Anda di halaman 1dari 7

23

Optimasi Waktu Tunda Dalam Pengiriman Paket Data Pada Jaringan


Telekomunikasi Menggunakan Algoritma AntNet
Nurlita Gamayanti, Abdullah Alkaff dan Risah Muchlis Safaat
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh November
Kampus ITS, Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111
Email : lita@ee.its.ac.id

Abstract – Perutean jaringan adalah aktivitas yang dari bentuk dari taksiran pertama dari keseluruhan pola
diperlukan untuk menuntun perjalanan informasi data lalu lintasnya. lalu menentukan daftar isi dari tiap routing
dalam perjalanannya dari sumber asal ke titik tujuan. table seperti kemacetan yang terukur akan diminimalisasi.
Dimana memiliki pengaruh yang besar pada keseluruhan Pendekatan ini umumnya tidak bekerja sebagaimana
kinerja dari suatu jaringan. Karakteristik jaringan seperti mestinya yang mana juga membutuhkan biaya yang terlalu
beban jalur lalu lintas dan topologi pada suatu jaringan, besar untuk mendapatkan informasi umum secara teratur,
dapat berubah-ubah secara dinamik. Pada penelitian ini, dan juga pembaharuan secara rutin diperlukan sehingga
diusulkan penggunaan algoritma AntNet untuk mengatasi didapatkan sifat dinamik dari penggunaan jaringan.
optimasi pengiriman paket data. Antnet adalah sistem Pembaruan yang terjadi secara terus menerus juga akan
disribusi multi-agen yang terinspirasi dari model membebani router pada sebuah jaringan yang dapat
komunikasi stimergy yang dilakukan pada koloni semut. menyebabkan kemampuan dari router tersebut menurun.
Dari hasil simulasi , AntNet menunjukan kerja yang lebih Pada penelitian ini, melaporkan tentang kajian yang
baik daripada algoritma Dijkstra pada unjuk kerja hasil dilakukan dalam enam bab. Bab 1 menjelaskan tentang
dari throughput dan waktu tunda paketnya. pendahuluan. Bab 2 memaparkan tentang gambaran umum
dari sifat jaringan telekomunikasi. Bab 3 menjelaskan
Kata Kunci: Perutean Jaringan, Algoritma AntNet tentang algoritma AntNet. Bab 4 menjabarkan tentang
pemodelan sistem. Bab 5 menjelaskan tentang hasil
I. PENDAHULUAN simulasi dan analisa data. Terakhir, bab 5 menjelaskan
tentang kesimpulan.
Optimasi jaringan telekomunikasi pada umumnya
bergantung pada kombinasi dari strategi perutean dan II. JARINGAN TELEKOMUNIKASI
protokol untuk meyakinkan bahwa informasi yang dikirim
oleh user akan benar benar diterima pada remote location Komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi circuit-
yang diinginkan. Sebagai tambahan, sifat dasar pembagian switched dan packet-switched. Sebagai contoh dari
dari permasalahan berarti banyak pengguna dapat jaringan circuit-switched adalah jaringan telepon, yang
