Askep Ppok Rio dj-1
Askep Ppok Rio dj-1
Pada hari Sabtu tanggal 1 desember 2018 pukul 14.00 wita Tn. K. umur 54 tahun, alamat
Batu Agung, pekerjaan pegawai pabrik datang kerumah sakit umum negara dengan keluhan
utama sesak nafas disertai batuk. Sebelum dibawa kerumah sakit, untuk mengatasi sesak, pasien
mengatakan hanya membeli obat minyak angin di apotek. Karena pasien merasa dadanya terasa
sesak sehingga keluarga pasien membawa pasien ke rumah sakit umum Negara. Saat dilakukan
pengkajian tanggal 1 desember 2018 pukul 17.00 wita di ruang anggrek RSU Negara. Tn. K
mengatakan dada nya terasa sesak dan batuk, batuk sejak 2 bulan yang lalu disertai dahak, pasien
mengatakan pernah mengalami penyakit asma karena diturunkan oleh ayah pasien, pasien
mengatakan memiliki riwayat alergi debu, pasien mengatakan sering merokok dalam sehari
menghabiskan 4 batang rokok, keadaan umum pasien lemah dengan GCS: E4V5M5, pasien
mengatakan mengalami gangguan tidur, keluarga pasien mengatakan tidak mengetahui kenapa
kondisi pasien bertambah parah, keluarga pasien mengatakan pasien sesak pada malam hari.
Keluarga pasien tampak cemas, pernafasan pasien tampak cepat dan dangkal, nafas tidak adekuat
dengan saturasi O2: 90%, kebutuhan ADL dibantu oleh keluarga, warna kulit tampak pucat, TD
: 100/80 mmHg, RR : 30 x/menit, S : 36,5̊ C, N : 112 x/menit. Pada hasil foto thorax
emfisematous lung. Hasil lab DL: wbc 13,5, Hb 16, HCT 50,1, PLT 332, Hasil AGD: Ph 7,25,
PCO2 75,2, PO2 74,3.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. K
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PPOK
DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT UMUM NEGARA
TANGGAL 1 DESEMBER – 4 DESEMBER 2018
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. K
Umur : 54 tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pegawai pabrik
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Batu Agung
Tanggal Masuk : 1 Desember 2018 pukul: 14.00 wita
Tanggal Pengkajian : 1 Desember 2018 pukul: 17.00 wita
No. Register : 102019506
Diagnosa Medis : Paru Obstruksi Kronis
b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : pasien megatakan makan 2x sehari, dengan porsi habis, minum 8
gelas (air putih dan kopi), selama 24 jam minum 1700cc (air,
kopi) dan BB : 68 kg,
Saat sakit : pasien mengatakan makan 2x sehari, dengan habis 2 – 3 sendok
setiap porsi yang diberikan, selama 24 jam minum 1700 cc ( air,
kopi) dan BB : 68 kg.
c. Pola Eliminasi
1. BAB
Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari, dengan konsistensi
feses lembek, berwarna kuning kecoklatan tidak disertai darah.
Saat sakit : pasien mengatakan BAB 1x dalam sehari, dengan konsistensi
feses lembek, berwarna kuning kecoklatan tidak disertai darah.
2. BAK
Sebelum sakit : pasien mengatakan 5x dalam sehari, urine berwarna kekuningan
dan bau khas urine
Saat sakit : pasien mengatakan 5x dalam sehari, urine berwarna kekuningan
dan bau khas urine
d. Pola aktivitas dan latihan
1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan √
minum
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4:
tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : pasien mengatakan sebelum sakit dapat melakukan kegiatan sehari-
hari dengan baik.
Saat sakit : pasien mengatakan tidak bisa melakukan tugasnya dengan baik dan
banyak kegiatan sehari-harinya memerlukan bantuan orang lain, -
pasien mengatakan letih dan lemah setelah melakukan aktivitas
sehari-hari karena kesulitan bernafas.
i. Pola Aman
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak merasa terancam dengan segala penyakitnya
seperti batuk pilek.
