Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGANTAR ILMU JURNALISTIK

(PROFESI JURNALISTIK)

SAFUTRA RANTONA M.I.KOM

Disusun Oleh

KELOMPOK 4

Alan Pratama (41817159)

Abdul Karim Arby Priyanditya (41815085)

Vianita Asifa (41817156)

Rusdiyana (41817168)

Widia Anggraeni (41817705)

Andri Hadiansah (41817752)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
2018
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi

Profesi adalah pekerjaan atau bidang pekerjaan yang menuntut Pendidikan keahlianintelektual
tingkat tinggi dan tanggung jawab etis yang mandiri dalam prakteknya

Pengertian Profesi dari Good’s Dictionary of Education mendefinisikan profesi sebagai “Suatu
Pekerjaan yang meminta persiapan spesialisasi yang relative lama di Perguruan Tinggi dan
Dikuasai oleh suatu kode etik yang khusus”, dalam kamus besar Bahasa Indonesia, profesi
diartikan sebagai “Bidang Pekerjaan yang dilandasi Pendidikan keahlian seperti keterampilan,
kejuruan, dan sebagainya”

Dapat dijelaskan dalam pengertian ini, bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus
dikerjakan dengan bermodal keahlian, keterampilan dan spesialisasi tertentu. Profesi ini tidak
hanya dimaknai sekedar “Pekerjaan” saja

Secara terminologis, definisi profesi banyak diungkap secara berbeda-beda, tetapi untuk
melengkapi definisi tersebut, berikut ini tulisan Muchtar Luthfi, yang dikutip dan disempurnakan
Ahmad Tafsir, bahwa seseorang disebut profesi bila ia memenuhi 10 Kriteria, adapun kriteria lain
seperti ini

1. Profesi harus memiliki keahlian khusus, keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi lain.
Artinya, profesi itu mesti ditandai oleh adanya suatu keahlian yang khusus untuk
profesi itu.
2. Profesi dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu
Artinya, Profesi itu dipilih karena dirasakan itulah panggilan hidupnya, artinya itulah
lapangan pengabdiannya
3. Profesi memiliki teori-teori yang baku secara universal
Artinya, Profesi ini dijalani menurut aturan yag jelas, dikenal umum, teorinya terbuka,
secara universal pegangannya diakui
4. Profesi adalah untuk masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri
Artinya, Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat, bukan
untuk kepentingan diri sendiri
5. Profesi harus dilengkapi kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif.
Artinya, Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya
6. Pemegang profesi memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya.
Artinya, otonomi ini hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan rekan seprofesinya, tidak
boleh semua orang bicara dalam semua bidang
7. Profesi hendaknya mempunyai kode etik, ini disebut kode etik profesi.
Artinya, kode etik ini dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi
8. Profesi harus mempunyai klien yang jelas yaitu orang yang dilayani
9. Profesi memerlukan organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas profesi itu
10. Mengenali hubungan profesinya dengan bidang-bidang lain

Karakteristik suatu profesi, seperti yang dirumuskan oleh Abraham Flexner (1915) adalah
aktivitas intelektual. Berdasarkan ilmu dan belajar, untuk tujuan praktik dan pelayanan, dapat
diajarkan, terorganisasi secara internal. Altruistic. Sedangkan yang disebutkan oleh Greenwood E
(1957) lima karakteristik suatu profesi yaitu, Teori yang Spesifik, Otoritas, Wibawa/Martabat,
Kode Etik, Budaya Professional

Menurut Edgar Schein (1974), Karakteristik profesi adalah

1. Para professional terkait dengan pekerjaan seumur hidup dan menjadi sumber
penghasilan utama
2. Professional mempunyai motivasi kuat atau panggilan sebagai landasan bagi pemilihan
karier professionalnya dan mempunyai komitmen seummur hidup yang mantap
terhadap karriernya
3. Professional memiliki kelompok ilmu pengentahuan dan keterampilan khusus yang
diperolehnya melalui Pendidikan dan latihan yang lama
4. Professional mengambil keputusan demi kliennya berdasarkan aplikasi Prinsip-Prinsip
dan Teori-Teori
5. Professional berorientasi pada pelayanan, menggunakan keahlian demi kebutuhan
khusus klien
6. Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan objektif klien
7. Professional lebih mengetahui apa yang baik untuk klien daripada klien sendiri
8. Professional membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan kriteria penerimaan,
standar Pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam profesi, dan
batasan pertaaturan untuk profesi
9. Professional mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahliannya dan
pengetahuan mereka dianggap khusus
10. Professional dalam menyediakan pelayanan, biasanya tidak diperbolehkan
mengadakan advertensi atau mencari klien

