Anda di halaman 1dari 10

869

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ARTHRITIS


RHEUMATOID PADA LANSIA DI PUSKESMAS TOMPOBULU
KABUPATEN GOWA

Oleh:
Andi Ayumar1, Andi Yulia Kasma1
1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar

ABSTRAK:
Lansia pada umumnya mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses
menua (aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang
saling berinteraksi. Arthritis rheumatoid adalah penyakit yang menyerang sendi dan
struktur atau jaringan penunjang di sekitar sendi. Penderita arthritis rheumatoid di seluruh
dunia telah mencapai angka 355 juta jiwa, WHO melaporkan bahwa 20% penduduk dunia
terserang penyakit arthritis rheumatoid. Adapun data yang diperoleh dari Dinkes Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 2010 kejadian AR sebanyak 650 jiwa dari 1.248.436 jiwa
usia lanjut. Di Puskesmas Tompobulu lansia yang berkunjung menderita rematik tercatat
pada tahun 2013 sebanyak 145 lansia.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-
faktor yang berhubungan dengan kejadian arthritis rheumatoid pada lansia. Jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa sebanyak 706 lansia tahun 2013. Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia sebanyak 56 sampel dengan cara accidental sampling. Data
dianalisis dengan uji alternatif Chi-square melalui program SPSS 11,5. Hasil penelitian
diperoleh bahwa ada hubungan antara umur (p=0,041 <α=0,05), faktor genetik (p=0,000 <
α=0,05), perilaku kesehatan (p=0,000 < α=0,05), pengetahuan (p=0,010 < α=0,05) dengan
kejadian arthritis rheumatoid , dan tidak ada hubungan antara jenis kelamin (p=0,503 >
α=0,05) dengan kejadian arthritis rheumatoid. Dalam penelitian ini disimpulkan tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian arthritis rheumatoid. Ada hubungan antara
umur, faktor genetik, perilaku kesehatan dan pengetahuan dengan kejadian arthritis
rheumatoid. Diharapkan pihak kesehatan dapat memberikan pengetahuan tentang
beberapa penyakit dan masyarakat dapat memperhatikan perilaku kesehatannya.

Kata Kunci : Arthritis Rheumatoid, Umur, Jenis Kelamin, Faktor Genetik, Perilaku
Kesehatan, Pengetahuan.

PENDAHULUAN penduduk yang berusia lanjut meningkat


Keberhasilan pemerintah dalam dan bertambah cenderung lebih cepat
pembangunan Nasional, telah mewujudkan (Marcelina, 2013).
hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu Menurut Depkes RI 2007
adanya kemajuan ekonomi, perbaikan peningkatan jumlah penduduk perlu
lingkungan hidup, kemajuan Ilmu mendapatkan perhatian karena kelompok
Pengetahuan dan teknologi, terutama Lanjut Usia (Lansia) merupakan kelompok
dibidang kesehatan, sehingga dapat berisiko tinggi yang mengalami berbagai
meningkatkan kualitas kesehatan masalah kesehatan khususnya penyakit
penduduk serta meningkatkan umur degeneratif (Marcelina, 2013).
harapan hidup manusia. Akibatnya jumlah

Jurnal Mitrasehat, Volume VI Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2089-2551


870 ___ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan... Andi Ayumar, Andi Yulia Kasma

