Anda di halaman 1dari 21

BAB III

ROTARY DRYER

3.1. Tujuan Percobaan


- Mempelajari Performance Rotary Dryer berdasarkan perubahan kandungan air
dan efisiensi Rotary Dryer pada kondisi operasi yang berbeda
- Membuat Material Balance dan Heat Balance.
3.2. Tinjauan Pustaka
Perpindahan panas (Heat Transfer) merupakan salah satu dari displin ilmu teknik
termal yang mempelajari cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah
panas, dan menukarkan panas di antara sistem fisik. Panas dapat berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain akibat adanya perbedaan suhu. Perpindahan panas adalah proses di
mana panas mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah (Burhani, 2014).
Dalam perpindahan panas ada 3 jenis dari perpindahan panas, antara lain:
1. Perpindahan panas secara konduksi merupakan peristiwa perpindahan kalor atau
panas melalui zat perantara tanpa disertai perpindahan zat perantara dan
molekul-molekul yang saling berdekatan antara yang satu debgan yang lainnya
serta ttidak diikuti oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik

Gambar 3.1. Perpindahan panas secara konduksi


2. Perpindahan panas secara konveksi adalah perpindahan kalor atau panas yang
disertai dengan perpindahan zat perantaranya dan disertai dengan gerakan
partikel atau zat tersebut secara fisik

34
35

Gambar 3.2. Perpindahan panas secara konveksi


3. Perpindahan panas secara radiasi ialah perpindahan kalor atau panas tanpa
adanya zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan zat
perantara. Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ketempat lainnya
(dari benda panas kebenda yang dingin) dengan pancaran gelombang
elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas
jika terserap oleh benda lain (Suswanto, 2015).

Gambar 3.3. Perpindahan panas secara radiasi


Secara umum proses Drying suatu bahan padat dapat diartikan sebagai pemisahan
sejumlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat, untuk mengurangi sisa zat cair di
dalam bahan padat tersebut sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima. Kandungan
zat cair dalam suatu bahan padat bervariasi pada tiap produk. Produk yang tidak
mengandung zat cair sama sekali disebut Bone-Dry. Namun pada umumnya, produk
masih mengandung sedikit zat cair. Dalam pengeringan ada persamaan yang digunakan
untuk mengetahui kadar air yang hiang ketika melalui proses pengeringan. (Mc.Cabe,
1993).
Persamaan yang digunakan adalah:
(M 2  M 3 )
KA (%)   100% ....................................... (3.1)
(M 2  M1 )
36

Dimana:
M1 = bobot cawan porselen kosong (g)
M2 = bobot cawan + isi sebelum di oven (g)
M3 = bobot cawan + isi setelah di oven (g) (Agustin, 2017).
Zat padat yang akan dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk
diantaranya Flake, Granule, Crystal, Powder, Slab atau Continuos Sheet dengan sifat
yang berbeda sama sekali. Setiap bahan yang dikeringkan mempunyai Moisture Content
yang berbeda. Namun pada umumnya, zat padat masih mengandung sedikit zat cair.
Pengeringan dengan istilah yang relatif dan mengandung bahwa terdapat pengurangan
kadar cair dari suatu nilai awal menjadi suatu nilai akhir yang dapat diterima (Mc. Cabe,
1993).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan adalah:
a. Sifat fisik dan kimia dari bahan, meliputi bentuk, komposisi, ukuran, dan kadar
air yang terkandung didalamnya. Setiap bahan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda
b. Pengaturan geometris bahan. Hal ini berhubungan dengan alat atau media yang
digunakan sebagai perantara pemindah panas. Bahan-bahan yang dikeringkan
juga disesuaikan dengan alat pengeringannya
c. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering, meliputi suhu, kecepatan
sirkulasi udara, dan kelembaban. Keadaan sekitar mempengaruhi proses
pengeringan
d. Karakteristik dan efisiensi pemindahan panas alat pengering. Efisiensi alat juga
mempengaruhi proses pengeringan dikarenakan perbedaan umur alat juga
mempengaruhi efisiensi alat (Zikri, 2015).
Jenis-jenis alat pengeringan (Dryer) sebagai berikut:
1. Rotary Dryer
Rotary Dryer terdiri dari sebuah silinder berlubang yang berputar. Padatan yang basah
diumpankan ke bagian atas, umpan bergerak melalui Shell. Pemanasan dilakukan
dengan kontak secara langsung, dalam hal lain, panas dikontakkan secara tidak
langsung melalui dinding silinder yang telah dipanaskan.
37

