PEMASANGAN INFUS
Nama Mahasiswa :................................
NIM :……………………
Pengertian :
Prinsip :
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Petugas Cuci tangandi bawah air mengalir
7 Siapkan tiang infus disebelah klien dengan tinggi 90cm dari
tempat tidur
8 Buka set infuse, periksa kelengkapan dan fungsi bagian-
bagiannya, letakkan control 1/3 atas slang dan matikan.
9 Hubungkan infuse set dengan botol cairan, gantung cairan pada
tiang infuse, isi tabung control ½ bagian, keluarkan udara dari
slang dengan mengalirkan cairan sambil menaikkan ujung atas
slang, dengan tidak membuka jarum infuse set.kemudian matikan
control.
10 Periksa jika masih ada udara di dalam slang, jika ada, slang infuse
diregangkan dan slang dijentik dari bawah ke atas.
11 Pilih vena yang akan dipasang
- Vena yang besar dan lurus
- Mulai dari bagian distal
12 Pasang perlak pengalas dibawah vena yang akan dipasang
13 Letakkan bengkok, kapas alcohol di dekat klien
14 Pasang tourniquet 10-15 cm dari daerah penusukan dan minta
klien untuk mengepalkan tangan.
15 Pasang handschoen steril
16 Desinfektan area yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
17 Tusukkan IV cath pada vena dengan sudut 150 dengan lubang
jarum menghadap ke atas.
18 Bila iv cath sudah masuk vena, darah akan terlihat pada pangkal
iv cath, tarik jarum sambil mendorong mandrin iv cath ke dalam
vena semuanya, buka torniquet dan kepalan tangan klien.
19 Tekan bagian atas area penusukan, cabut jarum iv cath,
sambungkan dengan infus set, alirkan cairan dengan membuka
kontrol dengan perlahan.
20 Amati kelancaran cairan dan edema, jika ada edema maka lepas
infus dan area penusukan dipindahkan
21 Beri betadhine pada area penusukan
22 Fiksasi iv cath dengan plester dengan cara menyilang, dan alasi
bagian bawah pangkal iv cath dengan kassa steril yang dipotong
setengah bagian, sambungan iv cath dg slang infus di plester dan
ditutup dengan kassa. Beri plester.
23 Atur tetesan cairan infus sesuai dengan yang ditentukan
24 Botol cairan ditulisi: jam pemberian dan jumlah tetesan
25 Plester di atas kassa ditulis tanggal pemasangan infus.
26 Rapikan alat,
27 Buka handschoen, cuci tangan
TAHAP TERMINASI
28 Mengevaluasi reaksi klien, komunikasikan prosedur sudah
selesai dilaksanakan.
29 Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dan dilaporkan
pasien(keluarga) kepada petugas,misal : aliran tidak lancar,
edema, jika melakukan aktivitas, rasa nyeri dan merah pada
lokasi pemasangan
30 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai = ∑nilai total x 100%
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat Jumlah item x 4
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
INJEKSI INTRAMUSKULAR
Pengertian : Pemberian obat dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot
dengan menggunakan spuit
Prinsip : Steril
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan : memasukkan sejumlah obat pada
jaringan untuk diabsorbsi
Tempat injeksi :
Area ventrogluteal
Area dorsogluteal
Area vastus lateralis
Area deltoid
Area rektus femoris
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Siapkan obat sesuai dengan prinsip ’enam benar”
8 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan
nyeri yang berlebihan
9 Pakai sarung tangan
10 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol, denga gerakan sirkular dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm dan tunggu sampai
kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari
ku;it yang mengandung mikroorganisme.
11 Pegang kapas alkhol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
12 Buka tutup jarum dan cubit otot kurang lebih 2,5 cm
sekitar area penusukan dengan tangan nondominan.
Metode ini dilakukan untuk mengumpulkan otot.
13 Dengan cepat masukkan jarum dengan sudut 90 °
dengan tangan dominan, masukkan sampai pada
jaringan otot.
Gerakan yang cepat dapat membantu mengurangi rasa
nyeri pada saat jarum dimasukkan.
14 Lakukan aspirasi dengan tangan dominan menahan
barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger
15 Observasi adanya darah pada spuit
16 Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
17 Jika terdapat darah ;
Tarik kembali jarum dari kulit
Tekan tempat penusukan selama 2 menit
Observasi adanya hematom atau memar
Jika perlu berikan plester
18 Cabut jarum perlahan-lahan dengan sudut yang sama
ketika jarum dimasukkan, sambil melakukan penekanan
dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
19 Jangan memasase area injeksi.
Masase area injeksi dapat menyebabkan terjadinya
iritasi pada jaringan.