membuat permintaan terus menerus. Hal ini akan mana rangkaian fisik atau virtual yang diatur pada awal
menghasilkan respon delay waktu dan informasi yang komunikasi dimulai masih tetap sama selama durasi
hilang serta penurunan pada tujuan Quality of Service komunikasi yang terjadi. Berbeda halnya dengan jaringan
(QoS) pada pengguna yang telah ditentukan operasi packet-switched yang biasa disebut data network, tiap
jaringannya. Pembuatan rute digunakan untuk menentukan paket data dapat mengikuti jalur yang berbeda dan tidak
bagaimana paket berjalan dari sumber asal menuju node ada rangkaian virtuall yang dibangun. Sebagai contoh
tujuannya. Protokol digunakan untuk implementasi adalah Local Area Network (LAN) dan internet. Fungsi
berbagai aktivitas seperti error checking dan penangkapan utama dari data network adalah untuk menjamin efisiensi
sinyal oleh receiver. Permasalahan perutean ada beberapa dari penyebaran informasi kepada penggunanya. Ini dapat
macam, salah satunya adalah sifat disribusinya, sehingga saja dilakukan dengan melakukan eksploitasi secara
sebuah solusi yang mengasumsikan akses ke segala bentuk mendalam dari sebuah sistem pengaturan jaringan. Salah
informasi global tidak diinginkan. Permasalahnnya juga satu komponen dari suatu sistem, yang berhubungan
dinamik, jadi solusi yang sesuai untuk kondisi jaringan saat dengan izin masuk, aliran dan komponen pengontrol
ini bisa saja tidak efisien untuk bentuk model jaringan kemacetan, adalah Routing (perutean), yang berarti
dengan beban yang berbeda. Terlebih lagi lalu lintas dari aktivitas disribusi yang dibangun dengan menggunakan
jaringan berdasarkan pada kondisi beban yang bermacam Routing table. Routing table merupakan komponen umum
macam yang membuat kondisi jaringan yang serupa dari semua algoritma perutean, yang mana menahan
menjadi tidak sama bentuk optimasinya. informasi yang digunakan oleh algoritma untuk membuat
Secara sederhana, strategi pembuatan rute local forwarding decision. Tipe informasi yang terdapat di
diimplementasikan melalui informasi yang berada di dalam dalamnya dan bagaimana informasi digunakan dan
routing table yang tersedia pada tiap node dari jaringan. diperbarui sangat bergantung pada karakteristik algoritma.
Tabel tersebut terdiri dari catatan spesifik dari node Satu Routing table dijaga pada tiap node pada suatu
tetangga dan sebuah rangkaian jalur awal untuk paket jaringan, yang berisi kedatangan paket data pada node
dengan tujuan yang lain. Aplikasi dari teknik optimasi diantara jalur yang keluar yang digunakan untuk
klasik kepada sebuah jaringan adalah dengan mengambil melanjutkan perjalanannya menuju node tujuannya. Salah

