Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya semua buku yang telah ditulis oleh para penulis memiliki keunikan
masing-masing, namun ada juga diantara mereka yang masih memiliki kekurangan, hingga
buku tersebut belum begitu sempurna untuk dipelajari, sehingga dibutuhkan buku lain untuk
melengkapi kekurangan buku yang satu tadi. Tapi seharusnya, kita harus sangat
berterimakasih kepada para penulis buku, karena mereka telah memberikan ilmu mereka
untuk kita sehingga kita dapat belajar dari buku-buku mereka.

Oleh karena itu, saya membuat Critical Book ini, untuk melihat perbedaan dan
persamaan dari kedua buku yang berbeda penulisannya tentang suatu materi pembelajaran
dan juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konseling Multibudaya.

Dalam “Book Report” ini, penulias melaporkan dan menganalisa buku yang berjudul
“..........”. Buku ini ditulis oleh ............... Penjelasan singkat mengenai isi buku tersebut di atas
akan disajikan pada bab II dari “Book Report” ini.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengulas isi buku.
2. Untuk mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku..
4. Untuk membandingkan isi buku yang satu dengan buku yang lainnya.

1.3 Manfaat
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Konseling Multibudaya.
2. Menambah wawasan serta ilmu pengetahuan Konseling Multibudaya.

1
BAB II

ISI BUKU

2.1 Informasi Blibiografi

a. Identitas Buku (Utama)

1. Judul Buku : Memahami Dasar-Dasar Konseling.


2. Pengarang : Dr.Namora Lumongga Lubis, M.Sc.
3. Penerbit : KENCANA.
4. Tahun Terbit : 2011.
5. Kota Terbit : Jakarta.
6. ISBN : 978-602-8730-68-6
7. Tebal Buku : 282 halaman
8. Ukuran : 15x 23 cm

2
2.1 Ringkasan Isi Buku

BAB I. BAHASA

GLOBALISASI, BUDAYA DAN BAHASA MELAYU DELI :

PERAN, TANTANGAN, DAN PELUANG!

1. Pembuka

Beberapa studi, antara lain dari Barth (1998) dan Anderson (2000), menunjukkan
bahwa suatu komunitas dikonstruksi berdasarkan atas latar sosial dan budaya yang
didefinisikan dalam wilayah yang dibayangkan memiliki batas-batas jelas dan tegas. Dimensi
globalisasi terjadi pada bidang ekonomi, politik, interaksi sosial, dan budaya.

2. Peran Melayu Menghadapi Globalisasi Budaya

Globalisasi dalam bidang budaya yang terjadi saat ini adalah pengaruh luar biasa
kebudayaan. Berat dalam konteks ini Amerika sebagai imperialisme kebudayaan (cultural
imperialism). Pengaruh tersebut kelihatan dalam dominasi pola makan seperti nike, arrow,
pola mencari hiburan film-film Hollywood. Akibatnya, semua penduduk dunia seolah-olah
harus memakan, menggunakan, menonton merek yang seperti itu barulah merupakan bagian
dari peradaban dunia modern, sehingga pada ahirnya mereka akan berpola pikir sama seperti
itu.

3. Perkebangan Bahasa Melayu

Bahasa melayu merupakan bahasa keempat terbesar yang dituturkan di dunia.


Menurut statistik penggunaan bahasa di dunia penutur bahasa melayu diperkirakan berjumlah
lebih kurang 260 juta jiwa yang merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur
terpenting bagi bahasa-bahasa di dunia.

4. Bahasa Melayu Deli dan Perannya Terkini

Perkembangan bahasa Melayu Deli saat ini cukup memprihatinkan. Bahasa Melayu
Deli dipahami hanya sebgaian kecil penutur bahasa suku Melayu di kalangan punutur tua.
Pada kalangan penutur muda, bahasa Melayu Deli saat ini sudah tidak dikuasai lagi terutama
dalam aspek bunyi, kosakata, kalimat, dan makna.

