Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER

LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Bab I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Perkembangan zaman di bidang elektronika, berbagai hal telah ditemukan, mulai dari
penemuan elektron yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronis hingga ke rangkaian
rumit seperti TV, radio, komputer, dan lain sebagainya. Namun dalam ragkaian yang
dikategorikan sebagai rangkaian yang membutuhkan arus yang kuat, terdapat rangkaian
sederhana dalam penyusunanya. Encoder dan decoder sangat erat hubungannya dengan
rangkaian digital, karena rangkaian ini bekerja dengan kondisi 0 atau 1. Encoder berfungsi
untuk mengubah kode suatu bilangan digital menjadi bilangan digital lain sedangkan decoder
berfungsi untuk mengembalikan kode yang telah diubah menjadi kode asalnya.
Rangkaian Decoder adalah suatu rangkaian logika yang mengubah suatu kode input biner N-
bit menjadi M buah len-len output sedemikian rupa sehingga tiap-tiap len output hanya akan
diaktifkan oleh salah satu dari kemungkinan kombinasi-kombinasi input. Decoder merupakan
suatu alat yang di gunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita dapat
melihat atau menerima informasi aslinya. Pengertian Decoder juga dapat di artikan sebagai
rangkaian logika yang di tugaskan untuk menerima input input biner dan mengaktifkan salah
satu outputnya sesuai dengan urutan biner tersebut. Kebalikan dari decoder adalah encoder.
Fungsi Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah
sebabnya kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen.
Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita
ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4
decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8
decoder.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui spesifikasi dari IC decoder alamat 74LS138

2. Dapat menggunakan IC 74LS138 Sebagai decoder alamat.

3 .Mengetahui data-data input yang akan diberikan dan membandingkan nya dengan data
Out put
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Bab II
Landasan Teori

Besaran informasi diskret dapat diwakili oleh sandi biner pada suatu system digital. Suatu
sandi biner n bit mampu mewakili sampai 2” unsur informasi sandi yang berlainan. Seperti
yang telah diuraikan dalam pasal 6.6, suatu dekoder atau bisa disebut dengan
penyandi adalah suatu rangkaian kombinasi yang mengubah informasi biner n saluran
masukan menjadi maksimum 2” saluran keluaran unik. Jika informasi n-bit yang didekodekan
mempunyai kombinasi – kombinasi tak terpakai atau tak – acuh, keluaran dekoder itu akan
kurang dari 2” keluaran.

Dekoder yang disajikan di sini disebut dekoder saluran n – ke – m dengan m ≤ 2”.


Kegunaannya adalah menghasilkan 2” (atau kurang) suku min n variable masukannya itu.
Nama dekoder juga digunakan dalam hubungan dengan pengubah sandi seperti suatu dekoder
BCD – menjadi – tujuh – segmen (lihat soal 6.14).

Suatu dekoder menyediakan 2” suku min dari n variable masukannya. Karena setiap fungsi
Boole dapat dinyatakan dalam bentuk kanonik jumlah sukumin, dapat digunakan suatu
dekoder untuk menghasilkan sukumin itu dan suatu gerbang OR luar untuk membentuk
jumlahnya. Dengan demikian, setiap rangkaian kombinasi dengan n masukan dan m keluaran
dapat diimplementasikan dengan suatu dekoder saluran n – ke – 2” dan m gerbang OR.

Prosedur untuk mengimplementasikan suatu rangkaian kombinasi dengan pertolongan suatu


dekoder dan gerbang OR mempersyaratkan bahwa fungsi Boole untuk rangkaian itu harus
dinyatakan dalam jumlah sukumin. Bentuk tersebut dengan mudah dapat diperoleh dari tabel
keber=naran atau dengan menguraikan fungsi itu menjadi jumlah sukumin (lihat pasal 4.13).
Suatu dekoder dapat dipakai untuk menghasilkan semua sukumin n variabel masuannya.
Masukan ke masing – masing gerbang OR itu dapat dipilih dari keluaran dekoder yang sesuai
dengan abel sukumin dalam masing – masing fungsi itu.