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
24

satu aspek khusus dari permasalahan perutean jaringan Ketika sebuah node menerima paket dari neighbour,
adalah sifat nonstationarity dari karakteristik paket awalnya dimasukan ke dalam masukan buffer. Paket
permasalahan. Faktanya, karakteristik dari lalu lintas pada pada masukan buffer dilayani dengan aturan FIFO atau
suatu jaringan berubah ubah tiap waktu dan pada beberapa berdasarkan aturan penjadwalan yang berbeda. Setelah
kasusnya lalu lintas dapat terjadi fluktuasi yang paket dilayani, paket dikirim pada keluaran buffer. Di
menyebabkan sulit untuk diprediksi. Sebagai tambahan dalam keluaran buffer, paket akan menuju ke queue
juga, node dan jalur dari suatu jaringan dapat secara tiba- tertentu untuk jalur keluaran tertentu berdasarkan tipe
tiba tidak berfungsi, dan node dan jalur baru dapat paket dan node loncatan selanjutnya.
ditambahkan setiap saat.

III. ALGORITMA ANTNET

AntNet menggunakan dua buah mobile agents yang


disebut forward ants dan backward ants untuk
memperbarui nilai dari routing table. Forward ants
menggunakan metode heuristic pada routing table untuk
bergerak menuju tujuan melewati node-node yang ada dan
mendapatkan informasi tentang disribusi lalu lintas pada
sebuah jaringan. Backward ants menggunakan jalur dari
yang digunakan oleh forward ants tadi dengan arah yang
berlawanan. Pada tiap node, backward ants membarui
routing table dan tabel tambahan yang berisi mengenai
disribusi lalu lintas pada jaringannya. AntNet telah
diketahui memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan
OSPF, Bellman-Ford, dll routing protocol dengan Gambar 1 Spesifikasi buffer pada router
bermacam-macam dan mendekati beban lalu lintas.
Dimisalkan sebuah jaringan dengan graph G(N,L) Gambar 1 menunjukan sebuah routing table Tk, diatur
berisi N buah node dan L jalur. Semua jalur pada jaringan sebagai matrix dengan masukan probabilitas. Setiap baris
adalah bidirectional dan ditentukan kapasitas transmisinya pada routing table berhubungan pada satu node tujuan pada
dan delay transmisinya. Tiap node dimisalkan sebuah sebuah jaringan dan setiap kolomnya berhubungan dengan
komunikasi antara end-point(host) dan router. neighbour pada node saat ini. Routing table Tk (Gambar 2)
Dari gambar 1, setiap node dari jaringan menjaga mendefinisikan aturan probabilistic routing yang saat ini
masukkan buffer yang tersusun oleh queue tunggal dan dipakai pada node k: untuk tiap node tujuan d yang
keluaran buffer tersusun oleh high priority queue dan low mungkin dan untuk tiap node neighbour n, Tk menyimpan
prioority queue untuk tiap node neighbour atau jalur nilai probabilitas Pnd yang menggambarkan probabilitas
keluaran. High priority queue dilayani sebelum low untuk memilih n sebagai node selanjutnya dengan tujuan d
priority queue. Semua paket di dalam jaringan dapat dibagi seperti :
menjadi dua kelas: (1)
a. Paket data : menunjukan informasi mengenai
pertukaran antar host dengan yang lainnya. Pada ant- Dimana d∈[1,N] dan Nk = {neighbour (k)}
routing, paket data tidak menjaga informasi routing Sebuah tabel Mk(μd σ2d,Wd) berisi statistik mengenai
tapi menggunakan informasi yang telah tersimpan topologi jaringan dan disribusi lalu-lintas yang pada
dalam routing table untuk menjelajah dari sumber asal jaringan terlihat sebagai local node k. Untuk tiap node
ke node tujuan tujuan d pada jaringan, tabel Mk berisi observation window
b. Mobile agents(forward ants dan backward ants) Wd yang bergerak, dan perkiraan rata-rata μd dan
:digunakan untuk memperbarui routing table dan perkiraan varian σ2d. Observation window Wd yang
disribusi informasi tentang beban lalu-lintas pada bergerak dengan ukuran Wmax, menunjukan sebuah baris
jaringan yang berisi waktu tempuh Wmax yang didapatkan dari
Paket backward ants mempunyai prioritas lebih besar forward ants yang menjelajah dari node k menuju node
daripada paket data dan paket forward ants sehingga tujuan d. Observation window Wd digunakan untuk
menggunakan jalur high priority queue, sedangkan paket menghitung waktum tempuh terbaik tbestd dengan kata lain
data dan forward ants menggunakan low priority queue. waktu tempuh terbaik yang dialami oleh forward ants
Kita asumsikan bahwa semua paket pada high priority untuk menjelajah dari node k menuju node tujuan d
queue dan low prioority queue pada keluaran buffer diantara Wmax terakhir dari forward ants. Nilai rata-rata μd
dilayani berdasarkan dengan aturan FIFO. Lebih jauh lagi, dan varian σ2d dapat dihitung dengan menggunakan model
jumlah paket maksimum yang disimpan di dalam buffer eksponensial berikut :
masukan atau keluaran dibatasi oleh ukuran dari buffer. µ ← µ d + η (t( k →d ) − µ d )
Kita asumsikan bahwa ukuran buffer adalah cukup besar d (2)
untuk mengesampingkan buffer overflow. σ ← σ + η ((t( k →d ) − µ ) − σ )
2
d
2
d
2 2 2
d
d (3)