Arthritis Rheumatoid (AR) Data yang digunakan adalah data


merupaka penyakit inflamsi sistemik kronik primer yang diperoleh dari hasil pengisian
yang menyebabkan tulang sendi destruksi, kuesioner oleh responden.
deformitas, dan mengakibatkan
ketidakmampuan (Meiner & Leukenotte, HASIL PENELITIAN
2006).
Prevalensi penyakit muskuloske- Karakteristik Responden
letal pada lansia dengan arthritis a. Distribusi Frekuensi Sampel
rheumatoid mengalami peningkatan Menurut Pekerjaan
mencapai 355 juta jiwa di dunia. Hasil penelitian menunjukkan
Penderita arthritis rheumatoid di bahwa dari 56 sampel, dominan bekerja
seluruh dunia telah mencapai angka 355 sebagai petani sebanyak 26 sampel
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia (46,4%), dan paling sedikit yaitu pensiunan
menderita rheumatoid. WHO melaporkan sebanyak 2 sampel (3,6%).
bahwa 20% penduduk dunia terserang Pekerjaan n %
penyakit arthritis rheumatoid. Dimana 5- Pensiunan 2 3,6
10% adalah yang berusia 5-20 tahun dan Swasta 7 12,5
20% mereka yang berusia 55 tahun. Petani 26 46,4
Berdasarkan hasil penelitian terakhir Zeng Tidak bekerja 18 32,1
QY 2010, prevalensi nyeri rematik di Lainnya 3 5,4
Indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3% Jumlah 56 100,0
(Marcelina, 2013). Sumber : Data Primer, 2014
Di Puskesmas Tompobulu lansia
yang berkunjung menderita rematik tercatat b. Distribusi Frekuensi Sampel
pada tahun 2011 sebanyak 120 lansia, Menurut Pendidikan Terakhir
pada tahun 2012 sebanyak 139 lansia, dan Hasil penelitian menunjukkan
tahun 2013 sebanyak 145 lansia. bahwa dari 56 sampel, dominan pendidikan
terakhir yang ditempuh yaitu SD sebanyak
METODE PENELITIAN 21 sampel (37,5%), dan hanya 2 orang
Desain penelitian ini merupakan (3,6%) yang telah menempuh perguruan
penelitian deskriptif analitik dengan tinggi.
pendekatan cross sectional yaitu suatu
Pendidikan
penelitian yang mempelajari hubungan n %
Terakhir
antara independen dan dependen, dimana
Tidak Sekolah 9 16,1
observasi dan pengukuran variabel sekali
SD 21 37,5
dan sekaligus pada waktu yang sama.
SMP 8 14,3
Penelitian dilaksanakan di
SMA 16 28,6
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa
PT 2 3,6
dilaksanakan pada tanggal 10 Juni sampai
30 Juni 2014. Jumlah 56 100,0
Populasi dalam penelitian ini Sumber : Data Primer, 2014
adalah s semua lansia yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Tompobulu Analisis Univariat
Kabupaten Gowa sebanyak 706 tahun a. Distribusi Frekuensi Sampel
2013 yang kemudian diperoleh sample Menurut Umur
sebanyak 56 sampel dengan cara Pembagian umur pada penelitian
accidental sampling. ini didasarkan pada standar WHO batasan
usia lanjut yaitu usia pertengahan ialah
871

kelompok usia45-59 tahun, dan lanjut usia Perilaku


ialah kelompok usia 60-74 tahun. Kesehatan n %
Hasil penelitian menunjukkan Kurang sehat 35 62,5
bahwa dari 56 sampel terdapat 20 sampel Sehat 21 37,5
(35,7%) berumur 60-74 tahun tahun dan 36 Jumlah 56 100,0
sampel (64,3%) yang berumur 45-59 tahun. Sumber : Data Primer
Umur n % e. Distribusi Frekuensi Sampel
60 -74 tahun 20 35,7 Menurut Pengetahuan
45 -59 tahun 36 64,3 Hasil penelitian menunjukkan
Jumlah 56 100,0 bahwa dari 56 sampel terdapat 38 sampel
Sumber : Data Primer, 2014 (67,9%) yang pengetahuan responden
kurang dan 18 sampel (32,1%) yang
b. Distribusi Frekuensi Sampel pengetahuan responden cukup .
Menurut Jenis Kelamin Pengetahuan n %
Hasil penelitian menunjukkan Kurang 38 67,9
bahwa dari 56 sampel terdapat 37 sampel Cukup 18 32,1
(66,1%) yang berjenis kelamin perempuan
Jumlah 56 100,0
dan 19 sampel (33,9%) yang berjenis
kelamin laki-laki. Sumber : Data Primer,2014
Jenis Kelamin n %
f. Distribusi Frekuensi Sampel
Perempuan 37 66,1
Menurut Kejadian arthritis
Laki-laki 19 33,9
rheumatoid
Jumlah 56 100,0 Hasil penelitian menunjukkan
Sumber : Data Primer, 2014 bahwa dari 56 sampel terdapat 38 sampel
c. Distribusi Frekuensi Sampel (67,9%) yang menderita arthritis
Menurut Faktor Genetik rheumatoid dan 18 sampel (32,1%) yang
Hasil penelitian menunjukkan tidak menderita arthritis rheumatoid .
bahwa dari 56 sampel terdapat 27 sampel Kejadian Arhritis
(48,2%) yang memiliki faktor genetik Rheumatoid n %
arthritis rheumatoid dan 29 sampel (51,8%) Menderita 38 67,9
yang tidak memiliki faktor genetik arthritis Tidak Menderita 18 32,1
rheumatoid . Jumlah 56 100,0
Faktor Genetik n % Sumber : Data Primer,2014
Ada 27 48,2
Tidak ada 29 51,8 Analisis Bivariat
Jumlah 56 100,0 a. Hubungan Antara Umur dengan
Sumber : Data Primer, 2104 Kejadian Arhritis Rheumatoid
Hasil penelitian menunjukkan
d. Distribusi Frekuensi Sampel bahwa terdapat 56 sampel (100%). Dari 20
Menurut Perilaku Kesehatan sampel (100%) yang berumur 60-75 tahun
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 17 sampel (85,0%) yang
bahwa dari 56 sampel terdapat 35 sampel menderita arthritis rheumatoid dan terdapat
(62,5%) yang berperilku kurang sehat dan 3 sampel (15,0%) yang tidak menderita
21 sampel (37,5%) yang berperilaku arthritis rheumatoid. Sedangkan dari 36
kesehatan baik . sampel (100%) berumur 45-59 tahun
terdapat 21 sampel (58,3%) yang
menderita arthritis rheumatoid dan terdapat