20 Mengobservasi keadaan klien
21 Buka sarung tangan
22 Membereskan alat-alat
TAHAP TERMINASI
23 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
24 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
INJEKSI INTRAVENA
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Memperoleh reaksi obat yang lebuh cepat
dibandingkan dengan injeksi parenteral yang lain
Menghindari kerusakan kulit
Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Tempat injeksi :
Pada lengan ( vena basilica dan vena sefalika )
Pada tungkai ( vena safena)
Pada leher (vena jungularris)
Pada kepala ( vena frontalis dan vena temporalis )
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Siapkan obat sesuai dengan prinsip ’enam benar”
8 Pasang perlak pengalas
9 Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
10 Letakkan pembendung 15 cm diatas area penusukan
11 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal.
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan
nyeri yang berlebihan
12 Pakai sarung tangan
13 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol, denga gerakan sirkular dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm dan tunggu sampai
kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari
ku;it yang mengandung mikroorganisme.
14 Pegang kapas alkhol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
15 Buka tutup jarum dan tarik kulit kebawah kurang lebih
2,5 cm dibawah area penusukan dengan tangan
nondominan.
Membuat kulit menjadi lebih kencang dan
memudahkan penusukan.
16 Pegang jarum pada posisi 30º sejajar vena yang akan
ditusuk, lalu tusuk perlahan dan pasti
Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan
jarum kedalam vena
17 Lakukan aspirasi dengan tangan dominan menahan
barel dari spuit dan tangan dominan menarik plunger
18 Observasi adanya darah pada spuit
19 Jika ada darah, lepaskan torniqet dan masukkan obat
perlahan-lahan
20 Keluarkan jarum dari pembuluh vena dengan sudut
yang sama ketika jarum dimasukkan, sambil
melakukan penekanan dengan menggunakan kapas
alkohol pada area penusukan
21 Tutup area penusukan dengan menggunakan kaa steril
yang diberi betadhin
22 Kembalikan posisi klien
23 Mengobservasi keadaan klien
24 Buka sarung tangan
25 Membereskan alat-alat
TAHAP TERMINASI
26 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
27 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
INJEKSI SUBCUTAN
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan : memasukkan sejumlah toksin
atau obat pada jaringan subkutan dibawah kulit dengan
menggunakan spuit
Tempat injeksi :
Lengan atas bagian luar
Paha anterior
Daerah abdomen
Area skapula pada punggung atas
Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Siapkan obat sesuai dengan prinsip ’enam benar”
8 Atru posisi yang nyaman bagi klien
9 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. (Area penusukan
yang utama adalah area pada lengan bagian atas dan
paha anterior )
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan
nyeri yang berlebihan
10 Pakai sarung tangan
11 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol, denga gerakan sirkular dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm dan tunggu sampai
kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari
ku;it yang mengandung mikroorganisme.
12 Pegang kapas alkhol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
13 Buka tutup jarum, dan tarik kulit dan jaringan lemak
dengan ibu jari dan jari tangan nondominan
14 Dengan ujjung jarum menghadap keatas dan
menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
dengan sudut 45° atau dengan sudut 90º (untuk orang
gemuk)
Orang yang gemuk memiliki jaringan subkutan yang
lebuh tebal
Lepaskan tarikan tangan nondominan
15 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
16 Observasi adanya darah pada spuit
17 Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan-lahan
18 Jika ada darah :
Tarik kembali jarum dari kulit
Tekan tempat penusukan selama 2 menit
Observasi adanya hematom atau memar
Jika perlu berikan plester
19 Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
20 Jika terdapat perdarahan, tekan area tersebut dengan
menggunakan kasa steril sampai perdarahannya
berhenti.
