Anda di halaman 1dari 11

Ethos : Jurnal Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Vol 7, No.

2, Juni 2019: 233 - 243

POTENSI PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR HIJAU


DALAM UPAYA MEWUJUDKAN CIMAHI SEBAGAI KOTA HIJAU
BERKELANJUTAN

1Verry Damayanti
1
Universitas Islam Bandung, Bandung, Indonesia
E-mail: 1verrydamayanti0904@gmail.com

Abstract. Cities in Indonesia are currently experiencing environmental degradation


due to urban development which emphasizes the economy more than ecology. This
raises the concept of a sustainable city, one of which is the Green City. Cimahi is one
of the cities that strives to realize the concept of a Green City. However, Cimahi is
currently experiencing problems in providing green open space in its area. RTH in
Cimahi City has only reached 547,22 hectares or 13.60% of its total area. The new
approach to green infrastructure development is expected to increase the proportion
of green open space and create a Green City. Based on the analysis, it is known that
the principles of developing green infrastructure that are in accordance with the
characteristics of Cimahi City are five principles, sustainability, connectivity,
conservation, integration with gray infrastructure, and aesthetics. The broad
potential for green infrastructure development in Cimahi City is 34,4%. Through the
implementation of the green infrastructure, Green City is able to be realized because
green infrastructure is an important element in realizing 8 (eight) existing attributes.
Keywords: Green Infrastructure, sustainability, green city, green open space

Abstrak. Kota di Indonesia saat ini sedang mengalami degradasi lingkungan akibat
pembangunan kota yang lebih menekankan ekonomi dibandingkan dengan ekologi
sehingga muncul konsep kota berkelanjutan yang salah satu bentuknya adalah Kota
Hijau. Cimahi merupakan salah satu kota yang berupaya untuk mewujudkan konsep
Kota Hijau. Namun, Cimahi saat ini masih mengalami permasalahan dalam
penyediaan RTH di wilayahnya. RTH di Kota Cimahi saat ini baru mencapai 547,22
Ha atau 13,60 % dari luas wilayahnya. Adanya pendekatan baru pengembangan
infrastruktur hijau diharapkan mampu menambah proporsi RTH dan mewujudkan
Kota Hijau. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa prinsip pengembangan
infrastruktur hijau yang sesuai dengan karakteristik Kota Cimahi ada 5, yaitu
keberlanjutan, keterhubungan, konservasi, integrasi dengan infrastruktur abu – abu,
dan estetika. Adapun luas potensi pengembangan infrastruktur hijau di Kota Cimahi
adalah sebesar 34,4%. Melalui penerapan infrastruktur hijau tersebut, Kota Hijau
mampu diwujudkan karena infrastruktur hijau merupakan elemen penting yang
berperan dalam mewujudkan 8 (delapan) atribut yang ada.
Kata-kunci : infrastruktur hijau, keberlanjutan, kota hijau, ruang terbuka hijau

1. Pendahuluan ekologisnya. Hal ini menjadi salah satu


penyebab konversi RTH di perkotaan tidak
Meningkatnya kebutuhan lahan terkendali. Pendekatan baru dalam model
yang tinggi tidak diimbangi dengan manajemen perubahan tata guna lahan kota
ketersediaan lahan yang memadai. Lahan adalah melihat RTH sebagai aset, potensi,
alami dianggap tidak memiliki nilai dan investasi kota jangka panjang yang
ekonomi sehingga terancam fungsi

233
234 | Verry Damayanti, et al.