Jurnal Mitrasehat, Volume VI Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2089-2551


872 ___ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan... Andi Ayumar, Andi Yulia Kasma

15 sampel (41,7%) yang tidak menderita p


arthritis rheumatoid, Jenis Tidak
Menderi Jumlah valu
Kelamin menderi
Hasil analisi dari penelitian dengan ta e
ta
menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai N % n % %
ρ (0,041) < α (0,05). Hipotesis penelitian Perempu 2 64, 1 35, 3 100,
diterima, hal ini berarti ada hubungan an 4 9 3 1 7 0
antara umur dengan kejadian arthritis 1 73, 36, 1 100, 0,50
Laki-laki 5
4 7 5 9 0 3
rheumatoid pada lansia di Puskesmas
Jumlah 3 67, 1 32, 5 100,
Tompobulu Kabupaten Gowa tahun 2014. 8 9 8 1 6 0
p Sumber : Data Primer, 2014
Tidak
umur Menderit Jumlah valu
menderit
a e c. Hubungan Antara Faktor genetik
a
n % n % % dengan Kejadian Arhritis
60-75 1 85, 15, 2 100, Rheumatoid
3
tahun 7 0 0 0 0
Hasil penelitian menunjukkan
45-59 2 58, 1 41, 3 100, 0,04
tahun 1 3 5 7 6 0 1 bahwa terdapat 56 sampel (100%). Dari 27
Jumla 3 67, 1 32, 5 100, sampel (100%) yang memiliki faktor genetik
h 8 9 8 1 6 0 atau keturunan terdapat 25 sampel (92,6%)
Sumber : Data Primer, 2014 yang menderita arthritis rheumatoid dan
terdapat 2 sampel (7,4%) yang tidak
b. Hubungan Antara Jenis Kelamin menderita arthritis rheumatoid, sedangkan
dengan Kejadian Arhritis dari 29 sampel (100%) yang tidak memiliki
Rheumatoid faktor genetik atau keturunan terdapat 13
Berdasarkan Hasil penelitian sampel (44,8%) yang menderita arthritis
menunjukkan bahwa terdapat 56 sampel rheumatoid dan terdapat 16 sampel
(100%). Dari 37 sampel (100%) yang (55,2%) yang tidak menderita arthritis
berjenis kelmin perempuan terdapat 24 rheumatoid.
sampel (64,9%) yang menderita arthritis Hasil analisi dari penelitian dengan
rheumatoid dan terdapat 13 sampel menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai
(35,1%) yang tidak menderita arthritis ρ (0,000) < α (0,05). Hipotesis penelitian
rheumatoid. Sedangkan dari 19 sampel diterima, hal ini berarti ada hubungan
(100%) yang berjenis kelamin laki-laki antara faktor genetik atau keturunan
terdapat 14 sampel (73,7%) yang dengan kejadian arthritis rheumatoid pada
menderita arthritis rheumatoid dan terdapat lansia di Puskesmas Tompobulu
5 sampel (26,3%) yang tidak menderita Kabupaten Gowa tahun 2014.
arthritis rheumatoid. p
Hasil analisi dari penelitian dengan Faktor Tidak
Jumlah valu
Genetik Menderita menderit
menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai e
a
ρ (0,503) > α (0,05). Hipotesis penelitian N % n % %
ditolak, hal ini berarti tidak ada hubungan 3 10
Ada 25 92,6 2 7,4
antara Jenis Kelamin dengan kejadian 6 0,0
arthritis rheumatoid pada lansia di Tidak 55, 2 10 0,00
13 44,8 16
ada 2 0 0,0 0
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa
Jumlah 38 67,9 18 32, 5 10
tahun 2014. 1 6 0,0
Sumber : Data Primer, 2014
873

