Anda di halaman 1dari 16

BAGIAN 1

METODE PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tuuan dan kegunaan tertentu. Ada empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu Cara
Ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris
dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara masuk akal,
sehingga terangkau oleh penelaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan ini dapat
diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui kegunaan
nya. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu digunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
B. JENIS-JENIS METODE PENELITIAN
Jenis-jenis metode penelitian dapat diklarifikasikan berdasarkan tuuan, dan tingkat
kealamiahan (natural setting) obyek yang diteliti. Berdasarkan tuuan, metode penelitian dapat
diklarifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research)
dan penelitian pengembangan (research and development).
Menurut Borg and Gall (1998) menyatakan bahwa penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam Pendidikan dan
pembelajaran.
Penelitian dan pengembangan merupakan ‘jembatan’ antara penelitian dasar (basic research)
dengan penelitian terapan (applied research), dimana penelitian ini bertujuan untuk ‘to discover
new research’ yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan praktis dan dapat diaplikasikan.
Metode penelitian eksperimen merupkan metode penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.

C. PENGERTIAN METODE PENELITIAN KUANTITATIF DAN KULITATIF


Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang
tradisional, dan metode baru, metode positivistic dan metode postpositivitik, metode scientific
dan metode aristik, metode konfirmasi dan temuan, serta kuantitatif dan interpretif. Metode
kuantitaif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian.Metode ini disebut sebagai metode
positivik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,
terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan
metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tetentu,
pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif
/statistic dengan tuuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Filsafat postivisme memandang realitas/geala/fenomena itu dapat diklasifikasikan, relative
tetap, konkrit dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan
pada populasi atau sample tertentu yang representative. Proses penelitian bersifat deduktif
dimana untuk menjawab rumusan masalah yang digunakan konsep dan teori sehingga
dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan,
kemudian dianalisis secara kuantitaif dengan menggunakan statistic deskriptif atau infersiaal
o;;sehingga dapat disimpukan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian
kuantitaif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga
kesimpulan penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai
metode etenography karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian
bidang antrapologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul
analisisnya lebih bersifat kualitatif.
Filsafat positivtisme sering juga disebut sebagai paradigma interpretif dan konstruktif,
yang memandang realitas social sebagai sesuatu yang holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan hububnbgan gejala bersifat interaktif (reciprocal). penelitian dilakukan pada objek
yang alamiah. Obek yang alamiah adalah obek yang berkembang pada apa adanya, tidak
dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaru dinamika pada obek
tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau humen instrument, yaitu
peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki bekkal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan
mengkonstruksi situasi social yang diteliti menadi lebih jelas dan bermakna.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme digunakan untuk peneliti pada kondisi objek yang alamiah, (eksperimen)
Dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci, Teknik pengumpulan data dilakukan
secara trialgulasi (gabungan). Lanjut analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

D. Perubahan Penelitian Kuanlitatif Dan Kuantitatif


Untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalam maka
harus diketahui perbedaannya. Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi:
1. Perbedaan aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dan kualitatif
meliputi aksioma tentang realitas. Hubungan penelitian yang diteliti, hubungan
variable, kemungkinan generalisasi, dan pranilai.
a. Sifat realitas dalam memandang realitas, gejala, atau obek yang diteliti, terdapat
perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu diluar dirinnya, sehingga hubungan
antar peneliti dengan yg diteliti harus diaga araknya sehingga bersifat
independent.
c. Hubungan antar variable
Penelitian kuantitatif dalam melihat hubungan variable terhadap obek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (faisal), sehingga dalam penelitiannya ada
variable independent dan dependen.
d. Kemungkinan generalisasi
Pada umum nya penelitian kuantitatif lebih menekankan pada keluasan
informasi, (bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk
populasi yang luas dengan variable yang terbatas
e. Peran nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data teradi interaksi antara
peneliti data dengan sumber data.
2. Karakteristik penelitian
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung kesumber data dan peneliti
adalah istrumen kunci.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat desktiptif
c. Penelitian kuaitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau out
come.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna
E. Kapan Metode Kuantitatif Dan Kualitatif Digunakan
1. Penggunaan Metode Kuantitatif
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara
aturan dengan pelaksanaan antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
pelaksanaan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi
yang luas tetapi tidak mendalam.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatmen tertentu terhadap yang lain.
Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok diguakan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis
deskriptif.
e. Bila peneliti mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
empiris dan dapat di ukur.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.
2. Metode kualitatif
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang/ mungkin masih gelap.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak .
c. Untuk memahami interaski social. Interaksi social yang komplek hanya dapat di
urai dalam peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara ikut
berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi tersebut.
d. Memahami perasaan orang.
e. Untuk mengembangkan teori, metode ini paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang di bangun melalui data yang diperoleh melalui
lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data contoh nya data social.
g. Meneliti sejarah perkembangan.

