Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH TEKNOLOGI BAHAN

Struktur Komposit Beton

Disusun Oleh :

NURIKA ANDANA PUTRI 3335190078

PROGRAM STUDI S1 ALIH JENJANG TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

CILEGON

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sejak dari dulu telah berusaha untuk manciptakan berbagai produk yang terdiri
dari gabungan lebih dari satu bahan untuk menghasilkan suatu bahan yang lebih kuat,
contohnya penggunaan jerami pendek untuk menguatkan batu bata di Mesir, panah orang
Mongolia yang menggabungkan kayu, otot binatang, sutera, dan pedang samurai Jepang yang
terdiri dari banyak lapisan oksida besi yang berat dan liat.
Kebanyakan teknologi modern memerlukan bahan dengan kombinasi sifat-sifat yang
luar biasa yang tidak boleh dicapai oleh bahan-bahan lazim seperti logam besi, keramik, dan
bahan polimer. Kenyataan ini adalah benar bagi bahan yang diperlukan untuk penggunaan
dalam bidang angkasa lepas, perumahan, perkapalan, kendaraan dan industri pengangkutan.
Karena bidang-bidang tersebut membutuhkan density yang rendah, flexural, dan tensile yang
tinggi, viskosity yang baik dan hentaman yang baik. Terminologi komposit memunculkan
beberapa permasalahan, satunya ialah komposit. Komposit selalu dibentuk untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan terhadap korosi, sifat-sifat listrik, atau sekedar
penampilannya. Menurut definisinya, komposit adalah struktur yang di buat dari bahan-bahan
yang berbeda-beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya.
Perkembangan dibidang teknologi dan sciences belakangan ini mendorong material
komposit banyak digunakan pada berbagai macam aplikasi produk. Secara global material
komposit dikembangkan untuk menggantikan material logam yang banyak digunakan sebelum
berkembangnya material komposit sebagai pembuat komponen-komponen.
Struktur komposit (Composite) merupakan struktur yang terdiri dari dua
material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga
menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Umumnya srtuktur komposit berupa :
1. Kolom baja terbungkus beton / balok baja terbungkus beton (Gambar 1.a/d).
2. Kolom baja berisi beton/tiang pancang (Gambar 1.b/c).
3. Balok baja yang menahan slab beton (Gambar 1.e).
(a) (b) (c)

(d) (e)
Gambar 1. Macam-macam Struktur Komposit

Perencanaan komposit mengasumsi bahwa baja dan beton bekerja sama dalam memikul
beban yang bekerja, sehingga akan menghasilkan desain profil/elemen yang lebih ekonomis.
Disamping itu struktur komposit juga mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah
lebih kuat (stronger) dan lebih kaku (stiffer) dari pada struktur non-komposit.

B. TUJUAN
Adapun tujuan beton komposit adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bahan-bahan penyusun komposit.
2. Mengetahui cara persiapan partikel penguat komposit.
3. Mengetahui cara pembuatan komposit bermatrik polimer
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Beton
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. Dalam pengertian umum
beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat
semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun
perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang
khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Kebaikan dan keburukan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah sebagai
berikut :
 Kebaikan Beton
1. Harganya relatif murah karena menggunakan bahan lokal.
2. Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap
pengkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan.
3. Adukan beton mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk dan ukuran sesuai
keinginan.
4. Kuat tekan beton jika dikombinasikan dengan baja akan mampu memikul beban
yang berat.
5. Adukan beton dapat disemprotkan di permukaan beton lama yang retak maupun
diisikan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan. Selain itu dapat pula
dipompakan ke tempat yang posisinya sulit.
6. Biaya perawatan yang cukup rendah karena termasuk tahan aus dan tahan
kebakaran.

 Kekurangan Beton
1. Beton memiliki kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak. Oleh karena itu
perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).
2. Adukan beton menyusut saat pengeringan sehingga perlu dibuat dilatasi
(expansion joint) untuk stuktur yang panjang untuk memberi tempat bagi susut
pengerasan dan pengembangan beton.
3. Beton keras (beton) mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu,
sehingga perlu dibuat dilatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat
perubahan suhu.
4. Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki
air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusak beton.
5. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan di detail secara
seksama agar setelah dikomposisikan dengan baja tulangan menjadi bersifat
daktail, terutama pada struktur tahan gempa.