memiliki nilai ekologi, sosial, ekonomi, 3. Berdasarkan ilmiah pada teori dan
edukatif, evakuasi, dan estetis. praktek dari perencanaan ruang.
Selaras dengan amanat Undang-
Undang Penataan Ruang Nomor 26 Tahun 4. Berfungsi sebagai kerangka untuk
2007 pasal 3, perlu diwujudkan suatu kawasan budidaya dan lindung dalam
bentuk pengembangan kawasan perkotaan penataan ruang.
yang mengharmonisasikan lingkungan
alamiah dan lingkungan buatan salah satu 5. Direncakan dan dilindungi sebelum
bentuknya adalah melalui pengembangan pembangunan.
Kota Hijau. Salah satu aspek yang 6. Infrastruktur hijau adalah investasi
diarahkan untuk mewujudkan Kota Hijau
publik yang semestinya didanai diawal
adalah aspek Green Open Space, dimana
salah satu programnya adalah dari berbagai sumber penadaan.
pengembangan infrastruktur hijau dalam 7. Infrastruktur hijau membawa manfaat
bentuk jejaring (network) yang sesuai kepada alam dan manusia.
dengan karakteristik kota.
Infrastruktur hijau merupakan suatu 8. Infrastruktur hijau menghormati,
rangkaian jaringan yang saling terhubung keinginan dan harapan pemilik lahan
antara komponen alami dan buatan. dan para pihak lainnya.
Infrastruktur hijau menghubungkan antara
hutan, sungai, lahan basah, dengan wilayah 9. Infrastruktur hijau memerlukan
perkotaan, kawasan hijau, daerah hubungan kerja sama kegiatan baik
konservasi, taman kota, dll. Hubungan ini bagi masyarakat didalam dan diluar
menciptakan siklus tersendiri, menunjang dari wilayah administrasi.
kehidupan manusia di kota secara alami dan
berkesinambungan. Jaringan yang 10. Infrastruktur hijau membutuhkan
terbentuk tersebut membentuk suatu tata komitmen jangka panjang.
ruang hijau khusus yang terintegrasi
dengan infrastruktur fisik perkotaan yang Wujud infrastruktur hijau secara
disebut Ruang Terbuka Hijau (RTH). garis besar terdiri dari 2 (dua) bentuk yaitu
Dalam penataan ruang kota, infrastruktur area (hubs) dan jalur/jaringan (link).
hijau juga dapat digunakan sebagai Infrastruktur yang berbentuk area
pengendali perkembangan kota agar tidak merupakan spot – spot inti area hijau
terjadi Urban Sprawl, karena kawasan sedangkan infrastruktur berbentuk jalur
ataupun jalur yang telah ditetapkan sebagai merupakan area hijau yang memanjang
RTH tidak dapat dikonversi untuk fungsi (dapat berupa koridor). Contoh dari
lain. infrastruktur berbentuk area adalah taman
Keterhubungan (linkages) antar nasional, cagar alam, suaka margasatwa,
kawasan RTH dengan jalur dan koridor taman wisata, taman buru, cagar budaya,
hijau merupakan kunci keberhasilan kebun Raya, kawasan budidaya kehutanan
infrastruktur hijau kota. Menurut Benedict dan pertanian, taman lingkungan, dan hutan
dan Mc Mahon (2006), prinsip dasar dalam kota. Sedangkan contoh infrastruktur hijau
pengembangan infrastruktur hijau antara berbentuk jalur (link) adalah koridor hijau.
lain: Infrastruktur hijau merupakan kunci
dari terlaksananya pembangunan
1. Keterhubungan adalah kunci. berkelanjutan sehingga memiliki manfaat
2. Memahami konteks, melalui baik dari segi sosial, ekonomi, maupun
lingkungan. Sistem infrastruktur hijau
pendekatan terpadu pada tingkat
membantu dan memperbaiki secara alam
landscape. fungsi ekosistem dan menyediakan

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Potensi Pengembangan Infrastruktur … | 235

