Quality Assurance
Departement MANUAL QUALITY & FOOD SAFETY
Business Process Dept. Head Food Safety Team Leader Management Representative
Adi Sulistyo Andrew Tan Hadi Rebowo Ongkowidjojo
Doc No. :
Note of Change :
Tanggal
No. Isi Perubahan Revisi Tanggal Berlaku Dirubah Oleh Disetujui Oleh
Perubahan
Doc No. :
Indeks
Cover
Catatan Perubahan
Indeks
1. PENDAHULUAN
2. ISTILAH DAN DEFINISI
3. PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Visi Perusahaan
3.2 Misi Perusahaan
3.3 Kebijakan Mutu
3.4 Sasaran Mutu Keamanan Pangan
4. RUANG LINGKUP
4.1 Secara Geografi
4.2 Secara Proses
4.3 Kegiatan Jasa atau Outsource
4.4 Secara Kategori Produk
5. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
6. KLAUSUL
4. Konteks Organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteksnya
4.2 Memahami kebutuhan dan harapan pihak yang berkepentingan
4.3 Menentukan ruang lingkup sistem manajemen mutu
4.4 Sistem Manajemen keamanan pangan
5. Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan komitment
5.2 Kebijakan
5.2.1 Menetapkan Kebijakan Mutu
5.2.2 Mengkomunikasikan kebijakan mutu
5.3 Peran, tanggung jawab, dan wewenang organisasi
6. Planning
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
6.2 Tujuan dari sistem manajemen keamanan pangan dan perencanaan untuk mencapainya
6.3 Perubahan Planning
7. Support
7.1 Sumber daya
7.1.1 General
7.1.2 People
7.1.3 Infrastruktur
7.1.4 Lingkungan Kerja
7.1.5 Unsur yang dikembangkan secara eksternal dari sistem manajemen keamanan pangan
7.1.6 Kontrol proses, produk, atau layanan yang disediakan secara eksternal
7.2 Kompetensi
7.3 Awareness
7.4 Komunikasi
7.4.1 General
7.4.2 Komunikasi Eksternal
7.4.3 Komunikasi Internal
7.5 Documented Information
7.5.1 General
7.5.2 Pembuatan dan Perbaruan Document
7.5.3 Distribusi Dokomen
8. Operation
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
8.2 Prerequisite programs (PRPs)
8.3 Sistem Traceability
Doc No. :
1. PENDAHULUAN
PT. GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA berdiri sejak Juli 2013 dan mulai beroperasi pada bulan Mei
2014, yang berlokasi di Jl. Raya Serang km 68, kecamatan Cikande, Serang. Perusahaan ini merupakan sebuah
perusahaan pengolahan biji coklat (cocoa beans) dengan hasil produksinya adalah mentega coklat (cocoa butter),
coklat patahan (cocoa cake, 100% dark chocolate) dan bubuk coklat (cocoa powder).
Pihak Manajemen PT. Golden Harvest Cocoa Indonesia sangat peduli terhadap mutu produk yang dihasilkan. Oleh
karena itu, pihak manajemen ingin menerapkan sistem manajemen mutu dan keamanan pangan yang tercakup di
dalam persyaratan ISO:22000 & FSSC 22000. Hal ini sesuai dengan visi, misi dan kebijakan mutu dari perusahaan
yaitu menghasilkan produk yang bermutu, aman dan halal untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk mencapai
sasaran tersebut manajemen dan seluruh karyawan telah bertekad dan memiliki komitmen yang tinggi untuk
menjaga kualitas produk-produk PT. Golden Harvest Cocoa Indonesia.
Rujukan Normatif yang digunakan pada Penerapan Manual Sistem Manajemen Keamanan Pangan ini adalah sbb :
1. ISO 22000 : 2018 Food safety management system-Requirements for any organization in
the food chain
2. PP RI Nomor 69 Tahun 1999 Label dan Iklan Pangan
3. Pedoman BSN 1004-2002 Panduan Penyusunan Rencana Sistem Analisa Bahaya dan
Pengendalian Titik Kendali Kritis (TKK)
3. SNI 01-4852-1998 Sistem Analisa Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis (Hazard Analysis
Critical Control Point – HACCP) Serta Pedoman Penerapannya.
Doc No. :
Istilah dan definisi yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan yang digunakan di
dalam Pedoman Mutu dan Keamanan Pangan ini, sesuai dengan istilah dan definisi yang digunakan di dalam ISO
22000:2018.
1. Acceptable level
Tingkat bahaya keamanan pangan tidak boleh terlampaui dalam produk akhir yang ditentukan oleh
organisasi.
2. Kriteria tindakan
Spesifikasi terukur atau dapat diamati untuk pemantauan dari OPRP.
3. Audit
Proses sistematis, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara
objektif untuk menentukan tingkat pemenuhan kriteria audit
4. Kompetensi
Kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai hasil yang diinginkan
5. Kesesuaian
Pemenuhan suatu persyaratan
6. Kontaminasi
Pengenalan atau terjadinya kontaminan termasuk bahaya keamanan pangan dalam suatu produk atau lingkungan
pemrosesan
7. Perbaikan berkesinambungan
Aktivitas berulang untuk meningkatkan kinerja
8. Control measure
Tindakan atau kegiatan yang penting untuk mencegah bahaya keamanan pangan yang signifikan atau
menguranginya menjadi tingkat yang dapat diterima
9. Koreksi
Tindakan untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terdeteksi
14. Efektifitas
Sejauh mana kegiatan yang direncanakan direalisasikan dan hasil yang direncanakan tercapai
Doc No. :
17. Makanan
Zat (bahan), baik yang diproses, setengah diproses atau mentah, yang dimaksudkan untuk konsumsi,
dan termasuk minuman, permen karet dan zat apa pun yang telah digunakan dalam pembuatan,
persiapan atau perawatan "makanan" tetapi tidak termasuk kosmetik atau tembakau atau zat (bahan)
hanya digunakan sebagai obat
22. Lot
Jumlah tertentu dari suatu produk yang diproduksi dan / atau diproses dan / atau dikemas pada dasarnya di bawah
kondisi yang sama
24. Pengukuran
Kumpulan operasi untuk menentukan nilai suatu besaran
26. Ketidaksesuaian
Tidak dipenuhinya suatu persyaratan
Doc No. :
29. Organisasi
Orang atau sekelompok orang yang memiliki fungsinya sendiri dengan tanggung jawab, wewenang dan hubungan
untuk mencapai tujuannya
30. Outsourcing
Membuat pengaturan di mana organisasi eksternal melakukan bagian dari fungsi organisasi
atau proses
32. Kebijakan
Niat dan arah organisasi sebagaimana dinyatakan secara formal oleh manajemen puncaknya
34. Proses
Kumpulan kegiatan yang saling terkait atau berinteraksi yang mengubah input menjadi output
35. Produk
Hasil dari suatu proses
42. Validasi
Keamanan pangan dapat dibuktikan bahwa tindakan kontrol (atau kombinasi tindakan kontrol) mampu secara
efektif mengendalikan bahaya keamanan pangan yang signifikan
43. Verifikasi
Konfirmasi, melalui penyediaan bukti objektif, bahwa persyaratan yang ditentukan telah
terpenuhi
3. PROFIL PERUSAHAAN
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA adalah sebuah perusahaan pengolahan biji coklat (cocoa beans)
dengan hasil produksinya adalah mentega coklat (cocoa butter), coklat patahan (cocoa cake), Cocoa mass, dan bubuk
coklat (Cocoa powder)
"Menjadi salah satu produsen coklat terbesar didunia dengan mutu dan keamanan produk sesuai
dengan standar internasional dan regulasi serta spesifikasi konsumen"