Gambar 3.4. Rotary Dryer


2. Tray Dryer
Tray dryer merupakan salah satu alat pengering yang tersusun dari beberapa buah Tray
di dalam satu rak. Tray Dryer sangat besar manfaatnya bila produksinya kecil, karena
bahan yang akan dikeringkan berkontak langsung dengan udara panas. Namun alat ini
membutuhkan tenaga kerja dalam proses produksinya, biaya operasi mahal, sehingga
alat ini sering digunakan pada pengeringan bahan-bahan yang bernilai tinggi.

Gambar 3.5. Tray Dryer


3. Vacum-shelf Indirect Dryers
Vacum-shelf Indirect Dryers adalah pengering Batch pemanas yang tidak seperti Tray
Dryer seperti pengering berisi sebuah ruang yang terbuat dari besi tua atau plat baja
dipanaskan dengan pintu-pintu yang kuat sehingga bias dioperasikan di bawah vakum.
Rak-rak berlubang yang terbuat dari baja dikencangkan secara permanen di dalam
ruang dan dihubungkan sejajar dengan kepala uap masuk dan uap keluar. Tray-tray
yang mengandung padatan yang akan dikeringkan sisanya di atas rak-rak berlubang.
Pengering-pengering ini digunakan untuk mengeringkan bahan-bahan mahal atau
material sensitif yaitu material yang mudah teroksidasi, maka mereka berguna untuk
menangani bahan-bahan beracun atau pelarut yang mahal.
38

Gambar 3.6. Tray Or Shelf Dryers


4. Continous Tunnel Dryer
Continous Dryer disebut juga truk tumpah atau Komparedment Tray dioperasikan
secara seri. Bahan padat ditempatkan di atas Tray atau truk yang bergerak searah
Continue melewati suatu terowongan dengan gas panas mengalir di atas permukaan
masing-masing Tray. Udara panas dapat mengalir secara berlawanan (Counter
Current), searah atau kombinasi keduanya. Biji-bijian basah dibawa dalam bentuk
lapisan setebal 25-150 mm diatas saringan atau diatas lubang-lubang sementara udara
panas dihembuskan dari atas atau dari bawah. Pengering ini terdiri dari beberapa
bagian yang disarikan. Masing-masing bagian dilengkapi dengan Fan dan Coil
pemanas, udara yang dikeluarkan ke atmosfir oleh Fan.

Gambar 3.7. Continous Tunnel Dryer, (a) Tunnel Dryer Trucks With Counter
current Air Flow, (b) Through-circulation Screen Conveyor Dryer
5. Drum Dryer
Terdiri dari gulungan logam panas yang berputar. Pada bagian luar terjadi penguapan
lapisan tipis zat cair atau lumpur untuk dikeringkan. Padatan kering dikeluarkan dari
gulungan yang putarannya lebih diperlambat. Drum dryer sangat cocok untuk
39

penanganan lumpur atau padatan yang berbentuk pasta atau suspense serta untuk
bermacam-macam larutan. Bagian drum berfungsi sebagai suatu evaporator. Beberapa
variasi dari jenis drum tunggal adalah drum yang berputar dengan umpan masuk diatas
atau bagian bawah kedua drum tersebut.