kerangka bagi pembangunan dimasa dua bagian yaitu survey sekunder dan
yang akan datang. primer. Survey sekunder dilakukan kepada
Menurut Whang dan Chen (2008), instansi – instansi terkait dengan penelitian
implementasi infrastruktur hijau dijabarkan ini antara lain Bappeda Kota Cimahi, Dinas
dalam pola pemanfaatan ruang. Pola Kebersihan dan Pertamanan, Dinas
Pengamanan Ekologis yang Komprehensif Pekerjaan Umum, Kantor Lingkungan
(Comprehensive Ecological Security Hidup, Dinas Koperasi UMKM
Pattern) merupakan pola ruang kota yang Perindustrian Perdagangan dan Pertanian,
berkaitan dengan infrastruktur hijau. Pola dan BPBD. Sedangkan survey primer,
pengamanan ekologis (Ecological Security dilakukan dengan melakukan kegiatan
Pattern/ ESP) untuk setiap kota bisa observasi, visualisasi atau pemotretan,
berbeda bergantung pada permasalahan pemetaan serta penggalian informasi lisan.
lingkungan kotanya. Pola pengamanan Populasi yang digunakan dalam
ekologis kota terdiri dari pola pengamanan penelitian ini adalah ruang hijau yang
terhadap masalah air dan banjir, udara, terdapat di Kota Cimahi. Ruang hijau Kota
bencana geologis, keanekaragaman hayati, Cimahi tersebar dalam bentuk area hijau
warisan budaya, dan rekreasi. dan jalur hijau. Dalam penelitian ini,
Persoalan yang menjadi fokus peneliti mengambil sampel dengan
dalam penelitian ini adalah meningkatkan menggunakan metode sampling teknik acak
jumlah luasan RTH Kota Cimahi berstrata. Hal ini dikarenakan jumlah ruang
menggunakan konsep infrastruktur hijau. hijau di Kota Cimahi cukup banyak dan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah tersebar di beberapa tempat. Metode
untuk mengkaji potensi pengembangan sampling ini dimaksudkan untuk
infrastruktur hijau sebagai salah satu upaya mengambil beberapa contoh sampel dari
mewujudkan Kota Hijau di Kota Cimahi. populasi ruang hijau yang ada yang
memiliki bentuk dan karakter yang sama
2. Metodologi Penelitian sehingga dapat mewakili sampel/ populasi
Penelitian ini menggunakan yang lainnya.
pendekatan penelitian eksplanatori dan Pada tahap analisis data, terdapat
deskriptif. Penelitian eksplanatori yaitu empat tahapan meliputi:
suatu penelitian yang berusaha mencari 1. Kajian Teoritis mengenai Prinsip dan
pengaruh variabel tertentu terhadap Tipologi Infrastruktur Hijau. Teknik
variabel yang lain. Sedangkan, penelitian analisis yang digunakan dalam tahap
deskriptif adalah penelitian yang
ini berupa analisis kualitatif deskriptif
bertujuan menggambarkan suatu kondisi
atau fenomena tertentu, tidak memilah - dengan menggunakan teknik Content
milah atau mencari faktor - faktor atau Analysis atau analisis isi.
variabel tertentu. Sementara itu, metode 2. Kajian Normatif mengenai Kebijakan
yang digunakan adalah adalah metode
Pengembangan RTH Kota Cimahi.
campuran (kuantitatif dan kualitatif).
Metode campuran (Mixed Method) adalah Teknik analisis yang digunakan dalam
metode yang memadukan pendekatan tahap ini berupa analisis kualitatif
kualitatif dan kuantitatif dalam hal deskriptif dengan menggunakan teknik
metodologi (seperti dalam tahap Content Analysis atau analisis isi.
pengumpulan data), dan kajian model
campuran memadukan dua pendekatan 3. Kajian Karakteristik Kota Cimahi.
dalam semua tahapan proses penelitian Teknik yang digunakan dalam tahap
(Sugiyono, 2013). ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam studi ini terbagi ke dalam

https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4560
236 | Verry Damayanti, et al.