1. Kami bertekad senantiasa berupaya agar keberadaan kami diperkuat dan ditingkatkan.
Kami menjamin keamanan dan kualitas dari produk kami telah memenuhi persyaratan
mutu pangan baik nasional maupun internasional.
2. Kami senantiasa meningkatkan efisiensi dengan menggali teknologi dan cara kerja terbaru.
Kompetensi karyawan akan kami tingkatkan selalu.
3. Kebutuhan, persyaratan dan harapan pelanggan harus kami ketahui, pelajari, penuhi dan
sedapat mungkin kami lampaui
4. Kami ada karena didukung oleh lingkungan dimana kami berada. Kami hidup dari dan
karen harus melayani pelanggannya. Kami dijalankan oleh dan karena harus
menyejahterakan karyawannya. Pemasok dan distributor adalah mitra usahanya. Kami
harus mampu membuat mereka merasa aman dan nyaman.
Untuk mendukung kebijakan perusahaan, manajemen membuat sasaran mutu dan keamanan pangan (SMKP)
ditingkat perusahaan dan setiap departemen/divisi. Sasaran mutu dan keamanan pangan (SMKP) tersebut harus
menjamin produk aman dan sesuai permintaan customer. Sasaran mutu dan keamanan pangan (SMKP) dapat
dilihat pada Departemen Manual (DM) yaitu manual yang dimiliki setiap departemen terkait dalam sistem
keamanan pangan.
Doc No. :
4. RUANG LINGKUP
Pedoman Mutu dan Keamanan Pangan PT. GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA ini mengacu pada standar ISO
22000 : 2018 dengan ruang lingkup penerapan yang meliputi antara lain :
Head Office :
Meta Epsi Building
Jl D.I Panjaitan Kav 2 Rawa Bunga,
Jatinegara, Jakarta Timur
DKI Jakarta 13350
Secara proses penerapan sistem mutu dan keamanan pangan ini diterapkan pada departemen/divisi terkait, yaitu :
1. Produksi
2. QC
3. Gudang
4. Engineering / Utility / Project
5. Procurement
6. Marketing & Sales
7. HSE
8. HRD
9. PPIC
10. GA, Civil Maintenance & Security (GCS)
11. Document Controller (DCR)
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA memiliki 4 kategori produk besar yaitu cocoa butter, cocoa cake,
cocoa mass, dan cocoa powder. Jumlah mesin yang terpasang saat ini adalah 10 line mesin produksi.
Doc No. :
Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Lampiran 1, ”Struktur Organisasi PT. GOLDEN HARVEST COCOA
INDONESIA”, yang terdapat pada Pedoman Mutu dan Keamanan Pangan ini.
Pimpinan puncak PT. GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang
untuk peran yang relevan yang ditugaskan, dikomunikasikan dan dipahami dalam organisasi.
Manajemen puncak menetapkan tanggung jawab dan wewenang untuk :
1. Memastikan bahwa implementasi sistem manajemen mutu dan keamanan pangan ISO 22000:2018 dan FSSC
22000 v.er. 5 sudah sesuai
2. Memastikan bahwa proses memberikan output yang diinginkan.
3. Melaporkan kinerja sistem manajemen mutu dan keamanan pangan serta peluangnya ke manajemen puncak .
Tugas, tanggung jawab dan hubungan antar bagian yang mengelola, melaksanakan dan memverifikasi pekerjaan yang
mempengaruhi mutu dan keamanan pangan ditetapkan di dalam jobdesc masing-masing bagian/ jabatan
6. KLAUSUL
4. Konteks Organisasi
4.1 Memahami organisasi dan konteksnya
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA dalam menentukan masalah internal dan eksternal yang relevan
dengan tujuan dan arah strategisnya, dan yang mempengaruhi kemampuan untuk mencapai hasil yang diharapkan
sistem manajemen kualitas, yaitu melalui analisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Treaths). Masalah
internal dan eksternal diidentifikasi melalui analisa SWOT dan dimonitoring dan direview oleh Management.
Analisa SWOT dilaksanakan setiap satu tahun sekali dan direview pada saat Meeting Manajemen Review.
Referensi Document :
- WI Identifikasi Isu-Isu Internal dan Eksternal (WI.GHCI.DCR.004)
- Form Analisa SWOT (F.GHCI.DCR.B.004.01)
" Produksi cocoa liquor, cocoa butter, cocoa cake & cocoa powder, pemrosesan dari biji kakao mulai dar
penerimaan bahan baku, penyimpanan, pembersihan, pengeringan, penampian, penyangraian, penggilingan,
mass, pengepresan, cocoa cake, cocoa butter, & cocoa powder kemudian pengepakan, dan deteksi logam
penyimpanan barang jadi. "
Secara proses penerapan sistem mutu dan keamanan pangan ini diterapkan pada departemen/divisi terkait, yaitu :
1. Produksi
2. QC
3. Gudang
4. Engineering / Project
5. Procurement
6. Marketing & Sales
7. HSE
8. HRD
9. PPIC
10. GA, Civil Maintenance & Security (GCS)
11. Document Control (Bispro)
Doc No.