d. Hubungan Antara Perilaku 6 sampel (33,3%) yang tidak menderita


Kesehatan dengan Kejadian Arhritis arthritis rheumatoid.
Rheumatoid Hasil analisi dari penelitian dengan
Hasil penelitian menunjukkan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai
bahwa terdapat 56 sampel (100%). Dari 35 ρ (0,010) < α (0,05). Hipotesis penelitian
sampel (100%) yang perilaku kurang sehat terima, hal ini berarti ada hubungan antara
terdapat 34 sampel (97,1%) yang pengetahuan dengan kejadian arthritis
menderita arthritis rheumatoid dan terdapat rheumatoid pada lansia di Puskesmas
1 sampel (2,9%) tidak menderita arthritis Tompobulu Kabupaten Gowa tahun 2014.
rheumatoid, sedangkan dari 21 sampel Perilaku p
(100%) yang perilaku sehat baik terdapat 4 Tidak
Kesehata Jumlah valu
Menderita menderit
sampel (19,0%) yang menderita arthritis n e
a
rheumatoid dan terdapat 17 sampel N % n % %
(81,0%) yang tidak menderita arthritis 21, 3 10
Kurang 30 78,9 8
rheumatoid. 5 8 0,0
Hasil analisi dari penelitian dengan 55, 1 10 0,01
Cukup 8 44,4 10
6 8 0,0 0
menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai
Jumlah 38 67,9 18 32, 5 10
ρ (0,000) < α (0,05). Hipotesis penelitian 1 6 0,0
diterima, hal ini berarti ada hubungan Sumber : Data Primer, 2014
antara perilaku kesehatan dengan kejadian
arthritis rheumatoid pada lansia di PEMBAHASAN
Puskesmas Tompobulu Kabupaten Gowa
tahun 2014. 1. Hubungan Antara Umur dengan
Perilaku p Kejadian Arthritis Rheumatoid
Tidak
Keseha
Menderita menderit
Jumlah valu Umur dapat mempengaruhi fungsi
tan e dan kemampuan tubuh secara
a
n % n % % keseluruhan. Dengan bertambahnya usia
Kurang 3 10 atau umur secara perlahan-lahan
34 97,1 1 2,9
sehat 5 0,0
kemampuan jaringan untuk memperbaiki
81, 2 10 0,00
Sehat 4 19,0 17
0 1 0,0 0 diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
Jumlah 38 67,9 18 32, 5 10 normalnya sehingga tidak dapat bertahan
1 6 0,0 terhadap infeksi dan memperbaiki
Sumber : Data Primer, 2014 kerusakan yang diderita. Pada mereka
yang sudah berusia lanjut, lapisan
e. Hubungan Antara Pengetahuan pelindung persendian mulai menipis dan
dengan Kejadian Arthritis cairan sendi mulai mengental.
Rheumatoid Menyebabkan tubuh menjadi kaku dan
Hasil penelitian menunjukkan sakit saat digerakkan. Biasanya timbul
bahwa terdapat 56 sampel (100%). Dari 38 antara usia 40-60 tahun.
sampel (100%) yang berpengetahuan Hasil penelitian ini tidak sejalan
kurang terdapat 26 sampel (68,4%) yang dengan penelitian yang dilakukan oleh
menderita arthritis rheumatoid dan terdapat Mutia Sahida (2012) yang menyatakan
12 sampel (31,6%) yang tidak menderita tidak ada hubungan antara usia dengan
arthritis rheumatoid, sedangkan dari 18 kejadinya arthritis rheumatoid.
sampel (100%) yang berpengetahuan Penelitian ini menganilisis 56
cukup terdapat 12 sampel (66,7%) yang sampel dalam penelitian. Dari 36 sampel
menderita arthritis rheumatoid dan terdapat yang umur 45-59 tahun terdapat 21 sampel
yang menderita arthritis rheumatoid dan

Jurnal Mitrasehat, Volume VI Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2089-2551