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
25

Pada persamaan di atas tk-->d menunjukan observed waktu ketika koreksi heuristic ln dengan rentang nilai
tempuh terbaru untuk menjelajah dari node k menuju node [0,1] yang mana juga 1 - ln adalah sebanding
tujuan d dan η∈(0,1] adalah faktor yang menimbang dengan panjang queue qn dari jalur yang
jumlah sampel baru-baru ini yang mempengaruhi nilai menghubungkan node k dengan node
rata-rata μd dan varian varian σ2d. tetangganya n :
q
ln = 1 − n


|Nk|
n ' =1
qn '
(6)
Nilai α menimbang pentingnya keadaan instan
dari node queue dengan hal menyimpan nilai
probabilitasnya pada routing table.
b. Bila semua node tetangga telah dikunjungi
sebelumnya, maka node selanjutnya adalah
memilih secara uniform diantara pada tetangga.
Pada kasus ini karena semua tetangga telah
dikunjungi sebelumnya maka forward ants akan
dipaksa untuk kembali ke node yang
sebelumnya. Jadi pemilihan node tetangga yang
tidak sesuai, forward ant akan terjadi
cycle(loop).
4. Bila cycle dideteksi, yaitu bila semut dipaksa kembali
Gambar 2 Struktur data pada node dengan tetangga x,y,z ke node yang telah dikunjungi, cycle dari node akan
dan jaringan dengan N nodes dikeluarkan dari stack semut dan memori tentang
cycle dihapus. Bila cycle yang terjadi lebih dari umur
Algoritma AntNet dapat digambarkan sebagai berikut : dari forward ants sebelum memasuki cycle, semut
1. Pada interval yang teratur dari setiap jaringan pada dihapus. Umur dari forward ants adalah total waktu
node asal s, sebuah forward ants Fs→d diluncurkan sejak semut dihasilkan.
dengan memilih secara random node tujuan d. Tujuan 5. Ketika node tujuan d tercapai, forward ants Fs→d
dipilih untuk menyamai pola lalu-lintas saat ini, menghasilkan backward ant Bs→d. Forward ants
dengan kata lain bila fs→d adalah ukuran (dalam bits memberikan semua memori pada stack Ss→d nya pada
atau jumlah paket data) dari aliran data s → d , maka backward ants lalu mati.
probabilitas yd untuk membuat semut pada node s 6. Backward ants mengambil jalur yang sama yang
sebuah forward ant dengan node d sebagai tujuan berhubungan dengan forward ants. Tapi dengan arah
adalah : berlawanan. Pada tiap node k, backward ants
menggunakan stack Ss→d untuk bergerak ke node
f sd
yd = selanjutnya. Backward ants tidak menggunakan

N
f sd ' queue yang sama dengan paket datan atau forward
d '=1 (4) ants, mereka menggunakan high priority queue untuk
2. Ketika menjelajah menuju node tujuannya, forward secepatnya menyebarkan informasi yang didapatkan
ants menyimpan jalur yang mereka lewati dan oleh forward ants pada routing table.
kondisi lalu-lintas. Identifier dari tiap node k yang 7. Setelah tiba pada node k dari node tetangga h,
dikunjungi dan waktu waktu yang telah lewat sejak backward ant memperbarui dua struktur data utama
peluncuran forward ants sampai tiba pada node kth dari node, bentuk lokal dari lalu-lintas Mk dan
ini disimpan dalam memory stack Ss→d disimpan pada routing table Tk, untuk semua masukan yang sesuai
bagian data dari forward ants. Forward ants dengan node tujuan d. Pembaruan routing table pada
menggunakan queue yang sama dengan paket data, tiap node sepanjang jalur selama backward ants
sehingga mengalami delay lalu-lintas yang sama. menjelajah dari node tujuan menuju node sumber
3. Pada tiap node k, tiap forward ants memilih node asal diketahui sebagai subpath update method.
selanjutnya seperti sebagai berikut : a. Masukan nilai rata-rata μd dan varian σd2 pada
a. Bila semua node tetangga belum dikunjungi , bentuk lokal dari lalu-lintas Mk dimodifikasi
maka node tetangga selanjutnya dipilih diantara dengan menggunakan persamaan (2) dan (3).
node yang belum dikunjungi tersebut dengan Nilai waktu tempuh terbaik tbestd dari forward ants
probabilitas : dari node k menuju node tujuan d disimpan dalam
Pnd + αl n pergerakan observation window Wd juga
P' nd = diperbarui oleh backward ants. Bila waktu
1 + α (| N k | −1) (5) tempuh tk→d terukur oleh forward ants dari node
Nk menunjukan kumpulan tetangga dari node k k menuju node tujuan d kurang dari tbestd , maka
saat ini dan | Nk| adalah pokok dari kumpulan itu, nilai tbestd akan diganti oleh tk→d.
dengan kata lain jumlah dari node tetangga