5. Kepemimpinan
5.1 Kepemimpinan dan komitment
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA telah menunjukkan kepemimpinan dan komitmen dengan horma
sistem manajemen mutu melalui :
1. Mengambil akuntabilitas untuk efektivitas sistem manajemen mutu dengan peninjauan kualitas secara berkal
sistem manajemen melalui rapat peninjauan manajemen, peninjauan sasaran Kualitas dan penyediaan yang
diperlukan sumber daya.
2. Manajemen telah menetapkan kebijakan mutu dan sasaran mutu untuk sistem manajemen mutu dan
kompatibel dengan konteks dan arah strategis organisasi.
3. Manajemen telah menentukan proses organisasi dan terintegrasi dengan persyaratan sistem manajemen kuali
4. Prosedur yang ditetapkan untuk mempromosikan penggunaan pendekatan proses dan pemikiran berbasis risik
5. Memastikan bahwa sumber daya yang diperlukan untuk sistem manajemen mutu tersedia, direview secara be
melalui rapat tinjauan manajemen.
6. Mengkomunikasikan pentingnya manajemen kualitas yang efektif dan kesesuaian terhadap Quality Manajem
System.
7. Memastikan bahwa sistem manajemen mutu mencapai hasil yang diinginkan.
8. Melibatkan, mengarahkan, dan mendukung orang untuk berkontribusi pada efektivitas sistem manajemen mu
dengan memberikan pelatihan, melakukan program kesadaran.
9. Mempromosikan perbaikan secara terus menerus, peningkatan, yaitu dengan memperkenalkan skema saran d
melalusi sistem CMR (Change Management).
10. Mendukung peran manajemen lain yang relevan untuk menunjukkan kepemimpinan mereka sebagaimana be
untuk bidang dan tanggung jawab mereka.
5.2 Kebijakan
5.2.1 Menetapkan Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu dan Keamanan Pangan :
Dalam rangka menyusun, melaksanakan, memelihara dan meningkatkan Sistem Manajemen Mutu dan
Keamanan Pangan maka Manajemen Puncak menetapkan kebijakan Perusahaan sebagai berikut :
1. Menghasilkan produk yang berkualitas, aman dan bermutu.
2. Mengutamakan mutu pangan.
3. Memberikan kepuasan pelanggan.
Doc No.
6. Planning
6.1 Tindakan untuk mengatasi risiko dan peluang
6.1.1
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA membahas tentang masalah resiko dan peluang untuk :
1. Menjamin bahwa FSMS dapat mendapatkan target yang diinginkan / diharapkan.
2. Meningkatkan efek yang diinginkan.
3. Mencegah atau mengurangi efek yang tidak diinginkan.
4. Mencapai peningkatan / improvement.
6.1.2
1. Tindakan untuk mengatasi resiko dan peluang ini :
2. Bagaimana :
a. Mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan ke dalam proses sistem manajemen kualitasnya
b. Mengevaluasi dari tindakan-tindakan yang telah diambil.
6.1.3 Tindakan - tindakan yang diambil oleh PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA untuk mengata
dan peluang diambil secara proporsional yaitu dengan :
a. Dampaknya terhadap persyaratan keamanan pangan.
b. Kesesuaian produk dan service kepada pelanggan.
c. Persyaratan pihak yang berkepentingan dalam rantai makanan.
Pihak yang
Requirement Resiko dan Peluang Efektivitas tindak
berkepentingan
1. Spesifikasi komunikasi Gap Komunikasi, Komunikasi bisa by email
2. Kesepakatan pembayaran kesepakatan pembayaran kesepakatan pembayaran d
Eksternal provider dan waktu supply tidak supply tertulis dipenawara
3. Ketepatan waktu supply material
tertulis
1. Kualitas produk & service Reputasi perusahaan turun, Didefinisikan dalam inform
2. On time Delivery kerugian bisnis terdokumentasi seperti CO
Survey kepuasan pelangga
Customer 3. Respon terhadap komplain
pada saat manajemen revie
4. Saluran komunikasi yang tepat
Mematuhi undang-undang dan peraturan yang Konsumen tidak menerima Didefinisikan semua inform
Peraturan dan berlaku tentang food safety produk dari GHCI dan tersebut dalam sebuah dok
Perturan perundang- kerugian bisnis direview pada saat meeting
undangan manajemen
6.2 Tujuan dari sistem manajemen keamanan pangan dan perencanaan untuk mencapainya
6.2.1
Sasaran kemananan pangan yang terstruktur tertuang pada masing-masing sasaran departemen/ divisi ya
mengacu kepada kebijakan keamanan pangan yang tertuang dalam kebijakan perusahaan dan dilaksanak
dalam kegiatan operasional secara berkesinambungan dituangkan dalam standar target yang di review
pencapaiannya setiap bulan.
Keterpaduan system manajemen keamanan pangan akan tetap terpelihara dan, apabila perubahan yang
direncanakan pada system manajemen keamanan pangan akan implementasikan.
Doc No.
6.2.2 PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA mencapai target dalam pelaksanaan FSMS dengan :
a. Apa yang akan dilakukan ?
b. Sumber daya apa yang dibutuhkan?
c. Siapa yang bertanggung jawab ?
d. Kapan akan selesai?
e. Bagaimana hasilnya dievaluasi?
Sasaran mutu PT GHCI dituangkan dalam SMKP (Sasaran Mutu Keamanan Pangan) dimana setiap
departemen mempunyai target mutu sendiri-sendiri yang tertuang jelas didalam Manual Departemen.
7. Support
7.1 Sumber Daya
7.1.1 General
Perusahaan menempatkan sumber daya yang sesuai dengan kriteria untuk menerapkan dan memelihara
Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan dan, peningkatan efektifitas secara berkesinambungan
meningkatkan kepuasan customer.
Perusahaan, dalam upaya menentukan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan mengacu pada :
a. Sumber daya yang berhubungan dengan desain sistem dan kontrak kerja yang disepakati dengan piha
pelanggan (Customer).
b. Jenis pekerjaan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh personel yang akan melaksanakan pekerjaan
berhubungan dalam lingkup penerapan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan.
Perusahaan senantiasa memperhatikan dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan dalam melaksan
Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan untuk mencapai kepuasan customer.