4. Kajian Potensi Pengembangan dari terlaksananya pembangunan


Infrastruktur Hijau. Teknik yang berkelanjutan yang memiliki
digunakan dalam tahap ini adalah keterpaduan antar aspek sosial,
metode deskriptif kuantitatif. ekonomi, dan lingkungan.
5. Kajian Potensi Penerapan Infrastruktur 2. Prinsip keterhubungan.
Hijau. Teknik yang digunakan dalam Keterhubungan (linkages)
tahap ini adalah analisis deskriptif antarkawasan RTH dengan jalur dan
kuantitatif menggunakan perangkat koridor hijau merupakan kunci
lunak Arc GIS. keberhasilan infrastruktur hijau kota.
Keterhubungan antar-ruang hijau, baik
3. Hasil dan Pembahasan area maupun jalur hijau, merupakan
Pola sebaran RTH yang terdapat di strategi dalam menanggulangi
Kota Cimahi adalah berpola scattered degradasi lingkungan kota.
(tersebar). Dengan jenis RTH Publiknya
yaitu taman kota dan lingkungan, hutan 3. Prinsip konservasi lingkungan.
kota, pulau dan median jalan, jalur pejalan Implementasi infrastruktur hijau
kaki, jalur hijau sempadan rel kereta api, diwujudkan dalam pola pengamanan
jalur hijau sempadan sungai dan situ, RTH ekologis yang berfungsi sebagai pola
pemakaman, dan jalur hijau jaringan konservasi lingkungan perkotaan.
SUTT. Berdasarkan Masterplan RTH kota
Cimahi, diketahui bahwa luas eksisting 4. Prinsip terintegrasi dengan
RTH Kota Cimahi adalah 547,22 Ha atau infrastruktur abu – abu.
13,60 % dari luas Kota Cimahi. Sementara Terintegrasinya infrastruktur hijau
itu menurut RTRW Kota Cimahi,target dengan infrastruktur abu – abu seperti
RTH Publik pada tahun 2032 adalah pembangunan jalan dan drainase,
21,09% sedangkan target RTH Privat
adalah 10,89%. Adapun permasalahan yang jaringan listrik tegangan tinggi, rel
dihadapi Kota Cimahi dalam pemenuhan kereta api, dan sebagainya
RTH di wilayahnya adalah kawasan dengan 5. Prinsip estetika. Secara estetika
potensi ruang hijau yang besar berada pada
infrastruktur hijau dapat meningkatkan
kepemilikan swasta dan individu.
nilai keindahan, kenyamanan serta
Prinsip Pengembangan Ruang Terbuka memperindah lingkungan kota baik
Hijau Eksisting Kota Cimahi dari skala mikro maupun makro.
Berdasarkan hasil identifikasi Identifikasi Area Hijau (Hubs) dan Jalur
prinsip pengembangan infrastruktur hijau
Hijau (Link) Kota Cimahi
kajian ahli dan identifikasi karakter
kawasan Kota Cimahi, maka dapat Identifikasi area dan jalur hijau ini
disimpulkan bahwa prinsip pengembangan didasarkan pada kajian ahli, guna lahan
infrastruktur hijau yang sesuai untuk eksisting, RTRW Kota Cimahi 2012 –
dikembangkan di Kota Cimahi adalah 2032, dan Master Plan Ruang Terbuka
prinsip pembangunan berkelanjutan, Hijau Kota Cimahi. Ada beberapa bentuk
prinsip keterhubungan, prinsip konservasi area hijau (hubs) yang terdapat di Kota
lingkungan, prinsip terintegrasi dengan Cimahi seperti lahan pertanian, taman
infrastruktur abu – abu, dan prinsip estetika. lingkungan, hutan kota, lapangan olahraga,
1. Prinsip pembangunan berkelanjutan. pulau dan median jalan, dan taman taman
rekreasi alam. Penyebaran area hijau
Infrastruktur hijau merupakan kunci
tersebut masih belum merata dan

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Potensi Pengembangan Infrastruktur … | 237

jumlahnya masih kurang dibandingkan


dengan standar peraturan dan kebutuhan
masyarakat di Kota Cimahi. Sedangkan
bentuk jaringan hijau yang terdapat di Kota
Cimahi adalah berupa jalur hijau jalan,
sempadan sungai, sempadan rel kereta api,
dan sempadan SUTT.
Potensi Pengembangan Infrastruktur
Hijau Kota Cimahi
Berdasarkan hasil perhitungan
potensi infrastruktur hijau berbentuk area,
diketahui bahwa terdapat 23,08% potensi
yang bisa dikembangkan. Jumlah potensi Sumber: Hasil Analisis, 2016
terbesar adalah dari pertanian lahan basah Gambar 2. Potensi Infrastruktur Hijau
yaitu sawah yang mencapai 6,6%; Berbentuk Jalur (Link) di Kota Cimahi
kemudian potensi Hutan Kota sebesar
5,31%; dan sisanya adalah potensi taman Apabila ditotalkan antara
lingkungan, pemakaman, RTH Lapangan infrastruktur hijau berbentuk area hijau dan
Golf, pulau jalan, dan Taman Wisata Alam. jalur hijau, maka terdapat 34,4% potensi
Sedangkan, potensi infrastruktur infrastruktur hijau yang ada di Kota
hijau berbentuk jalur hijau, diketahui Cimahi. Sedangkan luas rencana terutama
bahwa terdapat 11,32% potensi yang bisa RTH publik di Kota Cimahi adalah sebesar
dikembangkan. Sedangkan jumlah luasan 21,1%. Luas potensi infrastruktur hijau
rencana hanya 4,36% dari luasan wilayah tersebut melebihi dari yang diamanatkan
Kota Cimahi. Jumlah potensi terbesar oleh Undang – Undang no. 26 tahun 2007
adalah dari sempadan sungai yang tentang Penataan Ruang dan Permen PU
mencapai 5,26%; kemudian potensi jalur No. 5 tahun 2008 tentang Pedoman
hijau jalan sebesar 4,54%; dan sisanya Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di
adalah potensi sempadan SUTT dan jalur kawasan perkotaan. Dimana peraturan
hijau jalan. tersebut mengamanatkan perlunya RTH
sebesar 30% (RTH publik 20% dan RTH
privat 10%)

Sumber: Hasil Analisis, 2016 Sumber: Hasil Analisis, 2016


Gambar 3. Potensi Infrastruktur Hijau di Kota
Cimahi
Gambar 1. Potensi Infrastruktur Hijau
Berbentuk Area (Hubs) di Kota Cimahi

https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4560
238 | Verry Damayanti, et al.