Injeksi subkutan biasanya jarang menyebabkan
terjadinya perdarahan
21 Atur kembali posisi klien dan observasi keadaan klien
22 Buka sarung tangan
23 Membereskan alat-alat
TAHAP TERMINASI
24 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
25 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
INJEKSI INTRACUTAN
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Memasukkan sejumlah toksin atau obat yang
disimpan dibawah kulit untuk diabsorbsi
Metode untuk tes diagnostic terhadap alergi atau
adanya penyakit-penyakit tertentu
Tempat injeksi :
Lengan bawah bagian dalam
Dada bagian atas
Punggung dibawah skapula
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Siapkan obat sesuai dengan prinsip ’enam benar”
8 Atur klien pada posisi yang nyaman
9 Pilih area penusukan yang bebas dari tanda lesi,
kekakuan, peradangan, atau rasa gatal. ( Area
penusukan yang utama adalah area pada lengan bagian
atas dan paha anterior)
Menghindari gangguan absorbsi obat atau cedera dan
nyeri yang berlebihan
10 Pakai sarung tangan
11 Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas
alcohol, denga gerakan sirkular dari arah dalam keluar
dengan diameter sekitar 5 cm dan tunggu sampai
kering.
Metode ini dilakukan untuk membuang sekresi dari
ku;it yang mengandung mikroorganisme.
12 Pegang kapas alkhol dengan jari-jari tengah pada
tangan nondominan
13 Buka tutup jarum dan tempatkan ibu jari tangan
nondominan sekitar 2,5 cm dibawah area penusukan
kemudian tarik kulit
14 Dengan ujung jarum menghadap keatas dan
menggunakan tangan dominan, masukkan jarum
dengan sudut 15º.
15 Masukkan obat secara perlahan-lahan, perhatikan
adanya jendalan (jendalan harus terbentuk )
16 Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum
dimasukkan
17 Usap pelan-pelan area penyuntikkan dengan kapas
alkohol (jangan melakukan masase pada area
penusukan )
18 Buat lingkaran dengan diameter 2,5 cm disekitar
jendalan dengan menggunakan pulpen. Beritahu klien
untuk tidak menggosok area tersebut
19 Observasi kulit untuk mengetahui adanya kemeraan
atau bengkak. Untuk tes alergi, observasi adanya reaksi
sistemik (misalny sulit bernapas, berkeringat dingin,
pingsan, mual dan muntah )
20 Kembalikan posisi klien
21 Mengobservasi keadaan klien
22 Buka sarung tangan
23 Membereskan alat-alat
TAHAP TERMINASI
24 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
25 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMASANGAN NASOGASTRIK (NGT)
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair
atau padat yang dicairkan
Mengeluarkan cairan / isi lambung dan gas yang
ada dalam lambung
Mengirigasi karena perdarahan / keracunan dalam
lambung
Mencegah atau mengurangi mual dan muntah
setelah pembedahan atau trauma
Mengambil spesimenpada lambung untuk studi
laboratorium
Dilakukan pada :
Pasien tidak sadar atau koma
Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas
(stenosis esofagus, tumor mulut/faring/esofagus dll)
Pasien yang tidak mampu menelan
Pasien pasca operasi pada mulut/ faring/esofagus
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Bantu klien pada posisi high fowler.
Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan
8 Pasang handuk pada dada klien, letakkan tisu wajah
dalam jamgkauan klien.
Agar tidak mengotori pakaian klien, pemasangan slang
dapat menyebabkan keluarnya air mata.
9 Pasang sarung tangan
10 Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk
rileks dan bernapas normal dengan menutup satu
hidung kemudian mengulanginya dengan menutup
hidung yang lain.
Slang mudah masuk melalui slang hidung yang lebih
paten
11 Mengukur panjanh slang yang akan dimasukkan
dengan menggunakan :
Metode tradisional
Ukur panjang dari puncak lubang hidung ke daun
telinga bawah dan ke prosesus xipoideus di sternum
Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada slang kemudian
lakukan pengukuran dengan metode tradisional.
Slang akan dimasukkan pertengahan antara 50 cm
dan tanda tradisional.
12 Beri tanda pada panjang slang yang sudah diukur
dengan menggunakan plester
13 Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm.
Pelumasan menurunkan friksi antar membran mukosa
dengan slang
14 Ingatkan klien untuk mengatur posisi kepala ekstensi,
masukkan slang melalui lunbang hidung yang telah
ditentukan.
Memudahkan masuknya slang melalui hidung dan
memelihara agar jalan nafas tetap terbuka
15 Lanjutkan memasukkan slang sepanjang rongga
hidung. Jika terasa agak tertahan, putarlah slang dan
jangan dipaksakan untuk dimasukkan.
Meminimalkan ketidaknyamanan akibat pemasangan
NGT. Dengan memasukkan slang dengan cara
memutar dan sedikit menarik, ujung slang akan mudah
masuk ke faring.