Personel yang dipercaya dalam melaksanakan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan haruslah
personel yang berkompeten, berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalamannya. Gambara
kompetensi karyawan dalam perusahaan tertuang dalam penilaian kompetensi karyawan yang selalu
diperbaharui sesuai dengan perubahan kompetensi karyawan maupun peningkatan kompetensi yang
dibutuhkan. Proses rekrutmen karyawan dilakukan berdasarkan kualifikasi yang dibutuhkan, hal ini diat
dalam prosedur terdokumentasi. Penilaian terhadap kompetensi karyawan perusahaan dilakukan minim
setahun sekali. Proses penilaian dilakukan oleh atasan masing-masing dan diketahui oleh HRD.
Departemen HRD bertanggung jawab untuk menyediakan pelatihan/training yang dibutuhkan oleh kary
dan mensosialisasikan kepada seluruh kepala departemen/divisi akan pentingnya training /pelatihan gun
mengembangkan kemampuan/pengetahuan pada diri karyawan di departemen /divisi yang bersangkutan
Departemen HRD mengolah masukan/usulan dari semua departemen/divisi dan membuat “Program &
Pelaksanaan Training” no. Form F.GHCI.HRD.A.005.05. Departemen HRD kemudian membahas kemb
dengan departemen/divisi terkait untuk membuat jadwal pelatihan yang baku. Hal ini akan didiskusikan
dengan MR ataupun FSTL.
Doc No.
Khusus mengenai pelatihan eksternal, terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi karena terkait dengan
biaya. Penyelenggaraan pelatihan internal melibatkan departemen HRD dalam penyediaan sarana dan h
lain yang dibutuhkan. Pelatihan yang telah disusun dan ditetapkan, dilaksanakan sesuai jadwal.
Hasil pelaksanaan pelatihan dievaluasi bersama antara departemen HRD dengan kepala bagian dari
departemen/divisi terkait. Hasil evaluasi dicatat ke dalam “Form Evaluasi Pelatihan” no. Form
Hasil pelaksanaan pelatihan dievaluasi bersama antara departemen HRD dengan kepala bagian dari
departemen/divisi terkait. Hasil evaluasi dicatat ke dalam “Form Evaluasi Pelatihan” no. Form
F.GHCI.HRD.A.005.09. Departemen HRD bertanggung jawab memelihara berkas kualifikasi dan komp
karyawan dimana terdapat catatan riwayat pendidikan, pengalaman, keahlian dan pelatihan.
Khusus untuk karyawan baru, diwajibkan mengikuti orientasi sebelum mulai bekerja di PT. GOLDEN
HARVEST COCOA INDONESIA yang meliputi :
1. Pengenalan umum organisasi perusahaan.
2. Pengenalan umum lingkungan perusahaan dan fasilitasnya.
3. Peraturan & tata-tertib perusahaan.
4. Tugas & Tanggung Jawab (Job Desc)
5. HSE
6. GMP ( Personnel Hygiene )
7. HACCP & FSSC
Pelaksanaan orientasi dilakukan oleh departemen HRD berkerja sama dengan departemen/divisi terkait.
Penerimaan tenaga kerja outsource mengikuti aturan karyawan baru dengan tambahan kontrak pekerjaa
sesuai dengan waktu yang disepakati, dikendalikan berdasarkan sistem manajemen mutu dan keamanan
pangan, dievaluasi keefektifannya dan didokumentasikan. Tenaga kerja outsource yang ada di PT. GOL
HARVEST COCOA INDONESIA adalah Perbaikan/ perawatan peralatan (maintenance), pest control d
security.
7.1.3 Infrastruktur
Perusahaan melalui departemen GA, Civil & Security (GCS) dan departemen/divisi terkait engidentifik
menetapkan, menyediakan dan memelihara infrastruktur yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian da
keamanan pangan produk, termasuk di dalamnya :
a. Bangunan, ruang kerja dan sarana pendukungnya.
b. Peralatan pendukung.
c. Sarana pendukung lainnya.
Kegiatan pemeliharaan dan/atau perbaikan terhadap infrastruktur dilakukan untuk memastikan semua
infrastruktur berfungsi dengan baik dan diperiksa sesuai dengan jadwal pemeliharaannya. Catatan meng
jadwal pemeliharaan, checklist pelaksanaan, dan tindak lanjutannya, bilamana sesuai, harus disimpan. P
ini ada di dalam F.GHCI.GCS.B.003.02 “Checklist Pemeliharaan Infrastruktur“.
Guna memastikan ketersediaan prasarana/perangkat kerja maka IT staff memberikan pelayanan berupa
pengadaan, perawatan dan perbaikan komputer, printer dan hardware lainnya, serta pengadaan sistem /
program internal, dengan tujuan agar kelancaran pekerjaan organisasi berjalan secara efektif dan efisien
Perusahaan mengatur dan memelihara lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian pro
terhadap persyaratan mutu dan keamanan pangan. Hal yang dilakukan antara lain dengan menyediakan
(Personal Protective Equipment) yang diperlukan sesuai dengan jenis pekerjaan, menyediakan APAR (A
Pemadam Api Ringan/ Fire Extenquiser) dan lingkungan kerja yang aman. Setiap departemen/divisi terk
memastikan pengaturan dan pemeliharaan lingkungan kerja sesuai dengan ketentuan perusahaan, dan
bilamana mungkin sesuai dengan customer. SOP mengenai cara penanggulangan kebakaran pabrik adal
SOP.GHCI.HSE.001 “SOP Penanggulangan Kebakaran Pabrik”.
Doc No.
Perusahaan menjaga dan mengelola lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesuaian persyar
produk melalui pelaksanaan GMP (Good Manufacturing Practices), program kegiatan pengendalian ham
(Pest Control), program safety, penanganan limbah, dll.Guna memastikan gedung dan lingkungan kerja
dalam keadaan baik dan sesuai dengan persyaratan GMP (Good Manufacturing Practices), maka GA (G
Affair) melakukan perawatan gedung, baik gedung kantor maupun gedung tempat proses produksi, dan
lingkungan kerja secara periodik untuk kemudian dikonfirmasikan ke bagian terkait.
