PENDAHULUAN
Dalam Bab 1 Pasal 1 ayat (21) dikemukakan bahwa evaluasi
pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan dan penetapan
muttu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap
bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan.1 Evaluasi
merupakan bagian integral dari suatu proses instruksional. Idealnya,
keefektifan pelaksanaan proses intruksional diukur dari dua aspek yaitu (1)
bukti-bukti empiris mengenai hasil belajar siswa yang dihasilkan oleh
sistem instruksional, dan (2) bukti-bukti yang menunjukkan berapa banyak
kontribusi (sumbangan) media atau media program terhadap keberhasilan
dan keefektifan proses instruksional itu.2
Evaluasi memiliki ruang lingkup hasil belajar yang terdiri dari tiga
aspek yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif
berkaitan dengan pengetahuan intelektual, aspek afektif berkaitan dengan
sikap dan aspek psikomotorik berkaitan dengan keterampilan. Berdasarkan
Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar peserta didik mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara
berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif
setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran
atau kompetensi muatan atau kompetensi program dan proses.3
Ranah psikomotorik adalah tujuan yang yang berhubungan dengan
kemampuan keterampilan atau skill seseorang, atau meliputi semua
tingkah laku yang menggunakan saraf dan otot badan. Penilaian aspek
psikomotorik dimaksudkan untuk mengevaluasi anak didik dari segi
aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran, baik berupa pra-aksi
1
Yessy Nur Sary, Buku Mata Ajar Evaluasi Pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2015),
hlm. 9.
2
Husniyatus Salamah Zainiyati, Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 186.
3
Kadek Ayu Astiti, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI),
2017), hlm. 21.
1
maupun aksi. Aspek psikomotorik dapat dinilai melalui pengamatan
terhadap kegiatan kelompok, kegiatan kelas, maupun kegiatan individual
dengan daftar cek (check list).4
Penilaian psikomotorik (keterampilan) dimaksudkan untuk
mengetahui penguasaan pengetahuan peserta didik dapat digunakan untuk
mengenal dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan sesungguhnya
(dunia nyata).5 Penilaian psikomotorik dapat dilakukan dengan teknik
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, penilaian
portofolio, dan teknik lain misalnya tes tulis. teknik penilaian
psikomotorik yang digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada
KI-4.6
Di SMA Negeri 1 Comal untuk mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) kelas XI ranah psikomotorik menggunakan teknik penilaian
praktik dan portofolio. Penilaian praktik pun dilakukan setiap semester
dengan tiga kali praktik yaitu praktik hafalan ayat Al-Qur’an, praktik
perawatan jenazah (Memandikan, mengkafani dan menyolatkan), dan juga
praktik pidato atau dakwah. 7
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana proses pelaksanaan penilaian psikomotorik (praktik
hafalan ayat-ayat Al-Qur’an) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) di SMA Negeri 1 Comal?
4
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 137.
5
Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep dan Aplikasi),
(Magetan: Media Grafika, 2017), hlm. 157.
6
Ibadullah Malawi, dkk., Pembaharuan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Mageta:
Media Grafika, 2018), hlm. 236.
7
Wawancara
2
C. TUJUAN
Untuk mengungkap proses pelaksanaan penilaian psikomotorik
(praktik hafalan ayat-ayat Al-Qur’an) mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di SMA Negeri 1 Comal.
D. ANALISIS
1. Perumusan Tujuan Penilaian Ranah Psikomotorik
Dalam rumusan tujuan dari pelaksanaan penilaian ranah
psikomotorik mata pelajaran PAI di SMA Negeri 1 Comal adalah
untuk mengukur pengamalan nilai-nilai ajaran Agama sesuai dengan
teori yang sudah diajarkan.8
Tujuan penilaian psikomotorik ini adalah memang untuk mengukur
kemampuan atau skill seseorang yang meliputi tingkah lakuh yang
menggunakan saraf dan otot badan. Penilaian keterampilan ini adalah
untuk mengukur pencapaian kompetensi siswa terhadap kompetensi
dasar pada KI-4.
