Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah
memberikan kesehatan dan kesempatan sehingga makalah kebijakan pemerintah
dalam promosi kesehatan.

Makalah ini bertujuan untuk memberikan laporan kepada dosen yang


bersangkutan. Dalam makalah ini disajikan informasi mengenai kebijakan
pemerintah dalam promosi kesehatan.

Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak, makalah ini tentu masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan
agar menjadi pedoman di masa yang akan datang. Akhir kata saya ucapkan
banyak Terima kasih.

Gorontalo , JUNI 2019

Melawati Pomalingo

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………..i

Daftar isi…………………………………………………...….……………….ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang…………………………………………………………….3

B. Rumusan masalah…………………………………………………………4

C. Tujuan penelitian…………………………………..……………………...4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kebijakan pemerintah promosi kesehatan………………………………6


B. Strategi dasar promosi kesehatan………………………………………11

BAB III PENUTUP

C. Kesimpulan………………………………………………………………..13

Daftar pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sehat merupakan kebutuhan dasar manusia dan menjadi salah satu


faktor penentu Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sehat juga merupakan
modal utama manusia untuk dapat melakukan perannya di bidang
pembangunan ekonomi dan pendidikan. Masyarakat yang sehat dan mandiri
merupakan tujuan pembangunan kesehatan nasional, dituangkan dalam Visi
Indonesia Sehat 2015, strategi pembangunan kesehatan diarahkan pada misi
pembangunan kesehatan yaitu :1) Menggerakkan pembangunan nasional
berwawasan kesehatan; 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat; 3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu,
rata dan terjangkau dan 4) Memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri
tersebut, upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan
pilar utama yang mempengaruhi keberhasilan jenis layanan kesehatan
lainnya, yaitu preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial
budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan
(Depkes RI, 2007). Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia dapat
dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan. Namun, proses perubahan
perilaku di masyarakat tidaklah mudah maka perlu dikembangkan strategi

3
serta langkah-langkah yang dapat mendukung upaya pemberdayaan
masyarakat agar mampu berperilaku hidup bersih dan sehat.
Kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan diarahkan pada upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan hal tersebut
diperlukan beberapa hal yang tertuang dalam misi promosi kesehatan yaitu;
1) Memberdayakan individu, keluarga, kelompok-kelompok dalam
masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga maupun melalui
pengorganisasian dan penggerakan masyarakat. 2) Membina suasana atau
lingkungan yg kondusif bagi terciptanya pola hidup bersih dan sehat
masyarakat. 3) Mengadvokasi para pengambil keputusan, penentu kebijakan
dan stakeholders lain, untuk kebijakan berwawasan kesehatan, integrasi
promosi kesehatan, kemitraan sinergis antara pusat, daerah, swasta dan LSM,
investasi di bidang promosi kesehatan dan kesehatan.
Mengingat pentingnya upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi
kesehatan dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional tersebut maka petugas promosi kesehatan atau pejabat fungsional
PKM harus memahami tentang kebijakan dan strategi pemberdayaan
masyarakat dan promosi kesehatan. Selain itu juga harus memahami peran
serta kewajiban pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan masyarakat
dan promosi kesehatan di era otonomi daerah atau desentralisasi.

A. Rumusan Masalah
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
C. Kebijakan pemerintah promosi kesehatan

4
D. Strategi dasar promosi kesehatan

B.Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
ini. Agar kami mahasiswa mengerti tentang bagaimana kebijakan pemerintah
dalam promosi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Promosi Kesehatan

5
1. Promosi Kesehatan diselenggarakan dalam rangka desentralisasi ke arah
otonomi daerah bidang Kesehatan  Indonesia sehat
Disebutkan dalam UU No.22 tahun 1999 tentang pemerintahan
Daerah. Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang pemerintah oleh
pemerintah kepada pemerintah daerah otonom dalam kerangka NKRI.
Dengan adanya desentralisasi diharapkan adanya peningkatan derajad
kesehatan masyarakat optimal berupa keadaan sehat dan produktif.
Sehingga untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2015 menurut UU No.36
tahun 1999 tentang Kesehatan diharapkan lebih mudah mencapai visi
tersebut.

