Anda di halaman 1dari 3

BAB I

A. PENGERTIAN
Menurut lugat, ibadah berarti taat, mengikuti, dan tunduk. Ibadah dapat diartikan juga dengan
tunduk yang setinggi-tingginya dan berdoa.
Ibadah yang berarti taat sesuai dengan firman Allah swt dalam surat Yasin ayat 60 yang berbunyi
: َ ٌٌ‫شي ْٰطنٌٌَاِنَّهٌٌلَ ُك ْم‬
ٌ‫عدُوٌٌ ُّمبِيْن‬ َّ ‫ٌٌّلٌٌت َ ْعبُدُواٌال‬ ٰ ‫ٌٌيبَنِ ْي‬
َّ ‫ٌٌادَ َمٌٌا َ ْن‬ ٰ ‫اَلَ ْمٌٌا َ ْع َه ْدٌٌاِلَ ْي ُك ْم‬
Artinya : Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu wahai anak cucu Adam agar kamu
tidak menyembah setan? Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kamu.
Makna lain yang berarti berdoa dalam firman-nya pada surat al- mukmin ayat 60:

ٌٌ ٌ ٌ ٌ ٌ 


ٌٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌ ٌٌٌٌٌٌ
60. Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya
orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam
Keadaan hina dina".

Berkenan dengan pengertian ibadah ini,Harun Nasution mengemukakan bahwa ibadah dalam islam
sebenarnya bukan bertujuan agar allah swt disembah dalam penyembahan yang terdapat dala
agama agama primitif. Pengertian serupa ini adalah pengertian yang tidak tepat. Betul surat al
zariyat ayat 56 menyebutkan :
ٌٌ ٌ ٌ ٌ 
ٌ ٌٌٌٌ
56. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Ayat ini diartikan bahwa manusia diciptakan semata mata untuk beribadah kepada allah
swt,yaitu mengerjakan sholat,puasa,haji,dan zakat tetapi haruskah kata”
 “ berarti
beribadah,mengabdi,atau menyembah? Sebenarnya allah swt untuk disembah atau dipuji
manusia. Allah swt adalah maha sempurna dan tidak berhajat kepada siapapun. Oleh karena itu
kata”  “ lebih tepat jika diberi arti lain daripada arti
beribadah,mengabdi,memuja,bahkan menyembah. Lebih tepat kelihatannya jika kata itu diberi
arti tunduk patuh dan kata” “ memang mengandung arti tunduk dan patuh sehingga arti itu
menjadi, “ tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali untuk patuh kepada ku”. Arti ini lebih sesuai
dengan arti yang terkandung dalam kata muslim,dan muttaqi yaitu menyerah,tunduk,dan
menjaga diri dari hukuman allah swt dihari kiamat dengan mematuhi perintah perintah dan
menjauhi larangan larangannya.
Oleh karena itu,Muhammad Quthubseperti dikutip oleh T.A latief Rousydly mengatakan,
Ibadah itu tidak hanya terbatas pada mansik ta’abbudi saja,seperti shalat,puasa,haji. Tetapi ia
mempunyai makna yang jauh lebih dalam dari itu. Sesungguh nya ibadah itu ialah ‘ubudiyyah
kepada allah satu satunya dalam urusan dunia dan akhirat. Selanjutnya terus menerus
berhubungan dengan allah dalam segala urusan.
Menurut Ash- Shiddieqiy para ulama dalam berbagai bidang berlainan memberikan definisi
terhadap ibadah,diantaranya :
 Ulama tauhid mengartikan ibadah dengan

Artinya:” Meng-Esa allah menta’dimkan dengan sepenuhnya menghinakan diri sendiri


dan menundukkan jiwa kepadanya.”
 Ulama tasauf mengartikan ibadah dengan
Artinya : “ seorang mukallaf mengerjakan sesuatu yang berlawanan dengan keinginan
nafsunya untuk membesarkan tuhannya.”

 Para fuqaha mengartikan ibadah dengan taat untuk mencapai keredhaan allah dan
mengharapkan pahalanya diakhirat,

Sebab makna ta’abbud atau berlebihan berarti,

Artinya : “segala hak allah ta’ala”.

Oleh karena itu,fuqaha mengartikan ibadah merupakan segala hukum yang dikerjakan
untuk mengharapkan pahala diakhirat dan dikerjakan sebagai tanda pengabdian kepada
allah swt.
B. Hakikat
Ibadah ialah ketundukan yang timbul karena jiwa yang merasakan cinta dan kebesaran nya serta
keyakinan akan ketentuan hukumnya.
Dari beberapa pengertian ibadah yang lalu,dapat dipahami bahwa adanya saling melengkapi
hakikat ibadah itu sendiri. Pengertian yang diberikan satu golongan berpaut dengan pengertian
yang diberikan golongan lain. Jelasnya tidaklah dipandang seorang mukallaf telah beribadah
dengan sempurna jika hanya mengerjakan ibadah ibadah dalam pengertian fuqaha saja,tetapi
perlu beribadah dengan yang dimaksudkan ulama tauhid atau ulama lainnya. Oleh sebab itu,jika
telah berkumpul pengertian pengertian tersebut barulah didapatin hakikat ibadah dan ruhnya
yang selanjutnya berfungsi menggerakkannya..
Hakikat ibadah mengandung suatu pengertian tidak menolak sesuatu hukum allah dan meminta
sesuatu yang hanya kepadanya.