16 Lanjutkan memasang slang sampai melewati
nasofaring. Setelah melewati nasofaring (3-4 cm)
anjurkan klien untuk menekuk leher dan menelan
17 Anjurkan klien untuk menelan dengan memberikan
sedikit air minum (jika perlu), tekankan pada klien
untuk bernafas lewat mulut.
Menelan memudahkan lewatnya slang melalui
orofaring.
18 Jangan memaksakan slang untuk masuk. Jika ada
hambatan atau klien tersedak, sianosis, hentikan
mendorong slang. Periksa posisi slang di belakang
tenggorok dengan menggunakan sudip lidah dan senter.
Slang mungkin terlipat, menggulung di orofaring atau
masuk ke trakea.
19 Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang
telah ditentukan dan anjurkan klien rileks dan bernapas
normal.
Memberikan kenyamanan dan mengurangi kecemasan.
20 Periksa letak selang dengan :
Memasang spuit pada ujung NGT, memasang
bagian diafragma stetoskop pada perut dikuadran
kiri atas klien (lambung) kemudian suntikkan 10-20
cc udara bersamaan dengan auskultasi abdomen.
Mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi
lambung.
Memasukkan ujung bagian luar slang NGT
kedalam mangkok yang berisi air. Jika terdapat
gelembung udara, slang masuk kedalam paru-paru.
Jika tidak terdapat gelembung udara, slang masuk
kedalam lambung.
Posisi yang tepat penting untuk diketahui sebelum
mulai memasukkan makanan.
21 Fiksasi slang dengan plester dan hindari penekanan
pada hidung:
Potong 10 cm plester, belah menjadi dua sepanjang
5 cm pada salah satu ujungnya. Memasang ujung
yang tidak dibelah pada batang hidung klien dan
silangkan plester pada slang yang keluar dari
hidung.
Tempelkan ujung NGT pada baju klien dengan
memasang plester pada ujungnya
22 Evaluasi klien setelah terpasang NGT
23 Membereskan alat-alat
TAHAP TERMINASI
24 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
25 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMBERIAN OKSIGEN
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
a. Kanul
Memberikan oksigen dengan konsentrasi
relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal
Memberikan oksigen yang tidak terputus saat
klien makan atau minum
b. Masker wajah
Memberikan tambahan oksigen dengan kadar
sedang dengan kosentrasi dan kelembapan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa
kembali) perintah pengobatan
8 Siapkan klien dan keluarga;
Atur posisi klien semi fowler jika
memungkinkan.
Posisi ini memungkinkan ekspansi dada lebih
mudah sehingga memudahkan klien untuk
bernafas
Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya jika
petunjuk keamanan diperhatikan dan akan
mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea
9 Atur peralatan oksigen dan humidifier
10 Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat
berfungsi;
Cek apakah oksigen dapat mengalir secara bebas
lewat slang
Atur oksigen dengan flowmeter sesuai dengan
perintah, misal 2-6 L/min
11 Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai;
a. Kanul
Letakkan kanul pada wajah klien, dengan
lubang kanul masuk kehidung dan karet
pengikat melingkar ke kepala
Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya,
plesterkan pada bagian wajah
Alasi slang dengan kasa pada karet pengikat
pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan
b. Masker wajah
Temaptkan masker kearah wajah klien dan
letakkan dari hidung kebawah
Atur masker sesuai dengan bentuk wajah.