F. Jangka Waktu Penelitian Kualitatif


Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitaif cukup lama, karena tujun penelitian kualitatif
adalah bersifat penemuman. Bukan sekedar pembuktian hipotesis seperti dalam penelitian
kuantitatif. Namun demikian kemungkinan jangaka penelitian berlangsung dalam waktu yang
pendek,bila telah ditemukan sesuatu dan datanya sudah jenuh.

G.Apakah Metode Kualitatif Dan Kuantitatif Dapat Di Gabungkan


Setiap metode penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu metode
kualitatif dan kuantitatif keberadaanya tidak perlu dipertentangkan karena keduanya saling
melengkapi . metode penelitian kuantitatif cocok di gunakan untuk penelitian yang masalahnya
sudah jelas dan umumnaya dilakukan paada populasi yang luas sehingga hasil penelitiannya
kurang mendalam. Sementara itu metode penelitian kualitaif cocok digunakan untuk meneliti
dimana masalahnya belum jelas, dilakuan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil
penelitian lebih mendalam dan bermakna.
Menurut penulis, kedua metode tersebut dapat digunakan bersama sama atau digabungkan
tetapi dengan catatn sebagai berikut:
 Dapat diguanakan bersama untuk meneliti obyek yang sama.
 Digunakan secara bergantian.
 Metode penelitian tidak dapat digabungkan karna paradigmanya berbeda.
 Dapat mengunakan metode tersebut secara bersamaan asal kedia metode tersebut telah
di pahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan
penelitian
H.Kompetensi Kualitatif Dan Kuantitaif
1. Kompetensi penelitian kuantitatif
 Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
mampu melakukan analisis masalah secara akurat.
 Sehingga dapat ditemukan masalah penelitian yany bentul betul masalah.
 Mampu mengunakan teori yang tepat sehingga dapat di gunakan untuk memperjelas
masalah yang di teliti
 Memahami jenis metode penelitian kuantitatif seperti metode survey.
 Memahami tiknik teknik sampling seperti, probability sampling dan nonprobability
sampling.

2. Kompetensi penelitian kualitatif


 Memiliki wawasan yangluas dan mendalam tentang bidang yang akan
diteliti.
 Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks
social yang akan diteliti.
 Memiliki kepekaan unnttuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian.
 Mampu mengali sumberdata dengan observasi partisipan dan wawancara
mendalam secara trianulasi serta sumber sumber lain
 Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan
mulai dari analisis deskriktif
BAB II
PROSES PENELITIAN MASALAH VARIABEL DAN PARADIGMA PENELITIAN

Penjelasan nya adalah setiap penelitian ssesalu berangakt dari masalah, namun masalah yang
dibawa oleh penelitian kuantitaif dan kualitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif masalah
yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas sedangakn masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian memasuki lapangan. Setelah
masalah di identifikasikan selanjutnya masalah akan dirumusksan, rumusan masalah pada
umumnya dinyatakan dengan kalimat pernyataan.
Hipotesis yang msaih merupakan jawaban sementara tersebut selanutnya akan dinyatan secara
empiris kemudian data tersebut akan diteliti atau ditelaah dan proses trakhir yaitu pengumpulan
data yang sudah dianalisis.
B. MASALAH
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah
walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit
dalam proses penelitian (tuck man, 1998).
1. Sumber masalah adalah sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa
yang benar-benar terjadi antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan,
antara bencana dengan pelaksanaan.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah dircanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduan.
d. Ada kompetensi.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah berbeda dengan masalah, kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara
yang diharapkan dengan terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang
akan dicari jawaban nya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah ini
dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplansi bentuk masalah
dikelompokkan kedalam bentuk masalah deskriptif, comparative dan asosiatif.
a. Rumusan masalah deskritif
Contohnya :
 Seberapa baik kinerja cabinet Bersatu?
 Bagaimana sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri berbadan
hukum?
 Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpangan tida di Jakarta?
b. Rumusan masalah comparative
Contohnya ;
 Adakah perbedaan produktivitas kerja antar pegawai negeri, BUMN dan
swasta?
 Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
 Adakah perbedaan kenyamaan naik kereta api dan bus menerut berbagai
kelompok masyarakat?
c. Rumusan masalah asosiatif
Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu hubungan simetris, hubungan kausal dan
hubungan interaktif :
1. Hubungan simetris adalah suatu hubungan anatara dua variable atau lebih yang
kebetulan muncul nya bersamaan.
2. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat jadi disini ada variable
independent dan variable dependent
3. Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi.