Keterampilan atau psikomotorik juga dapat diperoleh melalui
kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan
mencipta. Seluruh isi materi (topik dan subtopik) mata pelajaran PAI
yang diturunkan dari keterampilan harus mendorong siswa untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan
keterampilan tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan
modus belajar berbasis penelitian (discovery/inquiry learning) dan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning) dalam materi PAI yang bisa dikaitkan.
8
Hasil wawancara dengan bapak Mufasirin, S. Ag guru PAI SMA Negeri 1 Comal, 6
Desember 2018.
3
a. Hafalan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu, meliputi surat Al-Maidah,
An-Nisa, dan At-Taubah
b. Pengurusan Jenazah
c. Khutbah dan dakwah9
9
Ibid
4
3. Pelaksanaan Penilaian Ranah Psikomotorik
a. Waktu Pelaksanaan Penilaian Psikomotorik
Waktu pelaksanaan penilaian psikomotorik khususnya pada
hafalan ayat-ayat Al-Qur’an tertentu pada mata pelajaran PAI di
SMA Negeri 1 Comal dilakukan setiap kali ada pertemuan mata
pelajaran PAI di kelas. Proses hafalan pun bisa dilakukan secara
bertahap, karena dalam satu semester ada 3 ayat yang ditentukan
untuk dihafalkan, namun tidak bisa dipungkiri apabila ada siswa
yang akan menghafalnya 3 ayat sekaligus.10 Sistem yang diajarkan
pada proses hafalan ini awalnya guru menerangkan materi yang
ada pada KD 1 kemudian siswa diberitahukan mengenai ayat-ayat
Al-Qur’an yang harus dihafalkannya terkait dengan materi.11
Waktu pelaksanaan penilaian ranah psikomotorik ini
menjadi tanggung jawab guru PAI terhadap siswanya, karena
dalam pelaksanaan penilaian hafalan ini guru bisa mengetahu
kemampuan peserta didik dalam hal pengamalan ayat-ayat yang
terkait dengan materi dan juga untuk mengetahui kemampuan anak
dalam membaca Al-Qur’an yang baik dan benar. Proses penilaian
ini dilakukan setiap kali ada pertemuan an juga bisa dilakukan
dengan cara bertahap, sehingga peserta didik akan selalu
mempersiapkan hafalannya ketika bertemu dengan mata pelajaran
PAI agar bisa menyetorkan hafalannya. Pada akhir semester
terkadang guru akan mengumunkan siapa saja yang belum tuntas
hafalannya sehingga harus melunasi hafalan tersebut agar nilai
tersebut bisa masuk dalam nilai rapor keseluruhan. Disinilah peran
guru agar penilaian hafalan ini tetap bisa dilakukan meskipun harus
dengan mengejar siswanya agar mau hafalan.
10
Hasil wawancara dengan bapak Mufasirin, S. Ag guru PAI SMA Negeri 1 Comal, 19
November 2018.
11
Hasil wawancara dengan bapak Mufasirin, S. Ag guru PAI SMA Negeri 1 Comal, 6
Desember 2018.
5
b. Teknik dalam Penilaian Ranah Psikomotorik
Teknik untuk melakukan penilaian hafalan ayat-ayat Al-Qur’an
di SMA Negeri 1 Comal, seperti:
1) Pengamatan (Observasi)
Artinya dengan mengamati tulisan ayat Al-Qur’an apakah
sesuai dengan pelafalan hurufnya (makharijul huruf).12
Pada teknik observasi (pengamatan), artinya seorang guru
PAI disini mengamati atau menyimak dari ayat Al-Qur’an yang
sedang dihafalkan siswa dan juga guru mengamati ucapan
siswa apakah sudah sesuai dengan makharijul hurufnya,
sehingga disini guru bisa membenarkan langsung.