Gambar 3.8. Drum Dryer


6. Spray Dryer
Pada proses dengan menggunakan Spray Dryer, Liquid atau larutan Slurry
disemprotkan ke dalam tempat yang dialirkan gas-gas panas berupa titik-titik berkabut,
air dengan cepat diuapkan dari droplet menuju partikel padat yang disemprotkan
kepada aliran gas panas tadi. Aliran gas dan cairan di dalam Spray yang dialirkan
secara Co-counter, Counter-current dan kombinasi keduanya. Tetesan yang terbentuk
tadi selanjutnya di umpankan dengan Spray Nozzle atau cakram Spray dengan
kecepatan tinggi yang berputar di dalam kamar-kamar silinder. Hal ini dapat menjamin
bahwa tetesan-tetesan air dan partikel padatan basah tidak bercampur dan permukaan
padatan tidak kaku sebelum sampai ketempat pengeringan, setelah itu baru digunakan
chamber yang besar. Padatan kering akan keluar dibawah chamber melalui Screw
Conveyor. Kemudian gas dialirkan dengan Cyclone separator agar proses dapat
berlangsung dengan baik.

Gambar 3.9. Spray dryer


40

Berikut ini adalah beberapa persamaan yang digunakan dalam proses pengeringan:
1. Kelembaban (Humidity)
Humidity (H) dari campuran udara-uap air yang didefinisikan sebagai kg uap air yang
terkandung dalam 1 kg udara kering. Humidity merupakan fungsi tekanan parsial (pA)
dalam udara dan tekanan total (P).
18,02 pA
H  .....................................................(3.1)
28,97 P  p A
Dimana:
H = kelembaban
P = tekanan total (Pa, atm)
pA = tekanan parsial uap air di udara (Pa, atm)
2. Udara Jenuh (Saturation Humidity)
Udara jenuh adalah udara dengan uap air yang berkesetimbangan dengan air pada
tekanan dan temperatur tertentu. Dalam campuran ini tekanan campuran uap air dalam
campuran udara-air adalah sama dengan tekanan uap air murni (pAS) pada suhu
tertentu. Adapun kelembaban jenuh dirumuskan dengan:
18,02 p AS
Hs   ..................................................(3.2)
28,97 P  p AS
Dimana:
H = kelembaban jenuh
P = tekanan total (Pa, atm)
pAS = tekanan parsial uap air murni (Pa, atm)
3. Persentase kelembaban (percentage humidity)
Percentage Humidity adalah rasio Actual Humidity (H)/Saturation Humidity (HS) pada
suhu dan tekanan yang sama × 100, sehingga:
H
H P  100  ............................................................. (3.3)
HS

Dimana:

Hp = presentase kelembapan

H = kelembapan jenuh

Hs = udara jenuh
41

4. Persentase kelembaban relatif (Percentage Relative Humidity)


HR adalah rasio tekanan parsial uap air dalam udara (PA) dan tekanan uap air murni
(PAs) × 100, sehingga:
PA
H R  100 .............................................................. (3.4)
PAS
HR≠ HP
Jika HP di ekspresikan dalam tekanan parsial, maka persamaan diatas dikombinasikan
sebagai berikut:
H 18,02 PA
Hp  100  100 ............................... (3.5)
HS 28,97 P  PA
18,02 PAs P P  PAs
 A (100) .............................. (3.6)
28,97 P  PAs PAs P  PA
Dimana:
HR = persentase kelembaban relatif
pA = tekanan parsial uap air di udara (Pa, atm)
pAS = tekanan parsial uap air murni (Pa, atm) (Geankoplis, 1997).
5. Menghitung Hold Up pada saat tidak ada aliran udara
Tahan untuk kondisi aliran gas tidak tergantung pada tingakt tertentu pada desain dan
sifat padat tetapi dalam kondisi khusus.
0,334  Ss
(φ)DO= ................................................. (3.7)
ρ s  S  (N) 0,9  D
Dimana:
(φ)DO = Hold Up pada saat aliran udara nol
ρs = masa jenis solid (kg/m3)
S = slope dryer
N = kecepatan putaran (rpm)
D = diameter dryer (m)
42

6. Menghitung konstanta properti solid


Konstanta K tergantung pada sifat-sifat padatan, dan untuk perkiraan kasar dapat
diambil, untuk satuan SI.
0,6085
K .......................................................... (3.8)
ρ s  (dp) 0,5

