Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan BPJS Berjenjang

BPJS yang biasa kita kenal sebagai badan penyedia pelayanan kesehatan
masyarakat yang ada di Indonesia ini memang dari awal mengundang banyak
perdebatan. Banyak masyarakat yang pro terhadap program pemerintah ini, tapi tak
banyak juga yang berbeda paham dengan pemerintah. BPJS sejatinya dibuat untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia, kesehatan terjamin, kesempatan
untuk menikmati indahnya hidup ‘relatif’ menjadi lebih lama pula.
Permasalahan BPJS dari waktu ke waktu tak kunjung selesai. Ada tiga
masalah utama BPJS. Masalah pertama adalah kepesertaan, ada diskriminasi
terhadap para pemegang kartu BPJS dibanding pasien yang berobat secara mandiri.
Kedua, masalah biaya operasional. Banyak masyarakat Indonesia yang berbuat
‘curang’ dengan tidak membayar premi ketika mereka sudah sembuh, dan kembali
membayar ketika sakit. Hal ini sangat merugikan serta menyulitkan pihak
pemerintah. Ketiga, pelayanan BPJS yang kurang memadai. Banyak pasien yang
mengeluhkan kehabisan obat dan harus membayar obat menggunakan uang pribadi.
(Tamu, 2015).
Di samping dari tiga permasalahan diatas, pada tulisan ini penulis akan
membahas tentang sistem baru BPJS yaitu pelayanan berjenjang. Sistem pelayanan
berjenjang adalah sebuah sistem yang membuat fasilitas layanan kesehatan dan
tenaga penyedia jasa kesehatan berkontribusi secara lebih optimal. Dalam sistem
ini, diharapkan terwujudnya sebuah pelayanan kesehatan yang jauh lebih baik dari
sebelumnya.
Dalam program BPJS ini pelayanan kesehatan dibagi menjadi tiga, yaitu
pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan
pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah
pelayanan kesehatan dasar yang ada di fasilitas kesehatan tingkat pertama. Contoh
fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah puskesmas dan klinik. Pelayanan
kesehatan tingkat kedua yaitu pelayanan kesehatan yang membutuhkan dokter
spesialis atau pelayanan kesehatan tingkat pertama tidak dapat lagi menangani
pasien, dalam hal ini pasien dapat di rujuk ke rumah sakit tipe D ataupun C.
Terakhir, pelayanan kesehatan tingkat ketiga. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
adalah pelayanan kesehatan yang membutuhkan dokter subspesialis, yaitu jika
rumah sakit sebelumnya belum juga dapat menangani penyakit pasien, pasien akan
di rujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap lagi fasilitas dan penyedia jasa
kesehatannya yaitu rumah sakit tipe B ataupun A. (Ferri, 2018)
Dalam paragraf di atas penulis sudah menyinggung tentang rumah sakit tipe
A, B, C, dan D. Dalam sistem BPJS yang baru ini, memang rumah sakit dibagi
menjadi empat tipe. Rumah sakit tipe A memiliki layanan spesialis dan
subspesialis, rumah sakit ini menjadi rumah sakit rujukan yang paling tinggi.
Rumah sakit tipe B memiliki layanan spesialis luas namun subspesialis terbatas.
Rumah sakit tipe C memiliki pelayanan subspesialis terbatas. Terakhir, rumah sakit
tipe D. Rumah sakit tipe D adalah rumah sakit transisi yang nanti akan ‘naik tingkat’
menjadi rumah sakit tipe C. (Anggraeni, 2018)
Sistem baru ini terlihat sangat rumit dan selayaknya masalah BPJS yang
lainnya, sistem pelayanan kesehatan berjenjang ini sudah pasti menuai banyak pro
dan kontra. Ada yang berpendapat bahwa sitem ini dapat memudahkan masyarakat
dalam mengakses layanan kesehatan yang memang dibutuhkan, juga memudahkan