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
26

b. Routing table Tk berubah dengan penambahan asi bahwa pentingnya relasi dari tiap hubungan.
probabilitas Phd’ (dengan kata lain probabilitas Hal yang bisa diterima untuk mengansumsikan
untuk memilih tetangga h dengan tujuan d) dan bahwa hubungan pertama pada persamaan (9)
pengurangan probabilitas Pnd’ yang lain. lebih penting daripada hubungan kedua. Jadi, nilai
Probabilitas Phd’ bertambah dengan penguatan c1 seharusnya dipilih lebih besar daripada nilai c2 .
dari r sebesar : nilai r dari persamaan (9) akhirnya
Phd ' ← Phd ' + r (1 − Phd ' ) (7)
ditransformasikan oleh rata-rata dari fungsi
squash s(x) yang didefinisikan oleh :
Probabilitas Pnd’ dari node tetangga lain n dengan 1
tujuan d diturunkan dengan penguatan negatif S ( x) = , x ∈ (0,1]a ∈ R +
a
sebesar : 1 + exp( )
Pnd ' ← Pnd ' − rPhd ' , ∇n ≠ h, n ∈ N k
(8)
x | Nk | (11)
Jadi, pada AntNet, setiap jalur yang ditemukan S (r )
oleh forward ants menerima penguatan positif r←
S (1) (12)
c. Nilai penguatan dari r yang digunakan pada
persamaan (7) dan (8) adalah tidak berdimensi Fungsi squash s(x) diperkenalkan pada algoritma
konstan (0,1] dan dihitung dengan AntNet sehingga nilai kecil dari r tidak
t bestd t sup − t bestd mempunyai efek yang berarti dalam memperbarui
r = c1 + c2 routing tables. Dalam kaitannya dengan fungsi
t k →d (t sup − t bestd ) + (t k →d − t bestd ) squash s(x), nilai yang kecil dari r diturunkan
(9) lebih jauh dan juga tidak memberikan kontribusi
pada persamaan (9), tk→d adalah nilai waktu dalam memperbarui routing tables.
tempuh terbaru dari pengamatan forward ants dari Paket data menggunakan routing table yang berbeda
node k menuju node d dan tbestd adalah waktu dari forward ants untuk menjelajah dari node asal ke node
tempuh terbaik yang dialami oleh forward ants tujuan. Nilai routing table untuk paket data diperoleh dari
untuk menjelajah menuju node tujuan d re-mapping masukan routing table yang digunakan oleh
berdasarkan observation window Wd. nilai dari tsup forward ants dengan power function g(v) dan
dihitung sebagai : menormalkan kembali masukkan ini.
σd g (v ) = v β , β > 1
t sup = µ d + (13)
1 − γ | Wmax | Power function g(v) menegaskan probabilitas yang
(10)
Dimana γ adalah confidence level. Persamaan (10) besar dan menurunkan yang lebih kecil, jadi menghindari
menunjukan batas atas dari confidence interval paket data untuk memilih jalur dengan probabilitas yang
untuk rata-rata μd. Hubungan pertama dalam sangat kecil. Paket data mempunyai time to live (TTL)
persamaan (9) mengevaluasi perbandingan antara tertentu; bila paket data tidak tiba pada tujuan di dalam
waktu tempuh saat ini dan pengamatan pada rentang waktu TTL, maka akan di-drop.
pergerakan obserbvation windows. Hubungan Waktu Ti→j untuk sebuah paket data atau paket ant
kedua adalah faktor koreksi dan indikasi sejauh (forward ant dan backward ant) untuk menjelajah dari
mana nilai tk→d dari tbestd pada hubunganya node i ke node j dikalkulasikan sebagai berikut :
dengan perluasan dari confidence interval. Nilai
d
a
r
i

