Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perusahaan dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi
ekonomi yang sulit, yang terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kewajiban-kewajiban
keuangan dan melaksanakan operasinya dengan stabil serta dapat menjaga kontinuitas
perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat pada umumnya mengukur
keberhasilan suatu perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan yang terlihat dari kinerjanya.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui laporan keuangan yang disajikan secara teratur setiap
periode Juliana dan Sulardi dalam Oktanto (2014:60).

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Para pelaku
bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang
kondisi dan kinerja perusahaan. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi
tentang performance (kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi yang lain yang
berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat
diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Laporan laba-rugi, yang didalamnya
tercantum laba atau rugi yang dialami oleh perusahaan merupakan salah satu laporan keuangan
utama perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode
akuntansi tertentu sedangkan neraca mencantumkan sumber daya perusahaan.

Masyarakat luas pada dasarnya mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan


kemampuan perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Salah satu parameter kinerja
tersebut adalah laba. Laporan laba-rugi merupakan salah satu laporan keuangan utama
perusahaan yang melaporkan hasil kegiatan dalam meraih keuntungan untuk periode akuntansi
tertentu. Laporan keuangan melaporkan posisi keuangan perusahaan pada waktu tertentu,
maupun operasinya selama beberapa periode sebelumnya, sehingga laporan keuangan dapat
digunakan untuk memprediksi masa depan.

Laporan keuangan harus dianalisis untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.


Analisis laporan keuangan meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Analisis rasio
digunakan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan yang merupakan
dasar untuk menginterpretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Analisis
laporan keuangan khususnya mencurahkan perhatian pada perhitungan rasio agar dapat
mengevaluasi kondisi finansial masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba masa
yang akan datang.

1
Laba perusahaan diperlukan untuk kepentingan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan
perusahaan tersebut pada umumnya adalah memperoleh laba. Akan tetapi laba yang besar belum
tentu memaksimalkan nilai perusahaan. Untuk memperoleh laba, perusahaan harus melakukan
kegiatan operasional yang didukung oleh adanya sumber daya. Menurut Kuswandi (2005:3)
Laba adalah penjualan dikurangi dengan biaya, semakin tinggi penjualan maka laba semakin
tinggi, dengan asumsi biaya tidak berubah. Cara lain untuk meningkatkan laba adalah dengan
menurunkan biaya walaupun hasil penjualannya tetap.

Laba pada umumnya dipakai sebagai ukuran dari prestasi yang dicapai oleh suatu perusahaan
sehingga laba dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi dan prediksi
untuk meramalkan perubahan laba dimasa mendatang. Laba yang diperoleh perusahaan untuk
tahun yang akan datang tidak dapat dipastikan, maka perlu adanya prediksi perubahan laba.
Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Perubahan laba yang tinggi,
sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Maka dari itu, perubahan laba akan
mempengaruhi investasi para investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan. Hal ini
dikarenakan investor mengharapkan dana yang di investasikan kedalam perusahaan akan
memperoleh tingkat pengembalian tinggi.

Net Interest Margin (NIM) yang mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam
mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih dan BOPO yang
mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengendalikan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pertumbuhan laba dimaksudkan untuk menguji apakah Net Interest Margin (NIM) dan BOPO
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai naik
turunnya (fluktuasi) posisi keuangannya.

Rasio profitabilitas (efisiensi dan kinerja keseluruhan) yaitu rasio untuk mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan aktiva, kewajiban dan kekayaan
(Lyn M. Fraser) dalam (Sugiono dan Untung 2008:61) . Penelitian ini menggunakan rasio
profitabilitas yang diproksikan dengan NIM & BOPO sebagai faktor yang mampu
mempengaruhi perubahan laba.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas apakah NIM dan BOPO memiliki pengaruh signifikan
terhadap Perubahan Laba perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI.