3
5. Penutup

Runtuhnya fungsi bahasa Melayu (Deli) pada ranah keluarga sebagai benteng
pertahanan terakhir bahasa daerah seharusnya belum menjadi kiamat bagi bahasa-bahasa
daerah untuk bernafas kembali. Seiring dengan adanya gejala masayarakat Indonesia dan
negara-negara berkembang yang mulai menyadari kembali makna warisan masa lalu dalam
semangat nasionalisme dan terkait pula dengan otonomi daerah, peluang pemberdayaan
bahasa daerah masih terbuka.

PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR


DALAM SURAT-MENYURAT
1. Pembuka

Surat sebagai bentuk komunikasi tertulis mengandung suatu pesan. Pesan yang akan
disampaikan tersebut harus jelas, seperti dikemukakan Grice (1996) sebuah pesan yang
hendak disampaikan kepada seseorang hendaklah mengikuti aturan (maksim), yaitu : (1)
buatlah ungkapan anda sejelas yang diperlukan (2) buatlah ungkapan anada benar (3)
ungkapan harus relevan, dan (4) hindari ungkapan yang tidak jelas dan taksa.

2. Konsep Surat

Informasi yang disampaikan itu dapat berupa pemberitahuan, pernyataan, perintah,


permintaan, atau laporan.

3. Bnetuk Surat

Yang dimaksud dengan bentuk surat adalah pola surat menyurat sususan letak bagian-
bagian surat.

4. Pemilihan Bentuk Surat

Dalam pemilihan bentuk surat perlu diperhatikan keterpaduan tiga faktor, yaitu :
kemudahan, kehematan, dan keserasian.

4
5. Penulisan Bagian Surat

Bagian surat terdiri atas (1) kepala surat, (2)tanggal, (3)nomor, lampiran, dan hal atau
perihal, (4)alamat tujuan, (5) salam pembuka, (6) isi surat, (7) salam penutup, (8) pengirim
surat, (9) tembusan, dan (10) inisial..

BAHASA UNTUK PENULISAN LAPORAN

1. Pembuka

Penulisan laporan yang dimaksudkan disini adalah berupa laporan formal, laporan
informal, laporan memo, dan laporan surat.

2. Konsep Laporan

Laporan merupakan jenis dokumen yang sangat bervariasi bentuknya dan karena itu
sangat sukar diberi suatu batasan pengertian yang jelas.

3. Jenis Laporan

Ada berbagai jenis laporan sesuai dengan kepentingan masing-masing. Ada laporan
umum yang dibuat untuk kepentingan dunia usaha, ada laporan untuk kepentingan dunia
pendidikan, ada laporan untuk kepentingan perusahaan.

4. Karakteristik Bahasa untuk Penulisan Laporan

Secara umum bahasa yang digunkaan dalam penulisan laporan harus memiliki sifat-
sifat (1) objektif, (2) impersona, (3) teknis, (4) formal, (5) konsisten, (6) praktis.

5. Keefektifan Kalimat

Kalimat ragam bahasa Indonesia tulis baku disebut apabila secara tepat dapat
mewakili gagasan penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam
pikiran pembaca.

5
BIAS JENDER DALAM BAHASA DAN PENDIDIKAN

1. Pendahuluan

Bahasa jender merupakan sebuah bidang penelitian yang tidak lazim sekaligus
menarik yang mengalami suatu perkembangan fenomenal dalam dasawarsa terakhir.

2. Bahasa Indonesia Berspektif Jender

Bahasa Indonesia (BI) selalu disebutkan berspektif jender. Dengan perspektif jender
nanti akan dibuktikan bahwa BI lebih memihak penutur lelaki ketimbang perempuan biarpun
jelas sekali bahwa BI juga dituturkan oleh separuh masyarakat wanita.

3. Wujud Pembiasan Jender Masyarakat dalam Bahasa Indonesia

Ketimpangan jender dalam Bahasa Indonesia terungkap dalam wujud ; nama penanda
status keluarga/perkawinan, penyebutan keberadaan atau tindakan, keniscayaan struktur, dan
inisiatif pengucapan.