D. VARIABEL PENELITIAN
1. Pengertian
secara teoritis variable dapat didefiniskan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang
mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek
yang lain.

Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variable dengan variable yang lain maka macam-macam
variable dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel Independen: Variabel ini sering disebut sebagai variable stimulus,
predictor,antedence. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai varaibel bebas.
Variabel bebasadalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variable dependen(terikat).
b. Variabel Dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut sebagai variable terikat. Variabel terikat merupakan
variable yang mempengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas.

Komitmen Kerja
(Variabel Independen) Produktivitas Kerja
(Variabel Dependen

c. Variabel Moderator adalah variable yang mempengaruhi (memperkuat dan


memperlemah) hubungan antara variable independen dengan dependen. Variable
disebut juga sebagai variable independen ke dua. Hubungan prilaku suami dan istri
akan semakin baik(kuat) kalau mempunyai anak, dan akan semakin renggang kalau ada
pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini anak adalah sebagai variable moderator yang
memperkuat hubungan, dan pihak ke tiga adalah sebagai variable moderator yang
memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas kerja akan semakin
kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerjasangat baik, dan hubungan
semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklimkerja.
d. Variabel Interventing: Variable interventing adalah variable yang secara teoritis
mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamatai dan diukur. Variable ini
merupakan variable penyela/antara yang terletak di antara variable independen dan
dependen, sehingga variable independen tidak lansung mempengaruhi berubahnya atau
timbulnya variable dependen.

Prilaku Suami
(Variabel Independen)
Prilaku Istri
(Variabel Dependen)

Jumlah Anak
(Variabel Moderator)

Gambar2.3a Contoh hubungan variable independen- moderator, dependen.

Motivasi Kerja
(Variabel Independen) Produktivitas Kerja
(Variabel Dependen)

Kepemimpinan
(Variabel Moderator)

Gambar2.3b Contoh hubungan variable independen-moderator, dependen.

Pada contoh berikut dikemukakan bahwa tinggi rendahnya penghasilan akan


mempengaruhi secara tidak langsung terhadap harapan hidup ( panjang pendeknya
umur). Dalam hal ini ada variable penghasilan dengan gaya hidup,terdapat variable
moderator, yaitu budaya lingkungan tempat tinggal.

Harapan Hidup
(Variabel Dependen)

Penghasilan Gaya Hidup


(Variabel Independen) (Variabel Intervening)
Budaya Lingkungan
Tempat Tinggal
(Variabel Moderator)

Gambar 2.3 Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen.


e. Variabel Kontrol adalah variable yang diekendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variable independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar
yang yang tidak dieteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan
melakukan penelitian yang bersifat membandingkan.
Contoh : pengaruh pada pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel
independennya pendidikan (SMU dan SMK), variable control yang detetapkan sama
misalnya,adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang
tempat mengetik sama. Dengan adanya variable control tersebut, maka besarnya
pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.

Pendidikan SMA & SMK Keterampilan Mengetik


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

Naskah, tempat, mesin tik sama


(Variabel Kontrol)

Untuk dapat menentukan kedudukan variable independen dan dependen, moderator,


interventing atau variable yang lain, harus dilihat konteksinya dengan dilandasi konsep
teoritis yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum
peneliti memilih variable apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis, dan
melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu pemrmasalahan yang ada di objek
penelitian.sering terjadi, rumusan masalah penelitian dibuat tanpa melalui studi
pendahuluan ke penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji
secara teoritis, maka peneliti dapat menentukan variable-variabel penelitiannya.
Pada kenyatannya , gejala- gejala social ini meliputi berbagai macam variable
saling terkait secara simultan baik variable independen, dependen, moderator, dan
interventing, sehingga penelitian yang baik akan mengamati semua variable tersebut.
Dalam penelitian kualitatif hubungan antara semua variable tersebut akan diamati,
karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu tidak dapat diklasifikasikan,
tetapimerupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan (holistic).
E. Paradigma Penelitian
1. Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian ini terdiri atas variable independen dan dependen.
X
Y