Dimana:
K = konstanta properti solid
ρs = masa jenis solid (kg/m3)
dp = diameter partikel solid
7. Menghitung waktu tinggal
Merupakan fraksi volume pengering yang di tempati oleh padatan pada setiap saat,
dan waktu rata-rata retensi θ dapat dihitung dengan membagi Hold Up dengan laju
umpan volumetrik.
Zφ D ρ s
θ ...................................................................... (3.9)
Ss
Dimana:

θ = waktu tinggal (menit)


Z = panjang dryer (m)
( φ )D = Hold Up solid
ρs = masa jenis solid (kg/m3)
Ss = velocity massa solid kering (kg/m2 menit) (Treybal, 1981).
8. Menghitung Koefisien Humidity
Panas lembab Cs adalah jumlah panas dalam J atau kJ yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg udara kering ditambah air.
Cs = 1,005 + 1,88 H .............................................. (3.10)
Dimana:
Cs = koefisien Humidity
H = Humidity (kg air/kg udara kering) (Geankoplis, 1997).
9. Menghitung effisiensi thermal untuk feed
Efisiensi pengeringan digunakan sebagai indikator tingkat keberhasilan proses
pengeringan.
43

 Qkeluar 
Efisiensi Termal (η)=    100 % ....................... (3.11)
 Qmasuk 

Dimana:
Qkeluar = energi yang digunakan (kJ/jam)
Qmasuk = energi yang masuk (kJ/ jam) (Rezeky, 2013).
10. Menghitung Rate Feed
Laju penguapan dinyatakan dengan berat air yang diuapkan persatuan waktu (disaat
kadar air ± 14%). Dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
Δ
mw feed
W  ........................................................ (3.12)
dot t
Keterangan:
Wdot = rate Feed (gr/menit)
∆mw = massa Feed (gr)
t = waktu pengeringan (menit)
11. Menghitung Rate Produk
Laju penguapan dinyatakan dengan berat air yang diuapkan persatuan waktu (disaat
kadar air ± 14%). Dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
Δ
mw produk
W  ..................................................... (3.13)
dot t
Keterangan:
Wdot = rate Feed (gr/menit)
∆mw = massa produk (gr)
t = waktu pengeringan (menit) (Nursyiwan, 2014).
12. Menghitung Entalpi udara di dalam Rotary Dryer
Entalpi dari padatan basah terdiri dari entalpi dari padatan kering ditambah dari
cairan sebagai kelembapan bebas.
HG = Cs (TG1 – To)+ H1.λ0 .............................................. (3.14)
Dimana:
HG = Entalpi gas (kJ/kg udara kering)
TG1 = Suhu gas masuk (K)
To = Suhu referensi (K)
44

λ0 = panas laten (kJ/kg)


H1 = Humidity (kg air/kg udara kering)
13. Menghitung Entalpi udara keluar
Panas basah biasanya diabaikan. Entalpi gas HG dalam kJ/kg udara kering. Dimana
λ0 panas laten air, dan Cs adalah panas yang lembab.
HG2= Cs (T – To) + H.λ0 ............................................ (3.15)
HG2 = Entalpi gas keluar (kJ/kg udara kering)
T = Suhu gas keluar (K)
To = Suhu referensi (K)
λ0 = panas laten (kJ/kg)
H = Humidity (kg air/kg udara kering)
14. Menghitung Entalpi Feed masuk
Gas panas hanya diterima untuk kisi-kisi yang berada di bawah bahan padat. Ada
bahan kering dari massa kelembapan/massa padatan kering.
HS1 = Cp pasir (Tf – T0) + Mf × Cp air (Tf – T0) ............... (3.16)
Dimana:
HS1 = Entalpi feed masuk (kJ/kg solid kering)
Cp = Koefisien transfer panas (kJ/kg K)
T = Suhu feed masuk (K)
To = Suhu referensi (K)
Mf = moisture content feed (kg air/ kg solid kering)
15. Menghitung Entalpi produk
Kelembapan terikat umumnya akan menunjukkan panas basah, meskipun data sangat
kurang. Entalpi padat basah di Ts, disebut padat dan cair pada suhu referens, energi
atau massa padatan kering
HS2 = Cp pasir (Tp – T0) + Mp × Cp air (Tp – T0) ................... (3.17)
Dimana:
HS2 = Entalpi produk keluar (kJ/kg solid kering)
Cp = Koefisien transfer panas (kJ/kg K)
Tp = Suhu produk keluar (K)
To = Suhu referensi (K)
Mp = moisture content product (kg air/ kg solid kering) (Geankoplis, 1997).
45