Wujud Penerapan Infrastruktur Hijau pengamanan wisata sejarah dan cagar


Kota Cimahi budaya, pola pengamanan tempat rekreasi
dan wisata, pola pengamanan lahan
Wujud penerapan infrastruktur pertanian, dan pola pengamanan
hijau Kota Cimahi adalah dalam bentuk keanekaragaman hayati. Infrastruktur hijau
jaringan RTH tidak terputus yang juga diterapkan terintegrasi dengan
menghubungkan area hijau yang satu infrastruktur abu – abu seperti jaringan
dengan area hijau yang lain. Dalam jalan, sungai, jaringan SUTT, dan rel kereta
jaringan RTH tersebut terdapat pola api. Selain meningkatkan kualitas
pengamanan kawasan rawan bencana, pola lingkungan, infrastruktur hijau juga
pengamanan pencemaran, pola diterapkan memiliki nilai estetika.

Tabel 1. Potensi Luas Infrastruktur Hijau Dibandingkan dengan Eksisting dan Rencana RTRW

Potensi Luas
Eksisting Rencana RTRW
No. Jenis Infrastruktur Hijau Infrastruktur Hijau
Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %
1. Hutan Kota 42,04 1,04 74,83 1,86 213,61 5,31
2. Taman Lingkungan 69,51 1,73 49,93 1,24 133,17 3,31
17,37
- Taman Kota - - - -
0,43
11,58
- Taman Kecamatan - - - -
0,29
17,37
- Taman Kelurahan - - - -
0,43
28,95
- Taman RW - - - -
0,72
57,90
- Taman RT - - - -
1,44
3. Pemakaman 41,81 1,04 24,07 0,60 69,48 1,73
4. RTH Lapangan Golf - - - - 30,07 0,75
5. Pulau Jalan - - - - 2,60 0,06
6. Sawah - - - - 265,75 6,60
7. Taman Wisata Alam 80,70 2,00
Total Area (Hubs) 153,36 3,81 148,83 3,70 928,55 23,08
9. Jalur Hijau Jalan 17,00 0,42 37,69 0,94 183,03 4,54
23,55
- Jalan Tol - - - -
0,58
6,01
- Jalan Arteri - - - -
0,15
57,03
- Jalan Kolektor - - - -
1,42
96,44
- Jalan Lokal - - - -
2,39
10. Sempadan Sungai 74,14 1,84 33,25 0,83 212,09 5,26
11. Sempadan SUTT 5,91 0,15 79,03 1,96 52,64 1,31

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Potensi Pengembangan Infrastruktur … | 239

Potensi Luas
Eksisting Rencana RTRW
No. Jenis Infrastruktur Hijau Infrastruktur Hijau
Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha) %
12. Sempadan Rel Kereta Api 1,73 0,04 25,43 0,63 8,51 0,21
Total Jalur (Link) 98,78 2,45 175,40 4,36 456,27 11,32
13. Kawasan dan Jalur Hijau 196,66 4,89 524,88 13,04 - -
Total Area dan Jalur 448,80 11,15 849,11 21,10 1.384,82 34,4
Sumber: Hasil analisis, 2016
Potensi Perwujudan Kota Hijau di N Atribut Kota Peran
Kota Cimahi o Hijau Infrastruktur
Ruang terbuka hijau sebagai Hijau
bagian dari infrastruktur hijau menjadi pengembangan
salah satu elemen penting dalam infrastruktur atau
mewujudkan Kota Hijau. RTH sebagai rencana kawasan
bagian infrastuktur hijau berperan dalam
lindung dalam
mewujudkan 8 (delapan) atribut yang
RTRW.
ada. Adapun peran tersebut adalah
sebagai berikut.
2. Green Open Pengembangan
Tabel 2. Peran Infrastruktur Hijau dalam Space infrastruktur hijau
Mewujudkan Kota Hijau akan
meningkatkan
N Atribut Kota Peran kuliatas dan
o Hijau Infrastruktur kuantitas Ruang
Hijau Terbuka Hijau
suatu kota dalam
1. Green Prinsip ideal
bentuk jaringan
Planning & pengembangan
RTH yang tidak
Design infrastruktur hijau
terputus dan
adalah dilakukan
terintegrasi
sebelum adanya
dengan
pembangunan.
infrastruktur abu –
Karena
abu.
merestorasi
pembangunan 3. Green Infrastruktur hijau
yang sudah ada Community mendorong kerja
akan memerlukan sama berbagai
biaya yang besar. pihak
Hal ini (Pemerintah,
mendorong swasta,
terciptanya masyarakat) tidak
rencana hanya di wilayah
infrastuktur hijau administrasi saja,
yang terintegrasi namun dengan
dengan rencana stakeholder di luar
tata ruang yang wilayah
ada seperti administrasi.
rencana