Masker harus menutup wajah sehingga sangat
sebikit oksigen yang keluar lewat mata atau
sekitar pipi dan dagu
Ikat karet pengikat melingkar kepala klien
sehingga masker terasa nyaman
Alasi karet dibelakang telinga dan diatas
tulang yang menonjol
TAHAP TERMINASI
14 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
15 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
LATIHAN NAFAS DALAM DAN BATUK EFEKTIF
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengurangi retensi sputum
Meningkatkan bersihan jalan nafas dan
pengembangan paru
Meningkatkan rasa nyaman
TAHAP KERJA
5 Bawa alat ke dekat klien
6 Cuci tangan
7 Atur posisi pasien dengan posisi kepala lebih tinggi dari
badan
8 Kaji fungsi pernafasan klien, adanya retensi sputum dan
analisa gas darah klien
9 Latih nafas dalam dan batuk efektif dilakukan dengan
cara :
Tarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan
dari mulut dengan mulut dibulatkan (pursed lip)
2-3 x
Tarik nafas dalam tahan 1-2 detik kemudian
batukkan dengan kuat menggunakan otot
abdominal
Jika klien dengan potensial kolap alveolus,
batukkan dengan kekuatan sedang saat ekspirasi
Jika klien dengan pembedahan, batukkan dengan
menahan area insisi menggunakan tangan/bantal
10 Buang sekret pada tempat sputum
TAHAP TERMINASI
24 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
25 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN FISIK KEPALA
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui bentuk dan fungsi kepala
Mengetahui kelainan yang terdapat di kepala
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
a. Atur posisi klien duduk atau berdiri
b. Anjurkan klien untuk melepas penutup
kepala,kacamata dll
c. Lakukan inspeksi dengan mengamati bentuk
kepala, kesimetrisan dan keadaan kulit kepala
d. Inspeksi penyebaran, ketebalan, kebersihan dan
tekstur, warna rambut
Palpasi :
a. Atur posisi duduk atau berdiri
b. Anjurkan untuk melepas penutup kepala,
kacamata dll
c. Pakai sarung tangan (terutama jika terdapat
luka/lesi dikepala)
d. Lakukan palpasi dengan gerakan memutar yang
lembut menggunakan ujung jari, lakukan mulai
dari depan turun kebawah melalui garis tengah
kemudian palpasi setiap sudut garis kepala
e. Rasakan apakah terdapat benjolan/ massa, tanda
bekas luka dikepala, pembengkakan, nyeri tekan
dll. Jika hal itu ditemukan, perhatikanberapa
besarnya/ luasnya, bagaimana kosistensinya,
dimana kedudukannya, apakah didalam kulit
atau dibawah kulit
Auskultasi :
Tempatkan diafragma stestoskop pada daerah
oksipital, temporal dan orbital
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN FISIK MATA
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui bentuk dan fungsi mata
Mengetahui kelainan yang terdapat pada mata
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
Kelopak mata
Anjurkan klien melihat lurus kedepan
Bandingkan mata kiri dan kanan, inspeksi
posisi dan warna kelopak mata
Anjurkan klien memejamkan matanya
Amati bentuk dan keadaan kulit pada kelopak
mata, serta pada pinggir kelopak mata dan catat
setiap kelainan yang ada
Amati pertumbuhan rambut pada kelopak mata
dan posisi bulu mata
Untuk inspeksi kelopak mata bawah, minta
klien untuk membuka mata. Perhatikan
frekuensi refleks mata berkedip
Konjungtiva dan sklera
Anjurkan klien untuk melihat lurus kedepan
Tarik kelopak mata bagian bawah ke bawah
dengan menggunakan ibu jari
Gunakan sarung tangan jika ada sekret ditepi
kelopak mata
Amati keadaan konjungtiva dan kantung
konjungtiva bagian bawah, catat jika terdapat
infeksi, pus atau warnanya tidak normal/anemis
Jika perlu, amati konjungtiva bagian atas, yaitu
dengan membuka atau membalik kelopak mata
atass dengan posisi pemeriksa berdiri di
belakang klien
Kornea
Berdiri di sisi klien, lalu dengan cahaya tidak
langsung, inspeksi kejernihan dantekstur kornea
Lakukan uji sensitivitas kornea, dengan
menyentuhkan gulungan kapas steril untuk
melihat reaksi berkedip
Pupil dan iris
Atur pencahayaan kamar menjadi sedikit redup
Pegang kepala dan dagu klien agar tidak
bergerak-gerak
Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil dan
reaksi etrhadap cahaya
Uji reflek pupil terhadap cahaya ;
- Sinari pupil klien dengan senter dari
samping
- Amati mengecilnya pupil yang sedang
disinari
- Lakukan pada pupil yang lain
Periksa reflek akomodasi ;