Saat sakit : pasien mengatakan merasa terancam dengan penyakitnya karena
merasakan sesak nafas dan batuk sejak 3 bulan yll.
k. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan berkomunikasi dengan baik dengan siapun
Saat sakit : pasien mengatakan berkomunikasi tidak baik, karena kesulitan
menghirup udara
l. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan peran dalam keluarganya sebagai suami dan sebagai kepala rumah
tangga dari 3 anak nya. Dalam keluarga pasien mengatakan sudah menjalankan tugasnya
sebagai kepala rumah tangga yang mencari nafkah dan istrinya yang berperan sebagai ibu
rumah tangga yang baik dalam mengasuh anak – anaknya. Tn. K juga mengatakan peran
hubungan dalam keluarganya Tn. K sebagai seorang kakek yang terkadang mengasuh
cucu nya dikala Tn. K libur dalam pekerjaan untuk mencari kesenangan dan kenyamanan
sebagai seorang lanjut usia.
m. Pola Seksual-Reproduksi
Sebelum sakit : pasien mengatakan sudah menikah 60 tahun dan dikaruniai tiga
orang anak pertama dan kedua jenis kelamin laki – laki dan anak terakhir perempuan
Saat sakit : pasien mengatakan sudah menikah dan memiliki 3 orang anak,
pasien mengatakan saat sakit pasien mengatakan tidak dapat melakukan perannya sebagai
seorang suami.
o. Pola Nilai-Kepercayaan
Sebelum sakit : pasien mengatakan sembahyang 2x sehari di rumah tanpa bantuan
orang lain. Tn K. beragama Hindu dan Tn. K. percaya apapun yang
dia dan keluarganya alami, itu semua atas ijin Ida Sang Hyang
Widhi Wasa dan sebagai manusia Tn. K . dan keluarga hanya
menjalankan tugasnya sebagai umat beragama.
Saat sakit : pasien mengatakan sembahnyang 2x sehari di atas tempat tidur. Tn.
K. percaya apapun yang dia dan keluarganya alami, itu semua atas
ijin Ida Sang Hyang Widhi Wasa seperti kondisinya sekarang yang
berbaring lemah, Tn. K. dan keluarga tidak pernah menyalahkan
Tuhan karena Tuhan merupakan sang pencipta yang menciptakan
manusia dan penyakit yang akan dialami manusia.
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Composmetis E4V5M5
b. Tanda-tanda Vital : TD : 100/80 mmHg
RR : 30 x/menit
S : 36,5̊ C
N : 112 x/menit
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher
Inspeksi : warna rambut hitam, kuantitas rambut tipis, distribusi rambut merata,
kulit kepala tidak ada lesi, tidak ada ketombe, tidak ada benjolan,
bentuk kepala mesocephalus, posisi mata sejajar, konjungtiva anemis,
ikterus pada mata, mata tampak sayu, aurikula tidak ada lesi, liang
telinga tidak ada serumen, tidak ada kemerahan pada hidung, bibir
kering, leher tidak ada jaringan parut, tidak ada masa.
Palpasi : tekstur rambut kasar, kulit kepala tidak ada nyeri tekan dan benjolan,
kelopak mata tidak ada benjolan dan nyeri tekan, pada telinga tidak ada
benjolan dan nyeri tekan, pada hidung tidak ada nyeri tekan,
pembengkakan dan benjolan, pada leher denyut karotis teraba.
Auskultasi : pada arteri tidak terdengar bruit, pada kelenjar tiroid tidak terdengar
bruit.
b. Dada
· Paru
Inspeksi : simetris, bentuk dada barrel chest, terlihat meninggikan bahu untuk
bernafas, pengembangan dada kanan dan kiri sama.
Palpasi : pada dada tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur iga, tidak ada massa
Perkusi : pada dada suara yang dihasilkan sonor
Auskultasi : frekuensi dada 30x/menit, bunyi napas ronchi terdapat suara nafas
tambahan
· Jantung
Inspeksi : tidak ada thrill, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan.
Palpasi : letak jantung bagian atas RIC 2, bawah RIC5, kiri RIC V kiri 1 jari
media dari garis midclavicularis, bagian kanan parasternum kanan.
Perkusi : pada jantung suara yang dihasilkan redup
Auskultasi : bunyi jantung S1 dan S2, tidak ada bunyi tambahan.
d. Abdomen
inspeksi : tidak ada jaringan parut, tidak ada inflamasi, bentuk simetris.
Auskultasi : ada bising usus, tidak terdengar bruit.
Perkusi : pada abdomen dihasilkan bunyi timpani ( nyaring)
Palpasi : tidak ada nyeri lepas, nyeri tekan dan tidak ada massa.
e. Genetalia
Inspeksi : tidak ada ruam, tidak ada parut, tidak ada kutil.
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
f. Integumen
Inspeksi : warna kulit sawo matang, tidak ada sianosis, tidak ada lesi, tidak ada
benjolan
Palpasi : turgor kulit kurang elastis, kulit teraba kasar, akral teraba dingin.
g. Ekstremitas
1. Atas
Inspeksi : tidak ada atrofi dan dislokasi, siku tidak ada dislokasi, pergelangan
tangan rentang gerak normal, tidak deformitas, tidak ada
pembengkakan.
Palpasi : pada bahu, siku dan pergelangan tangan tidak ada benjolan, nyeri tekan,
peradangan, parut dan krepitasi.
2. Bawah
Inspeksi : rentang gerak pinggul tidak terbatas, tidak ada dislokasi, gaya berjalan
lambat, lutut sejajar, pergelangan kaki rentang gerak normal.
Palpasi : tidak ada peradangan, tidak ada nyeri tekan
h. Neurologis
· Status mental dan emosi
Tidak ada gangguan mental.
· Pengkajian saraf kranial
Dapat membedakan bau, ketajaman mata 20/25, bola mata dapat bergerak ke
segala arah, ada nyeri, ada kontraksi otot temporalis, ada refleks kornea, dapat
mengangkat kedua alis, dapat menutup mata dengan rapat, dapat memperlihatkan
gigi dan dapat tersenyum, dapat mendengar dengan baik, dapat menelan, dapat
mengeluarkan suara, dapat mengangkat bahu, lidah dapat bergerak kesegala arah.
· Pemeriksaan refleks
1. Biceps : Fleksi pada perkusi 2
2. Triceps : Ekstensi pada perkusi 2
3. Achilles percussion reflex : plantar fleksi pada perkusi 1
4. Knee percussion reflex : ekstensi pada perkusi 1
5. Babinsky : kelima jari kaki plantar fleksi
6. Kaku kuduk : dagu dapat menyentuh dada
7. Brudsinsky 1 : saat dagu akan ditekuk tidak muncul terasa nyeri.
8. Brudsinsky 2 : saat kaki kanan fleksi, kaki kiri ikut fleksi.
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Hasil lab DL: wbc 13,5, Hb 16, HCT 50,1, PLT 332, Hasil AGD: Ph 7,25, PCO2
75,2, PO2 74,3.
2. Pemeriksaan radiologi
Pada hasil foto thorax emfisematous lung.
3. Hasil konsultasi
Setelah melakukan konsultasi dengan dokter, pasien disarankan untuk tidak merokok,
memakai masker dan menjaga personal hygene.
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain
lanjutkan pemberian obat: nama, dosis, waktu, cara, indikasi
I. ANALISA DATA
DATA INTERPRETASI MASALAH
(Sesuai dengan
patofisiologi)
DS Peningkatan produksi Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan sputum Bersihan Jalan Nafas
DS
- pasien mengatakan tidak bisa Suplay O2 kurang ketubuh Intoleransi Aktivitas
melakukan tugasnya dengan
baik dan banyak kegiatan
sehari-harinya memerlukan
bantuan orang lain
- pasien mengatakan letih dan
lemah setelah melakukan
aktivitas sehari-hari karena
kesulitan bernafas
- pasien mengatakan
berkomunikasi tidak baik,
karena kesulitan
menghirup udara
DO
- Mata pasien tampak sayu,
lesu.
- gaya berjalan lambat
- ADL pasien tampak dibantu
keluarga dan alat