Anda di halaman 1dari 4

DASAR-DASAR AKHLAK DALAM ISLAM

I. Pengertian Akhlak
Dalam materi induk perkaderan muhammadiyah dijelaskan bahwa akhlak
itu adalah tabi’at, watak perangai , budi pekerti , atau sikap yang tertanam
dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan tertentu secara spontan dan
konstan.
II. Perbedaan akhlak dengan moral dan etika
Kalau dilihat dari sudut pengertian, maka istilah akhlak, moral dan etika
itu mempunyai arti yang sama. Tetapi jika dilihat dari perbedaannya adalah
terletak pada standar nilai atau sumber hukumnya, sebagaimana uraian berikut
ini:
a. Etika, bersumber dari hukum adat istiadat, sehingga jangkauan hukumnya
adalah masyarakat adat (daerah) tertentu.
b. Moral, bersumber dari hukum atau undang-undang suatu negara.
c. Akhlak, bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunah, sehingga jangkauan
hukumnya adalah penduduk suatu bangsa/negara tertentu.

III. Hubungan Aqidah, ibadah dan akhlak.


Pada dasarnya antara aqidah, ibadah (syari’ah) dan akhlak itu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Aqidah itu sebagai dasar keyakinan, menjadi pondasi dalam islam.
Sedangkan ibadah itu sebagai syari’at yang ditegakkan, yang menjadi
indikator dari iman seseorang. Kemudian akhlak merupakan sistem dan nilai
prilaku seseorang yang menyatakan dirinya beriman dan telah melaksanakan
ibadah (syari’ah), disinilah letak arah dan tujuan yang hendak dicapai oleh
agama .
RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AKHLAK

I. Akhlak Mahmudah
Akhlak mahmudah ialah semua sikap yang diperintahkan oleh Al-qur’an
dan sunnah yang meliputi:
a. Akhlak terhadap Allah.
Sikap perilaku seseorang hamba terhadap Allah sebagai khalik, antara lain :
1. Taat kepada perintah Allah
Firman Allah yang artinya : “Maka demi tuhanmu, mereka
(hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim
terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap putusan yang kamu
berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya . (An-Nisa’:65)
2. Bertawakal kepada Allah
Allah berfirman yang artinya: “Jika Allah menolong kamu, maka
tidak ada orang yang dapat mengalahkan kamu, jika allah membiarkanmu
(tak memberi pertolongan) akan siapakah gerangan yang dapat menolong
kamu (selain) dari Allah stelah itu? Karena itu hendaklah kepada allah
saja orang-orang mukmin bertawakkal. (Ali-imran:160).
3. Cinta kepada Allah
Allah berfirman yang artinya: “Dan diantara manusia ada orang-
orang yang menyembah tandingan-tandingan selain allah,mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman amat mencintai Allah.(Al –baqarah; 165).
4. Syukur kepada Allah
Allah berfirman yang artinya : ”Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) padamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka azab-Ku sangat pedih. (Ibrahim:7).
5. Baik sangka kepada Allah
Persangkaan Allah sama dengan persangkaan hambanya
sebagaimana nabi bersabda dalam hadist qudsi, yang artinya : “dari abu
hurairah ra. Ia berkata ;nabi saw . bersabda; Allah swt berfirman: aku
menuruti sangkaan hambaku kepadaku, dan aku bersamanya apabila ia
ingat kepadaku. Jika ia ingat kepadaku dalam dirinya, maka aku
mengingatnya dalam diriku. Jika ia ingat kepadaku dalam kelompok
orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat
kepadaku sejengkal, maka aku mendekat kepadanya sehasta , jika ia
mendekat kepadaku sehasta, maka aku mendekat kepadanya sedepa. Jika
ia datang kepadaku dengan berjalan, maka aku akan datang kepadanya
dengan berlari-lari kecil (H.R Bukhari).

b. Akhlak kepada rasul


Akhlak kepada rasul adalah sikap dan perilaku terhadap nabi Muhammad
sebagai rasulullah, yang membawa ajaran islam di muka bumi ini. Adapun
sikap dan perilaku tersebut antara lain adalah:
1. Cinta kepada rasul
Allah mengutus rasul –Nya, untuk menjelaskan aturan-aturan;
mana yang halal atau haram, manfaat atau mudarat, baik atau buruk,
terpuji atau tercela, yang semua itu supaya manusia berbuat baik dan
menjauhi perbuatan yang terrcela, sehinngga selamat didunia sampai
keakhirat. Dengan kebberadaan rasul sebagai petunjuk itu, maka semua
persoalan menjadi jelas. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk membenci
rasulullah, sebaliknya kita wajib mencintainya, yaitu dengan cara berittiba
kepada seluruh sunahnya baik perkataan perbuatan, taqrir dan sifatnya.
2. Mentaati atau ittiba pada rasul
Sebagai wujud rasa cinta kepada rasul, kita harus ittiba kepada
gerak langkah beliau, seperti diperintahkan oleh Allah dalam firman-Nya
yang artinya: “berfirmanlah kamu pada allah dan rasul, nabbi yang ummi,
yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimatnya dan ikutilah dia
supaya kamu mendapat petunjuk. (Al-araf:158).
3. Mengucapkkan shalawat dan salam
Merupakan wujud nyata dari rasa cinta kepada rasul. Bahkan Allah
dan para malaikat juga bershalawat dan salam kepada nabi sebagaimana
firman-Nya: ” Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat atas
nabi, wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi
dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (Al-ahzab:
56)

c. Akhlak kepada pribadi


Akhlak kepada pribadi ialah sifat atau perilaku yang menyangkut
pribadi seseorang yang harus dilatih dan dibina, yaitu :
1. Siddik
Siddik adalah salah satu yang dimiliki rasul yang patut ditiru ,yakni
jika berkata selalu mengeluarkan perkataan yang benar sesuai dengan
realita yang ada sehingga ia dapat dipercaya oleh setiap orang.
2. Amanah
Amanah merupakan kepercayaan yang diberikan kepada seseorang
berupa; harta, anak, jabatan, dan sebagainya adalah titipan yang harus
dijaga dan dipelihara sebagaimana mestinya.
3. Sabar
Sabar adalah perilaku pengendalian diri seseorang terhadap semua
ujian yang ditimpakan kepadanya. Sabar dalam melaksanakan perintah,
kemudian sabar dalam menjauhi larangan yaitu berjuang mengendalikan
diri untuk meninggalkannya, dan sabar dalam musibah yaitu pasrah
kepada Allah dan mengambil hikmahnya.
4. Tawaduk
Tawaduk yaitu rendah hati, menghargai orang yang dihadapinya,
tidak menganggap rendah orang lain, menyingkirkan sifat iri, dengki, dan
sombong, karena ia sadar bahwa dirinya tidak tidak berdaya.

Anda mungkin juga menyukai