2) Mendengarkan
Artinya dengan mendengarkan siswa ketika sedang
melafalkan ayat Al-Qur’an apakah sesuai dengan tulisan pada
Al-Qur’an.13
Pada teknik mendengarkan, artinya seorang guru selain
mengamati dan mencermati tulisan dan ucapan siswa lebih
penting agi yaitu guru harus mendengarkan dengan baik apakah
bacaan yang dihafalkannya itu sudah sesuai dengan tulisan ayat
pada Al-Qur’an.
12
Ibid
13
Ibid
6
b. Lancar (B)
Nilai 81-100.
c. Kurang Lancar (C)
Nilai 71-80.14
14
Ibid
15
Ibid
7
sesuai dengan standar penilaiannya kemudian langsung praktik.
Sehingga seharusnya seorang guru PAI tetap membuat kisi-kisi untuk
ujian praktik siswa mereka mengerti hal apa saja yang akan diujikan
pada ranah psikomotorik ini khususnya untuk hafalan ayat-ayat Al-
Qur’an tertentu.
Alternatif
No Aspek Yang Dinilai Kurang Tidak
Tepat
Tepat Tepat
Kebenaran makharijul
1
huruf
Ketepatan dalam
2
membaca ikhfa syafawi
Ketepatan dalam
3
membaca ikhfa haqiqi
Kejelasan dalam
4
membaca idzhar syafawi
Kemampuan membaca
5
mad aridl lissukun
8
PEDOMAN PENILAIAN
16
Hasil wawancara dengan bapak Mufasirin, S. Ag guru PAI SMA Negeri 1 Comal, 6
Desember 2018.
9
mengulang atau remidi. Proses remidi ini berlangsung hingga akhir
semester, sehingga siswa banyak memiliki kesempatan untuk
menuntaskan hafalannya.
Harapan guru PAI di SMA Negeri 1 Comal dengan adanya penilaia
ranah psikomotorik ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu untuk
bisa mengamalkan dan mempraktikkan. Sehingga tidak hanya pintar
teori saja akan tetapi juga bisa mengamalkannya dalam kehidupan
sehari-harinya.17
Jadi menurut guru PAI di SMA Negeri 1 Comal ini berharap
bahwa siswanya tidak hanya pintar dalam hal teorinya saja akan tetapi
bisa mengamalkan apa yang ada dalam teori tersebut ke dalam
kehidupan sehari-harinya sehingga ilmu itu bisa bermanfaat tidak
hanya untuk dirinya sendiri akan tetapi untuk semua orang. Namun,
dalam mendukung agar siswa mampu mengamalkan seluruh aspek
psikomotorik khususnya hafalan, sebagai sorang guru seharusnya juga
sering melalukan muraja’ah (mengulang) disetiap awal pertemuan
agar siswa selalu teringat dan mudah dalam menghafalnya.
17
Ibid
10
dari permasalahantersebut adalah dengan diadakannya ekstra BTQ
yang dinaungi organisasi Kerohisan.18
Dari adanya kendala ini, sebagai seorang guru memang harus
mengalah untuk selalu mengejar siswanya agar mau untuk maju
hafalan, meskipun sebenarnya ini kewajiban mereka namun disinilah
tanggung jawab seorang guru untuk membuat siswanya bisa tuntas
dalam proses pembelajaran.
Dalam meningkatkan kualitas membaca atau hafalan ayat-ayat Al-
Qur’an bagi siswa yang kurang melalui pembelajaran ekstrakurikuler
Baca Tulis Qur’an (BTQ). Setiap siswa mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda-beda, sehingga menjadikan tugas tersendiri
bagi seorang guru dalam melakukan pengajaran terutama dalam
pembiasaan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar pada siswa. Dari
permasalahan ini bisa disebabkan oleh riwayat pendidikan siswa yang
berbeda-beda, ada yang dari SMP dan ada yang dari MTs, sehingga
pengetahuan keagamaannya pun berbeda, karena pelajaran yang
berkaitan dengan membaca Al-Qur’an biasanya akan lebih banyak
didapatkan oleh siswa yang berasal dari MTs.
Ketika siswa SMP yang kurang mendapatkan pelajaran berkaitan
dengan baca Al-Qur’an, mereka akan mengalami kesulitan ketika
sudah masuk ke SMA, sehingga mereka merasa kesulitan dalam
melafalkan huruf-huruf, maupun pengucapan makhraj yang tepat.