2. Promosi Kesehatan tidak berdiri sendiri  terpadu dengan program


kesehatan sejak dari garis depan, kabupaten/kota, provinsi hingga nasional
 Tecermin dalam koordinasi penyusunan anggaran
Dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan Pemerintah daerah
mengajukan Rencana Tindakan, Strategi Pelaksanaan beserta Rancangan
Anggaran kepada Pemerintah Pusat yang selanjutnya dana tersebut
digunakan untuk merealisasikan program yang telah tersusun dalam
bidang kesehatan terutama upaya pengikatan kesehatan dengan promosi
kesehatan.
3. Promosi Kesehatan harus berlandaskan paradigma sehat
Paradigma Sehat merupakan cara pandang atau pola pikir atau model
pembangunan yang bersifat holistik. Melihat masalah kesehatan yang
bersifat lintas sektor dalam penyelesaian masalah tidak hanya berfokus
pada penyembuhan atau pemulihan kesehatan tetapi diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan.
4. Promosi Kesehatan harus didukung oleh kebijakan dan perundang-
undangan, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, JPKM, subsidi,
dll

6
a. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Promosi Kesehatan di
Puskesmas
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 4 tahun
2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
c. Kepmenkes No.128/MENKES/SK/II/2004 menyatakan bahwa
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
Kabupaten atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Sebagai UPT dari
dinas kesehatan kabupaten/kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian tugas teknis operasional dinas kesehatan
kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan
kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa
Indonesia, untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya kesehatan tersebut
dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu (1) upaya kesehatan wajib
dan (2) upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib
Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional dan global, serta mempunyai daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas. Upaya
kesehatan wajib tersebut adalah: (1) Promosi Kesehatan, (2) Kesehatan
Lingkungan, (3) Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana,
(4) Perbaikan Gizi Masyarakat, (5) Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular dan (6) Pengobatan. Upaya kesehatan
pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.

7
5. Strategi dasar: Advokasi, Bina Suasana dan Gerakan Pemberdayaan, yang
harus mengandung kemitraan
Kemitraan merupakan upaya yang melibatkan berbagai sektor dalam
mencapai tujuan bersama dalam mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan
kemitraan tersebut digunakan strategi dasar Advokasi, Bina Suasana dan
Gerakan Pemberdayaan.
6. Dinas kesehatan kabupaten/kota: koordinasi, tingkatkan dan bina
pemberdayaan masyarakat oleh puskesmas, rumah sakit, sarana kesehatan
lain; bina suasana dan advokasi tingkat kabupaten/kota
Program kegiatan yang dilaksanakan pemerintah kabupaten/kota
berdasarkan program yang dirancang pemerintah provinsi.

8
7. Dinas kesehatan provinsi: koordinasi, kembangkan dan fasilitas promosi
kesehatan kab/kota; memperkuat pemberdayaan masyarakat oleh
kabupaten/Kota; bina suasana dan advokasi tingkat provinsi.
Pemerintah membuat program kegiatan sesuai masalah kesehatan
yang ada di dinas kesehatan provinsi.
8. Pusat promosi kesehatan: kembangkan kebijakan nasional, pedoman dan
Standar; fasilitasi dan koordinasi promosi kesehatan daerah; bina Suasana
dan advokasi tingkat nasional
Promosi kesehatan di daerah dikembangkan dari kebijakan nasional
dan pedoman standar promosi kesehatan yang didukung adanya fasilitas
dan koordinasi promosi kesehatan dari pemerintah pusat dan daerah
dengan adanya bina suasana dan advokasi.
Kebijakan yang mengatur tentang promosi kesehatan adalah
Permenkes dan Kepmenkes.
9. Kemitraan adalah dalam rangka Good Governance
Dalam melaksanaan program promosi kesehatan diperlukan
kerjasama lintas sektoral baik dari pemerintah, swasta, masyarakat dan
LSM.
10. Promosi Kesehatan harus berdasar fakta  pendayagunaan data dalam
Perencanaan dan desain
Pada pelaksanaan promosi kesehatan yang lebih mengetahui
tentang kebutuhan kesehatan di berbagai tatanan layanan kesehatan
adalah pemerintah daerah sehingga diperlukan langkah otonomi /
desentralisasi terkait pelaksanaan promosi kesehatan.
11.Profil promosi kesehatan  sarana penyedia data dan benchmarking
Untuk melaksanakan promosi kesehatan perawat bekerjasama dengan
lintas sektor antara lain Puskesmas, dinas kesehatan sehingga promosi
kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang muncul
atau sesuai sasaran.

9
12. Peningkatan kemampuan promosi kesehatan dilakukan secara bertahap
Upaya promosi kesehatan yang dilakukan juga mengupayakan
pemberdayaan masayarakat setempat. Namun, upaya perberdayaan ini
harus melalui tahapan yang harus dilalui, dimulai dari upaya
mengenalkan apa yang jadi masalah terkait kesehatan, menumbuhkan
keinginan masyarakat untuk mau mengikuti promosi kesehatan dan pada
akhirnya masayarakat dapat melaksanakan upaya promosi kesehatan
secara mandiri untuk kesehatan.
13. Peningkatan Promosi Kesehatan: kembangkan sumber daya dan
infrastruktur (utamanya SDM)  tenaga ujung tombak harus
Ditingkatkan jumlah dan mutunya
Dalam meningkatkan pengembangan promosi kesehatan di bidang
keperawatan dibutuhkan sumber daya manusia yang seimbang antara
kualitas dan kuantitas sehingga diharapkan institusi pendidikan dalam
mencetak generasi perawat yang berdaya saing dan penyusunan jenjang
karir jelas yang memicu perawat untuk meningkatkan kualitas pribadi.
14. Pengembangan Sumber Daya Manusia promosi kesehatan 
profesionalisme dan kesejahteraan
Dalam mengembangkan promosi kesehatan dibutuhkan sumber
daya manusia (perawat) yang berkompeten dalam bidang promosi
kesehatan, untuk itu dilakukan pendidikan dan pelatihan. Melalui
pendidikan dan pelatihan akan didapat perawat yang mempunyai
kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Kompetensi dan
profesionalisme yang perawat miliki akan menujang jenjang karir yang
jelas, pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan perawat yang
bersangkutan.
15. Pengorganisasian Promosi Kesehatan harus memadai
Kegiatan promosi kesehatan perlu dikelola dengan baik oleh
penyedia layanan promosi kesehatan. Dalam pengelolaannya diperlukan
kerjasama atau kemitraan dari berbagai lintas sektoral.

10
B. Strategi Dasar Promosi Kesehatan
Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984) dalam Maulana
(2009), yakni advokasi, dukungan social, dan pemberdayaan. Sedangkan pada
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang
Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan No.1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan
Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama promosi kesehatan adalah
1) Pemberdayaan, 2) Bina Suasana, 3) Advokasi, serta dijiwai semangat, 4)
Kemitraan. Berdasarkan strategi dasar di atas maka strategi promosi
kesehatan Puskesmas juga dapat mengacu strategi dasar tersebut dan dapat
dikembangkan sesuai sasaran, kondisi Puskesmas, dan tujuan dari promosi
tersebut.
1. Advokasi (Advocacy)
Upaya pendekatan kepada pimpinan atau pengambil keputusan supaya
dapat memberikan dukungan, kemudahan dan semabcamnya dalam
upaya pembangunan kesehatan.
2. Dukungan sosial (Social Support) / Bina Suasana
Upaya membuat suasana yang kondusif atau menunjang pembangunan
kesehatan sehingga masyarakat terdorong untuk melakukan perilaku
hidup bersih dan sehat.
3. Pemberdayaan masyarakat (Empowerment)
Upaya memandirikan individu, kelompok, dan masyarakat agar
berkembang kesadaran, kemauan dan kemampuan di bidang kesehatan
atau agar secara proaktif, masyarakat mempraktekkan perilaku hidup
bersih dan sehat.
4. Kemitraan
Dalam pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi prinsip – prinsip
kemitraan harus ditegakkan. Ada tiga prinsip dasar kemitraan yang
harus diperhatikan dan dipraktikkan yakni :

11
1) Kesetaraan.
Kesetaraan menghendaki tidak diciptakannya hubungan yang
bersifat hierarki (atas – bawah) yang dilandasi kebersamaan atau
kepentingan bersama.
2) Keterbukaan.
Dalam setiap langkah menjalin kerja sama, diperlukan adanya
kejujuran dari masing – masing pihak.
3) Saling Menguntungkan
Solusi yang diajukan hendaknya selalu mengandung keuntungan
disemua pihak (win – win solution). Demikian juga dalam hubungan
antara Puskesmas dengan pihak donator.

Tabel 1 Strategi Promosi Kesehatan Keputusan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 585/MENKES/SK/V/2007
Strategi Sasaran Utama Hasil Tatanan

ADVOKASI Sasaran tertier Kebijakan • Rumah


Berwawasan
(Advocacy) DPRD, Ka Daerah, Tangga
Kesehatan
Ka Pusesmas • Institusi
Pendidikan
• Tempat Kerja
BINA SUASANA Sasaran sekunder: Kemitraan dan
Toma, PKK, Kader • Tempat
(Social Support) Opini
Umum
PEMBERDAYAAN Sasaran primer Gerakan • Sarana
(Empowerment) - Individu Masyarakat Kesehatan
- Unit kerja Mandiri

C. Kesimpulan

12
Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri, upaya
pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan merupakan pilar utama
yang mempengaruhi keberhasilan jenis layanan kesehatan lainnya. Tindakan
promosi kesehatan trsebut yaitu preventif, kuratif dan rehabilitative yang
dilaksanakan dalam bebagai sektor (pemerintah swasta, masyarakat, dan
LSM) sesuai dengan kebijakan yang ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2010). Promosi Kesehatan. Jakarta : Depkes RI.

Efendi, Feri dan Makhfudi. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

KEMENKES RI Nomor: 585/MENKES/SK/V/2010 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan
di Puskesmas.

Maulana, HDJ. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.

PERMENKES RI Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Promosi


Kesehatan Rumah Sakit.

14

Anda mungkin juga menyukai