Karena ada tiga masukan dan delapan sukumin, sehingga diperlukan suatu dekoder saluran 3-
ke-8. Implementasinya ditunjukkan dalam gambar 8.5. Dekoder itu menghasilkan delapan
sukumin untuk x,y,z. Gerbang OR untuk keluaran S membentuk jumlah sukumin 1,2,4, dan 7
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Gerbang OR untuk C membentuk jumlah sukumin 3,5,6, dan 7. Suatu fungsi dengan tabel
sukumin yang panjang memerlukan sebuah gerbang OR dengan jumlah masukan yang besar.
Suratu fungsi F yang mempunyai tabel dengan k sukumin dapat dinyatakan dalam bentuk
komplemennya F dengan 2”- k sukumin. Jika banyaknya sukumin dalam suatu fungsi lebih
besar dari 2n-1, maka F dapat dinyatakan dengan sukumin yang lebih sedikit daripada yang
diperlukan untuk F. dalam hal semacam itu lebih menguntungkan untuk menggunakan
gerbang NOR guna menjumlahkan sukumin F. Keluaran gerbang NOR itu akan menghasilkan
keluaran normal F.
Metoda dekoder dapat digunakan untuk mengimplementasikan setiap rangkaian kombinasi.
Akan teapi implementasinya harus dibandingkan dengan implementasi yang mungkin lainnya
untuk menentukan penyelesaian yang terbaik. Dalam beberapa hal metoda itu dapat
memberikan implementasi terbaik, terutama juka rangkaian kombinasi itu mempunyai banyak
keluaran dan jika masing – masing fungsi keluaran itu (atau komplemennya) dinyatakan
dengan sukumin yang sedikit jumlahnya. ( Budiono Mismail, 1998 )
Dekoder adalah rangkaian logika yang mengubah masukan kode biner N-bit ke M saluran
keluaran sedemikian rupa sehingga setiap saluran keluaran hanya satu yang akan diaktifkan
dari beberapa kemungkinan kombinasi masukan. Untuk setiap kombinasi masukan ini hanya
satu dari M (N adalah bilang bulat dan M adalah bilangan bulat yang lebih kecil atau sama
dengan 2N) keluaran yang akan aktif (high), sedangkan keluaran yang lain adalah Low.
Beberapa decoder didesain untuk menghasilkan keluaran low pada keadaan aktif, dimana
hanya keluaran yang dipilih adalah Low sementara keluaran yang lain adalah High. Decoder
jenis ini dapat dikenali dari diagram decoder tersebut, yaitu dengan adanya lingkaran kecil
pada saluran keluaran dari decoder tersebut.
Beberapa decoder tidak menggunakan semua dari 2N kemungkinan kode masukan, tetapi
hanya satu. Sebagai contoh, sebuah decoder BCD ke decimal mempunyai kode masukan 4-bit
dari 10 saluran keluaran yang bersesuaian dengan 10 kode BCD grup 0000 sampai 1001.
Dekoder jenis ini seringkali didesain sedemikian rupa sehingga jika ada kode-kode yang tidak
diaplikasikan ke masukan maka tidak satupun saluran keluaran akan diaktifkan. Dekoder ini
dapat disebut juga decoder 3 ke 8 saluran, karena decoder ini memiliki 3 saluran masukan dan
8 saluran keluaran. Decoder ini dapat disebut juga decoder biner ke octal, atau converter,
karena decoder ini mengambil 3-bit biner dari kode masukan dan mengaktifkan 1 dari 8
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