https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4560
240 | Verry Damayanti, et al.

N Atribut Kota Peran N Atribut Kota Peran


o Hijau Infrastruktur o Hijau Infrastruktur
Hijau Hijau
Infrastruktur hijau sampah dapat
tidak hanya diminimalisir.
terbatas pada satu Selain itu,
wilayah pemanfaatan
administrasi saja limbah kota
agar jaringan menjadi pupuk
infrastruktur hijau turut mendukung
dapat terkoneksi keberadaan
dengan baik dan infrastruktur hijau
berkesinambunga karena dapat
n diperlukan kerja dimanfaatkan
sama berbagai pada taman –
pihak. taman yang ada di
perkotaan.
4. Green Energy Pengembangan
infrastruktur hijau 6. Green Water Infrastruktur hijau
akan membantu menjamin
pengurangan ketersediaan air
emisi karbon yang sepanjang waktu
dihasilkan dari karena fungsi
kegiatan industri, ekologis yang
transportasi, dan dimilikinya.
kegiatan Keberadaan
perkotaan lainnya infrastruktur hijau
melalui fungsi akan melindungi
ekologis yang daerah-daerah
dimilikinya. yang menjadi
resapan air agar
5. Green Waste Infrastruktur hijau tidak
juga dapat dialihfungsikan.
dikembangkan
sebagai Buffer 7. Green Infrastruktur hijau
(penyangga) bagi Transportatio mendorong
daerah yang n terwujudnya jalur
berdekatan transportasi ramah
dengan Tempat lingkungan
Pembuangan (kendaraan tidak
Akhir sehingga bermotor) melalui
dampak yang pengembangan
ditimbulkan koridor hijau yang
misalnya bau dan dilengkapi jalur
polusi udara yang sepeda dan
ditimbulkan pejalan kaki.

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Potensi Pengembangan Infrastruktur … | 241