7.1.5 Unsur yang dikembangkan secara eksternal dari sistem manajemen keamanan pangan
Ketika suatu organisasi membangun, memelihara, memperbarui dan terus meningkatkan FSMS-nya den
menggunakan elemen-elemen FSMS yang dikembangkan secara eksternal, termasuk PRP, analisis baha
rencana pengendalian bahaya, organisasi harus memastikan bahwa elemen yang disediakan adalah:
a. Dikembangkan sesuai dengan persyaratan Manual Quality & Food Safety PT GHCI
b. Berlaku untuk proses dan produk
c. Secara khusus disesuaikan dengan proses dan produk organisasi oleh tim keamanan pangan
d. Diimplementasikan, dipelihara dan diperbarui sebagaimana disyaratkan
e. Disimpan sebagai informasi yang terdokumentasi.
7.1.6 Kontrol proses, produk, atau layanan yang disediakan secara eksternal
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA menentukan dan menerapkan kriteria untuk evaluasi,
seleksi, pemantauan kinerja, dan evaluasi ulang penyedia eksternal, berdasarkan pada kemampuan mere
untuk menyediakan proses atau produk dan layanan sesuai dengan persyaratan. Organisasi harus
mempertahankan informasi yang terdokumentasi dari kegiatan ini dan tindakan yang diperlukan yang ti
dari evaluasi.
Procurement PT GHCI memastikan bahwa produk yang dibeli dari sumber yang disetujui saja dan yang
sesuai dengan persyaratan pembelian yang ditentukan. Ini dilakukan sesuai alur proses bisnis untuk
Proses pembelian. Jenis dan kontrol yang dilakukan pada pemasok, berdasarkan pada efek dari produk y
dibeli pada proses / produk akhir, didefinisikan dalam daftar Pemasok yang disetujui.
Proses monitoring yang dilakukan oleh pihak procurement PT GHCI diantaranya :
a. Seleksi, Evaluasi dan approval supplier.
b. Evaluasi Supplier secara periodik
c. Approved Supplier List akan didokumentasikan dan dirawat oleh procurement
Referensi Doc :
1. SOP Pembelian Bahan Baku ( SOP.GHCI.PRC.004)
2. SOP Pembelian Bahan Pembantu, Sparepart, Chemical, dan General Supplies (SOP.GHCI.PRC.001
7.2 Kompetensi
Tim Keamanan Pangan PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA ditetapkan Manajemen menunjuk tim
keamanan pangan yang terdiri dari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan pengalaman untuk mengembangkan da
mengimplementasikan sistem manajemen keamanan pangansebagai berikut :
a. Berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang mikrobiologi,
b. Berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang proses produksi
c. Berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang kimia
d. Berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang dokumentasi
e. Berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang Teknik mesin dan Manufaktur
Catatan yang berkaitandengan pengetahuan dan pengalamanteam keamanan pangan akan selalu dipelihara.
Tim Keamanan Pangan (FSMS) PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA sesuai dengan kualifikasi di ata
tertuang dalam dokumen Tim Keamanan Pangan (FSMS).
Doc No.
7.3 Awareness
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA memastikan setiap personel yang bekerja dibawah organisasi pe
terhadap :
1. Kebijakan keamanan pangan
2. Tujuan FSMS yang relevan dengan tugas mereka
3. Kontribusi individu mereka terhadap efektivitas FSMS, termasuk manfaat yang ditingkatkan
kinerja keamanan pangan
4. Implikasi tidak sesuai dengan persyaratan FSMS
Dimana untuk meningkatkan adanya kepedulian terhadap FSMS dilakukan training-training yang berkaitan denga
lingkup pekerjaan setiap karyawan, dan juga evaluasi yang dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa set
karyawan bekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka.
7.4 Komunikasi
7.4.1 General
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA menentukan komunikasi internal dan eksternal yang re
ke sistem manajemen mutu, meliputi :
1. Tentang apa yang dikomunikasikan
2. Kapan berkomunikasi
3. Dengan siapa berkomunikasi
4. Bagaimana berkomunikasi
5. Siapa yang berkomunikasi
Komunikasi yang dilakukan oleh PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA meliputi informasi
mengenai aspek keamanan pangan produk yang dihasilkan yang relevan dengan organisasi / perusahaan
dalam rantai pangan. Hal ini diterapkan terutama pada bahaya keamanan pangan yang dikenal dan perlu
dikendalikan oleh organisasi lain dalam rantai pangan. Rekaman komunikasi yang telah dilakukan haru
disimpan.
Persyaratan keamanan pangan dari pihak yang berwenang dalam peraturan perundang-undangan dan
pelanggan disediakan dan dipelihara dengan baik.
Personil yang ditetapkan harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas untuk menyampaika
setiap informasi mengenai keamanan pangan kepada semua pihak.
Personil yang ditetapkan harus memiliki tanggung jawab dan wewenang yang jelas untuk menyampaika
setiap informasi mengenai keamanan pangan kepada semua pihak.
Informasi yang diperoleh secara external akan dimasukkan sebagai input untuk updating system dan
manajemen review.
Doc No.
Doc No.
Setiap departemen/divisi yang menerbitkan dan melakukan perubahan dokumen harus mengisi form
“Permintaan Pembuatan / Perubahan Dokumen” no.Form F.GHCI.DCR.A.001.01 dan mendapatkan
persetujuan dari Kabag. Departemen dan Kabag DCR. Sebagai bukti persetujuannya, akan Kabag.
Departemen dan Kabag DCR.membubuhkan tandatangan pada kolom “Menyetujui“. DCR kemudian
mencatatkan dokumen tersebut dalam lembar “Daftar Induk All Dokumen” F.GHCI.DCR.A.001.06. Re
atas dokumen ini diterbitkan dan didistribusikan setiap ada perubahan dan dicatat pada lembar “Daftar
Perubahan Dokumen” per setiap SOP dan diinput dalam “Daftar Induk All Dokumen”. DCR bertanggun
mencatatkan dokumen tersebut dalam lembar “Daftar Induk All Dokumen” F.GHCI.DCR.A.001.06. Re
atas dokumen ini diterbitkan dan didistribusikan setiap ada perubahan dan dicatat pada lembar “Daftar
Perubahan Dokumen” per setiap SOP dan diinput dalam “Daftar Induk All Dokumen”. DCR bertanggun
jawab untuk menyimpan dan memelihara dokumen orisinalnya / “MASTER”. Penggandaan dokumen h
boleh dilakukan oleh DCR. Dokumen yang digandakan diidentifikasi dengan stempel “CONTROLLED
COPY”.