(octal) keluaran bersesuaian kepada kode tersebut. Decoder ini juga menunjukkan sebuah
decoder 1 ke 8, karena hanya 1 dari 8 keluarann yang aktif pada satu saat.
Salah satu serpih decoder yang sangat banyak digunakan dalam system digital adalah decoder
3 ke-8 yang tersedia dengan nomor tipe, antara lain 74LS138 (buatan Tl, Texas Instruments)
dan 8205 (buatan Intel)) dari jenis keluaran dibalik yang symbol logika. Selain sinyal kendali
pemilihan, pada umumnya juga disediakan tambahan kendali: G2A G2B dan G1 pada 74LS138
dan E3, E2 dan E1 pada 8205. Dengan kendali tambahan ini dimungkinkan pengoperasian yang
tidak satu pun keluaran berkeadaan aktif dan dalam praktek ini sangat membantu
menyederhanakan realisasi rancangan kita. Sebagaimana multiplexer, decoder juga dapat
digunakan untuk merealisasikan fungsi-fungsi logika kombinasi. Untuk merealisasikan fungsi
ini kita cukup mengambil keluaran decoder yang menghasilkann suku min-suku min
penyusun fungsi tersebut dan mengumpankannya ke satu NAND.
Pada hakekatnya, decoder berfungsi sebagai penterjemah sandi yang telah dipirantikan oleh
piranti encoder. Pada bagian masukan dari decoder terdapat lebih dari satu jalur (tunggal)
yang aktif. Sedangkan bagian keluarannya yanng aktif satu-satu saja. Tetapi bagian masukan
ini harus berupa bilangan biner. jadi pada hakekatnya, bagian masukan dari decoder adalah
sysytem bilangan biner yang hanya dimengerti oleh mesin digital atau computer, sedangkan
bagian keluaran dari decoder biasanya menggunakan kode dengan sistem bilangan yang bisa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Pada bagian decoder inilah hasil yang diproses pada dasarnya sama dengan bagian masukan
encoder, karena encoder dan decoder (disingkat Endec) berfungsi untuk menyandikan suatu
isyarat atau pola yang menggunakan sysytem analog, kemudian dibuat sandi digitalnya untuk
diolah, disimpan, atau dikirim. Sesudah itu isyarat akan dikembalikan lagi menjadi isyarat
atau pola analog yang segambar atau serupa. Syarat yang diproses endec dapat berupa isyarat
analog, digital, atau komposit. Decoder hampir mirip dengan multiplexer, hanya saja pada
decoder tidak mempunyai data input seperti multiplekser. decoder hanya mempunyai input
kontrol bits dimana akan menghasilkan satu keluaran yang aktif. decoder mempunyai n input
akan menghasilkan 2 n keluaran dengan satu keluaran yang aktif. Piranti encoder atau piranti
penyandi (pengkode), pertama kali digunakan dalam system kendali digital, bidang
telekomunikasi digital, militer, alat-alat keamanan, dan lainlain. Sekarang encoder banyak
ditemukan dalam kehidupan modern yang penuh fasilitas kenyamanan. Contohnya pada
tombol telepon digital atau seluler, timer alat pemasak, atau timer microwave, remote control
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