874 ___ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan... Andi Ayumar, Andi Yulia Kasma

terdapat 15 sampel yang tidak menderita teori yang berisiko tinggi menderita arthritis
arthritis rheumatoid, sedangkan dari 20 rheumatoid adalah perempuan.
sampel yang berumur 60-74 tahun terdapat Prevalensi lebih tinggi wanita
17 sampel yang menderita arthritis dibandingkan dengan laki-laki, lebih dari
rheumatoid dan terdapat 3 sampel yang 75% penderita arthritis rheumatoid adalah
tidak menderita arthritis rheumatoid. Hasil wanita (Siswono, 2006). Arthritis
penelitian ini memperlihatkan adanya rheumatoid sebagai keluhan atau tanda
hubungan anatara umur dengan kejadian dengan keluhan utama sistem
arthritis rheumatoid dengan nilai ρ (0,041) < muskuloskeletal yaitu nyeri, kekakuan, dan
α (0,05). spasme otot serta adanyan tanda utama
Peneliti menganalisa bahwa umur yaitu pembengkakan sendi, kelemahan
ada hubungan dengan kejadian arthritis otot, dan gangguan gerak (Meiner &
rheumatoid pada lansia karena gangguan Luekenotte, 2006).
rematik akan meningkat dengan Karakteristik jenis kelamin dan
bertambahnya umur. hubungan dengan sifat keterpaparan dan
Jadi kesimpulan peneliti, gangguan tingkat kerentangan terhadap suatu
rematik akan meningkat dengan penyakit memegang peranan tersendiri.
meningkatnya umur, karena pada yang Rasio jenis kelamin harus selalu
berusia lanjut lapisan pelindung persendian dipertimbangkan pada peristiwa penyakit
mulai menipis dan cairan tulang mulai tertentu.
mengental, menyebabkan tubuh menjadi Dari 19 sampel yang berjenis
kaku dan sakit saat digerakkan. Sehingga kelamin laki-laki terdapat 14 sampel
peneliti menganalisa lansia sangat rentang (73,7%) yang menderita arthritis
berisiko mengalami rematik. rheumatoid dan 5 sampel (26,7%) tang
tidak menderita arthritis rheumatoid,
2. Hubungan Antara Jenis Kelamin sedangkan dari 37 sampel yang berjenis
dengan Kejadian Arthritis kelamin perempuan terdapat 24 sampel
Rheumatoid (64,9%) yang menderita arthritis
Jenis kelamin mempunyai rheumatoid dan 13 sampel (35,1%) yang
hubungan ketepaparan dan tingkat tidak menderita arthritis rheumatoid.
kerentangan, karena adanya perbedaan Bedasarkan hasil uji statistik
masalah kesehatan untuk jenis kelamin didapatkan ρ (0,503) > α (0,05), sehingga
laki-laki dan perempuan dan karena dapat disimpulkan bahwa tidak ada
adanya perbedaan anatomi dan fisiologi, hubungan antara jenis kelamin dengan
adanyan perbedaan kebiasaan hidup dan kejadian arthritis rheumatoid.
terdapatnya perbedaan tingkat kesadaran Penelitian ini juga sejalan dengan
berobat serta perbedaan aktifitas antara penelitian yang dilakukan oleh Dwi Ana
laki-laki dan perempuan dari perbedaan Lestari Antika (2013) bahwa tidak ada
tersebut tentu pula akan membawa hubungan antara jenis kelamin dengan
perbedaan distribus dan frekuensi. penyakit arthritis rheumatoid pada lansia.
Dari hasil peneliti, jenis kelamin Karena pada saat usia diatas 50
tidak berhubungan dengan kejadian arhritis tahun perempuan lebih banyak berisiko
rheumatoid pada lansia karena dari 56 mengalami remati dari pada laki-laki.
responden, jenis kelamin laki-laki sebanyak Perempuan lebih sering terkena
14 responden (73,7%) memiliki persentase osteoarthritis lutut dan sendi, sedangkan
lebih tinggi dari perempuan yang menderita laki-laki sering terkena osteoarthritis paha,
arthritis rheumatoid sedangkan menurut pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan dibawah 45 tahun rekuensi
875

