Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN DISKUSI REFLEKSI KASUS (DRK)

Nama Ners. : Ns Desmalayati, Skp. Ns. Isnaeni Uji Rahayu


Unit/Level : ICU Dewasa / Advance Beginner
Tgl/Bln/Thn. :
Topik Diskusi Kasus : ALI pada pemasanganIABP

A. Masalah / Isu yang muncul :


Pasien paska CABG yang terpasang IABP di Ruang ICU, sering di temukan komplikasi salah
satunya adalah ALI

B. Pembahasan

IABP merupakan alat bantu mekanik yang digunakan sementara untuk memberikan bantuan akibat
kegagalan sirkulasi dimana terapi medik tidak berhasil dan pasien dalam kondisi yang mengacam
jiwa. Cateter masuk kedalam aorta melalui arteri femoralis sampai kedalam bagian distal arteri
subclavia sinistra (+/-1cm dibawah arteri subclavia sinistra) sedangkan bagian bawah dari IABP
berada diatas arteri renalis. Dibagian ujung balon dihubungkan dengan mesin IABP yang bisa
ditriger dengan menggunakan gelombang EKG dan gelombang tekanan arteri.

Indikasi Pemasangan :

1. Low Cardiac output

2. Untuk mengurangin ischemic miokard

3. Sebagai support hemodinamik selama dan setelah prosedur ( Cor Angiografi, PTCA,
Weaning CPB )

4. Bridge to Hear Transplantation dn setelah transplantas

Persiapan pasien yang akan dipasang IABP adalah penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang tujuan pemasangan IABP dan segala resiko yang akan terjadi atas tindakan pamasangan
IABP, surat ijin tindakan juga harus dimintakan kepada keluarga setelah dokter memberikan

penjelasan kepada pasien dan keluarga yang disaksikan oleh perawat. Lain halnya dengan di kamar
bedah, ICU/ICCU alat alat untuk pemasangan IABP harus disediakan lengkap dengan perawat
setempat, lampu penerang juga harus tersedia. Alat alat bedah untuk melakukan arteriotomi harus
tersedia bila diperlukan. Cara pemasangan harus tepat dan sempurna, waktu tidak boleh terbuang,
foto rontgen harus siap diambil supaya posisi balon dapat segera ditentukan.

Pengertian ALI

Menurut Inter-Society (2007), Konsensus Pengelolaan Penyakit Arteri Peripheral (TASC II), Acute
Limb Ischemia (ALI) didefinisikan sebagai penurunan perfusi tiba-tiba anggota tubuh yang
menyebabkan ancaman potensial terhadap viabilitas ekstremitas (dimanifestasikan dengan nyeri
istirahat iskemik, ulkus iskemik, dan atau gangren) pada pasien yang hadir dalam waktu dua
minggu dari peristiwa akut. Pasien dengan manifestasi yang sama yang hadir lebih dari dua minggu
dianggap memiliki iskemia tungkai kritis.

Menurut IA- Khaffaf (2005), Acute Limb Ischemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi
penurunan aliran darah ke ekstremitas secara tiba-tiba yang menyebabkan gangguan pada
kemampuan pergerakkan, rasa nyeri atau tanda-tanda iskemik berat dalam jangka waktu dua
minggu dan umumnya iskemia akut tungkai disebabkan oleh proses oklusi akut atau adanya
aterosklerosis.

ETIOLOGI

Berikut ini adalah beberapa kemungkinan penyebab dari ALI:

1. Trombosis

Faktor predisposisi terjadi trombosis adalah dehidrasi, hipotensi, malignan, polisitemia, ataupun
status prototrombik inheritan, trauma vaskuler, injuri Iatrogenik, trombosis pasca pemasangan
bypass graft, trauma vaskuler. Gambaran klinis terjadinya trombosis adalah riwayat nyeri hilang
timbul sebelumnya, tidak ada sumber terjadinya emboli dan menurunnya (tidak ada) nadi perifer
pada tungkai bagian distal.

2. Emboli

Sekitar 80% emboli timbul dari atrium kiri, akibat atrial fibrilasi atau miokard infark. Kasus lainnya
yang juga berakibat timbulnya emboli adalah katup prostetik, vegetasi katup akibat peradangan
pada endokardium, paradoksikal emboli (pada kasus DVT) dan atrial myxoma. Aneurisma aorta
merupakan penyebab dari sekitar 10% keseluruhan kasus yang ada, terjadi pada pembuluh darah
yang sehat.
C. Rencana Tindak Lanjut

NO ISU / MASALAH KEGIATAN INDIKATOR


1 Terjadi ALI pada pasien Sebelum Insersi IABP pulsasi teraba
yang terpasang IABP. 1.Kaji warna dan - akral hangat
temperature kulit,observasi - warna kulit merah
terhadap indikasi -tidak dilaporkan adanya nyeri
insuffisiensi arteri dan
perfusi yang jelek seperti
sianosis, motling, pallor,
atau coolness pada tiap-tiap
extremitas.
2.Palpasi dan beri tanda
pada nadi femoral, popliteal, 0=no pulse
dorsalis pedis dan posterior 1=thread pulse
tibial pada kedua tungkai. 2=weak pulse
3.Alat doppler ultrasound 3=normal pulse
portable harus digunakan 4=bounding pulse
untuk menentukan ada atau
tidaknya pulse distal jika
sulit dipalpasi, khususnya
nadi dorsalis pedis dan
posterior tibia.
4. Catat deficit atau
gangguan neurologis pada
extremitas bawah sebelum
pemasangan IABP
Setelah pemasangan kateter
IABP
1.Cek sirkulasi nadi
femoral, popliteal, dorsalis
pedis tiap: 15 menit pada
jam I setelah pemasangan
kateter IABP, tiap 30 menit
pada jam kedua setelah
pemasangan kateter IABP,
tiap 1 jam selama 2jam
setelah pemasangan kateter
IABP dan tiap 4 jam
setelahnya sampai dengan
kateter dicabut.
2.Cek capillary refill pada
kedua extremitas bawah.
Pengecekan sirkulasi
meliputi penggunaan
Doppler imaging pada
lokasi dimana nadi tidak
teraba, bandingkan kedua
extremitas bawah untuk
mendeteksi perbedaan atau
perubahan warna, suhu, dan
sensasi; dan gunakan ABI
untuk mendapatkan
pengukuran sirkulasi yang
lebih kuantitatif.
3.Pertahankan suhu tubuh,
CI, dan SVR mendekati
level normal untuk
meningkatkan perfusi
maximum.
Setelah pencabutan kateter
IABP
1.Kaji warna, suhu dannadi
distal setiap 4jam sampai
dengan pasien pulang.
2.Instruksikan pasien dan
keluarga untuk melaporkan
pada dokter atau RS jika
terjadi perubahan sirkulasi
perifer pada extremitas
bawah.
Kolaborasi :
Saat terjadi iskemia :
 Cabut IABP
 Thrombolectomy
 Partial atau full
amputasi jika
irreversibel

Kepala Ruangan

(............................)

Anda mungkin juga menyukai