television, keyboard computer, kode bergraph pada barang yang dibeli di swalayan dan
supermarket. Biasanya, dalam kehidupan sehari-hari ,Encoder Desimal ke biner adalah jenis
yang paling banyak digunakan.
Encoder adalah suatu piranti yang dapat mengubah suatu sistem ( bilangan desimal,
contohnya) yang terdapat pada bagian masukan , menjadi system bilangan biner yang terdapat
ada bagian keluarannya. Proses pengubahannya disebut encoding (penyandian atau
pengkodean). Pada bagian masukan dari encoder hanya terdapat satu jalur (tunggal) yang aktif
dapat lebih dari satu, tetapi bagian keluaran ini harus berupa system bilangan biner. Pada
hakekatnya, bagian masukan dari encoder biasanya berupa kode dengan dengan system
bilangan biner yang hanya dimengerti oleh mesin digital atau computer.
Demultiplekser adalah suatu piranti untuk memilih satu keluaran dari beberapa keluaran yang
tersedia. Demultiplekser identik dengan saklar putar (rotary) satu kutub banyak posisi. Satu
dari beberapa keluaran dapat dipilih melalui kendali (alamat) dengan cara memutar saklar
dengan sudut tertentu. Data pada masukan akan dipindahkan ke keluaran. Putaran yang cepat
dari saklar (sebagai kendali) dan sinkron dengan data parallel pada keluarannya. Oleh karena
sifatnya yang demikian, maka demultiplekser juga dapat disebut sebagai distributor data dan
dapat digunakan sebagai decoder. Sebuah demultiplekser akan menerima masukan dan
meneruskannya ke salah satu dari beberapa keluaran yang mungkin. Dengan kata lain hanya
satu keluaran yang aktif (bekerja) sementara keluaran-keluaran yang lain dalam keadaan tidak
aktif. Supaya salah satu keluaran saja yang aktif maka diperlukan jalur pengendali.
Banyaknya jalur pengendali tergantung dari banyaknya jalur masukan. Decoder atau
demultiplekser dengan orde yang lebih tinggi dapat disusun dari decoder atau demultiplekser
orde lebih rendah.
Rangkaian sistem digital dalam kalkulator atau komputer kebanyakan menggunakan kode
biner untuk menyatakan angka. Banyak kode lain yang digunakan dalam suatu sistem digital
untuk menyatakan angka, bahkan huruf dari alfabet. Penerjemahan rangkaian digital, yang
mengubah kode satu ke kode yang lain, digunakan suatu dekoder dan enkoder dalam sistem
digital. Sebuah Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan
mengaktifkan salah satu output-nya sesuai dengan urutan biner input-nya. Rangkaian dekoder
mempunyai sifat yang berkebalikan dengan enkoder yaitu merubah kode biner menjadi sinyal
diskrit. Syarat perancangan sebuah dekoder adalah m <= 2n dimana m adalah kombinasi
keluaran dan n adalah jumlah bit masukan.
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Beberapa rangkaian Decoder yang sering dijumpai adalah decoder 3x8 ( 3 bit input dan 8
output line), decoder 4x16, decoder BCD to Decimal (4 bit input dan 10 output line),
decoder BCD to 7 segment (4 bit input dan 8 output line). Khusus untuk BCD to 7
segment mempunyai prinsip kerja yang berbeda dengan decoder-decoder yang lain, di mana
kombinasi dari setiap inputnya dapat mengaktifkan beberapa output line-nya (bukan salah
satu line).
Sebuah decoder yang menghasilkan cetakan dari fungsi bersama-sama dengan gerbang OR
eksternal yang membentuk jumlah yang logis. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi
dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan
3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder
dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder. Suatu multiplekser digital adalah suatu
rangkaian kombinasi yang memilih data dari 2n masukan dan mengarahkannya menuju ke
sebuah keluaran tunggal. Pemilihan jalur pemindahan masukan ke keluaran itu diatur oleh
suatu himpunan pemilih masukan. Secara umum untuk multiplekser k bit dengan m masukan
memerlukan n saluran pemilih (dengan m = 2n) fungsi membuka sandi data masukan. Fungsi
Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya
kita menggunakan decoder agar dapat dengan cepat menyalakan seven segmen. Output dari
decoder maksimum adalah 2n. Jadi dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin
merangkaian decoder dapat kita buat dengan 3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder.
Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder.
Operasi pada decoder dapat dijelaskan lebih lanjut dari hubungan input-output,
seperti pada tabel. Amatilah pada variabel output yang mana, satu sama lainnya saling
eksklusif, karena ha nya ada satu output yang bernilai 1 pada satu waktu. Jalur output
ditunjukkan dengan minterm yang ekivalen dengan angka biner. Dekoder dapat dibentuk dari
susunan gerbang logika dasar atau menggunakan IC dekoder yang telah ada dipasaran seperti
74LS48, 74LS154, 74LS138, 74LS155 dan sebagainya. Dengan menggunakan IC dekoder
yang telah ada dipasaran, perancang dapat merancang dekoder dengan jumlah bit dan
keluaran yang diinginkan. Contoh merancang sebuah dekoder 32 saluran keluaran dengan IC
dekoder 8 saluran keluaran. Dalam sistem digital, dekoder sangat sering digunakan yaitu
sebagai contoh: untuk dekoder matrik, seven segmen, pengontrol trafic light, pengalamatan
memori I/O dan sebagainya.
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Encoder terdiri dari beberapa input line. Salah satu dari input-input tersebut diaktifkan pada
waktu tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan kode output N-bit rangkaian
encodermerupakan aplikasi dari gerbang or. Sebuah priority encoder adalah rangkaian
encoder yang mempunyai fungsi prioritas, operasi dari rangkaian priority encorder adalah
sebagai berikut: Jika ada dua lebih input bernilai “1” pada saat yang sama, maka input yang
mempunyai prioritas tertinggi yang akan diambil. ( Mano, M. Morris, 1988)
Didalam teknik digital kita mengenal adanya 2 (dua) istilah yaitu Conter dan Decoder di mana
istilah – istilah ini mempunyai peranan yang sangat penting. Counter adalah rangkaian lgoika
yang dapat menghitung jumlah pulsa yang masuk ke dalam bentuk bilangan biner. Sedangkan
decoder adalah rangkaian logika yang digunakan untuk mengubah bilangan Biner ke dalam
bentuk bilangan desimal. Rangkaian pembentuk counter dan register adalah FLIP-FLOP atau
bisa disebut dengan Bistable Multivibrator.
Jenis – jenis FLIP-FLOP ini adalah :
1. RS FLIP FLOP dan CLOCKED RS FLIP FLOP
2. T FLIP –FLOP
3. RST FLIP-FLOP
4. D FLIP-FLOP
5. JK FLIP-FLOP
Sebuah decoder yang menghasilkan cetakan dari fungsi bersama-sama dengan gerbang OR
eksternal yang membentuk jumlah yang logis. Output dari decoder maksimum adalah 2n. Jadi
dapat kita bentuk n-to-2n decoder. Jika kita ingin merangkaian decoder dapat kita buat dengan
3-to-8 decoder menggunakan 2-to-4 decoder. Sehingga kita dapat membuat 4-to-16 decoder
dengan menggunakan dua buah 3-to-8 decoder. Suatu multiplekser digital adalah suatu
rangkaian kombinasi yang memilih data dari 2n masukan dan mengarahkannya menuju ke
sebuah keluaran tunggal. Pemilihan jalur pemindahan masukan ke keluaran itu diatur oleh
suatu himpunan pemilih masukan. Secara umum untuk multiplekser k bit dengan m masukan
memerlukan n saluran pemilih (dengan m = 2n) fungsi membuka sandi data masukan. Fungsi
Decoder adalah untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segmen. Itu lah sebabnya
kita menggunakan decoder agar memudahkan pekerjaan. ( Suryatmo F, 1998 )
Bab III
Metodologi Percobaan