B. Sifat-Sifat Beton
Untuk keperluan perancangan dan pelaksanaan struktur beton, maka pengetahuan tentang
sifat-sifat adukan beton maupun sifat-sifat beton yang telah mengeras perlu diketahui. Sifat-
sifat tersebut antara lain :
1. Kuat Hancur
Beton dapat mencapai kuat hancur sampai 80 N/mm2 (12.000 lb/in2), atau lebih
tergantung pada perbandingan air-semen serta tingkat pemadatannya. Kuat hancur
dari beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor, selain oleh perbandingan air-semen
dan tingkat pemadatannya. Faktor-faktor penting lainnya yaitu :
a. Jenis semen dan kualitasnya, mempengaruhi kekuatan rata-rata dan kuat
batas beton.
b. Jenis dan lekak-lekuk bidang permukaan agregat. Kenyataan
menunjukan bahwa penggunaan agregat akan menghasilkan beton,
dengan kuat desak maupun tarik yang lebih besar dari penggunaan krikil
halus dari sungai.
c. Effisiensi dari perawatan (curing). Kehilangan kekuatan sampai 40%
dapat terjadi bila pengeringan diadakan sebelum waktunya. Perawatan
adalah hal yang sangat penting oada pekerjaan lapangan dan pembuatan
benda uji.
d. Suhu , Pada umumnya kecepatan pengerasan beton bertambah dengan
bertambahnya suhu. Pada titik beku kuat hancur beton akan tetap rendah
untuk waktu yang lama.
e. Umur. Pada keadaan yang normal kekuatan beton akan bertambah
dengan umurnya. Kecepatan bertambahnya kekuatan tergantung pada
jenis semen.
f. Durability (Keawetan) Merupakan kemampuan beton untuk bertahan
seperti kondisi yang direncanakan tanpa terjadi korosi dalam jangka
waktu yang direncanakan. Dalam hal ini perlu pembatasan nialii faktor
air semen maksimum maupun pembatasan dosis semen minimum yang
digunakan sesuai dengan kondisi lingkungan.

2. Kuat Tarik
Kuat tarik beton berkisar seper-delapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih
muda, dan berkisar seper-sepuluh sesudahnya.biasanya tidak diperhitungkan di dalam
perencanaan beton. Kuat tarik merupakan bagian penting di dalam menahan retak-
retak akibat perubahan kadar air dan suhu. Pengujian kuat tarik diadakan untuk
pembuatan beton konstruksi jalan raya dan lapangan terbang.

3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas beton adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan
regangan beton biasanya ditentukan pada 25-50% dari kuat tekan beton.

4. Rangkak (Creep)
Merupakan salah satu sifat beton dimana beton mengalami deformasi terus-menerus
menurut waktu dibawah beban yang dipikul.

5. Susut (Shrinkage)
Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengnan pembebanan.

6. Kelecakan (Workability)
Workability adalah sifat-sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh
kemudahan dalam pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan, dan
finishing. Atau workability adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan kompaksi penuh.

C. Pengertian Komposit
Menurut definisi, komposit adalah struktur yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda-
beda, ciri-cirinya pun tetap terbawa setelah komponen terbentuk sepenuhnya. Komposit adalah
suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material sehingga dihasilkan
material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristik yang berbeda dari material
pembentuknya.
Komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda, serta
mengikuti situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan
merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definisi komposit. Walaupun
demikian definisi ini terlalu umum, karena komposit ini merangkumi semua bahan termasuk
plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik, kopolimer, plastik berpengisi atau
apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang baru.
Komposit memiliki sifat mekanik yang lebih bagus dari logam, kekakuan jenis
(modulus Young/density) dan kekuatan jenisnya lebih tinggi dari logam. Beberapa lamina
komposit dapat ditumpuk dengan arah orientasi serat yang berbeda, gabungan lamina ini
disebut sebagai laminat.
Komposit dibentuk dari dua jenis material yang berbeda, yaitu:
1. Penguat(reinforcement), yang mempunyai sifat kurang elastis tetapi leb serta lebih kuat.
2. Matriks, umumnya lebih elastis tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih
rendah.

Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakannya, yaitu
:
1. Fibrous Composites (Komposit Serat). Merupakan jenis komposit yang hanya terdiri
dari satu lapisan yang menggunakan penguat berupa serat (fiber). Serat (fiber) yang
digunakan bisa berupa glass fibers, carbon fibers, aramid fibers(poly aramide), dan
sebagainya.
2. Laminated Composites (Komposit Laminat). Merupakan jenis komposit yang terdiri
dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya memiliki
karakteristik sifat sendiri.
3. Particulalate Composites (Komposit Partikel). Merupakan komposit yang
menggunakan partikel atau serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara
merata dalam matriksnya.

Sehingga komposit dapat disimpulkan adalah sebagai dua macam atau lebih material yang
digabungkan atau dikombinasikan dalam sekala makroskopis (dapat terlihat langsung oleh
mata) sehingga menjadi material baru yang lebih berguna.
Komposit terdiri dari 2 bagian utama yaitu :
1. Matriks, berfungsi untuk perekat atau pengikat dan pelindung filler (pengisi) dari
kerusakan eksternal.
2. Filler (pengisi), berfungsi sebagai Penguat dari matriks
D. Sistem Struktur Beton
Sistem Struktur komposit terbentuk dengan adanya interaksi antara komponen-
kornponen struktur baja dan beton yang masing-masing karakteristik dasar materialnya
dimanfaatkan secara optimal.
Karakteristik-karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur baja adalah:
- kekuatan yang tinggi
- modulus elastisitas yang tinggi
- daktilitas yang tinggiatan komposit bermatrik polimer

Karakteristik-karakteristik penting yang dimiliki oleh struktur beton adalah:


- sifat ketahanan yang baik terhadap api
- mudah dibentuk
- rnurah

Elemen-elemen struktur komposit:


- Kolom komposit
- Balok komposit
- Pelat komposit

Prinsip-prinsip dasar perencanaan:


- Distribusi tegangan plastik pad a daerah momen positif balok
- Distribusi tegangan plastik pada daerah momen negatif balok
- Distribusi tegangan elastik ~ distribusi linear

E. Perencanaan Balok Komposit


Ada dua tipe balok komposit, yaitu:
1. Balok komposit dengan penghubung geser
2. Balok baja yang diberi selubung beton
Aksi komposit terbentuk dengan adanya transfer geser antara pelat beton dan balok
baja yang dapat terjadi melalui:
a. Mekanisme interlocking antara penghubung geser mekanis dan pelat beton.
b. Mekanisme lekatan dan friksi disepanjang pennukaan atas profil baja yang terkekang
didalam beton dan mekanisme tahanan geser pada bidang antara pelat beton dan
selubung beton disekitar profil baja.

5. Bahan Komposit Partikel


Dalam struktur komposit, bahan komposit partikel tersusun dari partikel–partikel yang
disebut bahan komposit partikel (particulate composite). Bahan komposit partikel umunya
digunakan sebagai pengisi dan penguat bahan komposit keramik (ceramic matrik composites).
Bahan komposit partikel lebih lemah dibanding bahan komposit serat. Bahan komposit partikel
mempunyai keunggulan ketahanan terhadap kekurangan air, tidak muda retak dan mempunyai
daya pengikat dengan matrik yang baik.

6. Bahan Komposit Serat


Bahan komposit serat terdiri dari serat–serta yang terikat oleh matrik yang saling
berhubungan. Bahan komposit serat ini terdiri dari dua macam, yaitu serat panjang (continous
fiber) dan serat pendek (short fiber dan whisker). Penggunaan bahan komposit serat sangat
efesien dalam menerima beban dan gaya. Karena itu bahan komposit serat sangat kuat dan kaku
bila dibebani searah serat, sebaliknya sangat lemah bila dibebani dalam arah tegak lurus serat.
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk
lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini mempunyai
kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan antar lapisan
dipengaruhi oleh matriknya.

