4 Integrasi Numerik 1
4 Integrasi Numerik 1
4.1 Pendahuluan
a. Latar Belakang
Integrasi numerik mengambil peranan penting dalam masalah sains dan teknik. Hal
ini mengingat di dalam bidang sains sering ditemukan ungkapan-ungkapam integral
matematis yang tidak mudah atau bahkan tidak dapat diselesaikan secara analitis.
Disamping itu, kadang-kadang fungsi yang integralkan tidak berbentuk analitis
melainkan berupa titik-titik data. Hal ini sering muncul dalam banyak aplikasi teknik.
Oleh sebab itu, kehadiran analisis numerik menjadi penting manakala pendekatan
analitis mengalami kebuntuan.
Dalam laporan kita akan membahas beberapa integrasi numerik yang sangat umum
digunakan untuk memperoleh pendekatan integral fungsi 𝑦(𝑥) pada batas interval
[𝑎, 𝑏]. Secara umum, integral fungsi 𝑦(𝑥) pada interval tersebut dapat dinyatakan
𝑏
𝐼 = ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑎
Dengan suatu fungsi 𝑓(𝑥) terhadap variabel 𝑥 dengan batas-batas integrasi adalah
dari 𝑥 = 𝑎 sampai 𝑥 = 𝑏.
b. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka kita dapat merumuskan masalah, yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana cara agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode
Trapesium Satu Pias
2. Bagaimana cara agar mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode
Trapesium Banyak Pias
c. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka laporan ini memiliki tujuan, yaitu
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode Trapesium Satu Pias
2. Mahasiswa dapat memahami dan menerapkan metode Trapesium Banyak Pias
1
4.2 Landasan Teori
Integrasi numerik merupakan pendekatan dari integrasi analitis untuk
mempermudah mendapatkan solusinya, dimana kadang-kadang suatu integral sulit
diselesaikan dengan analitis. Integrasi numerik merupakan integral tertentu yang
didasarkan pada perkiraan dengan membagi luasan dalam sejumlah pias kecil. Luas
totalnya adalah jumlah dari luas pias semuanya (Maulana, 2012).
Metode integral numerik merupakan integral tertentu yang didasarkan pada
perhitungan perkiraan. Hitungan perkiraan tersebut dilakukan dengan mendekati fungsi
yang diintegralkan dengan fungsi polinomial yang diperoleh berdasarkan data yang
tersedia. Bentuk paling sederhana adalah apabila tersedia dua titik data yang dapat
dibentuk fungsi polinomial orde satu yang merupakan garis lurus (linier).
a. Metode Trapesium Satu Pias
Metode trapesium merupakan integral numerik dengan persamaan polinomial orde
satu. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi 𝑓(𝑥) digantikan dengan garis lurus.
2
b. Metode Trapesium Banyak Pias
Pendekatan dengan metode trapesium satu pias menimbulkan kesalahan sangat
besar. Untuk mengurangi kesalahan yang terjadi maka kurva lengkung didekati oleh
sejumlah garis lurus, sehingga terbentuk banyak pias. Luas bidang adalah jumlah dari
luas beberapa pias tersebut. Semakin kecil pias yang digunakan, hasil yang diperoleh
semakin teliti. menjadi semakin teliti. Pada Gambar 2, panjang tiap pias adalah sama
yaitu ∆𝑥. Apabila terdapat 𝑛 pias, berarti panjang masing-masing pias adalah: ∆𝑥 =
𝑏−𝑎
. Batas-batas pias diberi notai: 𝑥0 = 𝑎, 𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 = 𝑏
𝑛
atau
𝑛−1
∆𝑥
𝐼= [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 )]
2
𝑖=1
3
Cotes membagi absis dalam jarak interval yang tetap. Salah satu metode Newton-Cotes
adalah metode trapesium satu pias. Metode tranpesium merupakan metode Newton-
Cotes orde pertama. Dalam metode ini kurva lengkung dari fungsi 𝑓(𝑥) digantikan oleh
garis lurus. Luasan bidang di bawah fungsi 𝑓(𝑥) antara 𝑥 = 𝑎 dan 𝑥 = 𝑏 didekati oleh
luas trapesium di bawah garis lurus yang menghubungkan antara 𝑓(𝑎) dan 𝑓(𝑏) dimana
𝑎 adalah batas bawah dan 𝑏 adalah batas atas (Marwan, 2015).
4
4.3 Langkah Kerja dan Teladan
a. Langkah kerja
Langah-langkah dalam memulai dalam menggunakan metode bagi dua dengan
Matlab adalah sebagai berikut :
1. Klik “Matlab” pada desktop seperti gambar berikut :
2. Kemudian akan terbuka tampilan awal pada Matlab seperti gambar berikut :
5
b. Teladan
Adapun Teladan dari praktikum ini adalah :
1. Evaluasi fungsi berikut:
4
∫(1 − 𝑒 −𝑥 )𝑑𝑥
0
∫(1 − 𝑥 − 4𝑥 3 + 2𝑥 5 )𝑑𝑥
0
6
c. Listing
1. Listing Program
7
d. Output
8
Gambar 14. Output teladan 2.a dengan Metode
Trapesium Satu Pias
9
4.4 Algoritma dan Flowchart
a. Algoritma
Metode trapesium satu pias
Input : Nilai 𝑎, 𝑏, 𝑛, dan 𝑓(𝑥)
Proses :
1. Definisikan fungsi 𝑓(𝑥) yang akan dicari nilai integralnya
2. Tentukan batas atas dan batas bawah integral
3. Tentukan jumlah pembagi area 𝑛 = 1, karena satu pias
4. Hitung
𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)
𝐼 = (𝑏 − 𝑎)
2
Output : Nilai integral
Metode trapesium banyak pias
Input : Nilai 𝑎, 𝑏, 𝑛, dan 𝑓(𝑥)
Proses :
1. Definisikan fungsi 𝑓(𝑥) yang akan dicari nilai integralnya
2. Tentukan batas atas dan batas bawah integral
3. Tentukan jumlah pembagi area 𝑛
4. Hitung
(𝑏 − 𝑎)
ℎ=
𝑛
5. Hitung
𝑛−1
∆𝑥
𝐼= [𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏) + 2 ∑ 𝑓(𝑥𝑖 )]
2
𝑖=1
10
b. Flowchart
Mulai
𝑎, 𝑏, 𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑓(𝑥)
𝑓(𝑎) + 𝑓(𝑏)
𝐼 = (𝑏 − 𝑎)
2
Nilai integral
Selesai
11
Mulai
𝑎, 𝑏, 𝑛, 𝑓(𝑥)
𝑏−𝑎
ℎ=
𝑛
𝑗𝑠𝑖𝑠𝑖 = 0
𝑖 = 1: 𝑛 − 1
𝑥: = 𝑎 + ℎ ∗ (𝑖 + 1)
Nilai integral
Selesai
12
4.5 Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
13
Gambar 24. Hasil teladan 2.a dengan Metode
Trapesium Satu Pias
14
b. Pembahasan
4
Berdasarkan teladan yang diberikan pada teladan 1, yaitu ∫0 (1 − 𝑒 −𝑥 )𝑑𝑥 kita
diminta untuk menentukan integrasi numerik dengan menggunakan metode trapesium
satu pias dan metode trapesium banyak pias. Untuk metode trapesium satu pias kita
gunakan listing program yang tertera pada gambar 6 dan listing fungsi yang tertera pada
gambar 8 maka diperoleh hasil seperti gambar 20, yaitu nilai integrasi numerik =
1.9633687 dan nilai error = 34.95151. Pada metode trapesium banyak pias kita
gunakan listing program yang tertera pada gambar 7 dan listing fungsi yang tertera pada
gambar 9 maka diperoleh hasil seperti gambar 21 untuk 𝑛 = 2, yaitu nilai integrasi
numerik = 2.7110138 dan nilai error = 10.18124, untuk 𝑛 = 4 pada metode
trapesium banyak pias kita gunakan listing program yang tertera pada gambar 7 dan
listing fungsi yang tertera pada gambar 9 maka diperoleh hasil seperti gambar 22, yaitu
nilai integrasi numerik = 2.9378404 dan nilai error = 2.666229 serta untuk 𝑛 = 6
pada metode trapesium banyak pias kita gunakan listing program yang tertera pada
gambar 7 dan listing fungsi yang tertera pada gambar 9 maka diperoleh hasil seperti
gambar 23, yaitu nilai integrasi numerik = 2.9822235 dan nilai error = 1.195771.
4
Berdasarkan teladan yang diberikan pada teladan 2, yaitu ∫0 (1 − 𝑥 − 4𝑥 3 +
2𝑥 5 )𝑑𝑥 kita diminta untuk menentukan integrasi numerik dengan menggunakan metode
trapesium satu pias dan metode trapesium banyak pias. Untuk metode trapesium satu
pias kita gunakan listing program yang tertera pada gambar 6 dan listing fungsi yang
tertera pada gambar 8 maka diperoleh hasil seperti gambar 24, yaitu nilai integrasi
numerik = 3580 dan nilai error = 223.8843. Pada metode trapesium banyak pias kita
gunakan listing program yang tertera pada gambar 7 dan listing fungsi yang tertera pada
gambar 9 maka diperoleh hasil seperti gambar 25 untuk 𝑛 = 2, yaitu nilai integrasi
numerik = 1852 dan nilai error = 67.55127, untuk 𝑛 = 4 pada metode trapesium
banyak pias kita gunakan listing program yang tertera pada gambar 7 dan listing fungsi
yang tertera pada gambar 9 maka diperoleh hasil seperti gambar 26, yaitu nilai integrasi
numerik = 1300 dan nilai error = 17.61158 serta untuk 𝑛 = 6 pada metode trapesium
banyak pias kita gunakan listing program yang tertera pada gambar 7 dan listing fungsi
yang tertera pada gambar 9 maka diperoleh hasil seperti gambar 27, yaitu nilai integrasi
numerik = 1192.5102881 dan nilai error = 7.886941.
15
4.6 Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Dari laporan ini bisa kita tarik kesimpulan bahwa integrasi numerik dengan
menggunakan metode trapesium banyak pias lebih efektif dibandingkan dengan
menggunakan metode trapesium satu pias. Hal ini bisa kita lihat pada hasil yang
diperoleh dari teladan yang diberikan. Pada teladan 1 kita peroleh error terkecil di antara
𝑛 = 1, 𝑛 = 2, 𝑛 = 4 dan 𝑛 = 6 adalah pada 𝑛 = 6, yaitu 1.195771 dan error terbesar
pada 𝑛 = 1, yaitu 34.95151. Sama halnya dengan teladan 2 error terkecil di 𝑛 = 6,
yaitu 7.886941 dan error terbesar pada 𝑛 = 1, yaitu 223.8843. oleh karena itu bisa kita
tarik kesimpulan bahwa semakin besar nilai 𝑛 maka semakin kecil nilai errornya. Begitu
juga sebaliknya semakin kecil nilai 𝑛 maka semakin besar nilai errornya.
b. Saran
Dalam praktikum analisa numerik kali ini, masih banyak ketidak pahaman
praktikan tentang listing yang digunakan. Sebaiknya, di dalam modul lebih diperjelas
lagi kegunaan beberapa listing ataupun dijelaskan lebih detail pada saat praktikum
berlangsung.
16