para penyedia jasa kesehatan. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa dengan
adanya sistem baru ini, mengakibatkan antrean pasien menjadi semakin panjang
terutama pada rumah sakit tipe D dan C. Sebagaimana yang kita tahu bahwa rumah
sakit tipe D dan C adalah rumah sakit rujukan pertama.
Penulis berpendapat bahwa sistem yang dibuat oleh pemerintah ini memang
memiliki dua sisi. Sisi positifnya adalah pasien dan dokter akan ‘bertemu’ pada
keadaan yang tepat. Dokter akan bertemu dengan pasien yang memang benar-benar
ranahnya. Pasien juga bertemu dengan dokter yang memang dibutuhkan dan tidak
berlebihan. Tidak berlebihan maksudnya dokter spesialis tidak akan melayani
pasien yang hanya sakit biasa seperti batuk, ataupun flu. Sementara para dokter
umum juga mendapatkan porsi yang tepat.
Selain memiliki sisi positif, sistem ini menurut penulis juga memilki sisi
negatif. Kita mengetahui bahwa pasien puskesmas ataupun klinik yang merupakan
layanan kesehatan tingkat satu jumlahnya tidak sedikit. Antrean panjang sudah
pasti terjadi. Hal ini menyebabkan rasa ketidaknyamanan sangat mungkin dialami
oleh para pasien. Rumah sakit yang menjadi rujukan pertama juga akan mengalami
antrean panjang dikarenakan para pasien yang membutuhkan layanan kesehatan
yang lebih akan dipindahkan ke rumah sakit ini.
Menurut penulis pemerintah pasti melakukan banyak pertimbangan
sebelum memberlakukan sistem ini. Menurut penulis, pelayanan berjenjang ini
akan membuat pelayanan BPJS menjadi lebih baik serta pelayananya akan lebih
tepat sasaran. Memang masih banyak kekurangan yang ada, seperti kurangnya
dokter di beberapa puskesmas, juga kurangnya fasilitas pada layanan kesehatan
tingkat pertama. Tetapi pelayanan kesehatan berupa BPJS yang sudah berjalan
kurang lebih empat tahun ini dapat kita akui sudah cukup baik. Jmasyarakat
Indonesia lebih taat aturan dalam membayar premi tiap bulannya serta mengikuti
prosedur yang ada, layanan BPJS juga akan semakin meningkat kualitasnya.
Masyarakat yang menggunakan layanan BPJS ini juga harus lebih sabar,
karena di Indonesia bukan hanya satu dua orang yang mengalami sakit tertentu,
tetapi ada ratusan bahkan ribuan orang yang berobat di berbagai layanan kesehatan
tiap harinya. Masyarakat Indonesia juga harus lebih diedukasi tentang pentingnya
kesehatan serta tindakan preventif atau pencegahan suatu penyakit. Jika hal-hal
tersebut dilakukan, penulis yakin taraf hidup masyarakat Indonesia akan
meningkat. Serta jumlah pasien di rumah sakit, puskesmas ataupun klinik akan
segera berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

BPJS online. 2015. 3 Pokok Utama masalah BPJS Kesehatan.


https://www.bpjs-online.com/3-pokok-utama-masalah-bpjs-kesehatan/
Nakita Id. 2018. Dampak Besar Sistem Baru Rujukan Berjenjang,
Mempersulit Berbagai Pihak. http://nakita.grid.id/read/02949309/dampak-
besar-sistem-baru-rujukan-bpjs-berjenjang-mempersulit-berbagai-
pihak?page=all
Kompasiana. 2016. Ini Penjelasan tentang “Sistem Rujukan Berjenjang”.
https://www.kompasiana.com/infobpjskesehatan/54f799afa33311417b8b4
7d8/ini-penjelasan-tentang-sistem-rujukan-berjenjang
Tribun Jogja. 2018. Sistem Rujukan Berjenjang BPJS Kesehatan:
Ketentuan, Tata Cara, dan Hal yang Harus Diperhatikan.
http://jogja.tribunnews.com/2018/10/10/sistem-rujukan-berjenjang-bpjs-
kesehatan-ketentuan-tata-cara-dan-hal-yang-harus-diperhatikan

Anda mungkin juga menyukai