Sejarah Dan Biografi Imam Hafash 2
Sejarah Dan Biografi Imam Hafash 2
(Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas perkuliahan Ilmu tajwid dan Tahsin Al-Qur’an)
TUGAS KELOMPOK
Disusun oleh :
Kelas E
FAKULTAS USHULUDDIN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT,
yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan penulisan makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua, dan dengan adanya
penyusunan makalah ini, diharapkan pembaca dapat belajar dengan baik dan
benar mengenai “Sejarah dan Biografi Imam Hafash”.
Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dengan refleksi menjadi pribadi
yang lebih produktif.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 15
B. Saran ...................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan membahas materi
tentang “Sejarah dan Biografi Imam Hafash” sehingga kita dapat
mengetahui sejarah bacaan Al-Qur’an yang diriwayat oleh imam Hafash.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Qira’at Al-Qur’an ?
2. Apa saja kriteria qira’at yang diterima ?
3. Bagaimana biografi Imam ‘Ashim ?
4. Bagaimana biografi Imam Hafash ?
5. Bagaimanakah sanad bacaan Imam Hafash ?
6. Mengapa di Indonesia terkenal riwayat Imam Hafash ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu Qira’at.
2. Untuk mengetahui apa-apa saja kriteria qira’at yang diterima.
3. Untuk mendeskripsikan biografi Imam ‘Ashim.
4. Untuk mendeskripsikan biografi Imam Hafash.
5. Untuk mengetahui sanad bacaan Imam Hafash.
6. Untuk mengetahui sebab terkenalnya riwayat Imam Hafash di
Indonesia.
1
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2013), hlm. 242-243.
BAB II
PEMBAHASAN
القراءة ىي اختالف ألفاظ الوحي املذكور يف كتابة احلروف أوكيفية النطق هبا من
ختفيف وتثقيل وغريمها
“Qira’ah adalah perbedaan lafadzh-lafadzh wahyu yang disebutkan (Al-
Qur’an) dalam penulisan huruf, atau cara mengucapkan lafadzh Al-
Qur’an seperti ringan dan berat serta lainnya.”
Adapun kriteria diterimanya Qira’ah itu ada tiga hal, sebagai berikut:
1. Qira’at tersebut harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab.
2. Sanad dari riwayat yang menceritakan qira’at-qira’at tersebut harus
shahih.
3. Bacaan dari qira’at tersebut harus cocok diterapkan kepada salah satu
mushaf Utsman
2
Anshori, Ulumul Qur’an; Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan (Jakarta: Rajawali
Press, 2014), hlm. 143-144.
3
Muhammad Ali Ash-Shaabuuniy, Studi Ilmu Al-Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 1998),
hlm. 15.
4
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2013), hlm. 340-341.
Oleh karena itu, Qira’at Al-Qur’an yang shahih harus memenuhi ketiga
kriteria di atas. Sebab, qira’ah yang demikian itu termasuk salah satu dari
Sab’atu ahrufin (tujuh macam bacaan diturunkannya Al-Qur’an).
Ibnul Jauzi dalam Kitab Munjidul Muqrin mengganti syarat-syarat
kedua (harus shahih sanadnya) dengan harus mutawatir. Karena, riwayat
Al-Qur’an tidak bisa diterima kecuali dengan sanad mutawatir. Contoh,
sanad-sanad qira’at yang lebih dari qira’at asyrah itu sanadnya shahih
semua, akan tetapi berupa hadis ahad yang tidak mutawatir, sehingga
bukan Al-Qur’an dan tidak dapat diterima. Yang dapat diterima harus yang
sanadnya mutawatir saja.5
Tujuh macam qira’at atau yang dikenal dengan sebutan qira’at tujuh itu
adalah qira’at yang dipopulerkan oleh tujuh orang imam, yaitu Imam Nafi,
Ibnu Katsir, Abu Amr, Ibnu, Amir, Ashim, Hamzah, dan Kisa‟i.
Adapun biodata para Imam tujuh tersebut berikut dua orang perawinya
adalah sebagai berikut:
1. Imam Nafi, nama lengkapnya Nafi Al-Madani Ibnu Abdurrahman
bin Abi Nu’aim Abu Ruwaim al-Laitsi. Lahir tahun 70 H dan wafat
tahun 169 H. Beliau termasuk Imam tsiqah yang berasal dari
Ashbahan. Beliau belajr qira’at dari Abi Ja’far Yazid bin Al-Qa’qa’
Al-Madani, Ibnu Hurmuz Al-A’raj, dan Muslim bin Jundub. Semua
guru Nafi ini mempelajari qira’at dari sahabat seperti Ibnu Abbas,
Abu Hurairah, Ubay, dan Az-Zubir bin Al-Awwam.6 Adapun dua
orang perawinya yang terkenal adalah:
a. Qalun, nama lengkapnya Abu Musa Isa bin Mina az-Zarqa,
penguasa Bani Zahrah. Lahir pada tahun 120 H dan meninggal
tahun 220 H. Beliau seorang Qari’ penduduk Madinah dan
sekitarnya.
5
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2013), hlm. 345-346.
6
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an (Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 52.
b. Warsy, nama lengkapnya Utsman bin Sa’id al-Qibthi al-
Mishri, penguasa Quraisy. Lahir tahun 110 H dan meninggal
pada tahun 197 H di Mesir.7
2. Ibnu Katsir, nama lengkapnya Abdullah Abu Ma’bad al-Athar ad-
Dari al-Farisi al-Makki. Lahir pada tahun 45 H dan meninggal
tahun 120 H. Beliau belajar qia’at dari sahabat Nabi SAW ialah
Abdullah bin Sa’ib.8 Adapun dua orang perawinya yang terkenal
adalah:
a. Al-Bazzi, nama lengkapnya Ahmad bin Muhammad bin
Abdullah Abu al-Hasan al-Bazzi. Beliau seorang qari’ di
Makkah dan Muadzin di masjid al-Haram. Lahir pada tahun
170 H dan meninggal pada tahun 250 H.
b. Qunbul, nama lengkapnya Muhammad bin Abdurrahman
alMakhzumi Abu Umar al Makki. Beliau lahir pada tahun 195
H dan meninggal pada tahun 291 H.9
3. Abu Amr bin al-Ala, nama lengkapnya Zabban bin al-Ala at-
Tamimi al-Mazani al-Bashari. Lahir pada tahun 68 H dan
meninggal tahun 154 H. Adapun dua orang perawinya yang
terkenal adalah:
a. Ad-Duri, nama lengkapnya Hafsh bin Umar Abu Umar al-Azdi
alBaghdadi an-Nahwi adh-Dharir. Wafat tahun 26 H.
b. As-Susi, nama lengkapnya Shaleh bin Zaid Abu Syu’ib as-Susi
ar-Ruqi. Beliau muqri’ dhabit dan tsiqah dan meninggal tahun
261 H.
4. Ibn Amir ad-Dimasyqi, nama lengkapnya Abdullah Abu Imran
alYahshabi. Beliau seorang Imam qira‟ah di Syam. Lahir tahun 21
H dan meninggal tahun 118 H. Adapun dua orang perawinya yang
terkenal adalah:
7
Anshori, Ulumul Qur’an; Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, hlm. 152.
8
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, hlm. 52.
9
Anshori, Ulumul Qur’an; Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, hlm. 152.
a. Hisyam bin Ammar, nama lengkapnya Abu al-Walid as-
Sullami adDimasyqi. Bliau seorang imam, khatib, dan mufti
penduduk Damaskus. Lahir tahun 153 H dan meninggal tahun
245 H.
b. Ibnu Dzakwan, nama lengkapnya Abu Amr Abdullah bin
Ahmad al-Fahri ad-Dimasyqi. Lahir tahun 173 H dan
meninggal tahun 242 H. Beliau seorang qari’ di Syam dan
Imam di Masjid Jami’ Damaskus.
5. ‘Ashim bin Abi an-Najud al-Kufi, nama lengkapnya Abu Bakar
Ibnu Bahdalah al-Hannath. Penguasa Bani As’ad, qari’ terkemuka
di Kufah. Meninggal tahun 127 H. Adapun dua orang perawinya
yang terkenal adalah:
a. Syu‟bah, nama lengkapnya Abu Bakar bin ‘Iyasy al-Asadi an-
Nahsyali al-Kufi al-Hannath. Lahir tahun 95 H dan meninggal
tahun 193 H.
b. Hafsh bin Sulaiman, nama lengkapnya Abu Umar al-Asadi al-
Kufi al-Bazzar. Lahir tahun 90 H dan meningGal tahun 180 H.
10
Kadar M. Yusuf, Studi Al-Qur’an, hlm. 53.
119 H dan wafat tahun 189 H. Adapun dua orang perawinya yang
terkenal adalah:
a. Abu al-Haris, nama lengkapnya al-Laits bin Khalid al-
Baghdadi dan wafat tahun 240 H.
b. Ad-Duri, nama lengkapnya Hafsh bin Umar Abu Umar al Azdi
al-Baghdadi an-Nahwi adh-Dharir. Wafat tahun 246 H.11
Nama lengkap Imam Ashim adalah Ashim bin Bahdalah bin Abi
Al Najud Al Asdy Al Kufi.Beliau meriwayatkan Al-Qur'an dari Hamid Al
Thawil, Zahwan Abi Shaleh Al-Saman dan Zir bin Hubaysh.Imam Ahmad
bin Hanbali berkata: Ashim adalah orang yang shaleh , mahir membaca
Al-qur’an . Ia juga adalah orang yang tsiqah. Imam An-nasai berkata: tidak
ada hal yang tercela pada dirinya. Menurut ibnu hajar adalah orang yang
shodiq, menguasai Qira’at dan hadis hadistnya dalam kitab sahihain.
11
Anshori, Ulumul Qur’an; Kaidah-kaidah Memahami Firman Tuhan, hlm. 153-154.
“Sebaik baik kalian adalah orang belajar Alquran dan
mengajarkannya”.
Ketika beliau mendengarkan hadis tersebut, beliau segera
menjadikan sebagai prinsip hidup dan mendorongnya untuk terus
mengerjakan Al-Qur’an kepada murid muridnya. Dari ulama besar inilah
terbentuk imam besar dalam bidang Qira’at yaitu Imam Ashim bin
Bahdalah.
‘Ashim meriwayatkan Al-Quran dari Abi Rimtsah (sahabat rasul)
kemudian Zir bin Hubaysh dan Abi Wail. Dan membaca Al-Qur’an dari
Abu Abdurrahman al-Sulami dan wafat pada tahun 128 Hijriah. Ada yang
mengatakan pada tahun 129 H.12
Diantara murid Imam ‘Ashim yang terkenal ada dua orang yaitu
Syu’bah (193 H) dan Hafash (180 H). Namun, disini hanya di paparkan
biografi imam hafas saja karena beliau lah yang banyak diikuti bacaannya
oleh mayoritas umat islam di Indonesia.
Nama lengkapnya adalah Abu Amr Hafash bin Sulaiman bin Al-
Mughirah Al-Bazzas. Ada banyak gelaran yang dimiliki oleh imam ini,
salah satunya adalah “al-Hujjah”, tsabat (mantap), pemilik riwayat yang
terkenal, bahkan tidak berlebihan apabila dikatakan bahawa riwayat Imam
Hafash ini adalah satu-satunya riwayat yang paling banyak dibaca di dunia
Islam. Ia belajar membaca Al-Qur’an pada imam Ashim sedikid sedikit,
lima ayat lima ayat, seperti anak kecil layaknya yang sedang belajar
dengan seorang guru. Ia seorang alim yang paling mengusai qira’at
gurunya, disamping menjadi anak angkatnya karena ia anak istrinya.
Yahya bin Ma’in berkata: “Periwayatan yang paling fashih dalam qira’at
‘Ashim adalah periwayatan Hafash”. Ia meninggal pada tahun 180 H.13
12
Abdul majid Khon, Pratikum Qira’at, (Jakarta: Amzah, 2011), hlm. 33-34.
13
Khairunnas Jamal, Qira’at Imam Ashim, (Pekanbaru: Asa Riau, 2014), hlm. 76-79.
E. Sanad Bacaan Imam Hafash
14
Khairunnas Jamal, Qira’at Imam Ashim, (Pekanbaru: Asa Riau, 2014), hlm. 79-80.
Baik “Qira’at”, “Riwayat”, maupun “Thariq” merupakan Khilaf
wajib. Artinya perbedaan itu harus kita kenali dan diketahui serta
dipraktekkan bagi bacaan yang kita gunakan. Penetapannya bergantung
pada apa yang diterima dan talaqqi kepada guru Al-Qur’an serta kebenaran
sanadnya. Seperti itulah keabsahan bacaan Al-Qur’an sebagaimana
diajarkan dengan metode musyafahah bersambung secara mutawatir.
Dengan demikian bacaan kita adalah bacaan yang bersumber dari
Rasulullah SAW.
Tidak berlebihan jika saat ini bacaan riwayat yang paling banyak
dibaca di muka bumi ini adalah riwayat Imam Hafs. Jika dilihat dari jejak
langkah pengembaraan Imam Hafash ini, maka akan ditemukan bahawa
beliau pernah mengembara dan tinggal di dua negara yang pada saat itu
sebagai ibu kota. Hal ini dibuktikan oleh ungkapan Imam Abi Amr al-
Dani: “Dia belajar daripada Imam ‘Ashim dan diajarkan kepada
masyarakat bacaan tersebut. Kemudian dia tinggal di Baghdad, di sana dia
mengajarkan (bacaannya) dan kemudian tinggal di Makkah, di sana dia
juga mengajarkan (bacaanya).
15
Khairunnas Jamal, Qira’at Imam Ashim, (Pekanbaru: Asa Riau, 2014), hlm. 81-82.
16
Khairunnas Jamal, Qira’at Imam Ashim, (Pekanbaru: Asa Riau, 2014), hlm. 83-84.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Melihat akan pentingnya belajar tajwid, maka kita perlu tahu juga
akan sejarah dan biografi imam yang kita ikuti, supaya kita bisa tahu asal-
usul suatu riwayat dan pelajaran luar biasa dari imam tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1998