N Atribut Kota Peran


yang dapat dikoneksikan satu sama lain
sehingga dapat membentuk pola
o Hijau Infrastruktur
pengamanan ekologis suatu kota. Oleh
Hijau
karena itu, terdapat beberapa implikasi
dalam penerapan infrastruktur hijau pada
8. Green Infrastruktur hijau
suatu kota yang telah terbangun seperti
Building mendorong
Kota Cimahi. Implikasi tersebut antara
pengembangan
lain:
taman atap
bangunan (Roof 1. Potensi pengembangan infrastruktur
Garden) dan hijau di Kota Cimahi adalah sebesar
dinding hijau 34,4% sehingga diharapkan 65,6%
(vertical garden) kegiatan pembangunan perkotaan
serta mendorong baik untuk kebutuhan permukiman,
penerapan KDH perdagangan jasa, perkantoran, serta
yang sesuai kebutuhan fasilitas lainnya
prinsip
dilakukan secara vertikal. Pada
lingkungan.
bangunan – bangunan vertikal
Sumber: Hasil analisis, 2016 tersebut, didorong untuk
menerapkan infrastruktur hijau
Implikasi Penerapan Konsep
berbentuk Roof Garden dan Vertical
Infrastruktur Hijau di Kota Cimahi
Garden..
Secara ideal, infrastruktur hijau
2. Perlu dilakukan revitalisasi dan
direncanakan dan diterapkan sebelum
adanya pembangunan. Hal ini dikaitkan refungsi infrastruktur hijau
dengan upaya perlindungan area hijau eksisting. Seperti merehabilitasi
dan jalur hijau di awal serta ekologis infrastruktur hijau
memandangnya sebagai aset penting sempadan sungai sehingga
suatu kota yang tidak rentan hilang penghijauan kembali bantaran
akibat pembangunan. Penerapan sungai akan meningkatkan
infrastruktur hijau setelah adanya
kualitasnya sebagai pengendali
pembangunan akan memerlukan biaya
yang tinggi. Hal ini terjadi di Kota banjir dan penampung air hujan.
Cimahi, dimana pembangunan telah Pada taman – taman lingkungan
terjadi dan kebutuhannya akan semakin yang diperkeras, parkir kendaraan
meningkat di masa depan, sedangkan atau lapangan olahraga perlu
ketersediaan lahan sangat minim. Hal dihijaukan kembali menggunakan
tersebut menyebabkan semakin Grass Block sehingga memiliki
terancamnya ruang – ruang hijau yang
daya serap air lebih besar. Perlu
ada di Kota Cimahi.
Di tempat-tempat di mana menerapkan insentif pada halaman
pembangunan telah terjadi, pendekatan perkantoran atau pertokoan yang
infrastruktur hijau dapat membantu menghijaukan halamannya. Perlu
dalam menentukan di mana ruang hijau juga adanya penetapan KDB
yang dapat dilindungi sehingga maksimal 60% pada Kawasan
bermanfaat untuk manusia dan alam.
Bandung Utara.
Rencana infrastruktur hijau mampu
mengidentifikasi potensi ruang hijau

https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4560
242 | Verry Damayanti, et al.

3. Perlu adanya pembangunan lahan pembangunan RTH. Ada beberapa


hijau baru. Pemerintah Daerah harus bentuk area hijau (hubs) yang terdapat di
membangun lahan hijau baru baik Kota Cimahi seperti lahan pertanian,
taman lingkungan, hutan kota, lapangan
berupa area hijau maupun yang
olahraga, pulau dan median jalan, dan
berbentuk jalur hijau. taman taman rekreasi alam. Luas potensi
Pengembangan dan pembangunan pengembangan infrastruktur hijau di
lahan hijau baru dimulai dengan Kota Cimahi adalah sebesar 34,4%.
kegiatan pembebasan lahan. Salah Pengembangan infrastruktur
satu upayanya melalui land banking hijau berpotensi juga untuk melindungi
, upaya pembebasan lahan atau lingkungan perkotaan dan mengatasi
berbagai permasalahan kota yang ada
membatasi perizinan yang
seperti pencemaran lingkungan.
dilakukan oleh pemerintah daerah Pengembangan infrastruktur hijau Kota
untuk lahan-lahan yang masih Cimahi dikembangkan membentuk pola
kosong. Upaya tersebut dilakukan pengamanan kawasan rawan bencana,
dalam rangka mengkonservasi/ pola pengamanan pencemaran, pola
menyimpan lahan untuk pengamanan wisata sejarah dan cagar
pengembangan RTH. Selain itu budaya, pola pengamanan tempat
rekreasi dan wisata, pola pengamanan
upaya land banking merupakan cara
lahan pertanian, dan pola pengamanan
untuk meminimalisir perubahan keanekaragaman hayati.
penggunaan lahan di Kota Cimahi. Perencanaan infrastruktur hijau
maupun abu – abu masih berjalan sendiri
4. Potensi infrastruktur hijau Kota
– sendiri (terfragmentasi). Oleh karena
Cimahi paling besar berasal dari itu, perlu adanya perencanaan
lahan pertanian berupa sawah. infrastruktur yang komprehensive yang
Sawah yang berada di Kota Cimahi dapat menjadi acuan dalam
merupakan sawah dengan irigasi pembangunan infrastruktur baik hijau
setengah teknis, sehingga maupun abu – abu di Kota Cimahi.
diperlukan adanya upaya Melalui acuan tersebut, ruang hijau tidak
akan teralihfungsikan atau tereduksi oleh
peningkatan kualitas menjadi sawah
pembangunan perkotaan.
dengan sistem irigasi teratur Perencanaan RTH dengan
(teknis). konsep infrastruktur hijau potensial
untuk mewujudkan konsep Kota Hijau
4. Kesimpulan dan Saran melalui berbagai manfaat yang
Kesimpulan didapatkan baik dari aspek ekologis,
sosial, budaya,dan estetika, yang masing
Kesimpulan yang didapatkan – masing saling melengkapi.
dari penelitian ini adalah bahwa Pengembangan RTH sebagai bagian
infrastruktur hijau berpotensi untuk infrastruktur hijau akan turut
dikembangkan di Kota Cimahi. mewujudkan 8 (delapan) atribut kota
Perencanaan RTH dengan konsep Hijau. Karena infrastruktur hijau
infrastruktur hijau potensial untuk menjadi salah satu elemen penting dalam
menambah jumlah RTH di Kota Cimahi mewujudkan Kota Hijau.
sehingga ke depan, Pemerintah Kota
dapat menerapkan pengembangan
infrastruktur hijau dalam konsep