Artinya : Pokok ibadah itu adalah engkau tidak menolak sesuatu hukum allah tidak meminta
sesuatu hajat pada selainnya dan tiada mau menahan sesuatu dijalannya.

Selanjutnya pokok ibadah ini adalah engkau meridhai allah selaku pengendali urusan selaku
orang yang memilih engkau meridhai allah sebagai pembagi,pemberi,dan penghalang rezeki
manusia.

C. Kaitan ibadah dengan ilmu fiqh


Salah satu syarat sahnya ibadah jika dikerjakan sesuai dengan tuntunan syaria islam dan cara
beribadah itu dapata dipelajari dalam ilmu fiqih.
Untuk mengerti dan memahami ibadah seseorang harus memahami dan mengerti pula tentang
ilmu fiqih. Ilmu fiqih ialah ilmu pengetahuan tentang hukuman hukuman islam yang
berhubungan dengan perbuatan manusia.
Ilmu ini merupakan bagian syariat islam dalam arti luas. Syariat islam dalam arti luas meliputi
hukum hukum yang bertalian dengan perbuatan manusia.
Secara umum pembahasan fiqih ini mencakup dua bidang,yaitu fiqih ibadah yang mengatur
hubungan manusia dengan tuhan nya, seperti shalat,zakat,haji,memenuhi nazar dan membayar
kafarat terhadap pelanggaran sumpah. Kedua, fiqih muamalah yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya. Kajiannya mencakup seluruh bidang fiqih selain persoalan
ubudiyah, seperti ketentuan ketentuan jual beli,sewa menyewa,perkawinan,jinayah dan lain
lain.
Sementara itu musthafa zarqa membagi kajian fiqih menjadi enam bidang yaitu :
 Ketentuan ketentuan hukum yang berkaitan dengan bidang ubudiyah,seperti
shalat,puasa, dan ibadah haji inilah yang kemudian disebut fiqih ibadah.
 Ketentuan ketentuan hukum yang berkaitan dengan kehidupan keluarga,seperti
perkawinan,perceraian,nafkah dan ketentuan nasab. Inilah yang kemudian disebut
ahwal saykhsiyah.
 Ketentuan ketentuan hukum berkaitan dengan hubungan sosial antara umat islam
konteks hubungan ekonomi dan jasa. Seperti jual-beli sewa-menyewa dan gadai. Bidang
ini kemudian disebut fiqih muamalah.
 Ketentuan ketentuan hukum berkaitan dengan sangsi sangsi terhadap tindak kejahatan
kriminal. Misalnya qiyas,diat dan hudud. Bidang ini disebut dengan fiqih jinayah.
 Ketentuan ketentuan hukum yang mengatur hubungan warga negara dengan
pemerintahannya. Misalnya politik dan birokrasi. Pembahasan ini dinamakan fiqih
siyasah.
 Ketentuan ketentuan hukum yang mengatur etika pergaulan antara seorang muslim
dengan lainnya dalam tatanan kehidupan sosial. Bidang ini disebut Ahlam Khuluqiyah.
Ahkam Khuluqiyah yang mengatur norma norma etika dalam kehidupan soosial umat
islam,sebenarnya tidak terlalu penting bagi kajian fiqih yang menekankan pada segi
hukum karena orientasi pembahasan akhlaq lebih menitik beratkan pada peningkatan
kualitas pelaksanaan norma norma hukum serta tata hubungan pergaulan yang tidak
ada konsekwensi sanksi hukum apapun selain sanksi moral. Oleh sebab itu kalau
dikurangi bidang ini maka bidang bidang pembahasan fiqih mencakup
ibadah,muamalah,ahwal syakhsiyah,dan siyasah.
Fiqih ibadah sebagaimana dikemukakan adalah mengetahui ketentuan ketentuan
hukum yang berkaitan erat dengan ketundukan seorang mukallaf kepada allah swt
sebagai hasil penelaahan yang mendalam terhadap dalil dalil yang terdapat dalam al
quran dan hadis. Ketundukan pada definisi diatas adlah rangkaiana peribadatan yang
harus diakukan setiap mukallaf dan dilakukan semata mata untuk taat terhadap segala
perintahnya. Berbeda dengan ibadah dalam pengertian umum yang mencakup berbagai
kegiatan dan perbuatan yang dilakukan untuk memenuhi kepentingan dunia yang
disertai niat untuk mencari keridhaan allah swt dengan memperhatikan norma norma
agama. Oleh sebab itu,para ulama sering menyebut jenis ibadah madhah.
Tujuan disyariatkannya ketentuan hukum tentang peribadatan ini dalam rangka
memelihara aspek keagamaan. Artinya untuk memenuhi salah satu dari tuntutan
kepercayaan teologis karena menjalankan rangkaian ibadah tersebut juga merupakan
manifestasi dari ketentuan doktrin kepercayaan kepada allah swt dan rasulnya.
Disamping itu,melakukan ibadah tersebut juga merupakan cermin kehidupannya
ditentukan oleh tingkat ketaatannya terhadap norma norma syariah. Dengan demikian
tujuan tujuan

Anda mungkin juga menyukai