Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Adinda Nuren Ashari
155030400111030
1 Sri Sumarni, Good University Government dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas-Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, hlm. 178
Realitas sejarah ini menggiring kita pada wacana bagaimana mendorong negara
menerapkan nilai-nilai transparansi, akuntabilitas, partisipasi, dan desentralisasi
penyelenggaraan pemerintahan. Good governance ini dapat berhasil bila pelaksanaannya
dilakukan dengan efektif, efisien, responsif terhadap kebutuhan rakyat, serta dalam
suasana demokratis, akuntabel, dan transparan.
UNDP (1997) mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dianut
dan dikembangkan dalam praktik penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi :
1. Partipasi (participation). Setiap orang atau warga masyarakat, baik laki-laki
maupun perempuan, memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan
keputusan, baik langsung maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan
kepentingan dan aspirasinya masing-masing.
2. Aturan Hukum (rule of law). Kerangka aturan hukum dan perundang-
undangan harus berkeadilan, ditegakkan, dan dipatuhi secara utuh, terutama
aturan hukum tentang hak asasi manusia.
3. Transparansi (transparency). Transparansi harus dibangun dalam kerangka
kebebasan aliran informasi
4. Daya Tanggap (responsiveness). Setiap institusi dan prosesnya harus
diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan
(stakeholders).
5. Berorientasi Konsensus (consensus orientation). Pemerintahan yang baik akan
bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk
mencapai konsesus atau kesempatan yang terbaik bagi kepentingan masing-
masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap
berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah.
6. Berkeadilan (equity). Pemerintahan yang baik akan memberi kesempatan yang
baik terhadap laki-laki maupun perempuan dalam upaya mereka untuk
meningkatkan dan memelihara kualitas hidupnya.
7. Efektif dan efisien (effectivieness and efficiency). Setiap proses kegiatan dan
kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai
dengan kebutuhan melalui pemanfaatan berbagai sumber-sumber yang
tersedia dengan sebaik-baiknya.
8. Akuntabilitas (accountability). Para pengambil keputusan dalam organisasi
sektor publik, swasta, dan masyarakat madani memiliki pertanggungjawaban
(akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya
kepada para pemilik kepentingan (stakeholders).
9. Visi Strategis (strategic holders). Para pemimpin dan masyarakat memiliki
perspektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan
dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sedarmayanti. 2003. “Good Governance: (Kepemerintahan yang Baik) dalam Rangka Otonomi
Daerah”. Bandung: PT. Mandar Maju.
United Nations Development Programme (UNDP), Good Governance and Sustainable Human
Development: A UN Policy Document, (New York: UNDP, 1994); OECD Development
Assistance Committee, Final Report of the Ad Hoc Committee on Participatory Development
and Good Governance, 1997 (Paris: OECD DAC)
Sumarni, Sri. “Good University Government dan Implikasinya Terhadap Pengembangan Program
Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas-Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga”. Yogyakarta