- Anjurkan pada klien untuk menatap statu
objek yang jauh
- Anjurkan klien untuk menatap objek yang
jauh (dinding yang jauh)
- Anjurkan pada klien untuk menatap objek
pemeriksa (jari/pensil) yang dipegang 10
cm dari batang hidung klien
- Amati perubahan pupil dan akomodasi
melalui konstriksi saat melihat objek yang
dekat
Pergerakan bola mata
Anjurka pada klien untuk melihat lupus kedepan
Amati kedua bola mata apakah diam atau
nistagmus (pergerakan secara spontan)
Amati bentuk, frekuensi (cepat/lambat),
amplitudo (luas/sempit) bola mata, jika
ditemukan nistagmus
Amati apakah kedua mata memandang lurus
kedepan atau salah satu deviasi
Luruskan jari telunjuk dan dekatkan pada klien
dengan jarak 15-30 cm
Instruksikan klien agar mengikuti gerakan jari
pemeriksa ke-8 arah tatapan utama, yaitu atas
dan bawah, kanan dan kiri, diagonal keatas dan
kebawah kiri, diagonal keatas dan kebawah
kanan
Jaga agar tetap dalam lapang pandang
penglihatan normal
Medan penglihatan
Pemeriksa berdiri didepan klien kira-kira 60 cm
Tutup mata yang tidak diperiksa
Instruksikan klien untuk melihat lurus kedepan
dan memfokuskan pada satu titik pandang
Gerakan jari pada jarak yang sebanding dengan
panjang lengan di luar lapang pandangan
Minta klien untuk memberi tahu pemeriksa jika
ia melihat jari pemeriksa
Perlahan tarik jari pemeriksa mendekat, jaga jari
agar selalu tetap ditengah antara pemeriksa dan
klien
Pemeriksaan Penglihatan
Ketajaman penglihatan
Pengkajian tahap I
Pengkajian tahap II
Penglihatan warna
Palpasi :
Anjurkan klien untuk memjamkan mata
Palpasi kedua mata dengan jari telunjuk diatas
kelopak mata sisi kiri dan kanan
Dengan menekan-nekan bola mata, periksa nilai
konsistensinya dan (adanya) nyeri tekan
Auskultasi :
Instuksikan klien untuk menutup kelopak mata
Letakkan bagian diafragma stestoskop pada
kelopak mata
Perhatikan adanya bising
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN FISIK LEHER
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Menentukan struktur integritas leher
Mengetahui bentuk leher serta organ yang berkaitan
Memeriksakan sistem limfatik
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
Atur pencahyaan dengan baik
Anjurkan klien untuk melepas baju atau benda
apapun yang menutupi leher
Amati bentuk leher, warna kulit,
(adanya)jaringan parut, pembengkakan,
(adanya)massa.
Inspeksi tiroid dengan menginstruksikan klien
untuk menelan dan mengamati gerakan kelenjar
tiroid pada takik suprasternal. Normalnya,
kelenjar tiroid tidak dapat terlihat kecuali pada
orang yang sangat kurus
Minta klien untuk memfleksikan leher dan dagu
ke dada, hiperekstensikan leher sedikit
kebelakang dan gerakkan menyamping ke
masing-masing sisi kemudian kesamping
sehingga telinga bergerak kearah bahu.
Pemeriksaan Pendengaran
Menggunakan bisikan :
Menggunakan arloji :
1. Pemeriksaan Rinne
2. Pemeriksaan Weber
Palpasi :
Untuk memeriksakan nodus limfe, buat klien
santai dengan leher sedikit fleksi kedepan atau
mengarah kesisi pemeriksa untuk
merelaksasikan jaringan dan otot-otot.
Gunakan bantalan ketiga jari tenganh tangan
dan mamalpasi dengan lembut masing-masing
jaringan limfe dengan gerakan memutar
Periksa setiap nodus dengan urutan sebagai
berikut :
Nodus oksipital pada dasar tengkorak
Nodus auritukular posterior diatas mastoid
Nodus preaurikular tepat didepan telinga
Nodus tonsilar pada sudut mandibula
Nodus submental pada garis tengah
beberapa cm dibelakang ujung mandibula
Nodus submaksilaris pada garis tengan
dibelakang ujung mandibula
Nodus servikal superfisial, superfisial
terhadap sterno mastoideus
Nodus servikal posterior, sepanjang tepi
anetrior trapezius
Nodus supraklavikula, dalam suatu sudut
yang terbentuk oleh klavikula dab
sternokleidomastoideus
Palpasi kelenjar tiroid, dengan cara :
Letakkan tangan pada leer klien
Palpasi fosa suprasternal dengan jari
telunjuk dan jari tengah
Instruksikan klien minum atau menelan agar
memudahkan palpasi
Jira teraba kelenjar tiroid, pastukan bentuk,
usuran, konsistensi dan permukaannya
Palpasi trakea dengan cara :
Pemeriksa berdiri disamping kanan klien
Letakkan jari tengah pada bagian bawah
trakea dan raba trakea keatas, kebawah dan
kesamping sehingga kedudukan trakea
dapat diketahui
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui bentuk dan fungsi hidung.