osteoarthritis kurang lebih sama pada laki- responden kemungkinan besar akan
laki dan perempuan tetapi diatas 50 tahun terkena juga.
frekuensi osteoarthritis lebih banyak pada
wanita dari pada pria hal ini menunjukkan 4. Hubungan antara perilaku kesehatan
adanya peran hormonal pada prognosi dengan kejadian arthritis rheumatoid
osteoarthritis. Kesehatan masyarakat sangat
Penelitian ini menyatakan bahwa dipengaruhi oleh perilaku kesehatan,
jenis kelamin perempuan dengan jumlah seperti beberapa jenis makan dan latihan
penderita sebanyak 24 orang sedangkan fisik. Jenis makanan yang dapat
laki-laki sebanyak 14 orang. Lebih banyak mempengaruhi penyebab langsung
diderita oleh perempuan karena terjadinya penyakit sebagai media transmisi
dipengaruhi oleh peran hormonal yang dan sebagai faktor yang mempengaruhi
mencetus terjadinya arthritis rheumatoid. perjalanan penyakit. Latihan fisik seperti
Penelitian ini menggambarkan perempuan beolahraga yang teratur dapat mencegah
lebih berisiko untuk menderita panyakit kerusakan sendi dan otot. Beberapa
arthritis rheumatoid dibanding laki-laki. aktifitas yang memepengaruhi terjadinya
penyakit pada lanjut usia terutama pada
3. Hubungan antara faktor genetik bagian sendi dan otot seperti beraktifitas
dengan kejadian arthritis rheumatoid yang berat.
Faktor genetik atau keturunan Perilaku hidup penduduk lanjut
hanya berpengaruh pada beberapa jenis usia terpaksa berubah karena harus
rematik tertentu, faktor keturunan menyesuaikan diri dengan mundurnya
mempunyai peran terjadinya Osteoatritis. secara alamiah fungsi alat indra dan
Dari 27 sampel memiliki faktor anggota tubuh mereka, baik secara fisik,
genetik terdapat 25 sampel (92,6%) yang mental, maupun emosional. Kemampuan
menderita arthritis rheumatoid dan 2 mereka juga lambat laun menurun akibat
sampel (7,4%) yang tidak menderita adanya cacat tubuh dan berbagai penyakit
arthritis rheumatoid, sedangkan tidak generatif yang diderita, sehingga mereka
memiliki faktor genetik terdapat 13 sampel mempunyai ketergantungan yang besar
(44,8%) yang menderita arthritis pada keluarga dan orang lain.
rheumatoid dan 16 sampel (55,2%) yang Mengkonsumsi makanan yang
teidak menderita arthritis rheumatoid. tinggi purin secara berlebihan pada
Bedasarkan hasil uji statistik akhirnya akan menimbulkan penyakit,
didapatkan ρ (0,000) < α (0,05), sehingga berbagai makanan yang tinggi purin seperti
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan daging unggas (angsa), jeroan, makanan
antara faktor genetik dengan kejadian yang diawetkan serta beberapa minuman
arthritis rheumatoid. yang diawetkan dapat menimbulkan
Penelitian ini sejalan dengan penyakit diantaranya arthritis rheumatoid.
penelitian yang dilakukan oleh Mutia Latihan fisik secara teratur dapat meredam
Sahida (2012) yang menyatakan ada tekanan dan kerusakan yang lebih lanjut.
hubungan antara riwayat genetik dengan Dari 35 sampel perilaku kurang
kejadian arthritis rheumatoid. sehat terdapat 34 sampel (97,1%) yang
Jadi kesimpulan peneliti, faktor menderita arthritis rheumatoid dan 1
riwayat genetik mempunyai peran penting sampel (2,9%) yang tidak menderita
terhadap terjadinya arthritis rheumatoid. arthritis rheumatoid, sedangkan dari 21
Apabila ada anggota keluarga sampel yang sampel yang berperilaku sehat baik
menderita arhritis rheumatoid, maka terdapat 4 sampel (19,0%) yang menderita

Jurnal Mitrasehat, Volume VI Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2089-2551


876 ___ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan... Andi Ayumar, Andi Yulia Kasma