DCR bertanggung jawab untuk menarik dokumen yang telah dinyatakan kadaluarsa dari lokasi dimana
dokumen digunakan. Pemusnahan dokumen dicatat pada “Berita Acara Pemusnahan Dokumen dan Cata
no. Form F.GHCI.DCR.A.001.03 berwenang untuk menyimpan orisinal dari dokumen yang dimusnahk
memberi identifikasi dengan stempel “OBSOLETE”.
8. Operation
8.1 Perencanaan dan pengendalian operasional
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA dalam mengimplementasi, kontrol, memelihara dan update prose
sesuai dengan persyaratan dari produk yang aman, dan dalam mengimplementasikan tindakan yang ditentukan :
a. Menetapkan kriteria untuk proses
b. Menerapkan kontrol terhadap proses sesuai dengan kriteria
c. Menjaga informasi yang terdokumentasi sejauh yang diperlukan untuk dapat ditunjukkan bahwa proses telah
dilakukan sesuai rencana
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA memastikan bahwa proses outsourcing dikendalikan sesuai deng
lampiran 4. Matrix of control of outsourced processes
Doc No.
8.2.2 PRP yang disahkan oleh Tim Keamanan pangan disusun sedemikian rupa sehingga :
a. Sesuai untuk organisasi dan konteksnya terkait keamanan pangan
b. Sesuai dengan ukuran dan jenis operasi dan sifat produk yang diproduksi dan / atau ditangani
c. Diimplementasikan di seluruh sistem produksi, baik sebagai program yang berlaku secara umum atau
sebagai program yang berlaku untuk produk atau proses tertentu
d. Disetujui oleh tim keamanan pangan
8.2.3 Dalam penyusunan PRP, Perusahaan mempertimbangkan dan menggunakan persyaratan undang-undang
regulasi, persyaratan pelanggan, prinsip Codex Alimentarius Commission, aturan-aturan praktek kerja (
of practices), standar-standar nasional dan internasional (ISO/TS 22002 series)
8.2.4 Pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan program-program PRP adalah sebagai berikut :
a. Konstruksi dan tata letak (lay-out) bangunan dan utility terkait
b. Tata letak lingkungan termasuk ruang kerja dan fasilitas karyawan,
c. Pasokan udara, air, energy, dan utilitas lain,
d. Pelayanan pendukung, termasuk pembuangan limbah, limbah cair, dan pest control
e. Kesesuaian peralatandan kemudahan pembersihan, pemeliharaan dan pemeliharaan pencegahan
(Preventive Maintenance),
f. Manajemen material yang dibeli (misalnya bahan baku, ingredients,bahan kimia, bahan pengemas),
pasokan (misalnya air, udara, uap dan es), pembuangan (misalnya limbah dan limbah cair) dan penanga
produk (misalnya penyimpanan dan transportasi),
g. Penerimaan bahan yang masuk, penyimpanan, pengiriman, transportasi dan penanganan produk
h. Tindakan pencegahan kontaminasi silang
i. Pembersihan dan Sanitasi
j. Hygiene Karyawan
k. Informasi produk / kesadaran konsumen
l. Aspek lain yang sesuai.
Verifikasi PRP dilakukan setiap satu bulan sekali. Verifikasi PRP dilanjutkan dalam hasil audit bulanan
departemen, dan harus di verifikasi dan dipelihara (Refer to SOP.GHCI.HSE.003, SOP GMP Patrol).
Catatan traceability harus dipelihara selama periode waktu yang ditetapkan untuk mengkaji system, sehingga prod
produk yang berpotensi tidak aman dapat ditangani dan terutama pada saat penarikan produk.
Catatan-catatan harus sesuai dengan undang-undang dan peraturan, serta persyaratan Konsumen. Untuk memastik
bahwa mampu telusur dapat berjalan dengan baik maka perlu diadakan simulasi/mock recall minimum dan tracea
setiap satu tahun sekali.
Doc No.
Untuk keperluan hal-hal tersebut diatas Perusahaan telah mengidentifikasi persyaratan keam
pangan sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Doc No.
Diagram alir dibuat mencakup seluruh tahapan proses sebagai dasar untuk
mengevaluasi kemungkinan timbulnya bahaya keamanan pangan di setiap tahapan
proses tersebut. Diagram alir dibuat dengan jelas, mudah dipahami, akurat dan de
Diagram alir dapat dilihat di ”Manual HACCP”, No HACCP.GHCI.001.
Verifikasi ulang dilakukan setiap ada perubahan pada proses atau setiap 1 tahun se
sebagai proses verifikasi. Hasil verifikasi disimpan sebagai bagian Dokumentasi
HACCP.
Tindakan pengendalian yang ada, parameter proses dan atau prosedur yang
mempengaruhi keamanan pangan diperlukan untuk melakukan analisis bahaya.
Deskripsi dari tahapan proses dan tindakan pengendalian akan diperbaharui meng
pada dokumen HACCP Plan.
8.5.2.2.2 Kegiatan yang di evaluasi termasuk semua produk semua proses dan PRP. Identifi
bahaya harus mencakup aspek berikut ini :
a. Bahan baku dan bahan pengemas : Spesifikasi control proses pada Supplier dll
b. Karakteristik produk-produk jadi, dan setengah jadi : Spesifikasi produk, dll
c. Penggunaan mesin dan peralatan seperti :
• Pengontrolan gelas dan kaca di area produksi.
• Pengontrolan Suhu & RH untuk area penyimpanan dan proses.
• Kalibrasi alat ukur
d. PRP termasuk aspek :
• Layout fasilitas, production lines instalasi dan peralatan,
• Lokasi ruangan, jalur, penyimpanan dan pemisahan RM, produk akh
ventilasi, dll
• Proses Produksi : Purchasing, Cleaning, dan Disinfeksi, Packaging,
Maintenance, Pest Control, Waste Management,
• Karyawan (pengaturan Visitor dan Service External, misal Mekanik
hygiene, pengetahuan hygiene makanan dan keamanan pangan, persy
untuk melaporkan penyakit dan infeksi, dll
8.5.2.2.3 Pertimbangan yang digunakan untuk penentuan critical limit adalah sebagai berik
a. Memastikan bahwa persyaratan hukum, peraturan, dan pelanggan yang berlaku
diidentifikasi;
b. mempertimbangkan tujuan penggunaan produk akhir
c. pertimbangkan informasi terkait lainnya
Justifikasi dan hasil penentuan akan dicatat, didokumentasikan dan dipelihara.
Doc No.
