Kasus ke -2
MENGAPA INGGRIS MEMILIKI ANGKA KEMATIAN ANAK
YANG TINGGI
Tertinggal di belakang
Sebuah makalah yang diterbitkan minggu ini di Lancet
mengungkapkan bahwa Inggris berada di bawah tabel liga Eropa
Barat ketika datang ke tingkat kematian anak balita.
Kertas Lancet menunjukkan bahwa pada tahun 2030 kita masih akan
tertinggal dari negara-negara Eropa lainnya.
Jadi kami tahu pasti bahwa kami berkinerja buruk dan kami tidak
berkembang cukup cepat.
Bukan kebetulan
Minggu ini, Royal College of Paediatrics and Child Health
meluncurkan sebuah laporan - Why Children Die - yang menggali
lebih dalam tentang dari mana anak-anak meninggal dan dari mana
kematian ini dapat dicegah.
Kesimpulan menyeluruh kami adalah bahwa risiko kematian anak
secara tidak proporsional memengaruhi keluarga yang lebih miskin.
1. melindungi publik
2. menjaga kepercayaan publik terhadap profesi dan NMC
3. menyatakan dan menegakkan standar perilaku dan kinerja yang
tepat.
4. Sanksi tidak dimaksudkan sebagai hukuman bagi perawat, bidan
atau perawat.
Menentukan sanksi
Pesanan perhatian
1. Pesanan penangguhan
Jika seorang perawat, bidan atau rekan perawat saat ini dikenakan
sanksi, Anda akan dapat melihat ini ketika Anda mencari nama
mereka pada register di NMC.
Daftar pustaka :
https://en.wikipedia.org/wiki/Furness_General_Hospital_scandal
https://www.bbc.com/news/health-27260371
.
Merdeka.com - Polres Klaten, Jawa Tengah membongkar
sindikat tindak kejahatan aborsi online. Lima orang
pelaku diamankan. Salah satunya adalah seorang bidan
Desa Kajen, Kecamatan Ceper, bernama Aryani, sebagai
pelaku utama sekaligus pemilik klinik aborsi.
Kapolres Klaten AKBP Aries Andhi mengatakan, dalam
menjalankan praktik aborsinya, Aryani dibantu oleh dua
orang. Yakni Agung Nugroho yang berpura-pura sebagai
dokter dengan nama samaran Nindira dan Anisa Puspita Sari
sebagai asisten dokter.
Pada kasus yang ditangani Polres Klaten, pasangan kekasih
DA alias Dian Arisa dan YJ alias Yoga Janu mencari klinik
aborsi melalui internet. Mereka kemudian menemukan link
jasa aborsi bernama 'Aborsi Gastrul Cytotec' serta Line :
NINDIRAABORSI, dengan admin Agung Nugroho yang
mengaku sebagai seorang dokter.
"Mereka kemudian bertemu dan disepakati harganya sebanyak
Rp 11,5 juta. Mereka awalnya bertemu di Jogja, kemudian ke
Klaten dan akhirnya dilakukanlah proses aborsi tersebut. Kita
mengamankan 5 orang ini termasuk bidan desa yang
membantu proses aborsi ini," ujar Kapolres, Rabu (5/3).
Kepada Kapolres, Ariyani mengaku mendapatkan uang
sebesar Rp 1-2 juta setiap kali membantu melakukan aborsi.
Ia juga mengaku telah beberapa kali membantu melakukan
tindak aborsi. Sejumlah orang yang pernah ia bantu berasal
dari luar Kota Klaten.
"Saya hanya dimintai tolong saja. Baru tiga kali ini. Sekali
membantu aborsi mendapat bayaran Rp 1-2 juta," terangnya.
Aryani mengaku kenal Agung dan membantu aborsi sejak
pertengahan tahun 2016. Agung juga yang mencarikan pasien
untuk aborsi melalui online. Wanita dua anak tersebut
mengaku menyesali perbuatannya. Kedepan ia ingin keluar
dari pekerjaan bidan dan membuka usaha lainnya.
Sementara itu Kasatreskrim Polres Klaten AKP Didik
Sulaiman menjelaskan tindak aborsi dilakukan pada tanggal 4
Februari 2019 di Klinik Bidan Desa Ariyanti. Tindakan aborsi
dilakukan dengan cara menyuntikkan cairan
triclofem. Kemudian menekan serviks DA dengan benda
tumpul yang bertujuan agar terjadi kontraksi.
"Kemudian juga diberikan obat jenis cytotec, setelah itu, DA
dan Anisa Puspita Sari menuju hotel Srikandi di Daerah
Karangwuni, Ceper. Disitu YJ kekasih DA telah menunggu.
Enam jam kemudian janin yang dikandung oleh DA keluar di
kamar mandi hotel Srikandi dan langsung dikubur oleh YJ di
pekarangan kosong," papar Didik
Kemudian, lanjut Didik, pada 5 Februari 2019, DA dan YJ
meninggalkan Hotel Srikandi menuju ke Pekalongan. Di Kota
Batik tersebut keduanya kemudian diamankan petugas
Satreskrim Polres Klaten. [eko]
Analisis kasus :
Seorang bidan di Desa Kajen,Kecamatan Ceper,Klaten,Jawa
Tengah melakukan tindakan aborsi. dilakukan pada tanggal 4
Februari 2019 di Klinik Bidan Desa Ariyanti. dilakukan pada
tanggal 4 Februari 2019 di Klinik Bidan Desa Ariyanti
dilakukan pada tanggal 4 Februari 2019 di Klinik Bidan Desa
Ariyanti. Tindakan aborsi dilakukan dengan cara
menyuntikkan cairan triclofem. Kemudian menekan serviks
DA dengan benda tumpul yang bertujuan agar terjadi
kontraksi. Bidan Ariyanti mengaku sekali membantu aborsi
mendapat bayaran Rp 1-2 juta.
Daftar pustaka :
https://www.merdeka.com/peristiwa/layani-aborsi-
online-bidan-desa-ini-dapat-imbalan-rp-1-juta.html
Undang-Undang yang terkait :
UU no 36 tahun 2009
Pasal 346
Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Pasal 347
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.
(2) Jika perbuatan (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara
paling lama tujuh tahun.
Pasal 348
(1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya,
diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam
bulan.
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut,
diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.
Pasal 349
Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu
melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346, ataupun
melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan
yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang
ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga
dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam
mana kejahatan dilakukan.
Pasal 350
Dalam hal pemidanaan karena pembunuhan, karena
pembunuhan dengan rencana, atau karena salah satu kejahatan
berdasarkan Pasal 344, 347 dan 348, dapat dijatuhkan
pencabutan hak berdasarkan pasal 35 No. 1- 5.
uu 36/2009
Pasal 194
Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak
sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
75 ayat (2)
(2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapatdikecualikan berdasarkan:
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapatdikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin,
yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan
bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapatdikecualikan berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini
kehamilan, baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin,
yang menderita penyakit genetik berat dan/atau cacat bawaan,
maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan
bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan
trauma psikologis bagi korban perkosaan.
UU NO 4 Tahun 2019
Pasal 61
UU NO 4 Tahun 2019
Pasal 61
Perlindungan Konsumen juga mengatur tentang perbuatan yang dilarang pelaku usaha yang
tercantum dalam Pasal 8 sebagai berikut: (1) Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau
memperdagangkan barang da n/atau jasa yang: a. tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar
yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan; b. tidak sesuai dengan berat
bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label
atau etiket barangtersebut; c. tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah hitungan
menurut ukuran yang sebenarnya; d. tidak sesuai dengan kondisi, jaminan, keistimewaan atau
kemanjuran sebagaimana dinyatakan dalam label, etiket atau keterangan barang dan/atau jasa
tersebut; e. tidak sesuai dengan mutu, tingkatan, komposisi, proses pengolahan, gaya, mode, atau
penggunaan tertentu sebagaimana dinyatakan dalam label atau keterangan barang dan atau/jasa
tersebut; f. tidak sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau
promosi penjulan barang dan/atau jasa tersebut; g. tidak mencantumkan tanggal kadaluwarsa atau
jangka waktu penggunaan/pemanfaatan yang paling baik atas barang tertentu; h. tidak mengikuti
ketentuan berproduksi secara halal, sebagaimana pernyataan “halal” yang dicantumkan dalam label;
i. tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama, barang, ukuran,
berat/isi bersih atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama
dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus
bahasa indonesia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (2) pelaku usaha
dilarang memperdagangkan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan tercemar tanpa memberikan
informasi secara lengkap dan benar atas barang dimaksud. (3) pelaku usaha dilarang
memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan
atau tanpa memberikan informasi secara lengkap dengan benar. (4) pelaku usaha yang melakukan
pelanggaran pada ayat (1) dan ayat (2) dilarang memperdagangkan barang dan/atau jasa tersebut
wajib menariknya dari peredaran. Peran Badan POM Dalam Melakukan Pengawasa