Anda di halaman 1dari 3

INTOLERANSI MAKANAN

No. Dokumen : SOP/UKP/RJ/ /2019


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 15 Mei 2019
Halaman : 1/3
UPTD
Dasep Hidayat, SKM
PUSKESMAS
NIP.196504021992031008
LIMBANGAN
1. Pengertia Intoleransi makanan adalah gejala-gejala yang terjadi akibat reaksi tubuh
n terhadap makanan tertentu. Intoleransi bukan merupakan alergi makanan. Hal
ini terjadi akibat kekurangan enzim yang diperlukan untuk mencerna makanan
tertentu. Intoleransi terhadap laktosa gula susu, penyedap Monosodium
Glutamat (MSG), atau terhadap antihistamin yang ditemukan di keju lama,
anggur, bir, dan daging olahan.
2. Tujuan 1. Mewujudkan pelayanan kedokteran yang sadar mutu sadar biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
2. Memiliki pedoman baku minimum dengan mengutamakan upaya maksimal
sesuai kompetensi dan fasilitas yang ada.
3. Memiliki tolok ukur dalam melaksanakan jaminan mutu pelayanan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Limbangan
Nomor ............................ tentang Layanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur a. Keluhan: gejala intoleransi makanan kadang-kadang mirip dengan gejala
yang ditemukan pada alergi makanan seperti tenggorokan terasa gatal, nyeri
perut, perut kembung, diare, mual, muntah, atau dapat disertai kram perut.
b. Faktor predisposisi: makanan yang sering menyebabkan intoleransi, seperti:
terigu dan gandum lainnya yang mengandung gluten, protein susu sapi, hasil
olahan jagung, MSG.
c. Pemeriksaan fisik: dapat ditemukan nyeri tekan abdomen, bising usus
meningkat dan mungkin terdapat tanda-tanda dehidrasi.
d. Diagnosis klinis: penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
e. Diagnosis banding: Pankreatitis, Penyakit Chrons pada illeum terminalis,
Sprue Celiac, Penyakit whipple, Amiloidosis, Defisiensi laktase, Sindrom
Zollinger-Ellison, Gangguan paska gasterektomi, reseksi usus halus atau
kolon.
f. Komplikasi: dehidrasi.
g. Penatalaksanaan: pembatasan nutrisi tertentu, suplemen vitamin dan
mineral, suplemen enzim pencernaan.
h. Rencana tindak lanjut: setelah gejala menghilang, makanan yang dicurigai
diberikan kembali untuk melihat reaksi yang terjadi. Hal ini bertujuan untuk
memperoleh penyebab intoleransi.
i. Konseling dan edukasi: memberi edukasi ke keluarga untuk ikut membantu
dalam hal pembatasan nutrisi tertentu pada pasien dan mengamati
keadaaan pasien selama pengobatan.
1
j. Kriteria rujukan: perlu dilakukan konsultasi ke layanan sekunder bila keluhan
tidak menghilang.
k. Prognosis: pada umumnya, prognosis tidak mengancam jiwa, namun
fungsionam dan sanasionamnya adalah dubia ad bonam karena tergantung
pada paparan terhadap makanan penyebab.
6. Diagram
Alir Terdapat keluhan tenggorokan
terasa gatal, nyeri perut, perut
kembung, diare, mual, muntah,
atau dapat disertai kram perut

Terdapat faktor predisposis yaitu


makanan yang sering menyebabkan
intoleransi, seperti: terigu dan
gandum lainnya yang mengandung
gluten, protein susu sapi, hasil
olahan jagung, MSG

Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri


tekan abdomen, bising usus
meningkat dan mungkin terdapat
tanda-tanda dehidrasi

Setelah gejala menghilang, makanan


yang dicurigai diberikan kembali untuk
melihat reaksi yang terjadi. Serta
dilakukan pembatasan nutrisi tertentu,
suplemen vitamin dan mineral,
suplemen enzim pencernaan

Bila perlu dilakukan


konsultasi ke layanan
sekunder bila keluhan tidak
menghilang walaupun tanpa
terpapar

7. Hal-hal yang -
harus
diperhatikan
8. Unit Terkait Pendaftaran
Rawat Jalan ( poli umum, apotik)
Ruang Tindakan
9. Dokumen Rekam Medis
Terkait
10. Rekaman
Historis NO Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai Diberlakukan
Perubahan

2
3

Anda mungkin juga menyukai