Anda di halaman 1dari 13

STATUS UJIAN

URTIKARIA AKUT

Disusun untuk Memenuhi Syarat Kepaniteraan Klinik di Bagian Kulit dan Kelamin RS Bethesda
pada Program Pendidikan Dokter Tahap Profesi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta
Wacana

Disusun Oleh:

Ni Kadek Priskila Septiani 42180272

Dosen Penguji:

dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp.KK (K)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT KELAMIN

RUMAH SAKIT BETHESDA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2019
BAB I
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MRY
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 49 Tahun
No. RM : 0102xxxx
Pekerjaan : Pegawai Negeri
Alamat : Semanu Tengah, Gunung Kidul
Tanggal Periksa : 6 November 2019

B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Bercak merah yang lebar disertai ada sedikit bentol dan gatal pada kedua tangan,
kedua kaki, perut, dan punggung
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan gatal dan bercak-bercak merah yang lebar disertai
ada sedikit bentol pada kedua tangan, kedua kaki, perut, dan punggung sejak 2 hari
yang lalu (Senin, 4 November 2019). Gejala awal dirasakan pada pagi hari dengan
adanya peninggian tampak seperti biduran pada hampir seluruh badan. Selain gatal,
pasien megeluh terasa sedikit perih seperti tersengat hilang timbul di mana menurut
pasien tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Setelah di pagi hari pasien mengalami
gejala tersebut, di hari yang sama pada waktu sore hari pasien periksa ke dokter
umum diberikan tablet cetirizine 10 mg, dan dexamethasone 0,5 mg. Setelah
konsumsi obat pasien mulai mengalami perbaikan di mana biduran yang kemerahan
berubah menjadi bercak kemerahan yang mendatar di esok hari (5 November 2019),
namun pasien masih mengeluhkan adanya rasa gatal hilang timbul. Selain
mengkonsumsi obat yang diresepkan, pasien mengaku sebelumnya diberikan minyak
bokasih namun gejala tidak membaik.
Pasien mengatakan sebelum mengalami keluhan, pasien melakukan aktivitas
biasa di mana pasien seorang pekerja negeri di dinas pertanian di mana pasien bekerja
di administrasi yang juga turun langsung ke kebun pertanian seperti kopi, dan teh
beberapa kali dalam seminggu. Pasien juga mengaku membersihkan rumahnya seperti
menyapu halaman rumah dan di dalam rumah tiap hari dan belum pernah mengalami
gejala serupa. Pasien mengaku sehari-harinya dan sebelum terjadi adanya keluhan
pasien mengkonsumsi nasi sayur, tempe, dan lauk pauk terkadang ayam ataupun
pindang. Pasien menyangkal adanya keluhan yang mengarah ke penyakit infeksi
seperti batuk pilek, demam, sakit tenggorokan sebelum maupun saat gejala muncul.
Pasien menyangkal adanya riwayat keluhan serupa pada keluarga maupun teman
kerja.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa, pasien mengatakan sempat
beberapa kali biduran, namun bila diolesi minyak bokasih ataupun bedak salicyl
biduran maupun rasa gatal menghilang dalam 1-2 hari. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit hipertensi, DM, penyakit jantung, asma, dan penyakit sistemik lain karena
reaksi kompleks antigen-antibodi seperti artritis, reumatik, dan SLE.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang memiliki riwayat serupa. Ibu pasien memiliki riwayat penyakit
asma dan alergi obat penicillin. Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi.
5. Riwayat Operasi
Pasien tidak mempunyai riwayat operasi.
6. Riwayat Alergi
Pasien memiliki alergi terhadap debu di mana ketika ada debu yang cukup banyak
di lingkungan pasien dapat bereaksi bersin namun tidak sampai sesak dan juga tidak
ada manifestasi ke kulit. Pasien saat kecil kira-kira saat SD pernah mengkonsumsi
laron dan langsung tampak bentol-bentol pada hampir seluruh badan. Pasien tidak
tahu apakah ada riwayat alergi obat maupun makanan.
7. Riwayat Pengobatan
Pasien tidak mengonsumsi obat rutin akhir-akhir ini. Pasien sudah mengkonsumsi
tablet cetirizine dan dexamethasone sejak 2 hari ini.
8. Gaya Hidup
Pasien seorang pegawai negeri di Dinas Pertanian di mana aktivitas sehari-harinya
mengurus administrasi sekaligus beberapa kali terjun langsung ke pertanian kebun
teh dan kopi untuk mendata bersama beberapa rekan kerjanya. Pasien mengaku
sudah bekerja di bidang tersebut dari tahun 1999, dan tidak berkontak atau
terapapar dengan tanaman baru atau bahan-bahan pupuk baru untuk tanaman
dalam bulan ini. Pasien mengaku dalam pekerjaannya biasanya pasien
menggunakan sepatu boots ataupun sepatu biasa disertai menggunakan baju
lengan panjang maupun jaket setiap mengunjungi kebun. Pasien mengaku tidak
pernah mengalami gejala serupa, mungkin pernah beberapa kali biduran di mana
yang diingat pasien biasanya karena nyamuk namun kebanyakan pasien tidak tahu
penyebab pasien biduran, dan biasanya dapat sembuh 1-2 hari tanpa
mengkonsumsi obat oral. Pasien Selain itu pasien juga seorang ibu rumah tangga
di mana sebelum berangkat kerja pasien membersihkan dalam rumah dan setelah
pulang kerja pasien membersihkan halaman rumah 1-2 hari sekali.
Pasien sehari-harinya mandi 2 kali sehari biasanya menggunakan sabun
detol, dengan sabun cuci muka biore, serta body lotion citra. Riwayat penggantian
sabun untuk badan, sabun cuci muka, maupun body lotion disangkal pasien.
Pasien menyangkal adanya penggunaan handuk bersama maupun bertukaran baju
dengan orang lain. Pasien mengaku sering beberapa kali terkena gigitan nyamuk
di rumahnya. Pasien menyangkal adanya tanaman baru yang dipelihara di
rumahnya. Pasien memiliki hewan peliharaan berupa burung, tetangga pasien
memiliki hewan pelihara seperti kucing dan anjing yang beberapa kali lewat di
depan rumah pasien. Pasien mengaku cuaca di lingkungan rumahnya mulai
berubah di mana awalnya sangat panas dari pagi hari namun akhir-akhir ini mulai
dingin pada pagi hari dan malam hari. Pasien mengaku tidak pernah mengalami
reaksi bersin, sesak maupun manifestasi pada kulit seperti bentol atau biduran
karena suhu lingkungan. Pasien mengaku makanan sehari-hari yang dikonsumsi
cukup yaitu nasi, sayur, tempe, tahu, dan lauk-pauk seperti ayam maupun ikan
seperti pindang terkadang telur, dan tidak pernah menimbulkan masalah pada
tubuhnya. Pasien menyangkal adanya riwayat makanan cokelat, kacang, keju,
maupun seafood seperti udang, lobster, kepiting dalam kurun waktu 1-2 bulan ini.
Pasien mengaku akhir-akhir ini menjalani pekerjaannya cukup berat karena
banyak deadline yang harus diselesaikan dalam waktu dekat.
C. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Status Gizi : Cukup
d. Tanda vital : Tidak dilakukan pemeriksaan
e. Status Generalis
Kepala : Tidak ditemukan adanya UKK
Wajah : Tidak ditemukan adanya UKK
Leher : Tidak ditemukan adanya UKK
Thorak : Ditemukan adanya UKK
Abdomen : Ditemukan adanya UKK
Ekstremitas atas : Ditemukan UKK
Ekstremitas bawah : Ditemukan UKK
f. Status Lokalis
Patch eritem, di beberapa area tampak urtika dan lebih pucat di sentral,
tepi warnanya lebih eritem, batas tegas, berbentuk pulau-pulau, multiple,
penyebaran generalisata predileksi pada kedua tangan, kedua kaki, punggung,
perut, dan dada.
D. Resume
Ny. MRY datang dengan keluhan gatal dan bercak-bercak kemerahan pada kedua
tangan, kedua kaki, punggung, perut, dan dada sejak 2 hari lalu, diawali dengan
bercak merah disertai peninggian seperti biduran yang kemudian menjadi bercak
kemerahan yang mendatar setelah minum obat cetirizine dan dexamethasone. Pasien
bekerja sebagai Pegawai Negeri di Dinas Pertanian yang beberapa kali mengunjungi
kebun teh maupun kopi dalam seminggu. Pasien mengaku pernah beberapa kali
biduran namun cepat hilang keluhannya tersebut dalam 1-2 hari. Pasien menyangkal
adanya keluarga maupun teman kerja yang mengalami hal serupa.

E. Diagnosis Banding
Urtikaria Akut
Urtikaria Vaskulitis

F. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
G. Diagnosis Kerja
Urtikaria Akut
H. Tatalaksana
-Obat yang tersisa yaitu cetirizine dan dexamethasone diteruskan

R/ Cetirizine tab mg 10 No V
S 1 dd tab 1 (sebelum tidur)
R/ Dexamethasone tab mg 0,5 No XV
S.3.dd tab I pc

R/ Acid Salicyl 2%

Menthol 0,5%

Talcum Venetum ad 100 gr

mfla pulv adspers

Sue
I. Edukasi
1. Menjelaskan kepada pasien mengenai perjalanan penyakit urtikaria yang tidak
mengancam jiwa, namun belum ditemukan terapi yang adekuat dan fakta jika
penyebab urtikaria terkadang tidak dapat ditemukan.
2. Menghindari faktor-faktor yang memperberat dan agen-agen yang dicurigai
menimbulkan reaksi urtikaria.
3. Edukasi kepada pasien, meskipun gatal, tidak boleh digaruk berlebihan agar tidak
timbul luka dan menjadi infeksi.

J. Prognosis
Prognosis ad vitam : bonam
Prognosis ad functionam : bonam
Prognosis ad sanationam : bonam
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENDAHULUAN
Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya
ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan,
berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit, sekitarnya dapat dikelilingi
halo. Keluhan yang biasanya dikeluhkan oleh pasien yaitu gatal, rasa terbakar atau rasa
tertusuk. Secara klinis akan tampak eritema dan edema setempat berbatas tegas. Namun
gambaran klinisnya akan tergantung dari agen penyebab munculnya urtika. Urtikaria
dapat menyerang segala usia, namun lebih banyak mengenai orang dewasa, rata-rata usia
35 tahun. (Djuanda dkk, 2013).
Urtikaria menurut onsetnya dapat dibagi menjadi urtikaria akut dan urtikaria
kronis. Urtikaria akut terjadi bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu atau
berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari. Lesi individu biasanya hilang
dalam <24 jam, terjadi lebih sering pada anak-anak, dan sering dikaitkan dengan atopi.
Sekitar 20%-30% pasien dengan urtikaria akut berkembang menjadi kronis atau rekuren.
Urtikaria kronik terjadi bila serangan berlangsung lebih dari 6 minggu, pengembangan
urtika kulit terjadi secara teratur (biasanya harian) selama lebih dari 6 minggu dengan
setiap lesi berlangsung 4-36 jam. Gejalanya mungkin parah dan dapat mengganggu
kesehatan terkait dengan kualitas hidup (Poonawalla dkk, 2009).
Pada penyelidikan ternyata hampir 80% tidak diketahui penyebabnya. Diduga
dapat berbagai etiologi yang dapat mempengaruhi bahkan menjadi penyebab dari urtikari,
salah satunya adalah obat. Bermacam-macam obat dapat menimbulkan urtikaria, baik
secara imunologik maupun non-imunologik. Obat sistemik (penisilin, sepalosporin, dan
diuretik) menimbulkan urtikaria secara imunologik tipe I atau II. Sedangkan obat yang
secara non-imunologik langsung merangsang sel mast untuk melepaskan histamin,
misalnya opium dan zat kontras.
Peranan makanan ternyata lebih penting pada urtikaria akut, umumnya akibat
reaksi imunologik. Makanan yang sering menimbulkan urtikaria adalah telur, ikan,
kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang. Gigitan atau sengatan serangga
dapat menimbulkan urtika setempat, hal ini lebih banyak diperantarai oleh IgE (tipe I)
dan tipe seluler (tipe IV). Bahan semacam ini, misalnya griseofulvin, fenotiazin,
sulfonamid, bahan kosmetik, dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria. Inhalan
berupa serbuk sari bunga (polen), spora jamur, debu, asap, bulu binatang, dan aerosol,
umumnya lebih mudah menimbulkan urtikaria alergik (tipe I) (Wolf dkk, 2010).
Kontaktan yang sering menimbulkan urtikaria ialah kutu binatang, serbuk tekstil,
air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, bahan kimia, misalnya insect repellent
(penangkis serangga), dan bahan kosmetik. Trauma fisik dapat diakibatkan oleh faktor
dingin, faktor panas, faktor tekanan, dan emosi menyebabkan urtikaria fisik, baik secara
imunologik maupun non imunologik. Dapat timbul urtika setelah goresan dengan benda
tumpul beberapa menit sampai beberapa jam kemudian. Fenomena ini disebut
dermografisme atau fenomena Darier.
Bermacam-macam infeksi dapat menimbulkan urtikaria, misalnya infeksi bakteri,
virus, jamur, maupun infestasi parasite. Tekanan jiwa dapat memacu sel mast atau
langsung menyebabkan peningkatan permeabilitas dan vasodilatasi kapiler. Faktor
genetik juga berperan penting pada urtikaria, walaupun jarang menunjukkan penurunan
autosomal dominant. Beberapa penyakit sistemik yang melibatkan kolagen dan
keganasan dapat menimbulkan urtikaria, reaksi lebih sering disebabkan reaksi kompleks
antigen-antibodi (Djuanda, 2013).

2. ANALISIS KASUS
a. Subjektif : Bercak-bercak kemerahan pada kedua tangan, kedua kaki, punggung,
perut sejak 2 hari lalu disertai gatal, diawali dengan bercak merah disertai peninggian
yang kemudian menjadi datar setelah minum obat.
b. Objektif: Terdapat patch eritem, di beberapa area tampak urtika dan lebih pucat di
sentral, tepi warnanya lebih eritem, batas tegas, berbentuk pulau-pulau, multiple,
penyebaran generalisata predileksi pada kedua tangan, kedua kaki, punggung, perut.
c. Diagnosis : Dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan gejala
klinis. Keluhan utama berupa gatal, lesi eritem dan atau edema setempat berbatas
tegas, terkadang di sentral lebih pucat, bentuknya dapat papul, bentuk nummular dan
konfluen membentuk plakat. Lesi dapat menyebar ke bagian tubuh lain.
Urtikaria Akut Urtikaria Vaskulitis Dermatitis Kontak
Alergi
Definisi Reaksi vaskular di kulit akibat Urtikaria vaskulitis adalah
bermacam-macam sebab, bentuk vasvulitis Dermatitis kontak alergi
biasanya ditandai dengan leukositoklastik kulit yang adalah dermatitis yang
edema setempat yang cepat disertai dengan erupsi disebabkan oleh
timbul dan menghilang urtikaria yang bahan/substansi yang
pelahan, berwarna pucat dan dikombinasikan dengan menempel pada kulit
kemerahan, dapat meninggi di karakteristik histologis dan pada seseorang yang
permukaan kulit, sekitarnya klinikal imunologis telah mengalami
dikelilingi halo. lainnya. Penyakit ini sensitisasi terhadap suatu
cenderung terjadi pada allergen.
wanita muda hingga paruh
baya, ditandai oleh
berbagai tingkat keparahan
dari lesi ringan hingga
penyakit berat dengan
manifestasi organ spesifik
sistemik (Hamad, 2017).

Etiologi - Obat sistemik, makanan, idiopatik namun dapat Bahan kimia sederhana
disebabkan oleh penyakit dengan berat molekul
gigitan atau sengatan , bahan
jaringan konektif yaitu <1000 dalton.
fotosenitizer, inhalan ,trauma lupus eritematosus
sistemik, serum sickness,
fisik, infeksi bakteri, virus,
infeksi hepatitis B atau C.
jamur, maupun infestasi
parasite, tekanan jiwa ,
penyakit sistemik
Keluhan Gatal, terasa tersengat atau Presentasi klinis urticarial Penderita umumnya
tetusuk, biduran vaculitis dapat dibedakan mengeluh gatal. Semua
dari urtikaria kronis. bagian tubuh dapat
Berbeda dengan urtikaria terkena.
kronis, lesi dari urticarial
vasculitis cenderung
bertahan lebih lama dari 24
jam dan berkaitan dengan
sensasi panas, nyeri, dan
gatal, disertai dengan
gejala penyakit sistemik
seperti nyeri sendi, nyeri
dada atau perut, penyakit
ginjal dan paru.
Lesi -Eritem dan atau edema Lesi terasa nyeri dan Pada akut dimulai
setempat berbatas tegas, panas, menghilang dalam dengan bercak
terkadang bagian tengah 3-7 hari dengan eritematosa yang
tampak lebih pucat, meninggalkan purpura atau berbatas jelas kemudian
bentuknya dapat papul seperti hiperpigmentasi. diikuti edema,
pada urtikaria akibat sengatan Erupsi wheals yang secara papulovesikel, vesikel,
serangga, besarnya lenticular, klinis mirip dengan atau bula. Vesikel atau
numular,sampai plakat. urtikaria tetapi secara bula dapat pecah
- Dermogafisme, angioedema histopatologi terjadi menimbulkan erosindan
- Urtikaria akibat penyinaran perubahan vaskulitis eksudasi (basah). Pada
gelmobang tinggi timbul leukositolastik yang yang kronis terlihat kulit
setelah 18-72 jam berupa dikaitkan dengan penyakit kering, berskuama,
urtikaria popular autoimun sistemik papul, likenifikasi, dan
-Urtikaria kolinergik dapat (Hamad, 2017). mungkin juga fisur,
timnul pada suhu tubuh batasnya tidak jelas.
meingkat, emosi, makanan,
pekerjaan berat: nummular
dan konfluen membentuk
plakat

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, namun bila diperlukan dapat
dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah rutin untuk menilai adanya
infeksi yang tersembunyi. Cryoglobulin dan cold hemolysin perlu dipeiksa pada dugaan
urtikaria dingin. Pemeriksaan gigi, telinga,hidung, tenggorok dapat dilakukan untuk
menyingkirkan adanya infeksi lokal. Pemeriksaan kada IgE, eosinofil, dan komplemen
dapat dilakukan. Tes kulit berupa uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test) seta tes
intradermal dapat dilakukan unutk mencari alegen inhalan, makanan dermatofit, dan
candida. Tes eliminasi makanan dengan cara menghentikan semua makanan yang
dicurigai untuk beberapa waktu, lalu mencobanya kembali satu demi satu. Pada urtikaria
akibat trauma fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto temple. Suntikan mecholyl
intradermal dapat digunakan pada diagnosis urtikaria kolinergik. Tes dengan es (ice cube
test) atau dengan air hangat.
BAB III
KESIMPULAN
Urtikaria adalah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya
ditandai dengan edema setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan,
berwarna pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit disertai gatal, rasa terbakar
atau rasa tertusuk. Urtikaria Akut dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan gejala klinis. Tatalaksananya dapat diberikan antihistamin untuk mengurangi
rasa gatal disertai dengan kortikosteroid untuk meredakan lesi urtikaria. Edukasi yang
dapat disampaikan bahwa penyakit ini masih belum ditemukan pengobatan adekuat,
etiologinya bisa tidak diketahui, serta hindari menggaruk pada lesi agar terhindar dari
pertambahan lesi akibat garukan yang dapat menyebabkan infeksi sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, A dkk. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keenam. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia

Hamad, Ahmad dkk. 2017. Urticarial vasculitis and associated disorders. Elsevier Inc on
behalf of the American College of Allergy, Asthma & Immunology. Ann Allergy Asthma
Immunol 118 (2017) 394e398

Poonawalla, T., Kelly, B. 2009. Urticaria – a review. Am J Clin Dermatol; 10(1): 9-21.

Sheikh, J., Najib, U. 2009. Urticaria. Emedicine, Artikel. Diakses 6 November 2019, dari
http://emedicine.medscape.com/article/137362-print

Wolf, Klaus & Johnson, R. A. 2010. Fitzpatrick’s Dermatology In Genereal Medicine.


Edisi 6. New York : McGraw-Hill Inc

Anda mungkin juga menyukai