Rotary Dryer adalah kelas pengering yang biasa digunakan dalam industri untuk
mengeringkan particular atau bahan padatan (Lisboa, 2007). Rotary Dryer biasanya
digunakan untuk mengeringkan padi (Sanhawan, 2015).
3.3. Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
- Slope : 0,125°
- Volume air : 10% dari total Feed masuk
- Temperatur : 60 °C
- Kecepatan putaran : 8 rpm
B. Variabel berubah
- Berat feed : 5 kg, 10 kg
3.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Beakerglass - air (H2O)
- cawan - pasir
- ember
- meteran
- Oven
- pengaduk
- Set Rotary Dryer
- Stopwatch
- Thermometer
- Timbangan
3.5. Prosedur Percobaan
- Menjalankan rotary dryer dengan mengontakkan switch motor blower, Motor
Dryer dan LPG Burner
- Mencampurkan Feed dengan air kemudian mengaduknya sampai rata
- Mengukur temperatur serta menimbang sampel untuk menganalisa Moisture
Content dari Feed
- Mengatur variabel slope dan kecepatan Rotary Dryer sesuai dengan Run yang
telah ditentukan
46

- Memasukkan Feed basah dengan satu variabel bukaan untuk satu variabel
kecepatan putar apabila suhu mencapai keadaan Steady State (termometer ke-6
sudah mencapai suhu variabel)
- Mengukur temperatur Dry Bulb, Wet Bulb, dan Humidity untuk udara masuk dan
keluar, mengukur suhu produk yang keluar serta membaca termometer di
sepanjang Rotary Dryer (8 buah termometer) pada setiap awal proses, selang 5
menit sekali setelah produk pertama kali keluar hingga feed habis.
- Metode pengeringan untuk mengetahui Moisture Content dari Feed dan produk
dengan cara:
a. Menimbang 400 gr Feed basah, mengeringkan dalam oven selama 15 menit
pada temperatur 200 °C dan mendinginkannya selama 15 menit kemudian
menimbangnya.
b. Menimbang 400 gr produk (pasir yang keluar dari Rotary Dryer) dan
mengeringkannya dalam oven selama 15 menit pada temperatur 200 °C
kemudian mendinginkannya selama 15 menit, kemudian menimbangnya.
47

3.6. Gambar Peralatan


13
15
20 16 10 1
19 11 7 6
17
2
3

9 8
14 12 5
1
18 1

Gambar 3.6. Rotary Dryer


Keterangan Gambar:
1. Hopper 11. Roller
2. Bukaan Feed 12. Riding Ring
3. Tempat penampungan Feed 13. Blower
4. Dongkrak 14. Outlet Produk
5. Derajat Variable Support 15. Motor Blower hisap
6. Pinion 16. Inlet udara kering
7. Termometer 17. Blower udara kering
8. Riding Gear 18. Tabung LPG
9. Motor dengan Reducer 19. Saklar untuk Rotary Shell Drive
10. Cyclone Separator 20. Saklar untuk Blower
3.7. Data Pengamatan
Tabel 3.1. Data pengamatan untuk berat Feed 5 kg
Suhu Suhu
Berat
Moisture Bahan Bahan Waktu
Berat Produk
Temperatur (°C) Content
Feed Masuk Keluar (menit)
(%) (Kg)
(°C) (°C)
Feed
1 2 3 4 5 6 7 8 Dry Wet F P Tinggal Proses
Habis
60 60 55 55 55 55 30 21 35 33
50 55 50 50 50 50 29 21 40 30
50 60 50 60 55 55 29 21 42 30
50 60 50 50 55 60 29 21 43 30
50 75 50 50 55 60 29 21 43 31
50 75 50 55 55 60 30 21 43 31
5 50 75 51 55 55 60 31 21 45 31
50 75 51 55 60 60 31 21 45 32
13,6 0,506 26 32 1,25 90 91,25 4
50 75 51 55 60 60 31 21 44 30
55 65 55 55 60 60 32 21 46 36
55 70 55 60 55 60 33 22 48 33
55 70 55 60 60 60 34 22 46 33
55 70 55 60 60 60 34 22 45 35
55 70 55 60 60 60 34 22 45 33
55 70 55 60 60 60 34 22 45 33
55 70 55 60 60 60 34 22 46 33