1.3 TUJUAN PENELITIAAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh NIM (Net Interest Margin),
dan BOPO (rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional), terhadap perubahan
Laba.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

2
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti sehubungan dengan pengaruh rasio
profitabilas terhadap Laba perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
2. Memberi tambahan bahan pertimbangan bagi investor dalam membuat keputusan
investasi. Sebab, tingkat profitabilitas dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan
investasi kerena keduanya mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan pada perusahaan tersebut.
3. Aspek profitabilitas dapat digunakan sebagai alat ukur terhadap efektifitas dan efisiensi
pengguanaan semua sumber daya yang ada dalam proses operasional perusahaan.
4. Bahan referensi bagi masyarakat pada umumnya yang dapat digunakan sebagai sumber
informasi maupun untuk melanjutkan penelitian ini.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Pengertian Laba

Laba merupakan selisih positif antara pendapatan dalam suatu periode dan biayayang
dikeluarkan untuk mendatangkan laba.Ghozali dan Chariri (2007) mengungkapkan
pengertian laba yang dianut oleh struktur akuntansi sekarang ini adalah laba akuntansi yang
merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya.Menurut Riahi dan Belkaoui (2001)
beberapa sifat dari laba akuntansi adalah sebagai berikut:

1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual yang diadakan oleh perusahaan.
2. Laba akuntansi didasarkan pada periode postulat dan merujuk pada kinerja keuangan
perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue dan memerlukan definisi,
pengukuran, dan pengakuan revenue.
4. Laba akuntansi meminta pengukuran biaya (expenses) dalam hal kos historis bagi
perusahaan, merupakan ketaatan yang kuat pada prinsip kos.
5. Laba akuntansi meminta bahwa revenue realisasian pada suatu periode dikaitkan
dengan kos relevan yang layak atau sesuai. Oleh karena itu, laba akuntansi didasarkan
pada prinsip penandingan

2.1.2 Perubahan Laba

Laba merupakan perbedaan pendapatan yang direalisasi, transaksi yang terjadi selama
satu periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut (Chariri dan Ghozali
2001). Menurut Harahap (2001), laba adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal
dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan penghasilan itu. Menurut Muljono (1999) laba merupakan selisih antara
pendapatan dalam suatu periode dan biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan laba. Dalam
akuntansi, selisih tersebut memiliki dua tahap proses pengukuran secara fundamental yaitu
pengakuan pendapatan sesuai dengan prinsip realisasi dan pengakuan biaya. Dengan demikian,
dapat diambil kesimpulan bahwa laba adalah perbedaan antara pendapatan (revenue) yang
direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan
pada periode tersebut.

Perbandingan yang tepat atas pendapatan dan biaya, dilakukan dalam laporan laba rugi.
Penyajian informasi laba melalui laporan tersebut merupakan fokus kinerja perusahaan yang
penting, dibanding dengan pengukuran kinerja yang mendasarkan pada gambaran meningkatnya
atau menurunnya modal bersih. Informasi laba juga dapat digunakan untuk memprediksi
pertumbuhan laba dimasa mendatang (Ediningsih, 2004).

4
Investor merupakan salah satu pemakai eksternal utama laporan keuangan. Para investor dalam
menilai perusahaan perPerusahaanan tidak hanya melihat laba yang dihasilkan dalam satu
periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ke tahun. Perubahan laba
merupakan kenaikan atau penurunan laba pertahun.

Report this ad

Indikator perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba sebelum pajak.
Penggunaan laba sebelum pajak sebagai indikator perubahan laba dimaksudkan untuk
menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periode yang dianalisis
(Zainuddin dan Hartono, 1999)

Untuk mengetahui perubahan laba yang terjadi pada perusahaan akan digunakan rumus sebagai
berikut: (Zainuddin dan Jogiyanto, 1999)

Dimana:

∆Yn = perubahan laba tahun ke-n

Y = laba sebelum pajak

n = tahun ke-n

2.1.3 Analisis Rasio Keuangan

Analsis rasio adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi,
yang dinyatakan dalam artian relatif atau absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara
angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Rasio menggambarkan
suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu
dengan jumlah yang lainnya. Dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan dapat
menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio
pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2000).