3.1. Peralatan dan Komponen


3.1.1. Peralatan dan Fungsi
1. PSA 5 V ( 1 Buah)
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Fungsi : sebagai sumber arus listrik.

2. Multimeter Digital

Fungsi : Mengukur tegangan, arus, dan hambatan listrik.


3.1.2. Komponen dan Fungsi
1. IC 74LS138 (1 Buah)
Fungsi : memilih salah satu data dari banyak data menggunakan data input
2. LED (8 buah)
Fungsi : sebagai lampu indikator
3. Resistor 330ohm (8Buah)

Fungsi : sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang mengalir


4. Saklar ON/OFF

Fungsi : alat penyambung atau pemutus aliran listrik


3.2 Prosedur Percobaan
1.Dipersiapkan Peralatan Dan Komponen yang dibutuhkan.

2.Dirangkai rangkaian seperti pada gambar berikut:

3.Dihubungkan Rangkaian Ke Sumber Tegangan.

4.Diberikan data Input Pada IC74LS138 dan membandingkannya dengan data out put nya.

5.Dicatat hasil dari Percobaan.

DAFTAR PUSTAKA

Mismail, Budiono, Dasar-dasar Rangkaian Logika Digital, ITB, Bandung. 1998


Halaman : 219 – 221
Mano, M. Morris, Computer Engineering Hardware Design, PRENTICE HALL,
New Jersey, 1988
Halaman : 95 – 100
Suryatmo. F, Teknik Digital, Bina Aksara, Bandung, 1998
Halaman : 127 – 139
PRAKTIKUM INTERFACING COMPUTER
LABORATORIUM ELEKTRONIKA LANJUTAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 20155

Medan, 8 November 2019


Asisten Praktikan

( ) ( Andrew Siregar )

Anda mungkin juga menyukai