Anda di halaman 1dari 14

KESEHATAN MASYARAKAT

PONED DAN PONEK


Dosen Pembimbing : Umaroh, SKM, S.Tr.Keb, M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nida Khonsaa Nabiilah P1337424416004
Laily Kurniyati P1337424416021
Diyah Ayu Puspitasari P1337424416035

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

A. PONED
1. Pengertian PONED
PONED merupakan kepanjangan dari Pelayanan Obstetri Neonatus
Essensial Dasar. PONED dilakukan di Puskesmas induk dengan
pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED
yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta
penanggung jawab terlatih.
Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial Dasar dapat dilayani oleh
puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED
merupakan puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-
kasus rujukan dari polindes dan puskesmas. Polindes dan puskesmas non
perawatan disipakan untuk mealkukuan Pertolongan Pertama Gawat
Darurat Obstetri Dan Neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk
melakukan PONED.

2. Batasan Dalam PONED :


Dalam PONED bidan boleh memberikan
a. Injeksi antibiotika
b. Injeksi uterotonika
c. Injeksi sedative
d. Plasenta manual
e. Ekstraksi vacuum
f. Tranfusi darah
g. Operasi SC

C. Indikator kelangsungan dari PUSKESMAS PONED adalah :


Kebijakan tingkat PUSKESMAS
SOP (Sarana Obat Peralatan)
Kerjasama RS PONED
Dukungan Diskes
Kerjasama SpOG
Kerjasama bidan desa
Kerjasama Puskesmas Non PONED
Pembinaan AMP
Jarak Puskesmas PONED dengan RS

D. Kriteria Rumah Sakit PONED yaitu :


Ada rawat inap
Ada Puskesmas binaan – Rumah Sakit tipe C

E. Tujuan PONED
PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2
jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.

F. Hambatan dan Kendala dalam penyelenggaraan PONED


Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONED dan yaitu :
Mutu SDM yang rendah
Sarana prasarana yang kurang
Ketrampilan yang kurang
Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non
PONED belum maksimal
Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran)
Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memada

G. Tugas Puskesmas PONED

1. Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu


dan Pondok bersalin Desa
2. Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas
wewenang
3. Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan
pra hospital.

H. Syarat Puskesmas Poned

1. Pelayanan buka 24 jam


2. Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24
jam
3. Tersedia alat transportasi siap 24 jam
4. Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan
Dokter Spesialis Obgyn dan spesialis anak
sebagai

I. Petugas pelaksana PONED :

1. Dokter umum 2 orang


2. Bidan 8 orang
3. Perawat
4. Petugas yang telah mendapat pelatihan PONED :
J. Pelayanan yang dilaksanakan
Pelayanan PONED
1) Pelayanan KIA/KB
2) Pelayanan ANC & PNC
3) Pertolongan Persalinan normal
4) Pendeteksian Resiko tinggi Bumil
5) Penatalaksanaan Bumil Resti
6) Perawatan Bumil sakit
7) Persalinan Sungsang
8) Partus Lama
9) KPD
10) Gemeli
11) Pre Eklamsia
12) Perdarahan Post Partum
13) Ab. Incomplitus
14) Distosia Bahu
15) Asfiksia
16) BBLR
17) Hypotermia
18) Komponen pelayanan maternal
Pre eklamsia/eklamsia
Tindakan obstetri pada pertolongan persalinan
Perdarahan postpartum
Infeksi nifas
19) Komponen pelayanan neonatal
Bayi berat lahir rendah
Hipotermi
Hipoglikemi
Ikterus/hiperbilirubinemia
Masalah pemberian nutrisi
Asfiksia pada bayi
Gangguan nafas
Kejang pada bayi baru lahir
Infeksi neonatal
Rujukan dan transportasi bayi baru lahir

K. Faktor pendukung keberhasilan PONED Puskesmas antara lain


1) Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)
2) Sistem rujukan yang mantap dan berhasil
3) Peran serta aktif bidan desa
4) Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakai
5) Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.
6) Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan
standart pelayanan minimal.

Fasilitas dan sumber daya pada level pelayanan kesehatan


Tempat Level SDM Jenis Pelayanan
Polindes I Bidan/ bidan Asuhan bayi baru lahir normal
desa resusitasi

Puskesmas dengan I Bidan/perawat Asuhan bayi baru lahir normal


Rawat Inap Dokter umum Resusitasi
Gangguan nafas ringan
Hipotermi
Hiperbilirubinemia
Kejang
Masalah pemberian ASI (konseling)
BBLR > 1750 gr
Hipoglikemi
Infeksi ringan
Diare dengan dehidrasi ringan

Rumah Sakit 2 Bidan/perawat Asuhan bayi baru lahir normal


Rujukan Dokter Resusitasi
Dokter spesialis Gangguan nafas sedang-berat
Hipotermi
Hiperbilirubinemia
Kejang
Masalah pemberian ASI (konseling)
BBLR < 1750 gr
Hipoglikemi
Infeksi sedang - berat
Diare dengan dehidrasi sedang -berat
syok

B. PONEK

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
PONEK ( Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komperhensif )
1. Pengertian PONEK
PONEK adalah Pelayan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Komprehensif di
Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan :
a. seksia sesaria,
b. Histerektomi,
c. Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih,
d. Perawatan Intensif ibu dan Neonatal,
e. Tranfusi darah.
RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas
PONEK siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin,
nifas dan bayi baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas
rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED.
Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk
menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.

2. Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam


Upaya Pelayanan PONEK :
a. Stabilisasi di UGD dan persiapan untuk pengobatan definitif
b. Penanganan kasus gawat darurat oleh tim PONEK RS di ruang tindakan
c. Penanganan operatif cepat dan tepat meliputi laparotomi, dan sektio saesaria
d. Perawatan intensif ibu dan bayi.
e. Pelayanan Asuhan Ante Natal Risiko Tinggi
Ruang lingkup pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi
atas 2 kelas, antara lain :
a. Ponek Rumah Sakit Kelas C
1. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Fisiologis
2. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Dengan Risiko Tinggi
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
4. Pelayanan Ginekologis
5. Perawatan Khusus / High Care Unit Dan Transfusi Darah
b. Ponek Rumah Sakit Kelas B
1. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Fisiologis
2. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal Dengan Risiko Tinggi
3. Pelayanan Kesehatan Neonatal
4. Pelayanan Ginekologis
5. Perawatan Intensif Neonatal
c. Pelayanan Penunjang Medik
1. Pelayanan Darah
a. Jenis Pelayanan
b. Tempat Pelayanan
c. Kompetensi
d. Sumber Daya Manusia
e. Ruang Pelayanan Darah
2. Perawatan Intensif
a. Jenis Pelayanan
b. Tempat Pelayanan
c. Kompetensi
d. Sumber Daya Manusia
e. Ruang Pelayanan
3. Pencitraan
4. Laboratorium
3. Kriteria Rumah Sakit Ponek 24 Jam
1) Kriteria Umum Rumah Sakit Ponek
a. Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasusemergensi baik
secara umum maupun emergency obstetrik – neonatal.
b. Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit
meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.
c. Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien
kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.
d. Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan
neonatal.
e. Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.
f. Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin
kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.
g. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila
ada kasus emergensi obstetrik atau umum.
h. Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang
dari 30 menit.
i. Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas
sewaktu-waktu,meskipun on call.
j. Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter
kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter
spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.
k. Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.
l. Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti
Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat
penunjang yang selalu siap tersedia.
m. Perlengkapan
1) Semua perlengkapan harus bersih (bebas, debu, kotoran, bercak, cairan dll)
2) Permukaan metal harus bebas karat atau bercak
3) Semua perlengakapan harus kokoh (tidak ada bagian yang longgar atau tidak
stabil)
4) Permukaan yang dicat harus utuh dan bebas dari goresan besar
5) Roda perlengkapan (jika ada) harus lengkap dan berfungsibaik
6) Instrumen yang siap digunakan harus disterilisasi
7) Semua perlengkapan listrik harus berfungsi baik (saklar, kabel dan steker
menempel kokoh)
8) Bahan
9) Semua bahan harus berkualitas tinggi dan jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan unit ini.
2) Kriteria Khusus
a) Sumber Daya Manusia
Memiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :
1. 1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan
2. 1 dokter spesialis anak
3. 1 dokter di Unit Gawat Darurat
4. 3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)
5. 2 orang perawat
b) Tim PONEK Ideal ditambah :
1. 1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi
2. 6 Bidan pelaksana
3. 10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)
4. 1 Petugas laboratorium
5. 1 pekarya kesehatan
6. 1 Petugas administrasi
c) Prasarana dan sarana
Dalam rangka Program Menjaga Mutu pada penyelenggaranaan PONEK harus
dipenuhi hal-hal sebagi berikut :
a. Ruang rawat inap yang leluasa dan nyaman
b. Ruang tindakan gawat darurat dengan instrumen dan bahan yang lengkap
c. Ruang pulih / observasi pasca tindakan
d. Protokol pelaksanaan dan uraian tugas pelayanan termasuk koordinasi internal
4. Manajemen
Direktur RS melaksanakan komitmen untuk menyelenggarakan program PONEK
menyelaraskan program RS untuk mendukung program PONEK dalam bentuk SK
Direktur 42 Pedoman Rumah Sakit Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif.
5. Sistem Informasi
PONEK merupakan suatu program pelayanan dimana setiap unsur tim yang ada di
dalamnya melakukan fungsi yang berbeda,sangat membutuhkan keterpaduan,
kecepatan dan ketepatan.
informasi yang ditujukan kepada peningkatan mutu, cakupan dan efektifitas
layanan kepada masyarakat.Keberadaan sistem informasi ditujukan untuk
medukung proses pelaksanaan kegiatan pelayanan di rumah sakit dalam rangka
pencapaian misi yang ditetapkan.
Sistem informasi dimaksud pada PONEK adalah :
a. Sistem informasi sehubungan dengan PONEK yang sejalan dengan visi dan
misi rumah sakit
b. Sistem informasi yang dapat mengintegrasikan seluruh data penting dari kamar
bersalin dan ruang neonatal yang melaksanakan PONEK yang dapat diakses
secara transparan melalui workstation.
c. Sistem informasi yang mampu memberikan peningkatan mutu pelayanan
PONEK bagi pasien, yaitu dengan tersedianya data PONEK yang lengkap dan
akurat.
d. Sistem informasi yang dapat mendukung mekanisme pemantauan dan evaluasi.
e. Sistem informasi yang dapat membantu para pengambil keputusan dengan
adanya ketersediaan data yang lengkap,akurat dan tepat waktu.
f. Sistem informasi yang dapat mendukung kegiatan operasional (rutin) serta
dapat meminimalkan pekerjaan yang kurang memberikan nilai tambah,
meningkatkan kecepatan aktivitas rumah sakit serta dapat menciptaka ‘titik
kontak tunggal’ atau ‘case manager’ bagi pasien.
g. Sistem informasi yang dapat memberdayakan karyawan (empowering).
h. Sistem informasi yang dapat mengakomodasi aktivitas yang dibutuhkan untuk
keperluan penelitian dan pengembangan keilmuannya di bidang obstetri dan
ginekologi dengan ketersediaan teknologi informasi yang mampu untuk
memperoleh, mentransmisikan, menyimpan, mengolah atau memproses dan
menyajikan informasi dan data baik data internal maupun data eksternal.

Dalam sebuah jurnal penelitian yang dilakukan oleh mengatakan:


Terdapat hasil survei dari penelitian yang dilakukan oleh, didapatkan hasil bahwa
dalam implementasi program PONED di Kota Depok didapatkan bahwa 2
Puskesmas mampu PONED sudah baik yaitu Puskesmas Pancoran Mas dan Beji
dengan memenuhi 9 dari 10 indikator yang ditetapkan dalam analisis
implementasi PONED, satu indikator yang belum terpenuhi yaitu aspek
komunikasi antar pemangku kebijakan dengan pelaksana kebijakan. Sedangkan 5
Puskesmas mampu PONED lainnya belum optimal, yaitu Puskesmas cimanggis, ,
Sukmajaya, Tapos, Bojong Sari dan Kedaung. Beberapa indikator yang belum
berjalan dengan optimal yaitu kebijakan untuk penetapan Puskesmas mampu
PONED, indikator SDM karena belum berjalannya tim inti PONED sesuai
keputusan Kepala Puskesmas, komunikasi yang belum efektif, sarana prasarana
yang memadai, struktur organisasi dan SOP yang belum tersedia serta sikap
pimpinan yang belum mendukung. Dalam implementasi program PONED
berdasarkan unsur input sudah berjalan namun belum optimal. Aspek sumber
daya manusia belum dipersiapkan dengan baik. Kendala yang dihadapi dalam
aspek SDM adalah belum optimalnya petugas yang terlibat dalam
penyelenggaraan PONED baik dari kuantitas maupun kualitas. Unsur proses pada
implementasi PONED belum efektif baik dari aspek komunikasi, disposisi,
struktur birokrasi dan lingkungan sosial. Komunikasi yang belum efektif
berdampak pada ketidaktahuan pelaksana terhadap program PONED karena
sosialisasi program PONED belum dilakukan secara berjenjang dari pemangku
kebijakan sampai ke pelaksana kebijakan. Belum adanya penilaian kepatuhan
petugas terhadap SOP serta belum berjalannya tim kendali mutu mengakibatkan
struktur birokrasi belum optimal. Masih adanya sikap pemangku kebijakan tingkat
Puskesmas yang belum memberikan dukungan positif terhadap implementasi
PONED serta lintas program dan lintas sektor yang diharapkan dapat mendukung
implementasi kebijakan belum sesuai dengan perannya menyebabkan aspek
disposisi dan lingkungan sosialpun belum optimal.
Unsur output yang meliputi kegiatan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan
pelayanan PONED belum optimal. Pencatatan indikator kinerja PONED baru ada
dilevel Puskesmas saja dan belum dilakukan analisis terhadap hasil pelayanan.
Begitu pula di tingkat Dinas Kesehatan belum adanya pengolahan dan analisis
data hasil kegiatan PONED. Padahal cakupan kinerja merupakan indikator
keberhasilan sebuah program dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
terhadap perencanaan kegiatan di tahun yang akan datang.

Daftar Pustaka

Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar.


Jakarta.2005. Kebijakan Pelayanan Ibu dan Perinatal di Indonesia. Jakarta.
Handayani Dyan , Anhari Achadi.2017.Analisis Implementasi Program
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Poned) Di Puskesmas Mampu
Poned Kota Depok Tahun 2017

Syafrudin. 2009. Kebidanan Komunitas Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran.


Departemen Kesehatan RI. 2005. Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai