Dosen pengampu :
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.
Disusun Oleh:
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu rijalul hadits merupakan suatu cabang ilmu hadits yang membahas
tentang kulitas dan kredibelitas perawi hadits yang dengannya akan dapat
menentukan kualitas dan memberikan penilaian terhadap periwayatannya. Dalam
arti lain juga mengartikan bahwa ilmu rijal al-hadits ialah ilmu yang membahas
tentang hal ihwah dan sejarah para perawi dari kalangan sahabat, tabi’in dan
tabi’ut tabi’in. Hal ini dilakukan oleh para pengkaji hadits agar apa yang
disampaikan oleh perawi itu memang seperti yang sebenarnya disampaikan oleh
Rasulullah.
Walaupun begitu, kegiatan ini bukanlah untuk mencari-cari kecacatan
dalam hadits atau ajaran Rasulullah melainkan untuk mempertahankan
keotentikan hadits-hadits yang dengan demikian akan lebih memperkokoh hadits
yang disampaikan.
Dalam kegiatan ini sebagian ulama yang bergelut di bidang hadits mulai
menyusun berbagai kitab tentang periwayat hadits yang berguna mempermudah
untuk mengetahui kualitas para periwayat-periwayat itu bagi para penurus dan
muhaddisin serta mukharrij lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Ilmu Hadits?
2. Apa saja Macam-Macam ilmu Hadits?
3. Bagaimana pertumbuhan Ulum Al Hadits?
4. Apa saja tingkatan Hadits?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Ilmu Hadits
2. Mengetahui Macam-macam ilmu Hadits
3. Mengetahui Pertumbuhan Ilmu Hadits
3
BAB II
ISI
Pendapat yang lengkap dan terbaik berkaitan dengan ilmu Hadis riwayat ini
sebagai berikut :
“Ilmu yang mencakup ucapan, perbuatan, ketetapan, sifat-sifat, periwayatan,
kekuatan, dan keaslian lafaznya1.”
1
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Studi Islam Komprrehensif. Jakarta. Prenadamedia group. 2018.
4
Selanjutnya, Muhammad Adib Shalih berpendapat :
“Adapun ilmu Hadis riwayah adalah ilmu yang didasarkan pada segala sesuatu
yang berasal dari Hadis Nabi SAW, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan,
ketetapan, sifat yang diperoleh darinya secara bebas, dan riwayat yang
mendalam dan kuat serta kekuatan lafaznya dengan pengetahuan dan amanah.”
Adapun sesuatu yang berasal dari Nabi Muhammad SAW dalam bentuk ucapan
antara lain, Hadis yang berbunyi :
“Hanya bahwasanya amal itu bergantung pada niatnya, dan bahwa pada setiap
orang memiliki niatnya sendiri-sendiri” (Riwayat Bukhari, Muslim dan Ibn
Hibban).
5
2. Ilmu Hadis Dirayah
Menurut Muhammad Adib Shalih, Ilmu Hadis Dirayah adalah :
“Ilmu yang dibangun atau pemikiran dan penelitian yang mendalam dalam rangka
mengetahui hakikat riwayat, syarat-syarat, macam-macam, hukum dan keadaan
perawi, dan Hadis yang diriwayatkan mencakup yang diterima dan ditolak dan
pemahaman nash. Dan yang diriwayatkan disini lebih umum dari yang sekedar
disandarkan kepada Nabi SAW, melainkan mencakup pula yang disandarkan
kepada sahabat dan tabi’in”
Definisi ilmu dirayah yang terbaik diberikan oleh al-Imam “Izzuddin bin
Jama’ah, dengan pendapatnya sebagai berikut : ilm biqanin yu’rafu biha ahwal al-
sanad wa al-matan. Artinya: ilmu yang berkaitan dengan kaidah-kaidah atau
aturan yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan sanad dan matan.
6
f. Ilmu Gharib al-Hadits
Ilmu yang menjelaskan makna kalimat yang terdapat dalam matan Hadis
yang sukar diketahui maknanya dan yang kurang terpakai oleh umum.
g. Ilmu Nasikh wa a-Mansukh
Ilmu yang menerangkan hadis yang sudah dimansukhkan ke yang
menasikhkannya.
h. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab Nabi menuturkan sabdanya dan
masa-masanya Nabi menuturkan itu.
i. Ilmu Talfiq al-Hadits
Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadis yang
berlawanan lainnya.
j. Ilmu Mushthalah ahl al-Hadits
Ilmu yang membahas tentang berbagai istilah yang digunakan para ahli
Hadis dan yang dikenal di kalangan mereka.
7
dibedakan antara Al-Qur’an dan Al-Hadis, juga karena para penulis sangat
terbatas. , Namun demikian, orang-orang tertentu yang hafalannya kurang,
terdapat pula sahabat yang memiliki catatan hadits milik pribadi.
8
jami’ , targhib, dan tahrib, hukum dan athraf, kitab-kitab istikhraj dan
istidrak, serta para tokoh hadits.
9
a. Hadits Shahih
Adalah hadits yang bersambung dengan cara penukilan yang adil, kuat
ingatannya berasal dari perawi yang kuat pula ingatannya hingga
terakhir serta tidak ada terdapat keraguan dan kecacatan didalamnya.
b. Hadits Hasan
Dapat diketahui melalui sumber dan perawi yang meriwayatkannya.
c. Hadits Dhaif
Hadits yang tidak memiliki ciri-ciri hadits shahih dan hadits hasan.
10
d. Hadits al-mudallis
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi hadits dari orang yang
hidup sezaman dengannya dan menjumpai sesuatu yang tidak
didengarnya dengan lafadz yang diragukan bahwa ia mendengar
darinya.
e. Hadits Mudtharib
Hadits yang diriwayatkan melalui berbagai jalur periwayatan atau
beberapa perawi yang saling bertentangan dari berbagai segi yang
berbeda-beda dan bersamaan yang tidak mungkin diantara berbagai
keadaan tsb dikompromikan.
f. Hadits Al-maqlub
Hadits yang terdapat pengulangan dan komplikasi pada matan dan
sanad.
g. Hadits al-syadz
Hadits yang perawinya hanya sendirian, baik kesendirian perawi tsb
dalam hal kuat hafalannya atau tidak, baik bertentangan dengan hadits
lain atau tidak.
h. Hadits al-munkar
Hadits yang diriwayatkan hanya oleh seorang perawi yang lemah
hafalannya yang bertentangan dengan perawi yang kuat hafalannya.
i. Hadits al-matruk
Hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah sebab
kelemahannya karena ia tertuduh berdusta dalam hadits, atau
menampakkan perbuatan fasik dengan ucapan, perbuatan, atau karena
sering banyak salah dan lupa.
j. Hadits al-mu’aliq
Hadits yang didalamnya terdapat cacat yang buruk, sedangkan secara
lahir terlihat selamat.
5. Hadits Maudhu
11
Hadits yang dibuat-buat atau diciptakan kemudian dengan sengaja
dihubungkan kepada Rasulullah SAW dan seterusnya2.
2
Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Studi Islam Komprrehensif. Jakarta. Prenadamedia group. 2018.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisis singkat tersebut, dapat dikemukakan catatan
penutup sebagai berikut :
Ulum al-Hadis adalah ilmu yang membahas berbagai hal yang berkaitan
dengan hadis, baik dari segi matan,sanad maupun perawinya dengan tujuan untuk
memilah dan memilih antara Hadis yang benar-benar berasal dari Rasulullah
SAW atau Hadis buatan.Ulum Al hadis lahir pada abad ke 5H sebagai reaksi atas
adanya upaya pemalsuan dan penolakan terhadap hadis,dan secara garis besar
Ulum al-Hadis terbagi menjadi 2 bagian,yaitu Ilmu Hadis Riwayah dan Ilmu
Hadis Dirayah.
Dengan bantuan ilmu hadis ini,maka dapat dibedakan antara hadis yang
mutawatir,hadis ahad yang terdiri dari hadis shahih,hadis hasan,hadis dhaif,hadis
marfu,hadis mauquf,dan hadis maqthu,dengan ilmu hadis dhaif dapat diketahui
berbagai macam hadis yang dhaif.Dengan cara demikian,maka sungguhpun hadis
pernah dipalsukan namun tetap dapat diketahui hadis yang benar-benar dari
Rasulullah SAW untuk diamalkan dan Hadis yang bukan berasal dari Rasulullah.
B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah
ini akan tetapi pada kenyataan nya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki.Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis.Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkansebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
13
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
14