Karakteristik profesi secara umum :

1. Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan Teoritis


Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya. Biasanya memiliki
persayaratan khusus untuk menjadi anggotanya
2. Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan Pendidikan yang lama dalam jenjang
Pendidikan tinggi
3. Ujian Kompetensi
Sebelum memasuki Organisasi Professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari
suatu test yang menguji terutama pengetahuan teoritis
4. Pelatihan Institusional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional
dimana calon professional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota
penuh organisasi
5. Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka
yang memiliki lisensi bias dianggap bisa dipercaya
6. Otonomi Kerja
Professional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoritis mereka agar
terhindar adanya intervensi dari luar
7. Kode Etik
Organisasi profesi biasaya memiliki kode etik bagi para anggotaya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan. Kode Etik Profesi adalah pedoman
Sikap, Tingkah Laku, dan Perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan
sehari-hari
8. Mengatur Diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan
pemerintah. Professional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati
atau mereka yang berkualifikasi paling tinggi
9. Layanan Publik dan Altruisme
Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan
dengan kebutuhan public, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan
masyarakat
10. Status Dan Imbalan Yang Tinggi
Profesi yang paling sukes akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang
layak bagi para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap
layanan yang mereka berikan bagi masyarakat
Tujuan Kode Etik :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan diatas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri

Ciri Ciri Profesi :


1. Adanya pengetahuan khusus yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki
berkat Pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun tahun
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatanya pada kode etik profesi
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyrakat, dimana nilai nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamaan, kelangsungan hidup, dan sebagainya. Maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus
5. Kaum professional biasanya menjadi anggota dari suatu profesi

B. Pengertian Wartawan

Wartawan sama dengan kaum professional lainnya seperti dokter, pengacara, akuntan dan
dosen. Untuk menekuni profesi-profesi tersebut, harus memiliki keahlian khusus yang didasari
pada ilmu pengetahuan dan keterampilan. Khusus wartawan, disyaratkan memiliki kemampuan
dan keterampilan menulis (bagi wartawan media cetak dan media online) serta kemampuan
berbicara (bagi wartawan media elektronik)
Dulu profesi wartawan masih dipandang sebelah mata. Tidak banyak orang tertarik memilih
profesi ini kecuali karena minat dan bakat yang sangat kuat atau lantaran ada semangat “Panggilan
Hidup”. Kurangnya minat orang menjadi wartawan pada masa lalu juga karena masih terbatasnya
media cetak maupun elektronik. Jumlah surat kabar, radio, maupun televisi, masih bisa dihitung
dengan jari sebelah tangan.

Di samping itu pula karena secara sosiokultural kebanyakan orang masih berpikir stereotip,
yakni bercita-cita menjadi pegawai pemerintah alias pegawai negeri sipil. Kalaupun tidak memilih
menjadi pegawai negeri, lebih memilih profesi lain, seperti dokter.

Profesi wartawan pada masa kini berkembang sangat pesat. Secara kualitas, kebanyakan,
bahkan mayoritas wartawan masa kini adalah sarjana atau mereka yang pernah mengikuti
Pendidikan tinggi, bukan lagi tamatan SMA. Secara kuantitas, semakin banyak pula orang memilih
profesi wartawan.

Lebih dari itu, profesi wartawan zaman sekarang juga cukup popular, terutama mereka yang
bekerja di media elektronik khususnya televisi. Ada beberapa wartawan yang kemudian ngetop
atau terkenal laksana selebritas. Nama dan wajahnya dikenal masyarakat karena sering tampil di
layer kaca, baik reporter maupun pembaca berita

Disisi lain, jurnalistik juga menjadi profesi. Industri jurnalistik menjanjikan lapangan kerja dan
pilihan profesi. Wartawan merupakan profesi, dan bahkan agen media cerak maupun iklan pun
suatu pilihan profesi. Kini, profesi wartawan dikenal masyarakat sebagai profesi yang “berkelas”
karena mampu menimbulkan “kesegaran” di mata masyarakat. Setidaknya puluhan ribu orang saat
ini secara langsung menekuni profesi di bidang jurnalistik. Bahkan maraknya media massa telah
menimbulkan pembajakan wartawan di antara media satu dengan media lain. Bisa dilihat
perpindahan wartawan senior A dari suatu media massa ke media massa yang lain atau wartawan
A pindah ke wartawan B,kondisi ini mempertegas bahwa jurnalistik adalah suatu pilihan profesi
bagi siapapun yang berminat. Keterampilan atau profesi di bidang jurnalistik bersifat produktif.
Baik produktif dalam berpikir,dalam menulis,bahkan dalalam meraih penghasilan. Jurnalistik
sebagai profesi bukanlah aktivitas yang yang bersifat instan. Tugas jurnalistik memang berat,dan
menantang. Untuk dapat terampil di dalam melakoni profesi sebagai wartawan ataupun jurnalis
membutuhkan proses belajar dan latihan yang memadai.