Menentukan kesimetrisan struktur dan adanya
inflamasi atau infeksi
TAHAP KERJA
5 Inspeksi dan palpasi hidung bagian luar :
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui bentuk dan setiap kelainan mulut
TAHAP KERJA
5 Inspeksi
Palpasi :
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui bentuk, kesimetrisan, ekspansi,
keadaan kulit dinding dada
Mengetahui frekuensi, sifat, irama pernafasan
Mengetahui adanya nyeri tekan, masa, peradangan,
taktil fremitus
Mengetahui keadaan paru,rongga pleura
Mengetahui batas paru-paru dengan organ lain
disekitarnya
Mengkaji aliran udara melalui batang
trakeobronkial
Mengetahui adanya sumbatan aliran udara
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
Buka baju klien dan perlihatkan badan klien
sebatas pinggang
Atur posisi klien, duduk atau berdiri
Beri penjelasan pada klien tentang apa yang
akan dilakukan oleh pemeriksa dan anjurkan
klien untuk tetap santai/rileks
Lakukan pengamatan bentuk dada dari 4 sisi,
yaitu :
- Depan : perhatikan klavikula, sternum dan
tulang rusuk
- Belakang : perhatikan bentuk tulang
belakang, kesimetrisan skapula
- Sisi kanan
- Sisi kiri klien
Inspeksi bentuk dada secara keeluruhan untuk
mengetahui kelainan bentuk dada dan tentukan
frekuensi respirasi
Amati keadaan kulit dada, apakah terdapat
retraksi interkostalis selama bernafas, jaringan
parut atau kelainan lainnya
Palpasi :
Ekspansi dada
Berdiri di depan klien dan letakkan kedua
telapak tangan secara datar pada dinding dada
klien
Anjurkan klien untuk menarik nafas
Rasakan gerakan dinding dada dan bandingkan
sisi kanan dan sisi kiri
Pemeriksa berdiri dibelakang klien, letakkan
tangan pemeriksa pada sisi dada lateral klien,
perhatikan getaran kesamping sewaktu klien
bernafas
Letakkan kedua tangan pemeriksa di punggung
klien-obu jari diletakkan sepanjang penonjolan
spina setinggi iga ke 10 dengan telapak
menyentuh permukaan posterior. Jari-jari harus
terletak ± 5 cm terpisah dengan titik ibu jari
pada spina dan jari lain kelateral
Setelah ekshalasi, minta klien untuk bernapas
dalam, obervasi gerakan ibu jari pemeriksa
Bandingkan gerakan kedua sisi dinding dada
Taktil fremitus
Letakkan telapak tangan pada bagian belakang
dinding dada dekat apeks paru
Instruksikan klien untuk mengucapkan bilangan
”sembilan-sembilan”
Ulangilah langkah tersebut dengan tangan
bergerak kebagian dasar paru
Bandingkan fremitus pada kedua sisi paru dan
diantara apeks dasar paru
Lakukan palpasi taktil fremitus pada dinding
dada anterior
Minta klien untuk berbicara lebih keras atau
dengan nada lebih rendah jika fremitus redup
Perkusi :
Atur posisi klien supinasi/telentang
Untuk perkusi paru anterior, perkusi dimulai
dari atas klavikula kebawah pada spasium
interkostalis dengan intervak 4-5 cm mengikuti
pola sistemik
Bandingkan sisi kanan dan sisi kiri
Anjurkan posisiklien duduk atau berdiri
Untuk perkusi paru posterior, lakukan perkusi
mulai dari puncak paru kebawah
Bandingakn sisi kiri dan sisi kanan
Instuksikan klien untuk menarik nafas panjang
dan menahannya untuk mendeterminasi gerakan
diafragma
Lakukan perkusi sepanjang garis skapula
sampai pada lokasi batas bawah sampai resonan
berubah menjadi redup
Tandai area redupnya bunyi dengan
pensil/spidol
Instruksikan klien untuk menghembuskan napas
secara maksimal dan menahannya
Lakukan perkusi dari bunyi redup/ tanda I
keatas. Biasanya bunyi redup ke-2 ditemukan
diatas tanda I
Ukur jarak antara tanda I dan tanda II. Pada
wanita jarak antar kedua tanda ini normalnya 3-
5 cm, pada pria 5-6 cm
Auskultasi :
Gunakan diafragma stetoskop untuk orang
dewasa dan bell untuk anak-anak.