Rasio keuangan dikelompokkan dengan istilah yang berbeda-beda, sesuai dengan tujuan
analisisnya. Brigham dan Daves (2001) dalam Meythi (2005) menggolongkan rasio keuangan
menjadi rasio likuiditas, rasio solvabilitas (leverage ratio), rasio aktivitas dan rasio profitablitas.
Weygandt et. al (1996) dalam Meythi (2005) menggolongkan rasio keuangan kedalam tiga
macam rasio likuiditas, profitabilitas dan solvency. Secara umum, rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
(Riyanto, 2008).

Rasio keuangan adalah ukuran tingkat atau perbandingan antara dua atau lebih variabel
keuangan. Menurut Riyanto (2008), rasio keuangan adalah alat yang dinyatakan dalam
arimathical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan dua data. Apabila
dihubungkan dengan masalah keuangan maka data tersebut adalah hubungan matematik antara

5
pos keuangan dengan pos yang lainnya atau jumlah-jumlah di neraca dengan jumlah-jumlah di
laporan laba rugi atau sebaliknya, maka yang timbul adalah rasio keuangan.

2.1.4 Net Interest Margin (NIM)

NIM menunjukkan kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan
melihat kinerja Perusahaan dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional
Perusahaan sangat tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. Pendapatan
diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga
dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM suatu Perusahaan sehat bila memiliki NIM diatas 2%
(Muljono,1999). Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana,
biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh Perusahaan kepada masingmasing sumber dana
Perusahaan yang bersangkutan. Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh
Perusahaan akan menentukan berapa persen Perusahaan harus menetapkan tingkat bunga kredit
yang diberikan kepada nasabahnya untuk memperoleh pendapatan bersih Perusahaan. Dalam hal
ini tingkat suku bunga sangat menentukan besarnya NIM. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus
( SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ) :

2.1.5 Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio ini mencerminkan tingkat efisiensi Perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. BOPO
merupakan rasio antara biaya yang dikeluarkan oleh Perusahaan dalam menjalankan aktivitas
utamanya terhadap pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Aktivitas utama
Perusahaan seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran dan biaya operasi lainnya,
sedangkan pendapatan operasional adalah pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan
dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi lainnya. Semakin kecil rasio BOPO
menunjukkan semakin efisien suatu Perusahaan dalam menjalankan aktivitas usahanya.
Perhitungan rasio BOPO menurut SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah sebagai
berikut :

2.2 PENGAMBILAN HIPOTESIS

2.2.1 Pengaruh NIM terhadap perubahan laba

NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen Perusahaan dalam mengelola
aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. NIM diperoleh dari rasio
antara pendapatan bunga Perusahaan (pendapatan bunga kredit minus biaya bunga simpanan)
terhadap outstanding kredit. Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas
aktiva produktif, sehingga semakin efektif Perusahaan dalam penempatan aktiva perusahaan
dalam bentuk kredit. Dengan meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba
kepada Perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar NIM suatu Perusahaan, maka
semakin besar pula profitabilitas Perusahaan tersebut, sehingga NIM berpengaruh positif
terhadap perubahan laba. Pengaruh NIM terhadap perubahan laba yang diteliti oleh Bahtiar
(2003) menunjukan NIM berpengaruh positif terhadap perubahan laba. Oleh karena itu dapat
diajukan hipotesis 2 sebagai berikut :

6
H1: NIM berpengaruh positif terhadap Perubahan laba

2.3 KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS

Berdasarkan hipothesis diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Keterangan:

NIM : Net Interest Margin

BOPO : Biaya Operasional Terhadap Pendapatan Operasional

7
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 JENIS DAN SUMBER DATA

Untuk keperluan penelitian ini, kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis
yaitu:

1. Setudi Lapangan (Fiel Research)

Data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder, dimana data
tersebut diperoleh dari media internet.

2. Studi kepustakaan (Library Research)

Data dan rumusan lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini bersumber dari beberapa buku
paket untuk kuliah. Selain itu penulis juga mendapatkan beberapa sumber data yang berasal dari
refrensi penelitian-penelitian sebelumnya.