c
1

d
a
n

c
2

i
n
d
i
k Gambar 3 Grafik throughput paket selama simulasi

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
27

q j + size Packet wireless. Fiber optik memiliki kapasitas bandwidth sebesar


Ti → j = + Di → j
Ci→ j 100 Mbps sedangkan wireless dengan kapasitas 54 Mbps
qj memiliki frekuensi 2.4 Ghz. Algoritma djikstra digunakan
= delayqueue dalam melakukan komputasi mencari jalur terpendek
Ci→ j
antara node sumber dan node tujuan. Pada AntNet, paket
size Packet
= delaytransmisi data akan menjelajah antar pasangan node menggunakan
Ci→ j probabilitas dari routing table. Hal ini memnungkinkan
(14)
Dimana qj adalah panjang low priority queue pada bahwa sejumlah jalur yang akan dipilih paket data akan
node i untuk jalur i→j , sizePacket adalah ukuran paket, Ci→j memilih mana yang jalur terpendek pertama, jalur
kapasitas yang bisa dipakai pada jalur antara node i dan j terpendek kedua dan seterusnya. Pada simulasi, node asal
lalu Di→j adalah delay propagasi dari jalur i→j. akan melakukan pengiriman paket data dengan besar paket
Diansumsikan bahwa paket langsung menuju keluaran data dan interval waktu dalam menghasilkan paket dengan
buffer dan keluaran buffer terdiri dari low priority queue berdasarkan nilai dari MSIA (Mean Session Inter Arrival
dan high priority queue untuk semua keluaran dari jalur. time). MSIA menunjukan waktu yang dibutuhkan untuk
Tapi delay queue pada persamaan (14) dan parameter ln melakukan satu sesi.
pada persamaan (5) masih dihitung menggunakan jumlah
paket yang menunggu di low priority queue untuk jalur Tabel 1 Berbagai macam parameter
khusus. Lebih jauh lagi, diperkirakan bahwa tiap node Nama(simbol) Nilai
Exploration probability (α) 0.001
dapat memindahkan satu paket dari high priority queue Exp mean coefficient (1/η) 0.15
dan low priority queue pada keluaran buffer (untuk semua Window size coefficient (C) 0.3
jalur keluaran) dengan waktu 0.01 milliseconds(ms). Time heigh (c ) 0.85
1
Asumsi ini membuat delay queue menjadi dapat diabaikan Time heigh (c ) 0.15
pada keseluruhan simulasi. 2
0.5
Zeta Confidence level(z=1/(1- γ) ) 1.72
IV. PEMODELAN SISTEM Rescaling power (β) 1.2
Squash function coefficient (a) 2.0
Kapasitas jalur 1 54 Mbps
Dari data yang diambil contoh dari perusahaan ISP di Kapasitas jalur 2 100 Mbps
Surabaya, akan disimulasikan topologi jaringannya dengan Delay propagasi 100 ms
menggunakan network simulator yang akan menghasilkan Periode simulasi (PS) 500 s
data statistik dan akan di-plot dengan menggunakan Periode training (PT) 50 s
MATLAB. Periode pengujian (PP) 450 s
Ukuran paket data 1 Mb
Interval pembuatan paket data 0.005
4.1. Parameter Simulasi Interval pembuatan paket semut Uniform
Simulasi dilakukan pada topologi jaringan yang (0.1, 0.2)
didapatkan dari salah satu perusahaan ISP di Surabaya MSIA 0.2,0.4,0.6, 0.8, 1,2,3,5,10
yang terdiri atas 20 node dan 30 jalur. Beban jalur meliputi Session size 25 Mb
Kapasitas buffer 1000 paket
delay propagasi dengan nilai tetap yaitu 100 ms. Kapasitas
bandwidth tiap jalur bergantung pada bahan dari media
transmisinya. Jaringan akan terdiri dari dua macam Pada implementasi algoritma AntNet, periode
kapasitas bandwidth pada jalurnya, fiber optik dan simulasi (PS) terdiri dari periode training (PT) dan periode