48
49
55 70 55 60 60 60 34 22 47 34
55 70 55 60 60 60 34 22 34 33

Tabel 3.2. Data pengamatan untuk berat feed 10 kg


Moisture
Berat
Feed Temperatur (°C) Content Suhu Suhu Waktu (menit) Berat
(kg) bahan bahan
(kg) Produk
masuk keluar
(kg)
(°C) (°C) Feed
1 2 3 4 5 6 7 8 Dry Wet F P Tinggal Produk
Habis
55 70 55 60 60 59 34 22 45 31
55 70 55 60 60 59 34 22 46 31
55 55 49 49 50 58 30 22 45 33
45 55 49 49 50 40 30 22 43 32
45 60 49 49 49 50 29 22 44 32
45 60 49 49 49 50 29 22 43 31
45 60 50 50 50 52 29 22 43 31
10
50 60 50 50 50 58 29 20 44 33
12,07 0,242 26 30 17 100 117 8,6
50 65 50 50 50 58 30 20 43 31
50 65 50 55 55 58 30 20 44 30
50 65 55 55 55 58 30 22 48 31
50 55 55 55 55 58 29 22 48 32
55 70 55 60 55 58 29 22 48 32
55 70 55 60 55 59 29 22 48 33
55 70 55 60 55 60 30 20 47 31
55 70 55 60 60 60 30 22 45 32
55 70 55 60 60 60 30 22 45 32
55 70 55 60 60 60 30 22 48 34
55 70 55 60 60 60 30 22 48 32
50 70 55 55 55 57 32 22 48 32

Tabel 3.3. Data Perhitungan Mf, Mp, Laju Alir Feed (mf), Laju Alir Produk (mp), Msf, Msp, Maf ,Mev, Muk dan Mloss
Berat
Mf Mp mf mp Msf Msp Maf Map Mev Muk Mloss
Pasir

(kg air/kg (kg air/kg (kg solid (kg solid


(kg/ (kg/ (kg air/ (kg air/ (kg air/ (kg air/ (kg air/
(kg) solid solid kering/ kering/
menit) menit) menit) menit) menit) menit) menit)
kering) kering) menit) menit)
2,22
5 13,6 0,506 3,68 0,0438 3,630 0,0437 0,0493 0,0493 0,5407 3,586
×10-5

1,78
10 12,07 0,242 0,55 0,0735 0,546 0,0734 0,0066 0,0066 0,5407 0,4729
-5
×10

50
51
Tabel 3.4. Data Hasil Perhitungan H1, H2,HG1, HG2, HS1, HS2, Hloss, η thermal dan η drying
HG1 HG2 Hs1 Hs2 Hloss
Berat pasir H1 H2 (kJ/kg (kJ/kg (kJ/kg (kJ/kg (kJ/kg η Thermal η Dryer
(kg) udara udara solid solid solid (%) (%)
kering) kering) kering) kering) kering)
5 0,0370 0,0449 145,38 189,14 129,52 25,66 60,102 78,122 99,396

10 0,0377 0,0438 145,107 140,857 22,089 25,603 0,7352 99,560 99,867


3.8. Grafik

100

95
Efisiensi Termal (%)
90
y = 4,2876x + 56,684
85 R² = 1

80

75

70
5 6 7 8 9 10
Berat Feed (Kg)

