnya berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein penyusun
membran sel terutama terdiri dari glikoprotein, Berikut adalah penyusun
membrane sel :

1) Lipid
Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic: fosfolipida, glikolipid,
dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing ter-gantung pada jenis sel, tetapi
dalam sebagian besar kasus fosfolipid yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe
lipid, yaitu:

a. Fosfolipid.
Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian
kepala memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan.
Bagian kepala karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air,
sedangkan bagian ekor bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air.
Fosfolipid digolongkan sebagai lipid amfipatik.

Gambar 2.4.Struktur Fosfolipid (Campbell,2000).

8
b. Kolesterol
Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul
lipid). Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak
mengandung kolesterol. Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida membran
lainnya dan tidak terlalu bersifat amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol
yang bersifat hidrofilik menentukan orientasi molekul ini pada membran sel.
Gugus hidroksil berada pada bagian permukaan membran. Kolestrol pada
membrane sel berfungsi untuk mengatur fluiditas dan stabilitas mebran serta
mencegah asam lemak lebih merapat dan mengkristal dengan meningkatkan
suhu pretransisi.

Gambar 2.5.Kolesterol (Dalle,1983)

c. Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah
istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula
tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau
pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida
2. Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara
keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan
sistem informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan
protein yang berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral.
Jumlah protein berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya bagi
spesies tersebut. Terdapat 4 kelompok protein:

9
a) Protein peripheral
Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang
membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.
b) Protein integral
Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik
yang menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol
dari dua permukaan bilayer. berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang
ukurannya lebih besar.
c) Protein transmembran
Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan
lipid/transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein,
hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik.
Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah
luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi.
d) Protein yang berikatan dengan lipid
Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau
sitoplasmik.
Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:
a. Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,
b. Menerima isyarat (signal) hormonal,
c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,
d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan
senyawa-senyawa ekstraseluler.

Gambar 2.6. Protein Membran (Campbell,2000).

3. Karbohidrat
Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan
dengan lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat
pada permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Pada sel

10
epitel glikolipid terdapat pada permukaan apical yang terpapar dan berfunsi
untuk melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat pada
membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan
glikoprotein. Pada membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat.
Karbohidrat dalam lemak berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak
dan protein. Peran penting karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel :
a. Sistim kekebalan
Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap
kekhasan sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan
sistem kekebalan (imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri
dari sel asing. Sel asing dapat dikenali sebagai sel asing, karena
glikoprotein pembentuk membrannya memiliki karbohidrat yang berbeda
dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk membran sel penerima.
Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.
b. Pengenalan sel
Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya.
Penting pada perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel
asing oleh sistem imun.

11
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Membran sel dikenal dengan nama membran biologis, meliputi membran
plasma atau plasmalemma dan membran sejumlah organel yang terdapat di dalam
sel.Membran plasma membatasi isi sel dari lingkungan luarnya. Secara umum
membran sel terdiridari senyawasenyawa lipida, protein dan karbohidrat. Membran
Sel adalah bagian protoplasma yang berbentuk lapisan tipis dan berfungsi membatasi
isi sel dengan lingkungannya. Membran plasma bukan hanya sekedar pembungkus
yang bersifat inert, tetapi mengandung banyak enzim penting dan system transport.
Struktur membrane sel terbagi menjadi tiga yaitu menurut Gortel & Grendel (1925),
Davson & Danielli (1954) dan Singer & Nicholson (1972) Model Mozaik Fluida.
Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan protein (lipoprotein).
Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol umumnya berupa kolesterol.
Menurut Ardiyanto (2011:1) protein penyusun membran sel terutama terdiri dari
glikoprotein.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2018.Struktur dan Fungsi Membran Sel. Diambil Dari Internet Online


http://www.academia.edu/30486570/STRUKTUR_DAN_FUNGSI_MEMBRAN_
SEL. Di akses pada tanggal 13 November 2018 pukul 17.34 WIB
Anonim.2018.Membran Sel. Diambil Dari Internet Online http:// www.academia.edu/
8314315/Membran_sel_kelompok_8. Di akses pada tanggal 13 November 2018
pukul 17.34 WIB
Anonim.2018.Membran Sel. Diambil Dari Internet Online https://www.academia
.edu/34116426/BAB_I_PENDAHULUAN_1.1_Latar_Belakang_Masalah.Di akses
pada tanggal 13 November 2018 pukul 17.34 WIB
Anonim.2018.Membran Sel. Diambil Dari Internet Online https://www.biologi-
sel.com/2012/06/membran-plasma.html. .Di akses pada tanggal 13 November 2018
pukul 17.34 WIB

13

Anda mungkin juga menyukai