3. Web Searching

Yaitu usaha penulis untuk mengumpulkan artikel-artikel, jurnal, dokumen lain-lain yang ada
hubungannya dengan materi yang ada hubungannya dengan penulisan ilmiah ini di internet.

 Alat Analisis yang Digunakan


 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.1.1. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variable independen.
Variabel dependen adalah variabel yang memiliki karakteristik dimana besar kecilnya variabel
dipengaruhi oleh banyak faktor. Dengan kata lain pertumbuhan perusahaan tergantung pada
perubahan satu lebih faktor. Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri
sendiri tanpa tergantung atau dipengaruhi oleh faktor lain.

1. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rasio Profitabilitas (NIM dan
BOPO)

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

8
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Perubahan Laba perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI.

3.1.2 Definisi Oprasional

Definisi operasional variabel penelitian merupakan penjelasaan dari masingmasing variabel yang
digunakan dalam penelitian terhadap indikator-indikator yang membentuknya. Indikator-
indikator variabel dalam penelitian ini adalah sebaga berikut:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini antara lain:

1. Net Intrest Margin

Menurut Hariyanti (2010:54) Mengatakan bahwa Nim merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja
Perusahaan dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional Perusahaan sangat
tergantung dari selisih bunga (spread) dari kredit yang disalurkan. Pendapatan diperoleh dari
bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber
dana yang dikumpulkan. NIM suatu Perusahaan sehat bila memiliki NIM diatas 2% Untuk dapat
meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang
dibayarkan oleh Perusahaan kepada masingmasing sumber dana Perusahaan yang bersangkutan.
Secara keseluruhan, biaya yang harus dikeluarkan oleh Perusahaan akan menentukan berapa
persen Perusahaan harus menetapkan tingkat bunga kredit yang diberikan kepada nasabahnya
untuk memperoleh pendapatan bersih Perusahaan. Dalam hal ini tingkat suku bunga sangat
menentukan besarnya NIM. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus ( SE No.6/23/DPNP tanggal
31 Mei 2004 ) :

3.2 POPULASI PENELITIAN

Menurut Siregar (2013 : 56), populasi adalah keseluruhan (universum) dari objek penelitian.
Menurut Sangadji dan Sopiah (2010:185), dalam Aris (2012:20), populasi adalah generalisasi
yang terdiri atas, subyek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian di tarik dari kesimpulan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa populasi merupakan


sekelompok benda atau orang peneltian yang memiliki kualitas dan karakter tertentu yang
berpeluang untuk di jadikan sasaran penelitian.

Dengan demikian data populasi yang di gunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012 yaitu sebanyak 131
perusahaan.

9
Tabel 3.1

Daftar Populasi

NO SEKTOR INDUSTRI NAMA PERUSAHAAN KODE

Dasar &kimia
1 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP
(semen)
2 Holcim Indonesia Tbk SMCB

3 Semen Gresik Tbk SMGR


Keramik, porselen &
4 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
kaca
5 Arwana Citra Mulia Tbk ARNA
Inti Keramik Alam Asri Industri
6 IKAI
Tbk
Keramika Indonesia Assosiasi
7 KIAS
Tbk
8 Mulia Industrindo Tbk MLIA