Grafik 3.1. Hubungan antara berat Feed dan efisiensi termal


3.9. Pembahasan
- Mengukur temperatur serta menimbang sampel untuk menganalisa moisture
Content dari Feed. Tujuannya adalah untuk membandingkan antara Feed yang
dikeringkan menggunakan Rotary Dryer serta Feed yang dikeringkan tanpa
menggunakan Rotary Dryer
- Memasukkan Feed basah dengan satu variabel bukaan untuk satu variabel
kecepatan putar apabila suhu mencapai keadaan Steady State (termometer ke-6
sudah mencapai suhu variabel) sehingga rate Feed yang akan masuk diharapkan
sama, termometer ke-6 diatur dalam suhu 60° C agar panas bisa merata ke bagian
ujung Rotary Dyer
- Mengukur temperatur Dry Bulb, Wet Bulb, dan Humidity untuk udara masuk dan
keluar, mengukur suhu produk yang keluar serta membaca termometer
sepanjang Rotary Dryer (8 buah termometer) pada setiap awal proses, selang 5
menit sekali untuk campuran pasir dan air dengan berat 5 kg, dan 5 menit sekali
untuk 10 kg. Proses ini dilakukan untuk mengetahui perpindahan panas yang
tejadi, dari hasil praktikum terjadi degradasi suhu dari termometer 1 sampai
termometer 8. Hal ini sesuai dengan teori bahwa panas akan mengalir dari suhu
tinggi ke suhu rendah dengan terjadinya degradasi suhu. Setiap 5 menit sekali
kita akan melihat suhu dan mecatat perubahannya, semakin lama waktu proses
maka suhu pada setiap termometer akan naik. Namun tiap termometer juga
mengalami penurunan suhu
- Moisture Content yang diperoleh dari Feed basah dan produk memiliki
perbedaan. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan suhu dan lama waktu
pengeringan. Pada Feed 5 kg diperoleh Moisture Content sebesar 13,6 % dari
Feed basah dan 0,506 % dari produk yang keluar dari Rotary Dryer. Pada Feed
10 kg diperoleh Moisture Content sebesar 12,069 % dari Feed basah dan 0,242
% dari produk yang keluar dari Rotary Dryer
- Untuk feed 5 kg didapat efisiensi termal sebesar 78,122 %. Untuk feed 10 kg
didapat efisiensi termal sebesar 99,56%
- Dari grafik 3.1. di dapatkan hasil hubungan antara Feed masuk dengan efisiensi
termal yaitu berbanding lurus. Hal ini tidak sesuai dengan teori dimana dalam
teori tersebut semakin sedikit Feed yang masuk maka tingkat keberhasilan
proses pengeringan semakin besar. Secara teori harusnya berbanding terbalik.
3.10. Kesimpulan
- Moisture Content pada Feed 5 kg diperoleh sebesar 13,6 % dari Feed basah dan
0,506 % dari produk yang keluar dari Rotary Dryer. Pada Feed 10 kg diperoleh
Moisture Content sebesar 12,069 % dari Feed basah dan 0,242 % dari produk
yang keluar dari Rotary Dryer. Untuk feed 5 kg didapat efisiensi Dryer sebesar
99,396 %. Untuk feed 10 kg didapat efisiensi Dryer sebesar 99,867 %.
- Didapatkan Material Balance dan Heat Balance pada tabel dibawah ini:
Feed 5 kg Feed 10 kg

Berat Masuk (feed) Keluar (produk) Masuk (feed) Keluar (produk)

(kg/menit) (kg/menit) (kg/menit) (kg/menit)

Berat solid kering (Msf) 3,630 0,0437 0,546347 0,07348646

Berat air (Maf) 0,0493 2,215×10-5 0,006594 1,781×10-5


Berat air menguap (Mev) - 0,0493 - 0,00657643

Berat gas (Muk) 0,5407 0,5407 0,5407 0,54070

Berat solid hilang (Mloss) - 3,5868 - 0,472860

Jumlah 4,2205 4,2205 1,093641 1,093641

Feed 5 kg Feed 10 kg

Kalor (Q) Masuk Keluar Masuk Keluar

(kj/kg) (kj/kg) (kj/kg) (kj/kg)

Kalor udara (QG) 7,966 10,363 12,40233 12,03909

Kalor bahan (Qs) 7,0975 1,405 1,887948 2,188341

Panas hilang
- 3,2955 - 0,062844
(Qloss)

Jumlah 15,0635 15,0635 14,29028 14,29028

Anda mungkin juga menyukai