4. Bias Jender dalam Pendidikan

Isu jender dalam pendidikan setakat ini masih terjadi walaupun dalam kebijakan
pendidikan tidak menganut pada diskriminasi tersebut

PENGUATAN BAHASAN INDONESIA UNTUK MEMPERKUKUH

KEBERTAHANAN BUDAYA

1. Mencari Penyelesaian Masalah

Akar penyelesaian masalah adalah kembali ke pendidikan. Dalam aspek ini


pembelajaran bahasa Indonesia bukan masalah akademis belaka, tetapi juga persoalan jati diri
bangsa.

6
2. Penutup

Penguatan bahasa Indonesia dan juga sebaliknya penguatan budaya Indonesia


sepatutnya mendapat perhatian utama di kalangan intelektual yang notabene adalah sebagai
garda terdepan sebagai pengawal dan menjaga bahasa Indonesia di depan disamping para
jurnalis, seniman, guru, dan semua pihak yang berkiprah dalam ranah pemakaian bahasa
Indonesia.

BERBAHASA SANTUN DAN SANTUN BERBAHASA MENURUT AL-QUR’AN

Sebagai teknologi, multimedia menjanjikan banyak hal untuk dikembangkan dalam


pembelajaran bahasa karena dari fasilitas yang dimilikinya, hampir setiap unsur pembelajaran
bahasa dapat disajian dalam komputer. Disamping itu, lingkungan pendukung pembelajaran
bahasa dapat pula dihadirkan sebgai model lingkungan riil.

KONDISI KOMPETENSI KEBAHASAAN GURU BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA UNTUK MERAIH SERTIFIKASI

Kompetensi yang harus melekat pada guru bahasa Indonesia khususnya kompetensi
kebahasaan yang wajib dimiliki guru bahasa Indonesia. Keberhasilan kompetensi itu dapat
diukur pencapaiannya melalui indikator-indikator yang telah ditentukan untuk jenis
kompetensi tersebut. Ahirnya, ketercapaian semua kompetensi itu sekali lagi terpulang
kepada guru itu sendiri.

BAB II

BUDAYA

PEMBELAJARAN SASTRA BERBASIS KOMPETENSI DALAM BINGKAI


SASTRA BANDINGAN :UPAYA MERETAS JALAN SASTRA BERKONTEKS
BUDAYA SETEMPAT

Keberhasilan pembelajaran sastra berbasis kompetensi sangat banyak ditentukan oleh


kesiapan guru dan ketersediaan fasilitas yang ada di sekolah. Untuk membelajarkan sastra
diperlukan buku-buku, novel, kumpulan puisi, kumpulan drama yang aktual, dan tidak kalah
pentingnya ruang pelatihan atau sanggar tempat peserta didik mengekspresikan segala
kemampuannya dalam bersastra.

7
PERGESERAN BAHASA MELAYU DELI DI KOTA MEDAN

Pergeseran bahasa Melayu Deli setakat ini sudah terjadi akibat kontak bahasa
antarpenutur yang terjadi dalam kawasan daerah pemakai bahasa Melayu Deli. Pergeseran
yang sangat mencolok adalah dalam aspek makna.

PEMELIHARAAN TANAH ULAYAT DAAM KONTEKS KEPENTINGAN


PEMBERDAYAAN PENDIDIDKAN ANAK MELAYU

Pemeliharaan dan pengembangan kebudayaan termasuk dalam bidang pendidikan


tidak bisa tidak harus disusun dengan cara yang komprehensif, yang memiliki cakupan yang
luas, bukan hanya untuk kepentingan masyarakat dan orang-orang Melayu sendiri, melainkan
juga untuk kepentingan pembangunan nasional, kepentingan pembangunan bangsa.

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA MELAYU

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dipandang dapat


mengaktifkan keterlibatan siswa. Selain itu hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh
Rhayu (2002) pembelajaran kooperatif menunjukkan keaktifan siswa lebih tinggi,
keterampilan berpikir kritis, menumbuhkan sikap positif terhadap materi pembelajaran, dan
prestasi belajar semakin meningkat.