7. Bahan - bahan Pembentuk Komposit


Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu erosil,
pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishingantara lain : aseton,
PVA, mirror, cobalt, dempul dan lain sebagainya (Luthfi, 2012).

8. Karakteristik Material Komposit


1. Sifat – sifat Material Komposit
Dalam pembuatan sebuah material komposit, suatu pengkombinasian optimum
dari sifat-sifat bahan penyusunnya untuk mendapatkan sifat-sifat tunggal sangat
diharapkan. Beberapa material komposit polymer diperkuat serbuk yang memiliki
kombinasi sifat-sifat yang ringan, kaku, kuat dan mempunyai nilai kekerasan yang
cukup tinggi. Disamping itu juga sifat dari material komposit dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu material yang digunakan sebagai bentuk komponen dalam
komposit, bentuk geometri dari unsur-unsur pokok dan akibat struktur dari sistem
komposit, cara dimana bentuk satu mempengaruhi bentuk lainnya
Menurut Agarwal dan Broutman, yaitu menyatakan bahwa bahan komposit
mmpunyai ciri-ciri yang berbeda dan komposisi untuk menghasilkan suatu bahan yang
mempunyai sifat dan cirri tertentu yang berbeda dari sifat dan ciri konstituen asalnya.
Disamping itu konstituen asal masi kekal dan dihubungkan melalui suatu antara muka.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari
fasa yang tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalu terdiri dari serat atau
bahan pengukuh, manakalah yang berterusannya terdiri dari matriks.

2. Jenis – jenis Material Komposit


a. Material Komposit Serat
Material komposit serat yaitu komposit yang terdiri dari serat dan bahan
dasar yang diproduksi secara fabrikasi, misalnya serat + resin sebagai bahan
perekat, sebagai contoh adalah FRP (Fiber Reinforce Plastic) plastik diperkuat
dengan serat dan banyak digunakan, yang sering disebut fiber glass.
b. Komposit Lapis (Laminated Composite)
Komposit lapis yaitu komposit yang terdiri dari lapisan dan bahan penguat,
contohnya polywood, laminated glass yang sering digunakan sebagai bahan
bangunan dan kelengkapannya.
c. Komposit Partikel (Particulate Composite)
Komposit partikel yaitu komposit yang terdiri dari partikel dan bahan
penguat seperti butiran (batu dan pasir) yang diperkuat dengan semen yang sering
kita jumpai sebagai betin.

3. Kelebihan Material Komposit


Material komposit mempunyai beberapa kelebihan berbanding dengan bahan
konvensional seperti logam. Kelebihan tersebut pada umumnya dapat dilihat dari
beberapa sudut yang penting seperti sifat-sifat mekanikal dan fisikal dan biaya.
Bahan komposit partikel merupakan jenis dari bahan komposit dimana bahan
penguatnya adalah terdiri dari partikel-partikel. Secara definisi partikel itu sendiri
adalah bukan serat, sebab partikel itu tidak mempunyai ukuran panjang. Sedangkan
pada bahan komposit ukuran dari bahan penguat menentukan kemampuan bahan
komposit menahan gaya dari luar.
Dimana semakin panjang ukuran serat maka semakin kuat bahan menahan
beban dari luar, begitu juga dengan sebaliknya. Bahan komposit partikel pada
umumnya lemah dan fracture-toughness-nya lebih rendah dibandingkan dengan serat
panjang, namun disisi lain bahan ini mempunyai keunggulan dalam ketahanan terhadap
aus.
Pada bahan komposit keramik (Ceramix Matrix Composite), partikel ini
umumnya digunakan sebagai pengisi dan penguat, sedangkan keramik digunakan
sebagai matrik. Dengan menggunakan mekanisme penguatan tertentu partikel ini
berguna untuk mencegah perambatan retak, sehingga fracture-toughness-nya baik.
Partikel-partikel dari bahan logam yang keras
seperti tungsten, chorium dan molybdenum juga biasa dicampur dengan logam lunak
seperti aluminium, tembaga atau perak yang berfungsi sebagai matrik.

4. Kegunaan Material Komposit


Penggunaan material komposit sangat luas, yaitu untuk :
a. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter,
Komponen satelit.
b. Kesehatan = Kaki palsu, Sambungan sendi pada pinggang
c. Marine atau Kelautan = Kapal layar, Kayak
d. Industri Pertahanan = Komponen jet tempur, Peluru, Komponen kapal
selam
e. Industri Pembinaan = Jembatan, Terowongan, Rumah, Tanks.
f. Olah raga dan rekreasi = Sepeda, Stik golf, Raket tenis, Sepatu olah raga
g. Automobile = Komponen mesin, Komponen kereta
h. Angkasa luar = Komponen kapal terbang, Komponen Helikopter,
Komponen satelit.

9. Definisi Bahan Komposit


Perkataan komposit memberikan suatu pengertian yang sangat luas dan berbeda-beda
mengikut situasi dan perkembangan bahan itu sendiri. Gabungan dua atau lebih bahan
merupakan suatu konsep yang diperkenalkan untuk menerangkan definesi komposit.
Walaupun demikian defenisi ini terlalu umum karena komposit ini merangkumi semua
bahan termasuk plastik yang diperkuat dengan serat, logam alloy, keramik, kopolimer, plastik
berpengisi atau apa saja campuran dua bahan atau lebih untuk mendapatkan suatu bahan yang
baru.
Kita bisa melihat definisi komposit ini dari beberapa tahap seperti yang telah digariskan
oleh Schwartz :
1. Tahap/Peringkat Atas
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih atom yang berbeda bolehlah dikatakan
sebagai bahan komposit. Ini termasuk alloy polimer dan keramik. Bahan-bahan
yang terdiri dari unsur asal saja yang tidak termasuk dalam peringkat ini.
2. Tahap/Peringkat Mikrostruktur
Suatu bahan yang terdiri dari dua atau lebih struktur molekul atau fasa merupakan
suatu komposit. Mengikuti definisi ini banyak bahan yang secara tradisional dikenal
sebagai komposit seperti kebanyakan bahan logam. Contoh besi keluli yang
merupakan alloymultifusi yang terdiri dari karbon dan besi.
3. Tahap/Peringkat Makrostruktur
merupakan gabungan bahan yang berbeda komposisi atau bentuk bagi mendapatkan
suatu sifat atau ciri tertentu. Dimana konstituen gabungan masih tetap dalam bentuk
asal, dimana dapat ditandai secara fisik dan melihatkan kesan antara muka antara
satu sama lain.
Kroschwitz dan rekan telah menyatakan bahwa komposit adalah bahan yang terbentuk
apabila dua atau lebih komponen yang berlainan digabungkan. Rosato dan Di Matitia pula
menyatakan bahwa plastik dan bahan-bahan penguat yang biasanya dalam bentuk serat, dimana
ada serat pendek, panjang, anyaman pabrik atau lainnya. Selain itu ada juga yang menyatakan
bahwa bahan komposit adalah kombinasi bahan tambah yang berbentuk serat, butiran atau
cuhisker seperti pengisi serbuk logam, serat kaca, karbon, aramid (kevlar), keramik, dan serat
logam dalam julat panjang yang berbeda-beda didalam matriks.
Definisi yang lebih bermakna yaitu menurut Agarwal dan Broutman, yaitu
menyartakan bahwa bahan komposit mempunyai ciri-ciri yang berbeda untuk dan komposisi
untuk menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat dan ciri tertentu yang berbeda dari sifat
dan ciri konstituen asalnya. Disamping itu konstituen asal masih kekal dan dihubungkan
melalui suatu antara muka. Konstituen-konstituen ini dapat dikenal pasti secara fisikal.
Dengan kata lain, bahan komposit adalah bahan yang heterogen yang terdiri dari dari
fasa tersebar dan fasa yang berterusan. Fasa tersebar selalunya terdiri dari serat atau bahan
pengukuh, manakala yang berterusannya terdiri dari matriks.

10. Sifat-sifat Mekanikal dan Fisikal


Pada umumnya pemilihan bahan matriks dan serat memainkan peranan penting dalam
menentukan sifat-sifat mekanik dan sifat komposit. Gabungan matriks dan serta dapat
menghasilkan komposit yang mempunyai kekuatan dan kekakuan yang lebih tinggi dari bahan
konvensional seperti keluli.
Bahan komposit mempunyai density yang jauh lebih rendah berbanding dengan bahan
konvensional. Ini memberikan implikasi yang penting dalam konteks penggunaan karena
komposit akan mempunyai kekuatan dan kekakuan spesifik yang lebih tinggi dari bahan
konvensional. Implikasi kedua ialah produk komposit yang dihasilkan akan mempunyai kerut
yang lebih rendah dari logam.
Pengurangan berat adalah satu aspek yang penting dalam industri pembuatan seperti
automobile dan angkasa lepas. Ini karena berhubungan dengan penghematan bahan bakar.
Dalam industri angkasa lepas terdapat kecendrungan untuk menggantikan komponen yang
diperbuat dari logam dengan komposit karena telah terbukti komposit mempunyai rintangan
terhadap fatigue yang baik terutamanya komposit yang menggunakan serat karbon.
1. Kelemahan logam yang agak terlihat jelas ialah rintangan terhadap kakisa yang lemah
terutama produk yang kebutuhan sehari-hari. Kecendrungan komponen logam untuk
mengalami kakisan menyebabkan biaya pembuatan yang tinggi.Bahan komposit
sebaiknya mempunyai rintangan terhadap kakisan yang baik.
2. Bahan komposit juga mempunyai kelebihan dari segi versatility (berdaya guna) yaitu
produk yang mempunyai gabungan sifat-sifat yang menarik yang dapat dihasilkan
dengan mengubah sesuai jenis matriks dan serat yang digunakan. Contoh dengan
menggabungkan lebih dari satu serat dengan matriks untuk menghasilkan
komposit hybrid (lisa, 2015).

11. Tipe Komposit Serat


Untuk memperoleh komposit yang kuat, harus dapat menempatkan serat dengan benar.
Berdasarkan penempatanya terdapat beberapa tipe serat pada komposit yaitu :
1. Continuous Fiber Composite
Continuous atau uni-directional, mempunyai serat panjang dan lurus, membentuk
lamina diatara matriknya. Jenis komposit ini paling sering digunakan. Tipe ini
mempunyai kelemahan pada pemisahan antar lapisan. Hal ini dikarnakan kekuatan
antar lapisan dipengaruhi oleh matriknya.
2. Woven Fiber Composite (bi-dirtectional)
Komposit ini tidak mudah dipengaruhi pemisahan antar lapisan karena susunan
seratnya juga mengikat serat antar lapisan. Akan tetapi susunan serat memanjangnya
yang tidak begitu lurus mengakibatkan kekuatan dan kekakuan akan melemah.
3. Discontinuous Fiber Composite
Discontinuous Fiber Composite adalah tipe komposit dengan serat pendek.
Tipe ini dibedakan lagi menjadi 3 :
a. Discontinuous fiber
b. Off-axis aligned discontinuous fiber
c. Randomly oriented discontinuous fiber
4. Hybrid Fiber Composite
Hybrid Fiber Composite merupakan komposit gabungan antara serat tipe serat lurus
dengan serat acak. Tipe ini digunakan supaya dapat mengganti kekurangan sifat dari
kedua tipe dan dapat menggabungkan kelebihannya.
12. Bahan - Bahan Pembentuk Komposit
Bahan pembuat fiberglass pada umumnya terdiri dari 11 macam bahan, 6 macam
sebagai bahan utama dan 5 macam sebagai bahan finishing. Sebagai bahan utama yaitu erosil,
pigmen, resin, katalis, talk, mat, sedangkan sebagai bahan finishing antara lain : aseton,
PVA, mirror, cobalt, dan dempul.
1. Aerosil
Bahan ini berbentuk bubuk sangat halus seperti bedak bayi berwarna putih. Berfungsi
sebagai perekat mat agar fiber glass menjadi kuat dan tidak mudah patah/pecah.
2. Pigment
Pigmen adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiber glass dicampur.
Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya pemilihan
warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan.
3. Resin
Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening. Berfungsi untuk
mencairkan atau melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua bahan yang akan
dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas dalam kaleng.

4. Katalis
Zat ini berwarna bening dan berfungsi sebagai pengencer. Zat kimia ini biasanya dijual
bersamaan dengan resin, dan dalam bentuk pasta. Perbandingannya adalah resin 1 liter
dan katalisnya 1/40 liter.
5. Talk
Sesual dengan namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih seperti sagu. Berfungsi
sebagal campuran adonan fibercglass agar keras dan agak lentur.
6. Mat
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari model
anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar dan jarang-jarang.
Berfungsi sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur
kimia tersebut bersenyawa dan mengeras, mat berfungsi sebagai pengikatnya.
Akibatnya fiber glass menjadi kuat dan tidak getas.
7. Aseton
Pada umumnya cairan ini berwarna bening, fungsinya seperti katalis yaitu untuk
mencairkan resin. Zat ini digunakan apabila adonan terlalu kental yang akan
mengakibatkan pembentukan fiberglass menjadi sulit dan lama keringnya.
8. PVA
Bahan ini berupa cairan kimia berkelir biru menyerupai spiritus. Berfungsi untuk
melapis antara master mal atau cetakan dengan bahan fiber glass. Tujuannya adalah
agar kedua bahan tersebut tidak saling menempel, sehingga fiberglasshasil cetakan
dapat dilepas dengan mudah dari master mal atau cetakannya.
9. Mirror
Sesuai namanya, manfäatnya hampir sama dengan PVA, yaitu menimbulkan efek licin.
Bahan ini berwujud pasta dan mempunyai warna bermacam macam.

10. Cobalt
Cairan kimia ini berwarna kebiru-biruan. Berfungsi sebagai bahan aktif pencampur
katalis agar cepat kering, terutama apabila kualitas katalisnya kurang baik dan terlalu
encer. Bahan ini dapat dikategorikan sebagai bahan penyempurna, sebab tidak semua
bengkel menggunakannya. Hal ini tergantung pada kebutuhan pembuat dan kualitas
resin yang digunakannya. Perbandingannya adalah 1 tetes cobalt dicampur dengan 3
liter katalis. Apabila perbandingan cobalt terlalu banyak, dapat menimbulkan api.
11. Dempul fiberglass
Setelah hasil cetakan terbentuk dan dilakukan pengamplasan, permukaan yang tidak
rata dan berpori-pori perlu dilakukan pendempulan. Tujuannya agar
permukaan fiberglass hasil cetakan menjadi lebih halus dan rata sehingga siap
dilakukan pengerjaan lebih lanjut (Yusuf, 2014).

13. Propertis Material Komposit


Kemajuan kini telah mendorong peningkatan dalam permintaan terhadap bahan
komposit. Perkembangan bidang sciences dan teknologi mulai menyulitkan bahan
konvensional seperti logam untuk memenuhi keperluan aplikasi baru. Bidang angkasa lepas,
perkapalan, automobile dan industri pengangkutan merupakan contoh aplikasi yang
memerlukan bahan-bahan yang berdensity rendah, tahan karat, kuat, kokoh dan tegar.
Dalam kebanyakan bahan konvensional seperti keluli, walaupun kuat ia mempunyai
density yang tinggi dan rapuh. Sifat maupun karakteristik dari komposit ditentukan oleh :
a. Material yang menjadi penyusun komposit
b. Karakteristik komposit ditentukan berdasarkan karakteristik material penyusun
menurut rule of mixture sehingga akan berbanding secara proporsional.
c. Bentuk dan penyusunan struktural dari penyusun
d. Bentuk dan cara penyusunan komposit akan mempengaruhi karakteristik komposit.
e. Interaksi antar penyusun
f. Bila terjadi interaksi antar penyusun akan meningkatkan sifat dari komposit