Gambar 4 Grafik waktu tunda paket selama simulasi

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
28

pengujian (PP). Selama PT, hanya paket dari semut yang 5. Backward ant akan melewati node-node yang dilewati
dijalankan, sedangkan PP akan menjalankan paket data dan oleh forward ants dengan arah berlawanan dengan
paket semut. PS ditentukan selama 500 s. PT ditentukan sekaligus melakukan pembaruan terhadap semua
selama 50 s. Tiap node menghasilkan paket dengan routing table dari node-node yang dilewatinya.
interval time 0.005 s. Jumlah total paket data yang dikirim 6. Pada saat periode pengujian, semut berjalan bersama-
bervariasi sesuai dengan nilai MSIA pada parameter. sama dengan paket data di dalam jaringan sehingga
Untuk beban traffic yang tinggi ditentukan nilai MSIA = akan mengetahui mengenai keadaan traffic secara
0.2, sedangkan untuk traffic yang rendah nilai MSIA langsung.
diatur sebesar 10. Tabel 1 menunjukan berbagai macam
parameter yang dipilih untuk simulasi ini.

Tabel 2 Hasil simulasi menggunakan algoritma Antnet dengan berbagai nilai MSIA

Paket Bit Persentase Waktu tunda


Paket Paket Packet Throughput
MSIA dalam terkirim terkirim paket di
dihasilkan terkirim loss (Mbps)
antrian (Mbps) (%) antrian(S)

0.2 1125000 240566 860284 23759 240566 21.384 6.776 536.978


0.4 562500 327436 224869 9778 327436 58.211 2.718 730.884
0.6 375000 285544 85671 3472 285544 76.145 1.391 637.375
0.8 281500 279122 1515 612 279122 99.155 0.322 623.040
1 225000 224604 0 287 224604 99.824 0.181 501.348
2 112500 112338 3 61 112338 99.856 0.112 250.754
3 75000 74950 1 12 74950 99.933 0.116 167.299
5 45000 45000 0 0 45000 100 0.123 100.446
10 22500 22500 0 0 22500 100 0.128 50.223