8
BAB III

PEMBAHASAN

1.1 Kelebihan Buku

Kelebihan buku “Dasar-dasar Konseling” oleh Dr.Namora Lumongga Lubis, M.Sc ini
adalah dalam penulisannya buku ini menggunakan sistematika penulisan yang bagus. Materi
yang ada dalam buku dijelaskan secara runtut dan tidak memberikan kesan membingungkan.
Sistematika dalam buku juga tidak memberikan kebingunan bagi pembaca. Materi yang
disampaikan oleh buku ini pun sudah jelas dan lengkap yaitu mengenai memahami dasar-
dasar konseling, sehingga bisa dijadikan referensi untuk pembaca yang akan melakukan
konseling kelompok. Mempermudah pembaca untuk memahami dasar-dasar dari konseling
tersebut.

Sedangkan buku “Dinamika Kelompok” oleh Dr.H. Bambang Syamsul Arifin, M.Si
ini memiliki kelebihan yaitu dari segi materi yang disajikan lebih memfokuskan mengenai
kelompok. buku Dinamika Kelompok mendalami pengetahuan tentang hakikat kelompok dan
dinamika kelompok serta konsep, pengaruh sosial, komunikasi, pengambilan keputusan,
konformitas, konflik, kontroversi, pemimpin kelompok diskusi, pemimpin konseling, dan
pembagian tim dalam kelompok. Buku ini juga membekali pembaca mahasiswa dengan
keterampilan dalam praktik dinamika kelompok.

1.2 Kelemahan Buku

Buku yang ditulis oleh Dr.Nomora Lumongga Lubis, M.Sc yang berjudul “Dasar-
dasar Konseling” ini sudah bagus, hanya saja penggunaan warna dalam buku yang terkesan
monoton dan terlihat kusam, sehingga memberikan kesan sedikit kurang menarik ketika
melihat kedalam buku.

Buku yang ditulis oleh Dr.H. Bambang Syamsul Arifin, M.Si yang berjudul
“Dinamika Kelompok” ini juga sudah bagus, hanya saja pada bagian materi Dalam
buku Dinamika Kelompok memang dijelaskan secara detail, tetapi penjelasannya kurang
panjang atau kurang banyak, sehingga ketika kita mempelajari buku ini, kurang merasa puas
membaca buku ini, karena penjelasannya yang begitu singkat.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Setelah membaca buku tersebut dapat disimpulkan bahwa masing-masing


buku memiliki keunggulan dan kelemahan yang berbeda-beda. Seperti buku yang berjudul
Memahami Dasar-dasar Konseling Materi yang disampaikan sudah jelas dan lengkap yaitu
mengenai memahami dasar-dasar konseling, sehingga bisa dijadikan referensi untuk pembaca
yang akan melakukan konseling kelompok. Sedangkan buku Dinamika Kelompok Penjelasan
yang dijabarkan mudah dimengerti. Dalam penggunaan bahasa, menurut saya buku ini sudah
menggunakan bahasa yang lugas yang dibuktikan dengan kesederhanaan bahasa sehingga
materi dalam buku ini memiliki makna yang jelas. Dapat kita simpulkan juga bahwa buku ini
juga memiliki kelemahan masing-masing seperti kita lihat dari penyajian praktik dan
penjelasan yang diberikan. Dengan tugas dalam membuat critical Book report ini
menambahnya wawasan kita mengenai pengetahuan khususnya mengenai konseling
kelompok.

4.2 Saran

Kami sangat menyadari bahwasan nya Critcal Book Report ini sangat jauh dari kata
sempurna, karnanya saran dan masukan sangat kami harapkan dan juga semoga Critical Book
Report ini dapat menambah pengetahuan baik pembuat maupun pembaca.

10
Daftar Pustaka

Arifin, B. S. (2015). Dinamika Kelompok. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

lubis, N. l. (2011). Memahami Dasar-Dsar Konseling dalam Teori dan Praktik. Jakarta:
KENCANA.

11

Anda mungkin juga menyukai