Laporan Feeding 10
Laporan Feeding 10
Gizi buruk merupakan masalah KEP tingkat berat yang timbul setelali
proses yang berlangsung cukup lama yang disebabkan karena asupan gizi
yang rendah, penyakit infeksi, dan disertai dengan pola asuh yang kurang
memadai. Gizi buruk atau severe malnutrition menurut klasifikasi World
Health Organization (WHO) dilentukan berdasarkan indikator antropometri
berat badan menurut tinggi atau panjang badan (BB/PB) yaitu kategori
severe wasting (z-skor BB/PB <-3 median standar) dan ada atau tidaknya
edema.
Sampai saat ini, upaya penanganan KEP yang dilakukan adalah dengan
memberikan asupan gizi protein lebih pada balita melalui susu formula baik
F-7S, F -100 maupun F-135. Pemberian susu fomula ini dilakukan secara
bertahap dengan rentang waktu yang sudah ada standar untuk setiap susu
formula tergantung dengan fase penderita KEP.
Pemberian formula 75, 100 dan 135 pada pasien gizi buruk, diberikan
pada fase stabilisasi, transisi, rehabilitasi serta tindak lanjut. Tujuan tahap
stabilisasi yaitu mencegah teljadinya keadaan lebih buruk yakni
hipoglikemia dan dehidrasi.Pada tahap stabilisasi makanan yang di berikan
dalam bentuk cair, rendah kalori dan protein berupa makanan formula yang
di berikan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan gizi buruk.Adapun
tujuan tahap rehabilitasi yaitu mengejar ketertinggalan berat badan yang di
alami oleh pasien gizi buruk.Makanan yang diberikan pada tahap rehabilitasi
bisa juga berupa makanan lumat.Tujuan tahap lanjutan yaitu
mempertalmnkan pcningkalan status gizi yang telahdicapai atau leblh
meningkat status gizi yang ada dan menyesuaikan dengan pola makanan
yang ada dl rumah.Jadi pemberian formula dapat meningkatkan berat badan
pada pasien gizi buruk.
Berdasarkan penjelasan diatas, KEP merupakan masalah gizi tingkat
berat yang timbul setelah proses yang berlangsung cukup lama yang
disebabkan karena asupan gizi yang rendah, penyakit infeksi, dan disertai
dengan pola asuh yang kurang memadai. Dimana penanganan untuk pasien
KEP ini membutuhkan perawatan dan diet khusus. Maka untuk mengatasi
masalah tersebut dibutuhkan konsumsi diet tinggi energi dan tinggi
protein.Salah satu nutrisi enteral yang bisa digunakan yaitu F-75, F-IOO, F-
l35.
b) Pembahasan
Fase rehabilitasi (minggu ke 3-7)
Formula WHO-F 135/pengganti/Modisco 1½ dengan jumlah tidak
terbatas dan sering
Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
Protein 4-6 g/kgbb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan
makanan Formula ( lampiran 2 ) karena energi dan protein ASI
tidak akan mencukupi untuk tumbuh-kejar.
Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga
Pemberian diet adalah 3 kali sehari. Maka 1000 ml sehari jika
diberikan 3 kali pemberian, setiap pemberian adalah ± 333 ml. Dengan
energi sebesar 1324,23 kkal dengan 3 kali pemberian, maka jumlah
energi per sajian sebesar 441,41 kkal.
Cara pembuatan formula bubuk yaitu : pertama campurkan
minyak kelapa dan gula halus lalu aduk rata, setelah tercampur rata
tambahkan susu skim lactona. Sedangkan untuk formula cair, campuran
formula bubuk dapat langsung di sedu dengan air hangat-hangat kuku
sedikit demi sedikit sampai 1000 ml sambil diaduk secara perlahan.
Tetapi didalam pembuatan formula kelompok kami menggunakan
minyak kelapa terlalu banyak sehingga minyaknya terlihat sangat jelas
saat sudah dicampur menggunakan air hangat dan disajikan.
F-135 akan menghasilkan total Energi 1324,23 kkal, protein 17,87
gram, lemak 147,35 gram, karbohidrat 163,2 gram, natrium 402,6
kalsium 924,3. Dan nilai gizi per porsi dalam penyajian yaitu energy
441,41 kkal, protein 5,9 gram, lemak 49,11 gram, karbohidrat 54,4 ,
natrium 134,2 mg, kalsium 308,1 mg, air hangat 333.
Dosen pembimbing :
1. SUSYANI, S.SiT, M.Kes
2. MUZAKAR, SST, M.PH
3. YUNITA NAZARENA, S.GZ, M.Si