14. Faktor Ikatan fiber-matriks


Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan
material yang mempunyai perpaduan dua sifat dasar yaitu kuat namun juga ringan. Komposit
serat yang baik harus mampu menyerap matriks yang memudahkan terjadi antara dua fase.
Selain itu komposit serat juga harus mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan yang
tinggi, karena serat dan matriks berinteraksi dan pada akhirnya terjadi pendistribusian
tegangan. Kemampuan ini harus dimiliki oleh matriks dan serat.
Hal yang mempengaruhi ikatan antara serat dan matriks adalah void, yaitu adanya celah
pada serat atau bentuk serat yang kurang sempurna yang dapat menyebabkan matrik tidak akan
mampu mengisi ruang kosong pada cetakan. Bila komposit tersebut menerima beban, maka
daerah tegangan akan berpindah ke daerah void sehingga akan mengurangi kekuatan komposit
tersebut. Peningkatan volume filler akan mengurangi deformability (khususnya pada
permukaan) dari matriks sehingga menurunkan keuletannya.
Matrik dan penguat di pilih sehingga komposit yang terbentuk mempunyai sifat-sifat
yang dapat menetralisir kekurangan dari masing-masing komponen penyusun. Contohnya fiber
mempunyai kekakuan dan kekuatan yang tinggi dibawah beban tarik tetapi mempunyai
kekuatan bending dan tekan yang rendah. Matrik dapat dipilih yang mempunyai kekuatan tekan
dan bending yang tinggi sehingga dapat menutupi kekurangan dari fiber. Material komposit
terdiri dari dua atau lebih material yang tidak sejenis dimana satu material membentuk matrik
untuk mengikat material lain. Komposit merupakan kombinasi paling sedikit dua material yang
berbeda secara kimia dan ada permukaan antara dua material.
Tujuan pembuatannya adalah agar didapatkan sesuatu sifat yang baru yang tidak bisa
didapat dengan hanya menggunakan salah satu dari material pembentuk. Komposit mempuyai
sifat-sifat sebagai berikut:
1. Modulus tinggi, kekuatan tinggi, struktur yang kaku bisa di desain dengan
densiti yang rendah.
2. Kemampuan untuk dirancang sesuai arah beban.
3. Tahan lingkungan dan korosi.
4. Memperbaiki sifat damping terhadap getaran.
5. Mudah dibuat untuk bentuk yang rumit dengan ongkos yang rendah
dibandingkan fabrikasi logam paduan.
6. Pengurangan waktu dan ongkos produksi untuk alat dan produksi.
7. Meningkatkan keamanan struktur karena penyerapan energi.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
 Beton adalah campuran semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau
tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat.
 Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
material yang berbeda dari material pembentuknya.
 Beton Komposit adalah campuran antara komponen-komponen struktur baja
dan beton yang masing-masing karakteristik dasar materialnya dimanfaatkan
secara optimal.

2. SARAN
 Dalam pembangunan proyek besar lebih baik menggunakan beton komposit
karena akan lebih kuat dari bahan lain, dan lebih tahan lama.
 Jika pembangunan sederhana cukup menggunakan bahan beton biasa atau
menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan seperti kayu agar biayanya
lebih terjangkau.
DAFTAR PUSTAKA

 Hull,D, “An Introduction to Composite Material”, Cambridge University Press,


Cambridge, 1985
 Reinhard, T.J, Linda, L.C,”Engineer Materials Handbook Composite” Vol.1 ASM
International, Ohio.1987.
 Kroschwitz, J.I, Grestle< F.P, “Encyclopedia of Polymer Science and Engineering”, 2
nd ed ., hn Wiley and Sons Inc., New York, 1

Anda mungkin juga menyukai