8.5.2.4.2 Selain itu, untuk setiap tindakan kontrol, pendekatan sistematis harus mencakup
penilaian kelayakan dari:
a. Menetapkan batas kritis terukur dan / atau kriteria tindakan terukur / dapat diam
b. Pemantauan untuk mendeteksi setiap kegagalan untuk tetap dalam batas kritis d
atau dapat diukur / diamati kriteria tindakan.
c. Menetapkan tindakan koreksi yang tepat untuk setiap kasus kegagalan
Jika kedua salah satu atau kedua elemen tersebut diatas terpenuhi, maka control measure harus dimodif
dan dikaji ulang. Modifikasi ini mencakup perubahan proses, bahan baku, teknologi manufacturing,
karakteristik produk jadi, metode distribusi dan intended use.
Doc No.
Untuk setiap OPRP, sistem pemantauan harus ditetapkan untuk tindakan kontrol atau kombin
mengontrol tindakan untuk mendeteksi kegagalan untuk memenuhi kriteria tindakan.
Sistem monitoring mencakup prosedur, instruksi kerja, catatan yang relevan yang meliputi :
a. Pengukuran atau pengamatan yang memberikan hasil dalam jangka waktu yang cukup
b. Alat monitoring / metode pemantauan yang digunakan
c. Metode kalibrasi yang berlaku untuk OPRP, metode yang setara untuk verifikasi yang and
pengukuran atau pengamatan.
d. Frekuensi monitoring,
e. Hasil monitoring
f. Tanggung jawab dan wewenang yang berkaitan dengan monitoring dan evaluasi hasil
monitoring.
Di setiap CCP, metode dan frekuensi pemantauan harus mampu mendeteksi kegagalan secar
waktu dan memastikan tetap dalam batas kritis, untuk memungkinkan isolasi dan evaluasi pr
yang tepat waktu.
Untuk setiap OPRP, metode dan frekuensi pemantauan harus proporsional dengan kemungki
kegagalan dan beratnya konsekuensi.
Cara melakukan proses monitoring ini dapat dengan pengamatan selama proses berlangsung
pengukuran / analisa dari sample yang diambil sesuai dengan SOP terkait. Sistem monitorin
hasil pengukuran / analisa, dan hasil kalibrasi alat ukur yang digunakan untuk monitoring ha
terdokumentasi.
Doc No.
8.6 Pemutakhiran Informasi Awal dan Dokumen yang Dispesifikasikan PRP dan Rencana HACCP
Pemutakhiran informasi pendahuluan dan dokumen PRP dan HACCP Plan mencakup informasi berikut ini :
a. Karakteristik raw materials, ingredient dan material contak produk
b. Karakteristik produk akhir
c. Tujuan penggunaan
d. Diagram alir dan deskripsi proses dan lingkungan proses.
HACCP Plan dan semua prosedur dan instruksi yang dicantumkan dalam PRP akan disesuaikan / di update.
Doc No.
8.9.2.2 Produk-produk yang di produksi dibawah kondisi yang mana batas kritis terlampaui adalah
produk yang berpotensi aman dan harus ditangani sesuai klausul (8.9.4)
Doc No.
8.9.2.3
Produk-produk yang diproduksi di bawah kondisi dimana OPRP tidak sesuai, harus di evalu
8.9.2.4 terkait dengan penyebab ketidaksesuaian dan konsekuensi keamanan pangan. Bila diperluka
ditangani sesuai dengan klausul (8.9.4). Evaluasi yang telah dilakukan harus dicatat.
Produk-produk yang diproduksi di bawah kondisi dimana OPRP tidak sesuai, harus di evalu
terkait dengan penyebab ketidaksesuaian dan konsekuensi keamanan pangan. Bila diperluka
ditangani sesuai dengan klausul (8.9.4). Evaluasi yang telah dilakukan harus dicatat.
Referensi dokumen :
1.SOP penanganan produk tidak Sesuai (SOP.GHCI.QMT.008)
2.SOP Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (SOP.GHCI.QMT.004)
Referensi dokumen :
1.SOP penanganan produk tidak Sesuai (SOP.GHCI.QMT.008)
2.SOP Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (SOP.GHCI.QMT.004)
Produk yang telah diidentifikasi berpotensi tidak aman dikendalikan oleh PT GHCI melalui
FSMS sampai dievaluasi dan telah ditentukan disposisinya.
Apabila produk telah meninggalkan kendali organisasi kemudian dianggap tidak aman, mak
team FSMS akan memberitahu pihak terkait yang berkepentingan dan melakukan penarikan
penarikan (lihat klausul 8.9.5).
Penanganan produk yang tidak sesuai dicatat dan didokumentasikan dan juga dirawat oleh te
FSMS.
Referensi dokumen :
1. SOP Mampu Telusur (SOP.GHCI.QMT.009)
2. SOP Penarikan Produk (Recall) (SOP.GHCI.QMT.010)
Doc No.
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA Doc Level
Rev
Quality Assurance Effective date
Departement MANUAL QUALITY & FOOD SAFETY Page
Referensi dokumen :
SOP.GHCI.QMT.001 (SOP Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Bahan Baku)
SOP.GHCI.QMT.002 (SOP Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Bahan Pembantu)
SOP.GHCI.QMT.003 (SOP Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Proses dan Barang Jadi)
SOP.GHCI.QMT.008 (SOP Penanganan Produk Tidak Sesuai)
a. Melakukan proses ulang atau proses lanjutan di dalam atau di luar organisasi untuk mema
bahwa bahaya keamanan pangan dihilangkan atau direduksi hingga tingkat yang dapat diteri
b. dialihkan untuk penggunaan lain selama keamanan pangan dalam rantai makanan tidak
terpengaruh.
c. Menghancurkan dan/ atau membuangnya sebagai limbah.
Referensi dokumen :
WI Pengelolaan waste (WI.GHCI.GDG.015)
Doc No.
Produk yang ditarik harus diamakan atau diawasi sampai produk tersebut dimusnahkan, digunakan untu
maksud yang sama, atau diproses ulang dengan cara yang memastikan produk aman.
Kasus terjadinya produk recall atau penarikan produk harus dilaporkan pada top manajemen sebagai inp
pada saat meeting tinjauan manajemen.
