Abstract
Allah must have created universe, included mankind, with particular purposes. Among the purposes
are to become His loyal servants, to represent Him as the caliph of the earth: to control and preserve
nature and its entity, to be trusted by Him to manage the earth where other creatures were not able
to assume such responsibility. The three purposes of creating mankind reflects high educational
values. To worship is the main and the only reason for mankind to improve their faith to Allah. As
a caliph of the earth, men are supposed to teach others to be come more professional in managing
things and trusteeship teaches men to get closer and more responsible to Allah
* Penulis adalah Asisten Ahli dalam Mata Kuliah Hadis dan Ilmu Hadis pada STAIN Batusangkar
33
34 Ta’dib Volume. 12, No. 1 (Juni 2009)
yang masih dalam keadaan ragu-ragu. dan 74, surat Yunus ayat 14 dan 73,surat
Lalu pada ayat ini manusia diajak untuk al-Namal ayat 62, surat Fathir ayat 39
memeluk agama tauhid, yaitu dengan dan surat Shad ayat 26. (M.Fuad Abdul
menghambakan diri pada Allah SWT, Baqiy, t.th.: 305). Dalam hal ini akan
Tuhan satu-satunya, tunduk serta meng- dikemukakan beberapa ayat yaitu:
ikhlaskan diri pada-Nya. Kemudian me- 1. QS. al-Baqarah ayat 30
reka diingatkan bahwa Allah-lah Tuhan
yang telah mencipta, mengatur urusan و إذ ﻗﺎل رﺑﻚ ﻟﻠﻤﻠﺌﻜﺔ إﱐ ﺟﺎﻋﻞ ﰲ اﻷرض ﺧﻠﻴﻔﺔ
dengan sunnah-Nya serta menganugerahi
mereka hidayah dan jalan untuk ber- ﻗﺎﻟﻮا أﲡﻌﻞ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﻳﻔﺴﺪ ﻓﻴﻬﺎ و ﻳﺴﻔﻚ اﻟﺪﻣﺂء و
taqarrub. Maka dari itu tidak ada yang ﳓﻦ ﻧﺴﺒﺢ ﲝﻤﺪك و ﻧﻘﺪس ﻟﻚ ﻗﺎل إﱐ أﻋﻠﻢ ﻣﺎﻻ
layak dan pantas untuk disembah selain
Dia, sebab mensyarikatkan-Nya hanya ﺗﻌﻠﻤﻮن
akan mendatangkan azab dan kehancur-
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
an. Lalu dijelaskan bahwa penghambaan
kepada para malaikat: "Sesungguh-
diri kepada-Nya serta sesuai dengan
nya Aku hendak menjadikan seorang
ketentuan yang telah digariskan, dapat
khalifah di muka bumi." mereka
menghantarkan mereka kepada taqwa,
berkata: "Mengapa Engkau hendak
yaitu suatu derajat dimana seseorang
menjadikan (khalifah) di bumi itu
dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam
orang yang akan membuat kerusakan
diri serta memiliki kesadaran ketuhanan
padanya dan menumpahkan darah,
yang matang (Al-Maraghiy, t.th. juz I:
padahal kami senantiasa bertasbih
63).
dengan memuji Engkau dan men-
Kemudian pada ayat 56 surat al-
sucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
Dzariyat dijelaskan bahwa tujuan hakiki
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa
dari penciptaan jin dan manusia adalah
yang tidak kamu ketahui."
dalam rangka berubudiyah kepada-Nya.
Pada ayat sebelumnya diungkapkan 2. QS. al-An’am ayat 165
bagaimana pengingkaran orang-orang
Quraisy terhadap kerasulan Muhammad وﻫﻮ اﻟﺬي ﺟﻌﻠﻜﻢ ﺧﻠّﺌﻒ اﻷرض و رﻓﻊ ﺑﻌﻀﻜﻢ ﻓﻮق
bahwa mereka menuding bahwa ﺑﻌﺾ درﺟﺖ ﻟﻴﺒﻠﻮﻛﻢ ﰲ ﻣﺂ أﺗﻜﻢ إن رﺑﻚ ﺳﺮﻳﻊ
Muhammad adalah tukang sihir dan se-
bagainya. Hal itu bukanlah sesuatu yang اﻟﻌﻘﺎب وإﻧﻪ ﻟﻐﻔﻮر رﺣﻴﻢ
baru, karena umat-umat sebelumnya juga
“Dan Dia lah yang menjadikan kamu
berbuat serupa ketika menolak para nabi
penguasa-penguasa di bumi dan dia
yang diutus. Lalu Nabi Muhammad
meninggikan sebahagian kamu atas
diajak untuk berpaling dari mereka serta
sebahagian (yang lain) beberapa
hendaklah ia senantiasa berzikir, sebab
derajat, untuk mengujimu tentang apa
itulah yang dapat mendatangkan manfaat
yang diberikan-Nya kepadamu. Se-
bagi kaum beriman.
sungguhnya Tuhanmu amat cepat
Al-Khilafah siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia
Maha Pengampun lagi Maha Pe-
Lafaz al-khalifah dan yang se- nyayang”.
makna dengannya (al-khalifah, al-
khalaif dan alkhulafa) terulang dalam al- Ayat 30 dari surat al-Baqarah ada-
Quran sebanyak 9 kali, yaitu dalam al- lah informasi bagi para malaikat bahwa
Quran Surat al-Baqarah ayat 30, surat al- Allah menciptakan khalifah (Adam dan
An’am ayat 165, surat al-A’raf ayat 69 keturunannya) di muka bumi. Ayat ini
36 Ta’dib Volume. 12, No. 1 (Juni 2009)
terhadap aqidah orang-orang musyrik bagi mereka yang bertaubat serta senan-
serta pengingkaran terhadap kemaksiat- tiasa mengasihi kaum beriman dan
an. Kemudian dijelaskan bahwa millah orang-orang yang senantiasa berbuat
Muhammad adalah melanjutkan millah kebajikan.(Al-Maraghiy, t.th.juz III: 93-
Ibrahim sebelumnya. Shalat, seluruh 94).
penghambaan serta hidup dan matinya
hanya untuk dan karena Allah SWT. Al-Amanah
Tidaklah pantas bagi seseorang untuk Ungkapan kata al-amanah terulang
menghambakan diri kepada yang lain. dalam al-Quran sebanyak 6 kali yang
Lalu ditegaskan lagi bahwa seseorang juga terdapat dalam enam ayat. Kata
akan menerima ganjaran sesuai dengan tersebut dalam bentuk mufrad (tunggal/
amal dan perbuatannya masing-masing singular) terulang sebanyak dua kali,
serta seseorang tidak akan mewarisi dosa sedangkan dalam bentuk jamak/ plural
atau pahala orang lain. terulang sebanyak empat kali. Ayat-ayat
Setelah itu, pada ayat ini Allah tersebut terdapat dalam Al-Quran surat
ungkapkan bahwa dia telah mengangkat al-Baqarah ayat 283, surat al-Nisa’ayat
manusia sebagai klala’if al-ardh, di 58, surat al-Anfal ayat 27, surat al-
mana mereka melanjutkan kedudukan, Mukminun ayat 8, surat al-Ahzab ayat
pekerjaan dan kekuasaan orang-orang 72 dan surat al-Ma’arij ayat 32.
sebelumnya. Dalam menjalankan khila- Dalam tulisan ini akan dikemuka-
fah tersebut, terdapat ibrah dan pelajaran kan QS al-Ahzab ayat 72 mengingat
berharga bagi mereka yang mau me- bahwa ayat ini sangat terkait erat dengan
renungi dan mendalaminya. Kemudian pokok permasalahan, khususnya tentang
Allah mengangkat derajat sebagian me- tugas yang diemban oleh manusia. Ayat
reka dari yang lainnya, sehingga ada tersebut ialah:
yang kaya dan ada yang miskin, ada
yang kuat dan ada yang lemah serta ada إﻧﺎ ﻋﺮﺿﻨﺎ اﻷﻣﺎﻧﺔ ﻋﻠﻲ اﻟﺴﻤﻮات و اﻷرض و اﳉﺒﺎل
yang alim dan ada yang bodoh. Semua
itu dimaksudkan sebagai ujian dan co-
ﻓﺄﺑﲔ أن ﳛﻤﻠﻨﻬﺎ و أﺷﻔﻘﻦ ﻣﻨﻬﺎ و ﲪﻠﻬﺎ اﻹﻧﺴﺎن إﻧﻪ
baan dimana kelak mereka akan mem- ﻛﺎن ﻇﻠﻮﻣﺎ ﺟﻬﻮﻻ
peroleh balasan sesuai dengan amal dan “Sesungguhnya kami Telah menge-
perbuatan masing-masing. Itu semua mukakan amanat kepada langit, bumi
adalah sunnah yang digariskan Allah dan gunung-gunung, Maka semuanya
bagi kehidupan dunia. Kemudian di- enggan untuk memikul amanat itu
tegaskan bahwa azab dan iqab Allah siap dan mereka khawatir akan meng-
menanti bagi mereka yang kafir, me- khianatinya, dan dipikullah amanat
nolak kenabian (Muhammmad), me- itu oleh manusia. Sesungguhnya
langar syari’at serta menyimpang dari manusia itu amat zalim dan amat
sunnah yang telah diciptakan untuk ke- bodoh”
maslahatan dan kedamaian dunia. Azab
itu akan berlaku baik di dunia maupun di Dua ayat sebelumnya mengutara-
akhirat. Azab dunia adalah seperti kece- kan perintah Allah SWT kepada kaum
lakaan dan kehancuran, akal yang tidak beriman agar senantiasa bertaqwa ke-
berfungsi untuk kebaikan, tidak punya pada Allah SWT serta juga senantiasa
harga diri, kehilangan harta, keresahan mengungkapkan perkataan yang benar
dan lain-lain sebagainya. (qaulan sadidan). Dengan mematuhi
Kemudian Allah memberi berita kedua hal tersebut, Allah akan meng-
gembira bahwa Dia Maha Pengampun arahkan kaum beriman pada amal
38 Ta’dib Volume. 12, No. 1 (Juni 2009)
shaleh, mengampuni dosa serta menjauh- musyrik serta memberi ampunan bagi
kannya dari azab. Selanjutnya Allah kaum beriman. Adapun kaitan ayat ini
jelaskan bahwa siapa saja yang mentaati dengan ayat sebelumnya adalah bahwa
Dia dan Rasul-Nya, maka kelak mereka tidak banyak manusia yang mampu dan
akan memperoleh balasan yang agung lulus dalam menjalankan amanah yang
serta kemuliaan di hari akhir. Dari hal ini begitu berat sebagaimana diterangkan
dapat disimpulkan bahwa dalam kedua pada ayat sebelumnya.
ayat ini terdapat dua buah perintah Kata ( اﻟﻌﺮضyang terdapat pada
Allah SWT, yaitu berkata benar dan ayat 72) adalah ungkapan kesiapan bagi
senantiasa berbuat kebaikan. Dengan langit dan bumi. (Al-Maraghiy,t.th. juz
melakukan kedua hal ini berarti mereka VIII: 45). Selanjutnya kata اﻟﺤﻤﻞberarti
telah bertaqwa kepada-Nya sekaligus ( اﻗﻼل اﻟﺸﻲءmenjadikan atau menganggap
menjauhi iqab-Nya. Kemudian Allah sesuatu menjadi sedikit) (Ibnu Zakariya,
memotivasi dan memberikan kabar gem- 1994: 384).Al-Raghib al-Asfahaniy me-
bira bagi kaum beriman dengan men- nerangkan bahwa kata ini “menggambar-
janjikan dua hal, pertama, Allah akan kan sesuatu yang sangat banyak” (Al-
memuliakan amalan mereka, sebab Asfahaniy, 1999: 131). Jika kedua pen-
taqwa dengan sendirinya akan mem- dapat ini dipadukan maka akan melahir-
perindah amalan seseorang, sedangkan kan makna yang sinergik dan searah,
amalan akan mengangkat kedudukan dimana maksudnya adalah bahwa kata
pelakunya ke tempat yang lebih tinggi, ini memiliki makna sesuatu yang berat
dimana disana mereka akan memperoleh atau banyak, lalu ia dianggap sedikit atau
kesenangan dan kebahagian yang abadi. ringan sehingga dapat dipikul atau
Kedua, Allah SWT menjanjikan mereka diangkat. Hal ini senada dengan ayat
berupa ampunan. Di samping itu, Allah dimana al-amanah adalah sesuatu yang
juga akan menutup aibnya serta juga berat lalu dengan rasa percaya diri yang
terbebas dari azab yang maha dah- cukup tinggi manusia berusaha untuk
syat.(Al-Maraghiy,t.th. juz VIII: 45). memikulnya dengan mengangap bahwa
Selanjutnya pada ayat 72 ini Allah hal itu ringan baginya atau mampu untuk
SWT menjelaskan tentang bagaimana ia pikul.
susah dan sulitnya menanggung beban Pada ayat ini Allah menjelaskan
dalam rangka mencapai taqwa, qaulan bahwa sesungguhnya Dia tidaklah men-
sadidan serta ketaatan kepada Allah dan ciptakan langit dan bumi dimana kedua-
Rasul-Nya. Adapun kaitan (munasabah) nya memiliki fisik yang besar serta ke-
yang signifikan antara ayat ini dengan kuatan terpendam untuk mampu meng-
kedua ayat sebelumnya adalah bahwa emban beban taklif, yaitu berupa
pada dua ayat sebelumnya Allah SWT perintah, larangan serta kearifan dalam
menerangkan betapa mulia dan agung- menjaga kemaslahatan agama dan dunia.
nya ketaqwaan dan ketaatan kepada- Kenyataan adalah bahwasanya Allah
Nya, lalu pada ayat ini Allah jelaskan SWT memberikan beban itu semua ke-
bagaimana susahnya mengemban ama- pada manusia, yaitu untuk menerima dan
nah yang diberikan kepada makhluq-Nya menjalankannya plus dengan segala ke-
hingga langit, bumi dan gunung-gunung kurangan yang ia miliki. Di samping itu,
yang begitu gagah dan kekar menolak manusia juga sering dikalahkan oleh
untuk mengemban amanah tersebut. hasutan yang senantiasa membawa pada
Kemudian pada ayat selanjutnya nafsu amarah, sehingga manusia sering
Allah SWT menerangkan bahwa Dia berbuat zalim sesamanya. Selanjutnya
akan mengazab kaum munafik dan manusia juga sering ditunggangi oleh
Inong Satriadi, Tujuan Penciptaan Manusia dan Nilai Edukasinya (Kajian Tafsir Tematis) 39
nafsu syahwat serta kecendrungan untuk tersalah dan khilaf dalam menjalankan
lepas tangan dari tanggung jawab, se- amanah.
hingga mendatangkan akibat fatal dan Adapun ilustrasi kedua dari ayat
kerusakan dari semua apa yang mereka ini adalah berupa gambaran atau kiasan
lakukan. Maka dari itu Allah SWT mem- betapa beratnya beban yang diemban
bebankan taklif kepada manusia agar ia manusia, dimana pada mulanya beban
mampu mematahkan semua bentuk ke- berat ini akan dipikulkan kepada langit,
kerasan (kekejaman), meminimalisir pe- bumi dan gunung-gunung yang kuat,
ngaruhnya serta membendung hawa kokoh dan tangguh, namun mereka me-
nafsu agar manusia terhindar dari per- nolak dan enggan untuk memikul beban
buatan dan kejadian yang membawa ke- itu. Akhirnya beban berat tersebut di-
hancuran (Al-Maraghiy, t.th. juz VIII: emban oleh manusia yang sangat lemah
45). dan loyo. Selanjutnya Allah SWT me-
Selain pendapat di atas, ada juga negaskan bahwa manusia adalah makh-
yang memahami bahwa yang dimaksud luq yang zalim dan bodoh, sebab
dengan اﻷﻣﺎﻧﺔdalam ayat tersebut adalah manusia sering tidak mampu atau tidak
اﻟﻄﺎﻋﺔ, sebab ketaatan itu harus ada sempurna dalam menjalankan amanah
sebagaimana halnya dengan al-amanah serta sering berkhianat dengan jaminan
dimana ia harus ditunaikan dan di- dan janji yang diberikan.(al-Zamakh-
bayarkan. (al-Zamakhsyariy,1995 juz III: syariy,1995 juz III: 546-547).
546-547). Kemudian ada juga yang me-
Dari ayat tersebut ada dua hal yang mahami bahwa al-amanah adalah “se-
dapat diilustrasikan. Pertama, ayat ini suatu yang dititipkan kepada orang agar
menggambarkan akan ketaatan dan ke- dijaga dan dipelihara untuk kemudian
tundukan langit, bumi dan gunung- dikembalikan lagi kepada yang me-
gunung (al-jumadat) kepada Allah SWT. nitipkan sebelumnya”. Al-Amanah yang
Kondisi ini memungkinkan bagi langit, disebutkan dalam ayat ini adalah “se-
bumi ataupun gunung-gunung untuk suatu yang dipercayakan Allah SWT
mengemban tugas yang cukup berat kepada manusia agar dipelihara dan
tersebut, sebab mereka tidak memiliki dijalankan dengan penuh ketekunan dan
kecendrungan negatif, melenceng atau istiqomah untuk kemudian hari di-
kecendrungan untuk berkhianat. Hal ini kembalikan kepada Allah yang telah
membuat mereka lebih pantas dan layak menitipkan semuanya kepada manu-
dalam mengemban serta memikul tugas sia”.(Thaba Thaba’iy, 1991 juz VII:
itu. Adapun manusia, keadaannya tidak 254).
persis sama dan setaat al-jumadat ter- Berdasarkan penafsiran di atas, al-
sebut, sehingga pada dasarnya manusia amanah dalam ayat tersebut juga bisa
tidaklah pantas untuk mengemban tugas diumpamakan sebagai”ujian dan tang-
yang cukup berat tersebut. Keunggulan gungjawab”. Hal ini seiring dengan
al-jumadat dalam mengemban tugas taklif (pemberian kewajiban oleh Allah
tersebut adalah majas atau kiasan akan SWT), pemberian hak kebebasan ber-
ketundukan dan ketaatannya. Lalu tugas tindak dan tanggung jawab dalam me-
berat tersebut diemban oleh manusia, nentukan pilihan. Alam seisinya selain
akhirnya manusia diberi gelar sebagai manusia bergerak sesuai dengan ketentu-
makhluq yang zalim karena ia seringkali an hukum alam, tanpa harus memper-
lalai dalam menunaikan amanah. Di tanggungjawabkan perbuatannya. Se-
samping itu ia juga diberi gelar sebagai andainya langit menghantam bumi de-
makhluq yang bodoh karena ia seringkali ngan semburan gunturnya dan meng-
40 Ta’dib Volume. 12, No. 1 (Juni 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Abu al-Qasim Jar Allah Muhammad ibn Fazlur Rahman. 1996. Tema Pokok al-
Umar ibn Muhammad al- Quran, judul asli, Major Themes of
Zamakhsyariy. 1995. al-Kasysyaf The Quran, penerj. Anas
an Haqa’iq al-Tanzil wa al-‘Uyun Mahyuddin, Bandung: Pustaka,
al- Aqawil fi Wujuh al-Ta’wil, Muhammad Fuad Abdul Baqi. 1992.
Beirut: Dar al-Fikr. Mu’jam al-Fahrasy li al-Fazh al-
Abu Husain Ahmad ibn Faris ibn Quran al-Karim, Beirut: Dar al-
Zakariya. 1994. Mu’jam al- Fikr,
Maqayis fi Lughah, Beirut: Dar al- Muhammad Hasan al-Himshi, Mufradat
Fikr. al-Quran, Tafsir wa Bayan, Beirut:
Afif Muhammad. 1998. Islam “Maz- Dar al-Fikr, t.th
hab” Masa Depan, Menuju Islam Muhammad Husein Thaba Thaba’iy.
non Sektarian, Bandung: Pustaka 1991. al-Mizan fi Tafsir al-Quran,
Hidayah Beirut: Mu’assasah a-A’lami li al-
Ahmad Musthafa al-Maraghiy, 1074. Mathbu’at,
Tafsir al-Maraghiy, Mesir: Raghib al-Ashfahaniy, al-Mufradat fi
Musthafa al-Bab al-Halabiy. Gharib al-Quran, Beirut: Dar al-
Aisyah Bintu Syati. 1999. Manusia Ma’rifah, 502
dalam Perspektif al-Quran, Yasien Mohamed, 1997. Islam yang
Penterjemah: Ali Zawawi, judul Suci, Konsep Fitrah dalam Islam,
asli: Maqal fi al-Insan, Dirasah judul asli, Fitra, The Islamic
Quraniyyah, Jakarta: Pustaka Concept of Human Nature, Penerj.
Firdaus. Mashur Abadi, Bandung: Mizan
Armai Arief. 2005. Reformulasi Pen-
didikan Islam, Jakarta: CRSD
Press,