Selain itu dulu, pada saat usia 5-6 tahun tidak bersekolah di TPQ/
TPA, sehingga permasalahan tersebut menyulitkan guru dalam
pembelajaran. Melihat permasalahan tersebut, guru memiliki perhatian
yang besar terhadap pelatihan baca Al-Qur’an siswa, karena pelajaran
ini sangat penting untuk bekal siswa di masa mendatang dan sebagai
sumber ajaran keagamaan umat Islam.
18
Hasil wawancara dengan bapak Mufasirin, S. Ag guru PAI SMA Negeri 1 Comal, 6
Desember 2018.
11
9. Proses Penilaian Psikomotorik Menurut Siswa
Berdasarkan proses wawancara yang dilakukan kepada siswa disini
ditemukan beberapa bahasan:
a. Proses Hafalan
Bahwa proses hafalan ayat Al-Qur’an ini dilakukan setiap
ada bab mengenai ayat Al-Qur’an atau potongan ayat Al-Qur’an,
namun apabila pada saat proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
belum pernah hafalan maka proses hafalan dapat dilakukan ketika
waktu-waktu Ujian Akhir Semester (UAS).19
Akan lebih baik apabila siswa ini dengan sendirinya sadar
akan makna hafalan ayat Al-Qur’an ini, bukan hanya sekedar
hafalan untuk mendapatkan nilai akan tetapi karena mengharap
ridho Allah atas beberapa ayat Al-Qur’an yang sudah dihafalnya,
sehingga siswa akan semangat dan tidak menulur-ulur waktu dalam
proses menghafalnya. Namun memang kebanyakan dari siswa
dalam hal menghafal pasti membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Kendala yang sering dialami
Dalam proses menghafal pun siswa banyak mengalami kendala
bukan hanya seorang guru yang akan menilai, beberapa kendala
yang sering dihadapi yaitu:
1) Tidak bisa cepat hafal
2) Tiba-tiba lupa
3) Grogi (deg-degan)20
19
Hasil wawancara dengan siswa di SMA Negeri 1 Comal, 12 Desember 2018.
20
Ibid
12
hanya menyadari sebagai sebuah penilaian akan tetapi menyadari
bahwa hafalan yang nantinya akan disetorkan kepada guru
merupakan satu tabungan untuk hafalan ayat Al-Qur’an yang
tentunya memiliki pahala tersendiri, sehingga ketika siswa sudah
sadar akan hal ini hafalan yang tadinya begitu berat akan merasa
mudah. Kesadaran ini juga tentu menjadikan siswa giat dalam
menghafal beberapa ayat Al-Qur’an sehingga hafalan akan
semakin kuat dan tentu seringnya dilakukan muraja’ah
(mengulang) baik di dalam kelas bersama-sama dengan guru atau
sendiri di rumah.
E. SIMPULAN
F. REKOMENDASI
G. SARAN
Dari hasil penelitian yang disimpulkan diatas, peneliti berusaha
memberikan saran-saran sebagai motivasi dalam meningkatkan
keberhasilan dalam proses belajar mengajar, diantaranya:
1. Bagi Guru
a. Diharapkan selalu meningkatkan kompetensinya dan selalu
mencari inovasi dalam setiap proses pembelajaran agar proses
13
pembelajaran yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan dapat meningkatkan keaktifan siswa .
b. Diharapkan selalu memperhatikan pembuatan kisi-kisi atau
instrument penilaian agar terencana sebelum materi pembelajaran
dimulai.
2. Bagi Siswa
a. Mempersiapkan materi yang akan diajarkan oleh guru sebaik-
baiknya, sehingga ketika diadakan sebuah penilaian siswa sudah
sedikit mengetahui materi yang sekiranya akan diujikan.
b. Hendaknya selalu rajin belajar dan selalu berusaha meningkatkan
keaktifan belajar dan selalu meningkatkan hasil belajar.
14