Contoh Kasus :

1. Hilman Langgar Kode Etik Jurnalistik

Pemimpin Redaksi Metro Tv, Don Bosco Selamun, mengungkapkan pihaknya telah
membentuk tim khusus untuk mencari dugaan pelanggaran yang dilakukan kontributor Metro TV,
Hilman Maattauch. Hilman menjadi sopir bagi tersangka kasus koruptor e-KTP, Setya Novanto
saat dalam pengejaran KPK.

Hilman pernah diberhentikan dari Metro TV atas kasus serupa. Dalam surat pemberhentian
dengan nomor 597/Red Metro TV/VI/16, tanggal 16 juni 2016, hilman disebut melanggar etika
profesi dengan bertindak seperti LO bagi individu yang bermasalah secara hukum di KPK. Hilman,
juga disebut menghalang- halangi wartawan lain. Termasuk tim Metro TV, dalam peliputan di
Lembaga antirasuah tersebut. Namun, hilman kembali bertugas pada pertengahan November
meski dalam pengawasan ketat.

Contoh Berita :

2. Kali Pertama, Perempuan di Arab Saudi Jadi Penyiar Berita Televisi

Di tengah berbagai revolusi kebijakan, seorang jurnalis Saudi muncul sebagai perempuan
pertama yang menjadi penyiar berita televisi di stasiun TV pemerintah. Weam Al Dakheel
mencetak sejarah dengan membawakan acara berita pukul 21.30 di stasiun TV Al Saudiya,
Kamis (20/9/2018), ditemani oleh rekan penyiarnya, Omar Al-Nashwan.

Al Saudiya merupakan stasiun TV milik pemerintah dan berada di bawah kementerian


budaya dan informasi, jurnalis tersebut menuai banyak apresiasi dari warganet. Pengguna Twitter
memuji kinerjanya dan menyebut kehadiraannya menandai tonggak sejarah di kerajaan Saudi,
daily mail mencatat, Al akheel sebelumnya merupakan seorang reporter CNBC Arabia dan pernah
menjadi pembawa acara pada stasiun televisi berita berbasis di Bahrain Al-Arab News Channel.

Saran Contoh Kasus :

1. Hilman Langgar Kode Etik Jurnalistik


Seharusnya Hilman sebagai seorang wartawan harusnya menjadi seseorang yang netral, tidak
memihak kepada siapapun, dan disini hilman juga melakukan tugas di luar profesinya dan tugas
pokoknya sebagai jurnalis yang patut diduga mengandung Conflict Of Interest.

Saran Contoh Berita :

2. Kali Pertama, Perempuan di Arab Saudi Jadi Penyiar Berita Televisi


Lebih di pertahankan lagi kebijakan seperti ini, karna perempuan juga memiliki hak menjadi
penyiar berita televisi selagi itu masih dalam kaidahnya, karna kualitas penyiaran oleh perempuan
tidak jauh beda dengan penyiar laki-laki bisa di bilang sama saja.
BAB II

KESIMPULAN

Profesi adalah sebuah pekerjaan yang butuh keahlian intelektual tingkat tinggi dan tanggung jawab
yang etis, dan mandiri dalam prakteknya. Bukan hanya sekedar pekerjaan. Profesi merupakan
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal keahlian, keterampilan dan spesialisasi tertentu.
Profesi Jurnalistik yaitu wartawan/jurnalis yang erat kaitannya dengan Kode Etik Jurnalistik.
Tujuan diadakannya Kode Etik adalah agar wartawan bertanggung jawab dalam menjalankan
profesinya, yaitu mencari dan menyajikan informasi.
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/@kumparannews/metro-tv-hilman-langgar-kode-etik-jurnalistik

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/23/17080081/kali-pertama-perempuan-di-arab-
saudi-jadi-penyiar-berita-televisi

Anda mungkin juga menyukai