Letakkan stetoskop dengan kuat pada kulit di
atas area interkostal.
Instruksikan klien bernapas secara perlahan dan
dalam dengan mulut sedikit tertutup.
Mulai auskultasi dengan urutan yang benar,
seperti
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN JANTUNG
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui ketidaknormalan denyut jantung.
Mengetahui ukuran dan bentuk jantung secara
kasar.
Mengetahui bunyi jantung normal atau
abnormal.
Mendeteksi gangguan kardiovaskular
TAHAP KERJA
5 Inspeksi dan palpasi :
Perkusi :
a. Buka area dan beri tahu klien.
b. Lakukan perkusi dari lateral kiri ke medial
untuk mengetahui batas kiri jantung.
c. Lakukan perkusi dari sisi kanan ke kiri untuk
mengetahui batas kanan jantung.
d. Lakukan perkusi dari atas ke bawah untuk
menentukan batas atas jantung.
b. Suara redup menunjukkan jantung di bawah
area yang diperkusi
Auskultasi :
a. Anjurkan klien bernapas secara normal dan
kemudian tahan napas saat ekspirasi.
b. Dengarkan suara jantung 1/S1 sambil palpasi
nadi karotis, perhatikan adanya splitting S1
(bunyi S1 ganda yang terjadi dalam waktu yang
sangat berhimpitan).
c. Pada awal sistole, dengarkan secara saksama
untuk mengetahui adanya bunyi tambahan atau
murmur S1.
d. Pada periode diastole, dengarkan secara
saksama untuk mengetahui adanya bunyi
tambahan atau murmur.
e. Anjurkan klien bema pas normal, dengarkan S2
secara seksama untuk mengetahui adanya
splitting S2 saat inspirasi.
f. Periksa frekuensi jantung, yaitu setelah kedua
bunyi terdengar jelas seperti "lub dup", hitung
setiap kombinasi SI din 52 sebagai satu denyut
jantung. Hitung banyaknya denyut selama 1
menit.
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN PAYUDARA DAN KETIAK
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
Mengetahui adanya massa atau adanya ketidak
teraturan dalam jaringan payudara.
Mendeteksi awal adanya kanker payudara.
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
Palpasi :
a. Lakukan palpasi di sekeliling puting susu untuk
mengetahui adanya keluaran.
b. Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama
pada area limfenodi.
c. Palpasi setiap payudara, untuk payudara yang
berukuran besar terlebih dahulu palpasi dengan
cara menekankan telapak tangan/ tiga jari
tengah ke permukaan payudara pada kuadran
samping atas. Lakukan palpasi dengan gerakan
memutar terhadap dinding dada dari tepi
menuju areola dan memutar searah jarum jam
d. Palpasi payudara sebelahnya.
e. Catat hasil pemeriksaan.
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat
STANDARD OPERATING PROSEDURE [SOP]
PEMERIKSAAN ABDOMEN
TAHAP ORIENTASI
3 Memberikan salam dan memperkenalkan diri,
memberitahu prosedur yang akan dilakukan
4 Mengenalkan tujuan :
o Mengetahui bentuk dan gerakan-gerakan perut.
o Mendengarkan suara peristaltik usus.
o Meneliti tempat nyeri tekan, organ-organ dalam
rongga perut, benjolan dalam perut, dll.
TAHAP KERJA
5 Inspeksi :
Perkusi :
a. Mulailah perkusi dari kuadran kiri bawah
kemudian bergerak searah jarum jam (dari
sudut pandang klien.
b. Perhatikan reaksi klien dan catat jika terdapat
keluhan
c. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup.
Palpasi ringan
Palpasi dalam
Palpasi hepar/hati
Palpasi limpa
Palpasi ginjal
TAHAP TERMINASI
6 Mengevaluasi reaksi klien dan cuci tangan
7 Membuat kontrak selanjutnya dan mendokumentasikan
tindakan keperawatan
Keterangan :
Nilai 1 : Tidak dilakukan
Nilai 2 : Dilakukan Salah
Nilai 3 : Dilakukan Kurang tepat
Nilai 4 : Dilakukan Tepat