X= Kualitas alat Y= Kualitas barang yang dihasilkan


Berdasarkan paradigm tersebut, maka kita dapat menentukan:
a. Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan assosiatif ada satu yaitu:
1. Rumusan masalah deskriptif (dua)
a. Bagaimana X? (kualitas alat)
b. Bagaimana Y? (kualitas barang yang dihasilkan)
2. Rumusan masalah assosiatif/ hubungan (satu)
a. Bagaimana hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang
dihasilkan.
b. Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang alat- alat kerja dan tentang
kualitas barang.
c. Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam hipotesis deskriptif dan hipotesis
assosiatif.
1. Dua hipotesis deskriptif:
a. Kualitas alat yang digunakan oleh lembaga tersebut telah mencapai 70%
baik.
b. Kualitas barang yang dihasilkan oleh lembaga tersebut telah mencapai
90% dari yang diharapkan.
2. Hipotesis assosiatif: Ada hubungan yang positif dan signifikan antara
kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan. Hal ini berarti bila
kualitas alat ditingkatkan, maka kualitas barang yang dihasilkan akan
semakin tinggi.
d. Teknik analisis data.
Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan
mudah ditentukan teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan
menguji hipotesis.
1. Untuk dua hipotesisi deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan rasio,
maka pengujian hipotesisi menggunakan t-test one sampel.
2. Untuk hipotesis asosiatif, bila data ke dua variable berbentuk interval atau
ratio, maka menggunakan teknik Statistik Korelasi Product.
2. Paradigma Sederhana Berurutan.

X3

X1
X2
X1= kualitas input X3=kualitas output
X2= kualitas proses Y= kualitas outcome
3. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

X1= lingkungan keluarga Y= keberhasilan usaha


X2=demografi
Gambar diatas Paradigma ganda dengan dua variable independen X 1 dan X2 dan satu
variable dependen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan
Y,Menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara
bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.
4. Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen.
Dalam paradigma ini terdapat tiga variable independen(X1,X2.X3) Dan satu dependen (Y).
rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah assosiatif(hubungan) untuk yang
sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.

X1= kualitas mesin X3= Sistem karir


X2= gaya kepemimpinan manajer Y= Produktivitas kerja
Gambar diatas adalah paradigma tiga variable independen yaitu X1, X2, X3 untuk mencari
besarnya hubungan antara X1 dengan Y, X2 dengan Y, X3 dengan Y, X1 dengan X2, X2
dengan X3, X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana. Untuk mencari besarnya
hubungan antar X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap Y digunakan korelasi
ganda.
5. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen.

Y1

X1

Y2
X= tingkat pendidikn Y1= gaya kepemimpinan
Y2= disiplin kerja

Gambar diatas paradigm ganda dengan satu variable independen dan dua dependen.
Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik
korelasi sederhana.
6. Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen.
Dalam paradigm ini terdapat dua variable independen (X1 dan X2) dan dua variable
dependen (Y1 dan Y2) Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan masalah
hubungan sederhana.

X1= kebersihan kereta Y1= jumlah tiket yang terjual


X2= pelayanan KA Y2= kepuasan Penumpang KA.
Gambar diatas adalah paradigm ganda dua variable independen dan dua variable dependen.
Hubungan antar variabel r1, r2, r3, r4, r5 dan r6 dapat dianalisis dengan korelasi sederhana.
Hubungan antara X1 dan X2 bewrsama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2
bersama-sama terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analiasi regrasi
sederhana maupun ganda dapat juga digunakan untuk memeprediksi jumlah tiket yang
terjual dan kepuasan penumpang Kereta Api.
7. Paradigma Jalur

Paradigma penelitian pada gambar diatas dinamakan paradigm jalur, karena terdapat
variable yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variable antara ini, akan
dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati
variable antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.
Dari gambara terlihat bahwa, murid yang berasal dari status social ekonomi tertentu X1,
tidak bisa langsung mencapai prestasi belajar yang tinggi Y (korelasi 0,33) tetapi harus
melalui peningkatan motif berprestasinya X2 (r=0,41) dan baru dapat mencapai prestasi Y
(r=0,50). Tetapi bila muridmemepunyai IQ yang tinggi (X2) maka mereka langsung dapat
mencapai prestasi (Y) dengan r=0,57

F. Menemukan Masalah
Pada dasarnya setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah
akan dimasalahkan oleh orang lain. Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan
masalah yang betul-betul masalah bukankah pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila masalah
penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian telah 50% selesai.dengan demikian
pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisi masalah
yaitu dengan pohon masalah. Dengan analisi masalah melalui pohon m asalah ini, maka
permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan yang tidak
penting. Melalui analisis maslah ini juga dapat diketahui akar-akar permasalahannya.

Anda mungkin juga menyukai