9 Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

10 Logam & sejenisnya Alaska Industrindo Tbk ALKA


Alumindo Light Metal Industry
11 ALMI
Tbk
12 Beton Jaya Manunggal Tbk BTON

13 Citra Turbindo Tbk CTBN

14 (Gunawan Dianjaya Steel Tbk GDST

15 Indal Aluminium Industry Tbk INAI

16 Itamaraya Tbk ITMA


(Jakarta Kyoei Steel Work LTD
17 JKSW
Tbk
18 Jaya Pari Steel Tbk JPRS

19 Krakatau Steel Tbk KRAS

10
20 Lion Metal Works Tbk LION

21 Lionmesh Prima Tbk LMSH

22 Hanson International Tbk MYRX

23 Pelat Timah Nusantara Tbk NIKL

24 Pelangi Indah Canindo Tbk PICO

25 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS

26 Kimia Barito Pasific Tbk BRPT

27 Barito Pasific Tbk BUDI

28 Duta Pertiwi Nusantara DPNS

29 Ekadharma International Tbk EKAD

30 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA

31 Intan Wijaya International Tbk INCI

32 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk SOBI

33 Indo Acitama Tbk SRSN

34 Chandra Asri Petrochemical TPIA

35 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC

36 Plastik & kemasan Alam Karya Unggul Tbk AKKU

37 Argha Karya Prima Industry Tbk AKPI

38 Asiaplast Industries Tbk APLI

39 Berlina Tbk BRNA

40 Titan Kimia Nusantara Tbk FPNI


Report this ad

Sumber : idx.com (2013)

3.3 SAMPEL PENELITIAN

11
Menurut Siregar (2013 : 56), sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, di mana hanya
sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk memenuhi sifat serta ciri yang
dikehendaki dari suatu populasi. Didalam penelitian ini sampel ditentukan dengan menggunakan
teknik purposive sampling.Menurut Siregar (2013 : 60), teknik purposive sampling yaitu metode
penetapan responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria – kriteria tertentu.

Beberapa pertimbangan atau kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Perusahaan yang diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan
laporan keuangan periode 2008-2012 yang telah diaudit.
3. Perusahaan yang diteliti harus memiliki pertumbuhan laba positif selama periode
penelitian.

Tabel 3.2

Daftar Sampel

No Kode Nama Perusahaan Sektor Industri


1. INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk Basic Industry and Chemical
2. SMGR Semen Gresik Tbk Basic Industry and Chemical
3. ARNA Arwana Citra Mulia Tbk Basic Industry and Chemical
4. TOTO Surya Toto Indonesia Tbk Basic Industry and Chemical
5. MAIN Malindo Feedmill Tbk Basic Industry and Chemical
6. ASII Astra International Tbk Miscellaneous Industry
7. INDS Indospring Tbk Miscellaneous Industry
8. NIPS Nipress Tbk Miscellaneous Industry
9. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Consumer Goods Industry
10. DLTA Delta Djakarta Tbk Consumer Goods Industry
Report this ad

Sumber : idx.com (2013)

3.4 METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang
berhubungan dengan penelitian. Adapun metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Teknik Observasi

Mengumpulkan laporan keuangan guna data dalam penelitian melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia yaitu

12
2. Teknik pustaka

membaca dan mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal, atau skripsi-skripsi penelitian yang


berhubungann dengan NIM dan BOPO dengan penggunaan analisis rasio keuangan umtuk
referensi dalam melakukan penelitian.

3.5 METODE ANALISIS

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah teknik regresi berganda atau
multiple regression untuk menguji pengaruh NIM dan BOPO terhadap variabel dependen yaitu
harga saham. Model regresi berganda adalah teknik analisis regresi yang menjelaskan hubungan
antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Dalam penggunaan persamaan
regresi terdapat beberapa asumsi-asumsi dasar yang harus dipenuhi. Asumsi-asumsi tersebut
adalah: uji normalitas, uji multikolenearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas. Setelah
persamaan regresi terbebas dari asumsi dasar tersebut maka selanjutnya dapat dilakukan
pengujian hipotesis.

13
Daftar Pustaka
Haryani, I. (2010). Restrukturisasi & Kredit Macet. Jakarta: Gramedia.

Kuswadi. (2006). Rasio-Rasio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta: Gramedia.

Oktanto, D. (2014). Pengaruh rasio keuangan terhadapperubahan laba pada perusahaan


manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei) tahun 2008-2011.

Renny Syafitri1, N. R. (2013). Faktor – faktor yang mempengaruhi pertumbuhan laba Pada
perusahaan rokok yang go public di bursa efek Indonesia tahun 2000 2012.

Saepudin, A. d. (2006). Statistik Dasar. Jakarta : Grasindo.

sw, S. (2006). Pengaruh rasio keuangan terhadap kemampuan Memprediksi perubahan laba pada
perusahaanperusahaan Manufaktur yang terdaftar Di pt bursa efek jakarta

14

Anda mungkin juga menyukai