Referensi dokumen :
1. SOP Mampu Telusur (SOP.GHCI.QMT.009)
2. SOP Penarikan Produk (Recall) (SOP.GHCI.QMT.010)
3. SOP Tinjauan Manajemen (SOP.GHCI.DCR.002)
9. Evaluasi Kinerja
9.1 Pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi
9.1.1 General
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA mengevaluasi kinerja dan juga keefektifan quality
manajemen system.
PT GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA mendokumentasikan dan juga memelihara hasil evalua
sebagai bukti.
Tujuan : Untuk menetapkan proses pengukuran manajemen mutu dan pemantauan sesuai
hasil yang direncanakan pencapaiannya dan juga menetapkan proses untuk mengidentifikasi
situasi yang tidak sesuai dan selanjutnya tindakan korektif & preventif harus diambil.
Incharge QA berkonsultasi dengan semua kepala proses produksi, rencanakan dan pelaksanaan
pemantauan, pengukuran, analisis, dan proses perbaikan diperlukan.
Didalam penentuan pemantauan, pengukuran dan evaluasi PT GHCI :
a. Apa yang dibutuhkan untuk monitoring dan pengukuran.
b. Metode yang digunakan untuk pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi, sebagaimana berlaku,
memastikan hasil valid.
c. Kapan monitoring dan pengukuran dilaksanakan
d. Kapan hasil dari pemantauan dan pengukuran harus dianalisis dan dievaluasi
e. Siapa yang akan menganalisa dan mengevaluasi dari hasil pemantauan dan pengukuran.
Hasil analisis akan dilaporkan kepada manajemen dan digunakan sebagai input manajemen review dan
updating system manajemen keamanan pangan.
Doc No.
9.2.2 Prosedur pelaksanaan Audit Internal diatur dalam prosedur Audit Sistem Manajemen Keamanan Pangan
mengacu pada Prosedur Audit Internal (SOP.GHCI.QMT.006).
Audit mutu dan keamanan pangan internal dilakukan sebagai berikut :
1. Koordinator Audit menyusun program dan jadwal audit.
2. Koordinator Audit menentukan team auditor. Penentuan auditor berdasarkan kompetensi dan kemand
auditor atas aktivitas yang diaudit.
3. Auditor melakukan audit sesuai program.
4. Hasil audit dinyatakan dalam lembar “Laporan Hasil Audit Internal” setelah mendapat persetujuan da
bagian yang diaudit.
5. Bagian yang diaudit berkewajiban untuk menentukan dan melakukan tindakan perbaikan dan penceg
untuk menjawab permohonan tersebut.
6. Auditor melakukan verifikasi atas tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan.
7. Hasil audit menjadi agenda dalam rapat tinjauan manajemen.
Untuk memastikan kegiatan Manajemen Review dilaksanakan secara efektif untuk melihat pencapaian
system manajemen mutu serta kemungkinan dilakukan tindakan perbaikan berkesinambungan, maka wa
manajemen berdasarkan persetujuan manajemen puncak menjadwalkan rapat kaji ulang manajemen
dilakukan 1 tahun sekali atau sesuai kebutuhan dalam menjamin kelangsungan, kesesuaian dan keefekti
jalannya system manajemen mutu.
Doc No.
Referensi dokumen :
SOP Tinjauan Manajemen (SOP.GHCI.DCR.002)
10. Improvement
10.1 Ketidaksesuaian dan tindakan koreksi
Ketika ketidaksesuaian muncul yang dilakukan oleh PT GHCI adalah sebagai berikut :
Semua ketidaksesuaian yang berkaitan dengan produk, proses dan sistem kualitas diselidiki & hasilnya
direkam / didokumentasikan. Saat investigasi penyebab ketidaksesuaian & memutuskan tindakan korektif, tim FS
mengidentifikasi produk / situasi lain di mana ketidaksesuaian yang sama atau serupa dapat terjadi. Tindakan kore
untuk produk dan proses yang tidak sesuai, terdeteksi dalam organisasi tercatat; dianalisis, ditinjau dan tindakan y
diperlukan diambil. Ini akan menjadi tanggung jawab team FSMS daan (masing-masing proses produksi bertangg
jawab) tindakan korektif dan preventif. Tindakan tersebut diterapkan dan efektivitasnya dipantau.
Referensi dokumen :
1.SOP penanganan produk tidak Sesuai (SOP.GHCI.QMT.008)
2.SOP Tindakan Perbaikan dan Pencegahan (SOP.GHCI.QMT.004)
Referensi dokumen :
SOP Tinjauan Manajemen (SOP.GHCI.DCR.002)
Kegiatan system updating dicatat dan dilaporkan, dengan cara yang benar , sebagai input pada Management Revi
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
et pengguna ditentukan dan dideskripsikan dalam
haya. Rencana Penggunaan dan Target Pengguna dapat
HCI.001.
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
: Level 1
:1-0
:
:
1. Pembelian
2. Produksi
Spesifikasi/standar, e-mail,
1 Produk atau produk baru 3. QC R&D
surat
4. PPIC
5. Ketua Tim Keamanan Pangan
1. Pembelian
2. Produksi
1. R & D Spesifikasi/standar, Order,
2 Bahan baku, ingredient 3. QC
2. QC/QA e-mail, surat
4. PPIC
5. Ketua Tim Keamanan Pangan
1. R & D
Sistem Produksi dan 2. QC/QA Spesifikasi/standar, Email,
3 Produksi
Peralatan 3. Ketua Tim Keamanan Pangan Surat, Laporan Rapat
4. Engineering
Pengetahuan yang
1. Ketua Tim
berkenaan dengan bahaya Catatan Pelatihan, Email,
9 semua departemen terkait Keamanan Pangan
keamanan pangan dan Surat, Laporan rapat
2. QC/QA
tingkat pengendalian
Persyaratan pelanggan, 1. Ketua Tim
Spesifikasi / standar, Email,
10 sektor dan lainnya yang semua departemen terkait Keamanan Pangan
Surat, Laporan rapat
menjadi sasaran organisasi 2. Marketing
KOMUNIKASI INTERNAL
Frequency
(When)
setiap hari
Setiap hari
setiap hari
minimal sekali
dalam setahun
-
-
-
PT. GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA
Frequency
(When)
-
PT. GOLDEN HARVEST COCOA INDONESIA
- Contract
Pest Control Services PT Orcid Mantis Indonesia - Monitoring Report Bispro
- Performance evaluation
- Contract
- Monitoring Report
Security Services PT Garuda Prima Security GCS
- Performance evaluation
- Daily times records