arthritis rheumatoid dan 17 sampel (81,0%) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang tidak menderita arthritis rheumatoid. antara pengetahuan dengan kejadian
Berdasarkan hasil uji statistik arthritis rheumatoid pada lansia.
diperoleh ρ (0,000) < α (0,05) sehingga Penelitian ini sejalan dengan
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan penelitian Dwi Ana Lestari Antika (2013)
antara perilaku kesehatan (Perilaku hidup bahwa ada hubungan antara pengetahuan
sehat) dengan kejadian arthritis dengan penyakit arthritis rheumatoid pada
rheumatoid. lansia. Hal ini disebabkan sebagian besar
Penelitian ini sejalan dengan pengetahuan responden adalah kurang dan
penelitian Deiby marchelina m sigilipu di simpulkan bahwa ada hubungan antara
(2013) yang menyatakan bahwa ada pengetahuan dengan kejadian arthritis
hubungan antara perilaku hidup sehat rheumatoid pada lansia.
dengan rematik. Penelitian ini sejalan dengan teori
Mengkonsumsi makanan yang yang ada bahwa menurut Nugroho (2000),
banyak mengandung purin dapat umumnya setelah seseorang memasuki
meningkatkan kadar asam urat yang tahap lansia maka akan mengalami
menyebabkan terjadinya pengkristalan penurunan fungsi kognitif (proses belajar,
dalam sendi. Latihan fisik seperti persepsi, pemahaman, pengertian dan lain-
berolahraga (latihan gerak) yang rutin lain) dan psikomotor (gerakan, tindakan,
sangat penting karena dapat meredam koordinasi).
tekanan dan kerusakan yang lebih lanjut. Pada umur menjelang lansia
kemampuan penerimaan atau mengingat
5. Hubungan Antara Pengetahuan suatu pengetahuan akan berkurang.
dengan Kejadian Arthritis Intelegensi lanjut usia akan menurun
Rheumatoid sehingga menyebabkan kurangnya
Pengetahuan adalah hasil dari tahu kemampuan dalam memahami suatu
dan ini terjadi setalah orang melakukan pengetahuan umum serta informasi.
penginderaan terhadap suatu objek. Dapat disimpulkan bahwa semakin
Pengetahuan dapat diperoleh dengan tinggi pengetahuan seseorang, tentang
berbagai cara, baik inisiatif sendiri atau penyakit rematik maka semakin tinggi pula
orang lain, dengan melihat atau mendengar pencegahan untuk mangalami rematik dan
sendiri tentang kenyataan atau melalui alat resiko mengalami rematik semakin sedikit.
komunikasi. Selain itu pengetahuan juga
dapat diperoleh melalui pengalaman dan KESIMPULAN DAN SARAN
proses belajar yang baik yang bersifat Kesimpulan
formal maupun informal. 1. Ada hubungan antara umur dengan
Dari 38 sampel yang memiliki kejadian arthritis rheumatoid pada
pengetahuan kurang terdatap 30 sampel lansiadi Puskesmas Tompobuli
(78,9%) yang menderita atrhritis Kabupaten Gowa.
rheumatoid dan 8 sampel yang tidak 2. Tidak ada hubungan antara jenis
menderita arthritis rheumatoid, sedangkang kelamin dengan kejadin arthritis
dari 18 sampel yang ber pengetahuan rheumatoid pada lansia di Puskesmas
cukup terdapat 8 sampel (44,4%) yang Tompobulu Kabupaten Gowa.
menderita arthritis rheumatoid, dan 10 3. Ada hubungan antara Faktor genetik
sampel (55,6%) yang tidak menderita atau keturunan dengan kejadian
arthritis rheumatoid. arthritis rheumatoid pada lansia di
Berdasarkan hasil uji statistik Puskesmas Tompobulu Kabupaten
diperoleh ρ (0,010) < α (0,05) sehingga Gowa.
877

4. Ada hubungan antara perilaku di Panti Sosial Tresna Werdha


kesehatan dengan kejadian arthritis Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
rheumatoid pada lansia di Puskesmas Skripsi tidak diterbitkan, Sekolah
Tompobulu Kabupaten Gowa. Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar.
5. Ada hubungan antara pengetahuan Bandiayah Siti, 2009. Lanjut Usia dan
dengan kejadian arthritis rheumatoid Keperawatan Gerontik. Nuha
pada lansia di Puskesmas Tompobulu Mediak, Yogyakarta.
Kabupaten Gowa. Bredveeld. 2003. Masyarakat Tidak Sadari
Ancaman Rematik Radang Sendi,
Saran (online),
1. Diharapkan pihak pelayanan kesehatan http://www.sinarharapan.co.id/,
melakukan peningkatan pengetahuan diaskes pada tanggal 28 Januari
atau pemberian pengetahuan kepada 2014.
masyarakat sekitar wilayah kerja Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar
Puskesmas Tompobulu karena dilihat Keperawatan Medikal Bedah Edisi
dari hasil penelitian masih banyak yang 8 Volum 3, EGC, Jakarta.
memiliki pengetahuan kurang tentang Chandra Asep. 2008 .Mitos dan Fakta
penyakit arthritis rheumatik. Tentang Rematik, (online)
2. Di harapka pada masyarakat terutama http://www.kompas.com/ , diaskes
masyarakat di wilayah kerja pada tanggal 27 Januari 2014.
Puskesmas Tompobulu agar Handono dan Isbagyo, 2005. Pemilihan
memperhatikan perilaku dan pola hidup Terapi Rematik yang Efektif,
sehat agar terhindar dari berbagai Aman, dan Ekonomis, (online),
penyakit termasuk penyakit http://www.tempo.co.id/,diaskes
degeneratif. pada tanggal 23 Januari 2014.
Hembing W, 2006. Atasi rematik & Asam
DAFTAR PUSTAKA Urat Ala Hembing. Puspa Swara,
Jakarta.
Afriyah Nur F, 2009. Tingkat Pengetahuan Hidayat Alimul A, 2011, Metode Penelitian
Lansia tentang Penyakit Keperawatan dan Teknik Analisis
Rheumatoid Arthritis di Panti Data, Salemba Medika, Jakarta.
Sosial Tresna Werdha (PSTW) Junaidi Iskandar, 2006. Rematik dan
Budu Mulia 1 Cipayung Jakarta. Asam Urat. Buana Ilmu Populer,
Skripsi diterbitkan, Fakultas Jakarta.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Kiswono B, 2008. Nyeri Sensi-Sendi akibat
Universitas Islam Negeri Syarif Rheumatik, (online),
Hidayatullah Jakarta. http://www.suaramerdeka.com,
Akbar Faisal, 2013. Merokok Dapat diakses pada tanggal 27 Januari
Menyebabkan Penyakit Arthritis 2014.
rheumatoid, (online), Lamone & Burke, 2001. Medical Surgical
http://promkes.depkes.go.id/site/s Nursing: crifical thinking in clien
mokinggokills/merokok-dapat- care, third edition : Addison
menyebabkan-penyakit-artritis- Wesley Nursing , California.
reumatoid/, diakses pada tanggal Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta
25 Januari 2014. Kedokteran. FKUI : Media
Ana Lestari AD 2013. Fakor-faktor yang Aesculapius. Jakarta.
Berhubungan Dengan Kejadian Manurung Santa, dkk. 2008. Seri Asuhan
Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Keperawatan Klien Gangguan