ISSN 1693-699X | EISSN 2502-065X


Potensi Pengembangan Infrastruktur … | 243

Saran diidentifikasi seperti luas RTH


perkarangan karena adanya
Penelitian ini merekomendasikan
bahwa untuk mewujudkan Kota Hijau di keterbatasan data yang dimiliki.
Kota Cimahi perlu adanya fokus 3. Aspek stakeholder terkait, aspek
perwujudan 3 atribut pada lima tahun
pendanaan, tidak dibahas dalam
pertama, yaitu perwujudan Green
Planning and Design, Green Open penelitian ini.
Space, dan Green Community.
Perwujudan Green Planning and Design
dilakukan dengan merumuskan Daftar Pustaka
kebijakan hijau. Dalam kebijakan
tersebut memuat rencana infrastuktur Mark, Benedict dan Mc.Mahon, Edward.
hijau yang terintegrasi dengan rencana (2006). Green Infrastructure Linking
tata ruang yang ada seperti rencana Landscape and Communities.
pengembangan infrastruktur atau Washington: Island Press.
rencana kawasan lindung dalam RTRW. Wang, Chen dan Yang. (2008).
Untuk perwujudan Green Open Ecological Infrastructure as
Space perlu dilakukan upaya Powerful Instrument for Smart
mengintegrasikan area – area hijau Conservation. 44th ISOCARP
melalui pengembangan koridor hijau. Congress.
Sehingga keberadaannya akan Lembaga Pengembangan Perbankan
terkoneksi satu sama lain membentuk Indonesia (2015). Profil Bisnis
jaringan hijau yang tidak terputus. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Sementara itu, perwujudan Green (UMKM).
Community dilakukan dengan Nuryanti. (2013). Peran E-Commerce
mendorong para stakeholder untuk untuk Meningkatkan Daya Saing
berperan aktif dalam mewujudkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
konsep infrastruktur hijau. Infrastruktur Jurnal Ekonomi, Volume 21, No.4.
hijau mendorong kerja sama berbagai Peraturan Daerah Kota Bandung No.3
pihak (Pemerintah, swasta, masyarakat) Tahun 2014. Rencana Pembangunan
tidak hanya di wilayah administrasi saja, Jangka Menengah Daerah (RPJM)
namun dengan stakeholder di luar Kota Bandung Tahun 2013-2018.
wilayah administrasi. Perwujudan 3 Roosdhani, Mohamad Rifqy, dkk.
atribut tersebut turut mendorong (2012). Analisis Tingkat
terwujudnya 5 atribut Kota Hijau Penggunaan Teknologi Informasi
lainnya. dan Komunikasi pada Usaha Kecil
Penyusun menyadari masih Menengah Kabupaten Jepara. Jurnal
Dinamika Ekonomi dan Bisnis,Vol.9
banyak keterbatasan dalam penyusunan
No.2.
penelitian ini. Adapun keterbatasan studi Wijaya, Ni Putu. (2015). Adopsi
tersebut adalah sebagai berikut: Teknologi Penggunaan E-Commerce
1. Perhitungan potensi pengembangan pada UKM Kota Bandung
Menggunakan Metode Utaut.
infrastruktur hijau tidak
Prosiding Seminar Nasional Strategi
mempertimbangkan aspek Indonesia Kreatif Menghadapi
kepemilikan lahan. ASEAN Economic Community
2. Terdapat beberapa tipologi 2015, Universitas Widyatama
Bandung.
infrastruktur hijau yang sulit untuk

https://doi.org/10.29313/ethos.v7i2.4560

Anda mungkin juga menyukai