4.2. Perangkat Lunak


Perangkat lunak yang digunakan adalah sebagai V. HASIL SIMULASI DAN ANALISA DATA
berikut :
1. Network Simulator Omnet++ Pada Gambar 3 merupakan grafik yang
2. Microsoft Visual C++ ver. 6.0 menggambarkan perbandingan throughput paket data yang
3. MATLAB R2008B dihasilkan dari simulasi untuk tiap detik, sedangkan
Tampilan GUI ditampilkan dengan network simulator Gambar 4 adalah grafik perbandingan waktu tunda paket
dengan bahasa pemrograman tingkat tingginya NED, dari tiap router pada antriannya. Dari grafik didapatkan
sedangkan alur logika pemrograman mengenai kerja bahwa ketika MSIA = 10 dan MSIA = 5, adalah kondisi
AntNet menggunakan bahasa tingkat menengah C++. Hasil dimana beban traffic jaringan tidak padat, sehingga unjuk
dari simulasi dalam bentuk statistik mengenai kinerja kerja dari AntNet tidak begitu kelihatan bahkan jauh di
jaringan seperti waktu tunda, throughput, packet loss dll. bawah dijkstra, namun keika MSIA = 1, MSIA = 0.8,
Cara kerja keseluruhan sistem adalah sebagai berikut : MSIA = 0.6, MSIA = 0.4 dan MSIA = 0.2, AntNet
1. Pada awal simulasi, akan dilakukan inisialisasi, dimana menunjukan kemampuannya dengan mengungguli
tiap router akan mengirim hello packet ke tetangganya algoritma dijsktra. Antnet juga unggul dalam hal
untuk menandakan bahwa router tersebut aktif meminimumkan waktu tunda paket untuk berbagai macam
2. Router tetangga akan mengirimkan balasan dengan nilai dari MSIA karena kerjanya dapat dikatakan sama
mengirim hello packet reply kembali ke router dengan Dijkstra. Tabel 2 menunjukan unjuk kerja dari
pengirim. algoritma AntNet dengan berbagai macam MSIA.
3. Setelah proses pengiriman hello packet, pengiriman alasan penjelajahan jalur baru dalam mencapai titik
semut yaitu forward ants dilakukan dari node asal ke tujuannya. Dari hasil grafik ini didapatkan bahwa
node tujuan pada saat periode training algoritma AntNet cocok untuk topologi yang besar dan
4. Setelah forward ant sampai pada tujuan, semut dihapus dengan tingkat kepadatan traffic yang padat, namun tidak
dan menyerahkan semua informasi mengenai keadaan begitu cocok untuk tingkat kepadatan rendah.
traffic beserta node-node yang dikunjungi kepada
backward ant

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306
29

VI. KESIMPULAN [2] Comer, D. E. (2000). INTERNETWORKING with


TCP/IP PRINCIPLE, PROTOCOLS, AND
Dari hasil dalam penelitian ini, dapat diambil ARCHITECTURES. New jersey: Prentice hall.
beberapa kesimpulan sebagai berikut : [3] Dhillon, S. S., & Mieghem, P. V. (2006). Performance
1. AntNet menggunakan tabel probabilitas, yang Analysis of the AntNet Algorithm. Netherlands:
memungkinkan penyebaran yang lebih baik pada lalu- Elsevier.
lintas jaringannya dan menyediakan peningkatan [4] Donahoo, M. J., & Calvert, K. L. (2009). TCP/IP
mekanisme penjelajahan. Socket in C. Elsevier.
2. Hasil perkiraan dari node-node lokal tidak secara [5] Dorigo, M., & Stutzle, T. (2004). Ant Colony
langsung disebarkan pada node lain, yang membuat Optimization. Massachusets Institute Technology.
AntNet dapat bertahan dari perkiraan yang salah secara [6] Medhi, D., & Ramasamy, K. (2007). Network Roting
lokal. Problem : Algorithm, Protocols and Architecture.
3. Algoritma AntNet lebih cocok untuk jaringan dengan Elsevier.
topologi yang besar dengan tingkat kepadatan traffic [7] PT DUTAKOM WIBAWA PUTRA. MTCNA Mikrotik
yang tinggi RouterOS training. Surabaya: Spectrum..
[8] Raharjo, B. (2009). Pemrograman C++. Bandung:
DAFTAR PUSTAKA Informatika.
[9] Vargas, A., & Ltd, O. (2010). OMNET++ User
[1] Caro, G. D., & Dorigo, M. TWO ANT COLONY Manual. www.omnetpp.org.
ALGORITHM FOR BEST-EFFORT ROUTING IN [10] Vargas, A., & Ltd., O. (2010). OMNET++ Installation
DATAGRAM NETWORK. Brussels,Belgium. Guide. www.omnetpp.org.

JAVA Journal of Electrical and Electronics Engineering, Vol. 8, No.2, Okt . 2010, ISSN 1412-8306

Anda mungkin juga menyukai