Jurnal Mitrasehat, Volume VI Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2089-2551


878 ___ Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan... Andi Ayumar, Andi Yulia Kasma

sistem Muskuloskeletal. EGC, Siswono. 2006. Wanita Lebih Sering


Jakarta Menderita Reumatoid Artritis,
Marcelina DMS, 2013. Hubungan Perilaku (online),
Hidup Sehat Dengan Kekambuhan http://www.suarapembaruan.com/,
Penyakit Rematik Pada Lanjut diaskes pada tanggal 23
Usia Di Poliklinik Umum Rsad Desember 2014.
R.W Mongisidi Manado. Skripsi Suiraoka IP, 2012. Penyakit Degeneratif
diterbitkan, Sekolah Tinggi Ilmu Mengenal, Mencegah dan
Kesehatan Muhammadiyah Mengurangi Faktor Risiko 9
Program Studi S1 keperawatan Penyakit Degeneratif. Nuha
Manado. Medika, Yogyakarta
Meiner & Lueckenotte. 2006. Gerontologic Suyanto, 2011, Metodologi dan Aplikasi
Nursing Third Edition. Mosby Penelitian Keperawatan, Nuha
Company. Philadelphia. Medika, Yogyakarta.
Mukipartono, 2009. Osteoartritis, (online), Tamher dan Noorkasiani.2009. Kesehatan
http://mukipartono.com/osteoarthrit Usia Lanjut Dengan Pendekatan
i/, diakses pada tanggal 25 Januari Asuhan Keperawatan.. Salemba
2014. Medika, Jakarta.
Naga S Sholeh, 2012. Buku Panduan Zainuddin Kuntjoro. 2009. Memahami
lengkap Ilmu Penyakit DalamI. Mitos & Realita Tentang Lansia,
Diva Prees, Yogyakarta. (online), http://www.e-
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan psikologi.com, diaskes pada
dan Perilaku Kesehatan. Rineka tanggal 14 Januari 2014.
Cipta. Jakarta
Nugroho Wahjudi, 2000. Keperawatan
Gerontik Edisi 2. EGC, Jakarta.
Puji Esse, dkk, 2014. Pedoman Penulisan
Skripsi, Makassar.
Rahayu Wijayanti (2008). Faktor yang
mempengaruhi terjadinya penyakit
Arthritis rheumatoid di Wilayah
Kerja Puskesmas Mojo Kota
Surabaya.
http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id
=gdlhub-gdl-sl-2009-wijayantir-
10033
Sahida Mutia (2012), Faktor-faktor Yang
Behubungan Dengan Kejadian
Arthritis Rheumatoid pada Lansia
di Panti Sisoal Tresna Werdha
Gau Mabaji Kabupaten Gowa.
Skripsi tidak diterbitkan, Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar
Program Studi Ilmu Keperawatan
Makassar.
Sasongko D.A, 2007. Menjaga Kesehatan
Tulang . Pt. Suda Kelapa Pustaka,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai